NIM : 10120002
TUGAS : PERTAMA KIMIA ANALISIS
TANGGAL : 06 September 2021
1. KIMIA ANALISIS
Kimia analisis adalah studi pemisahan, identifikasi, dan kuantifikasi komponen kimia dalam
bahan alam maupun buatan. Kimia analisis juga fokus pada peningkatan rancangan
percobaan, kemometri, dan pembuatan alat ukur baru agar dapat menyediakan informasi
kimia yang lebih baik. Kimia analisis telah diaplikasikan di bidang forensik, bioanalisis,
analisis klinik, analisis lingkungan, dan analisis bahan. Tujuan utama terbesar dari Kimia
Analitik adalah untuk memperoleh sejumlah besar (bio) informasi kimia yang berkualitas
tinggi, dan tujuan pengurangan utamanya untuk menggunakan lebih sedikit bahan (sampel,
reagen), waktu dan sumber daya manusia dengan biaya dan risiko minimal untuk analis dan
lingkungan.
Maksud dan tujuan Kimia Analitik memiliki dua sisi (dasar dan terapan); ini biasanya
bertentangan dan membutuhkan harmonisasi yang tepat. Dengan demikian, memastikan
kualitas metrologi yang tinggi mungkin tidak kompatibel dengan memperoleh hasil secara
cepat, ekonomis. Faktanya, memperoleh lebih banyak, informasi kimiawi (bio) yang lebih
baik biasanya membutuhkan lebih banyak waktu, bahan, dan sumber daya manusia, serta
mengambil risiko yang lebih besar.
2. SAMPEL
Sampel, contoh, atau cuplikan (Ing.: sample) merupakan bagian dari populasi yang
dipelajari dalam suatu penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi
populasi asalnya, tetapi bukan populasi itu sendiri.Sampel dianggap sebagai perwakilan dari
populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman
sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan
sampel, yaitu secara acak (random) dan tidak acak (non-random).
3. TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang merupakan
sebagian dari populasi tersebut, kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan).
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik
penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap
anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya menggunakan
nomor undian.
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel
penelitian.
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu.
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis ini
dilakukan berdasar kelompok / area tertentu.
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga
atau lebih.
4. TITRASI
Titrasari adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui
kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang
diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi.
Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan saat asam dan basa
tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan
perubahan warna dari indikator. Sementara itu, keadaan saat titrasi harus dihentikan tepat
pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi.
Untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik
ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih
indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna atau
trayek pH di sekitar titik ekivalen.
Sebagai contoh, pada label botol cuka makan umumnya terdapat informasi kadar cuka.
5. ANALISIS KUALITATIF
Analisis kimia kualitatif yaitu suatu rangkaian aktivitas analisis yang dilakukan untuk
mengetahui keberadaan (dapat juga identifikasi) suatu ion, unsur, atau senyawa kimia lain,
baik yang berupa organik maupun anorganik pada sampel yang dianalisa.
Tujuan analisis kimia kualitatif yaitu untuk bisa mengetahui keberadaan suatu unsur atau
senyawa kimia, baik itu organik maupun inorganik.
Contoh dari analisis kimia kualitatif adalah analisis pendahuluan. Untuk sampel padat analisis
pendahuluan meliputi warna, bau, bentuk, kelarutan, pemanasan dalam tabung uji dan uji
nyala. Sedangkan untuk sampel cair meliputi warna, bau, kelarutan serta keasaman. Contoh
analisis kimia kualitaitf lain adalah pemisahan kation dan anion dalam suatu sampel.
6. ANALISIS KUANTITATIF
Analisa kimia kuantitatif yaitu suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mengetahui
jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu sampel yang dianalisa. Tujuan analisis kimia
kuantitatif yaitu untuk bisa mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu sample.
Contoh metode analisis kimia kuantitatif adalah gravimetri dan titrimetri. Pada analisis
gravimetri, zat yang akan ditetapkan terlebih dahulu diubah menjadi suatu endapan yang
tidak larut kemudian dikumpulkan dan ditimbang. Pada analisis titrimetri, zat yang akan
ditetapkan kadarnya dibiarkan bereaksi dengan suatu pereaksi yang ditambahkan sebagai
larutan standar, kemudian volume larutan standar yang diperlukan agar reaksi sempurna
diukur. Contoh analisis kimia kuantitatif gravimetri adalah penentuan kadar kapur dalam air.
11. Penjepit Tabung menjepit tabung reaksi disaat proses pemanasan. Atau bisa
13. Mortar dan Alue Lesung dan Alu. Fungsi alat laboratorium ini adalah untuk
17. Batang Pengaduk memiliki beberapa fungsi, di antaranya: Penutup gelas kimia
ketika tengah proses pemanasan sampel (penguapan). Sebagai
tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator. Sebagai
tempat benda yang tengah berada dalam proses pengamatan
dan Sebagai tempat untuk menyimpan bahan yang akan
ditimbang.
19. Labu Destilasi Condesor adalah alat laboratorium yang memiliki fungsi
untuk mendinginkan cairan panas dan mengembunkan uap.
Alat ini memiliki beragam jenis bentuk, dengan di antaranya
adalah condesor graham, Vigreux kolom, condesor dimroth
(spiral), condesor Liebig (lurus), dan condesor Allihn (bulat).
22. Buret
26. Desikator
Tujuan
Dapat menentukan kadar sulfat dengan metode gravimetri.
Salah satu aplikasi dari analisis gravimetri adalah penentuan kadar sulfat. Sampel diduga
mengandung sulfat direaksikan dengan larutan barium klorida sehingga terbentuk endapan
barium sulfat (BaSO4). Untuk memperoleh kadar BaSO4 murni maka pengotor yang ada
pada endapan harus dihilangkan dengan pencucian menggunakan air yang telah dipanaskan
terlebih dahulu.
