Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH TUGU SIMPANG TINJU

Penelitian Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester


Islam dan Budaya Minangkabau

OLEH :

Nama : Rizki Pratama Putra


NIM : 1916040043

Dosen Mata Kuliah : Dr. Sobri, S.Hi, M.A

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya untuk menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Sejarah Tugu Simpang Tinju”
ini. Shalawat beriringan salam kami sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti saat ini.

Dalam menyusun makalah ini, kami mendapatkan banyak dukungan dan masukan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Sobri, S.Hi, M.A yang telah mengarahkan dan membimbing penulis
selama proses perkuliahan.
2. Teman-teman dan semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang.

Padang, 6 Mei 2020

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah .......................................................................................... 3
II. PEMBAHASAN
A.     Sejarah Tugu Simpang Tinju............................................................. ....... 4
B. Tingkat Keberagaman Masyarakat Simpang Tinju............................ 5
B.     Adat Istiadat yang Berlaku Di Simpang Tinju.................................. ....... 6
C.    Pelanggaran Agama dan Adat yang sering terjadi Di Simpang Tinju ....... 7
D.    Analisis Tugu Simpang Tinju...................................................... ....... 8
III. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR RUJUKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap sejarah yang ada di sekitarnya,
membuat peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di daerah tersebut kurang nilai
sejarahnya, sehingga jiwa patrionalisme masyarakat akan peninggalan-peninggalan
sejarah tersebut tidak tumbuh subur, terfokus lagi pada tugu bersejarah di kota Padang
yakni tugu simpang tinju yang terletak dipersimpangan jalan Gajah Mada dan Jhoni
Nnwar, Kelurahan Kampung Olo, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang yang dikenal
warga kota padang sebagai tugu simpang tinju.
Jika dibahas ampir semua waraga kota Padang mengetahui dengan tugu simpang
tinju ini, namun jika ditanya mengenai nilai dan makna yang terkandung pada tinju
tersebut tak banyak mengetahuiya, hal ini merupakan fenomena yang cukup tragis.
Tugu Simpang tinju ini diresmikan oleh walikota padang Syahrul Ujud pada
tanggal 19 Juli 1983, monumen bagindo Aziz Chan ini tetap berdiri kokoh hingga
sekarang ini. Monumen ini dibuat untuk mengenang perjuangan Bagindo Aziz Chan
mempertahankan kota Padang dari Upaya Belanda memperluaskan daerah kekuasanya di
kota Padang.
Pada dinding monumen ini tertulis, “ Di sini Bagindo Aziz Chan Gugur saat
menjabat menjadi Walikota Padang tanggal 17 Juli 1947. Dan pada sisi lainnya tertulis,
“ Bulatkan Tekad Dalam Perjuangan Walikota Padang Bagindo Aziz Chan”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Tugu Simpang Tinju ?
2. Apa Saja Keberagaman adat masyarakat Tugu Simpang Tinju ?
3. Apa Saja Adat yang Masih Berlaku oleh warga Simpang Tinju ?
4. Apa pelanggaran Agama dan Adat yang terjadi di Simpang Tinju ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Sejarah Tugu Simpang Tinju
2. Untuk Mengetahui Keberagaman Adat yang Masih Ada Di Simpang Tinju
3. Untuk Mengetahui Adat yang Masih Berlaku Di simpang Tinju
4. Untuk Mengetahui Pelanggaran Agama dan Adat yang masih terjadi di Simpang
Tinju
D. Sumber Data Penelitian
Penulis mendapatkan data penelitian ini dari orang tua penulis dan uwak
penulis yang dimana beliau merupakan tokoh yang mengetahui sedikit tentang sejarah
simpang tinju ini yang diceritakan oleh orang tua dari ibu dan ayah saya dimasa dulu.
Dan sekarng diceritakan kepada anaknya sebagai bantuan untuk menyelesaikan
penelitian ini
1. Gusmannidar (Ibu)
No Hp : 081372768989
2. Syaifullah (Ayah)
No Hp : 085272507850
3. Ermawati (Uwak)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Tugu Simpang Tinju
Awal mula tugu simpang tinju ini bernama “Smpang Kandih/Kandis”, dinamakan
simpang kandis/kandih, karena pada sekitar persimpangan tersebut banyak batang
kandis, oleh karena itu persimpangan tersebut bermula dengan sebutan simpang
kandis/kandih. (Narasumber : Gusmanidar )
Nama Simpang Tinju ini munjul setelah gugurnya Bapak Walikota pertama Kota
Padang, Bagindo Aziz Chan yang wafat dikarenakan ditembak oleh pasukan Tentara
Belanda disaat Bagindo Aziz Chan ingin pergi ke Bukittinggi untuk melaporkan keadaan
Kota Padang yang sangat kacau pada saat itu.
Disaat menuju diperjalanan tepatnya Di Simpang Ulak Karang mobil Bagindo
Aziz Chan diberhentikan oleh Pasukan Tentara Belanda yang berpura-pura minta tolong
menghentikan kekacauan yang dilakukan oleh Akstrimis di daerah Lapai. Bersama
Tentara Belanda, Bagindo Aziz Chan pergi ke lapai melihat kekacauan tersebut, namun
pada saat itu juga lah merupakan Keluarga melihat Bagindo Aziz Chan utuk terakhir
kalinya dalam keadaan hidup.
Dan setelah itu Tentara Belanda Membunuh Bagindo Aziz Chan degan sennjata
dari belakang dan darahnya atau gurgurnya Bagindo Aziz Chan tersebut tepat di
perimpangan tersebut.
Setelah gugurnya Bagindo Aziz Chan tersebut, maka dibuat lah tugu tersebut
yang dikenalkan sampai sekarang ini dengan sebutan “Tugu Simpang Tinju” yang
diresmiskan oleh Walikota Kota Syahrul Ujud pada tahun 1983 setelah bertahun-tahun
gugurnya Bagindo Aziz Chan. ( Narasumber : Ermawati )
Pada 2005, giliran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menerbitkan
Kepres Nomor 082/TK/2005, mengangkat Bagindo Aziz Chan sebagai pahlawan
Nasional. Beliau mengatakan darah Bagindo Aziz Chan yang tertumpah disekitaran
Simpang Tinju terus hidup jadi semangat dalam kepalan monumen itu sepanjang waktu.