Alat
1. Gelas beker
2. Buret
3. Pipet
4. Gelas arloji
5. Pengaduk gelas
6. Corong
7. Gelas ukur
8. Kurs porselin
Bahan
1. Asam klorida
2. Barium klorida 10%
3. Kertas whatman
4. KHSO4
Cara Kerja
1. Timbang 0,3 g KHSO4 masukkan ke dalam gelas piala 400 mL yang dilengkapi
dengan pengaduk gelas dan gelas arloji sebagai penutup.
2. Larutkan dalam 25 mL air tambahan 1 mL asam klorida pekat, encerkan dengan air
sampai 200 mL.
3. Tambahkan dari buret tetes demi tetes 10 sampai 12 mL barium klorida 5% sambil
diaduk.
4. Diamkan mengendap selama 5 menit, uji larutan yang bening dengan satu tetes
barium klorida 10%. Uji dengan satu tetes barium klorida 10% dan harus tidak timbul
endapan lagi. Tutup gelas piala dengan gelas arloji, tempatkan di atas penangas air
mendidih selama 1 jam. Jaga volume cairan tidak kurang 150 mL.
5. Biarkan agak dingi selama 10 menit, saring endapan dengan kertas whatman 42.
Kumpulkan filtrat dalam gelas piala dengan 1 (satu) tetes barium klorida 10% harus
timbul kekeruhan.
6. Cuci endapan dengan air panas sampai bebas klorida. Pengujian bebas klorida
menggunakan 2 tetes perak nitrat.
7. Keringkan dan pijarkan endapan pada kurs porselin yang bobot tetapnya telah
diktahui sampai bebas karbon dan bobot tetap. Endapan barium sulfat berwarna putih.
8. Tentukan kadar sulfatnya.
Pembahasan
Analisa gravimetri adalah analisa dari berat suatu unsur yang terdapat dalam persenyawaan
dengan cara memisahkan unsur tersebut dari persenyawaannya kemudian ditimbang. Dalam
percobaan ini ditentukan kadar dari SO42- yang terdapat dalam persenyawaan BaSO4.
Percobaan ini dilakukan pertama-tama dengan menimbang sampel KHSO4 sebanyak 0,3
gram kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia 400 mL dan ditambahkan 1 mL asam
klorida pekat dalam gelas kimia tersebut dan kemudian ditetesi 10-12 tetes BaCl2 5% sambil
diaduk. Dan diamkan sampai mengendap. Kemudian diuji dengan BaCl2 10% sampai tidak
terbentuk endapan lagi. Penambahan BaCl2 ini bereaksi dengan KHSO4 untuk membentuk
BaSO4, reaksinya sebagai berikut:
HCl + KHSO4 → H2SO4 +KCl
H2SO4 +BaCl2 → BaSO4 +HCl
Setelah itu larutan tadi dipanaskan kira-kira sampai 1 jam dan jaga volume cairan tidak
kurang dari 150 mL. kemudian disaring dengan kertas whatman 42. Kemudian filtrat ditetesi
BaCl2 10% lagi dan ternyata tidak timbul endapan lagi, ini berarti filtrat sudah tidak
mengandung sulfat. Kemudian endapan yang terbentuk dicuci dengan air panas untuk
menghilangkan kandungan klorida dalam endapan BaSO4. Endapan diuji dengan 2 tetes
perak nitrat untuk menguji kandungan klorida.
Endapan tersebut lalu dikeringkan dan dipijarkan hingga kering dan terbentuk barium sulfat.
Kemudian didinginkan di dalam desikator selama kurang lebih 5 menit. Setelah itu endapan
ditimbang dan dihitung persen kadar dari barium sulfat yang didapatkan. Berdasarkan
percobaan didapatkan bahwa berat sampel KHSO4 yaitu 0,3 gram. Dan berat sulfat yang
didapat adalah 0,494 gram sehingga didapatkan persen kadar sulfat yaitu 66,953%.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa berat sulfat yang
dihasilkan adaah 0,494 gram dan persen kadar rata-rata dari barium sulfat berdasarkan analisa
gravimetri yang dilakukan adalah 66,953%.
9. PERMANGANOMETRI
Permanganometri merupakan titrasi redoks yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Titrasi ini melibatkan dua tahapan, yakni titrasi analit dengan larutan
kalium permanganat dan kemudian standardisasi kalium permanganat dengan larutan natrium
oksalat. Titrasi melibatkan manipulasi volumetrik untuk mempersiapkan larutan
analit.Bergantung pada bagaimana titrasi dilakukan, ion permanganat dapat direduksi
menjadi Mnx, di mana x adalah +2, +3, +4 and +6. Menggunakan permanganometri dapat
mengestimasi secara kuantitatif kehadiran dari Fe+2, Mn+2, Fe+2 dan Mn+2 ketika keduanya
hadir sebagai campuran.
Meski Iodometri dan Iodimetri memiliki beberapa persamaan dan juga merupakan
termasuk kedalam metoda redoks tetapi keduanya memilki beberapa perbedaan diantaranya :
Iodometri Iodimetri
Termasuk kedalam Reduktometri Termasuk kedalam Oksidimetri
Larutan Na2S2O3 (Tio) sebagai penitar Larutan I2 sebagai Penitar (Titran)
(Titran)
Penambahan Indikator Kanji disaat Penambahan Indikator kanji saat awal
mendekati titik akhir. penitaran
Termasuk kedalam Titrasi tidak langsung Termasuk kedalam Titrasi langsung
Oksidator sebagai titrat Reduktor sebagai titrat