B. Tingkat Keberagaman Masyarakat Simpang Tinju


Tingkat keberagaman mayarakat di Simpang Tinju sangatlah tinggi dan memili
warga dengan suku-suku yang berbeda seperti Sikumbang, Guci, Malinsiang, Chaniago,
dll, tetapi mayoritas warga disekitar simpang tinju itu sukunya Guci. dikarenakan
mayoritas warga disekitar sana bersuku Guci sehingga nama Kampungnya “Kampung
Guci”. Meskipun warga simpang tinju itu memiliki berbagai macam suku disekitarnya,
namun warga yang berbeda suku tersebut saling tolong menolong, saling berbuat baik
dan saling menghormati satu sama lain.
Menurut buk Ermawati keberagaman masyarakat simpang tinju dalam
peribadatan dan penegakan syariat islam sangatlah baik, karena warga terkususnya kaum
ibuk-ibuk mengadakan pengajian islam yang dilaksanakan satu kali seminggu yang
tepatnya dihari Kamis dengan mendatangkan ustadz penceramah. Dengan contoh
tersebut itu menunjukkan bahwa tingkat keberagaman masyarakat dalam peribadatan dan
penegakan islam sangat lah tinggi. Dan dengan pengajian tersebut dapat membuat warga
meningkatkan keilmuannya terhadap ajaran agama islam dan menambah wawasannya
mengenai agama islam secara mendalam.

C. Adat Istiadat yang Berlaku di Simpang Tinju


1. Masyarakat sekitaran Simpang Tinju saling berbuat baik dan saling hormat
menghormati.
2. Masyarakat sekitaran Simpang Tinju selalu menjaga ucapannya agar tidak menyinggu
satu sama lain.
3. Masyarakat sekitaran Simpang tinju masih mentradisikan keberagaman budaya
diminangkabau seperti sebagai berikut.
 Berlimau (Membersihan Diri) yang dilakukan dilakukan H-1 Menjelang Bulan
Ramadhan, yang biasanya dilakukan oleh masyarakat minang di sungai atau
dipemandian. yang bermakna untuk mensucikan diri dan memaaf-maafkan satu
sama lain sebelum menyambut bulan Ramadhan.
 Seminggu atau beberapa hari sebelum bulan Ramadhan, masyarakat simpang tinju
masih berziarah ke kuburan keluarganya, yang dimana disitu mereka
membersihkan kuburan tersebut dan mendoakan keluarganya yang telah meninggal
dapat diterima disisi Allah SWT dan dihapuskan segala dosanya selama mereka
masih hidup.
 Baralek ( Pesta pernikahan), kegiatan ini dilakukan sebagai tanda bahwa didaerah
tersebut ada orang yang menikah dengan mengadakan pesta serta mengundang
warga sekitar untuk mengikuti pesta pernikahan tersebut.
 Hakikahan, Kegiatan ini dilaksanakan setelah ada seseorang warga yang baru
melahirkan dan setelah 7 hari bayi itu lahir maka diadakan hakikahan untuk
menyambut sang bayi datang ke muka bumi ini, dan diperkenalkan kepada
saudara-saudaranya. ( Narasumber : Syaifullah )

D. Pelanggaran Agama dan Adat di Simpang Tinju


 Remaja yang berada disekitar simpang tinju masih melakukan tawuran
 Remaja disekitarnya simpang tinju disaat bulan puasa ini apalagi sebelum shalat
tarawih mereka berkumpul bersama-sama serta bercanda ria dan membuat warga yang
berada dimushalla terganggu.
 Dan masih ada juga disekitaran simpang tinju anak-anak yang masih tidak
menghormati orang yang lebih besar darinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinamakan simpang tinju, karena dipersimpangan jalan tersebut tepatnya
ditengah-tengah jalan tersbut. ada patung kepalam tangan atau juga dikenal dengan
istilah tinju. Simpang tinju ini merupakan monumen perjuangan Walikota pertama
Bagindo aziz Chan yang mempertahankan Kota Padang dari Tentara Belanda yang ingin
merebut Kota Padang dengan memperluas daerah kekuasaannya.
Nama Simpang Tinju ini munjul setelah gugurnya Bapak Walikota pertama Kota
Padang, Bagindo Aziz Chan yang wafat dikarenakan ditembak oleh pasukan Tentara
Belanda disaat Bagindo Aziz Chan ingin pergi ke Bukittinggi untuk melaporkan keadaan
Kota Padang yang sangat kacau pada saat itu.
Disaat menuju diperjalanan tepatnya Di Simpang Ulak Karang mobil Bagindo
Aziz Chan diberhentikan oleh Pasukan Tentara Belanda yang berpura-pura minta tolong
menghentikan kekacauan yang dilakukan oleh Akstrimis di daerah Lapai. Bersama
Tentara Belanda, Bagindo Aziz Chan pergi ke lapai melihat kekacauan tersebut, namun
pada saat itu juga lah merupakan Keluarga melihat Bagindo Aziz Chan utuk terakhir
kalinya dalam keadaan hidup.
Tingkat keberagaman mayarakat di Simpang Tinju sangatlah tinggi dan memili
warga dengan suku-suku yang berbeda seperti Sikumbang, Guci, Malinsiang, Chaniago,
dll, tetapi mayoritas warga disekitar simpang tinju itu sukunya Guci. dikarenakan
mayoritas warga disekitar sana bersuku Guci sehingga nama Kampungnya “Kampung
Guci”. Meskipun warga simpang tinju itu memiliki berbagai macam suku disekitarnya,
namun warga yang berbeda suku tersebut saling tolong menolong, saling berbuat baik
dan saling menghormati satu sama lain.
Adat Istiadat yang masih ada di Simpang tinju seperti, Baralek, Berziarah ke
kuburan sebelum bulan puasa, hakikahan, berlimau. Pelanggaran yang masih ada
disekitar daerah simpang tinju masih banyak juga yang membuat warga juga lelah
melihat hal tersebut yang dilakukan oleh remaja-remaja disekitar simpang tinju ini.

B. Saran
Saya menyadari bahwa penelitian yang penulis lakukan ini jauh dari kata
kesempurnaan, dan laporan penelitian ini ada kekurangan dan kelebihannya. Oleh karena
itu penulis mengaharapkan adanya kritikan dan sanggahan serta saran dari pembaca yang
bertujuan untuk memperbaiki laporan penelitian yang sudah saya buat. mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna dan saran yang membangun penulis untuk menyempurnakan
penelitian ini.
Mudah-mudahan laporan ini bisa dipahami oleh pembaca dan menambah
pengetahuan pembaca khususnya juga penulis dalam mengenal lagi sejarah-sejarah yang
ada dikota padang terutama yang penulis bahas tadi tentang “Sejarah Tugu Simpang
Tinju” dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. sebelumnya penulis meminta
maaf jika terdapat kalimat atau kata-kata yang kurang berkenan berada dilaporan ini
yang kurang berkenan dan penulis memohon kritikan dan saran yang membangun dari
pembaca demi memperbaiki laporan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai