OLEH :
AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya untuk menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Sejarah Tugu Simpang Tinju”
ini. Shalawat beriringan salam kami sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita kepada alam yang berilmu pengetahuan seperti saat ini.
Dalam menyusun makalah ini, kami mendapatkan banyak dukungan dan masukan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Sobri, S.Hi, M.A yang telah mengarahkan dan membimbing penulis
selama proses perkuliahan.
2. Teman-teman dan semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap sejarah yang ada di sekitarnya,
membuat peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada di daerah tersebut kurang nilai
sejarahnya, sehingga jiwa patrionalisme masyarakat akan peninggalan-peninggalan
sejarah tersebut tidak tumbuh subur, terfokus lagi pada tugu bersejarah di kota Padang
yakni tugu simpang tinju yang terletak dipersimpangan jalan Gajah Mada dan Jhoni
Nnwar, Kelurahan Kampung Olo, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang yang dikenal
warga kota padang sebagai tugu simpang tinju.
Jika dibahas ampir semua waraga kota Padang mengetahui dengan tugu simpang
tinju ini, namun jika ditanya mengenai nilai dan makna yang terkandung pada tinju
tersebut tak banyak mengetahuiya, hal ini merupakan fenomena yang cukup tragis.
Tugu Simpang tinju ini diresmikan oleh walikota padang Syahrul Ujud pada
tanggal 19 Juli 1983, monumen bagindo Aziz Chan ini tetap berdiri kokoh hingga
sekarang ini. Monumen ini dibuat untuk mengenang perjuangan Bagindo Aziz Chan
mempertahankan kota Padang dari Upaya Belanda memperluaskan daerah kekuasanya di
kota Padang.
Pada dinding monumen ini tertulis, “ Di sini Bagindo Aziz Chan Gugur saat
menjabat menjadi Walikota Padang tanggal 17 Juli 1947. Dan pada sisi lainnya tertulis,
“ Bulatkan Tekad Dalam Perjuangan Walikota Padang Bagindo Aziz Chan”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Tugu Simpang Tinju ?
2. Apa Saja Keberagaman adat masyarakat Tugu Simpang Tinju ?
3. Apa Saja Adat yang Masih Berlaku oleh warga Simpang Tinju ?
4. Apa pelanggaran Agama dan Adat yang terjadi di Simpang Tinju ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Sejarah Tugu Simpang Tinju
2. Untuk Mengetahui Keberagaman Adat yang Masih Ada Di Simpang Tinju
3. Untuk Mengetahui Adat yang Masih Berlaku Di simpang Tinju
4. Untuk Mengetahui Pelanggaran Agama dan Adat yang masih terjadi di Simpang
Tinju
D. Sumber Data Penelitian
Penulis mendapatkan data penelitian ini dari orang tua penulis dan uwak
penulis yang dimana beliau merupakan tokoh yang mengetahui sedikit tentang sejarah
simpang tinju ini yang diceritakan oleh orang tua dari ibu dan ayah saya dimasa dulu.
Dan sekarng diceritakan kepada anaknya sebagai bantuan untuk menyelesaikan
penelitian ini
1. Gusmannidar (Ibu)
No Hp : 081372768989
2. Syaifullah (Ayah)
No Hp : 085272507850
3. Ermawati (Uwak)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Tugu Simpang Tinju
Awal mula tugu simpang tinju ini bernama “Smpang Kandih/Kandis”, dinamakan
simpang kandis/kandih, karena pada sekitar persimpangan tersebut banyak batang
kandis, oleh karena itu persimpangan tersebut bermula dengan sebutan simpang
kandis/kandih. (Narasumber : Gusmanidar )
Nama Simpang Tinju ini munjul setelah gugurnya Bapak Walikota pertama Kota
Padang, Bagindo Aziz Chan yang wafat dikarenakan ditembak oleh pasukan Tentara
Belanda disaat Bagindo Aziz Chan ingin pergi ke Bukittinggi untuk melaporkan keadaan
Kota Padang yang sangat kacau pada saat itu.
Disaat menuju diperjalanan tepatnya Di Simpang Ulak Karang mobil Bagindo
Aziz Chan diberhentikan oleh Pasukan Tentara Belanda yang berpura-pura minta tolong
menghentikan kekacauan yang dilakukan oleh Akstrimis di daerah Lapai. Bersama
Tentara Belanda, Bagindo Aziz Chan pergi ke lapai melihat kekacauan tersebut, namun
pada saat itu juga lah merupakan Keluarga melihat Bagindo Aziz Chan utuk terakhir
kalinya dalam keadaan hidup.
Dan setelah itu Tentara Belanda Membunuh Bagindo Aziz Chan degan sennjata
dari belakang dan darahnya atau gurgurnya Bagindo Aziz Chan tersebut tepat di
perimpangan tersebut.
Setelah gugurnya Bagindo Aziz Chan tersebut, maka dibuat lah tugu tersebut
yang dikenalkan sampai sekarang ini dengan sebutan “Tugu Simpang Tinju” yang
diresmiskan oleh Walikota Kota Syahrul Ujud pada tahun 1983 setelah bertahun-tahun
gugurnya Bagindo Aziz Chan. ( Narasumber : Ermawati )
Pada 2005, giliran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menerbitkan
Kepres Nomor 082/TK/2005, mengangkat Bagindo Aziz Chan sebagai pahlawan
Nasional. Beliau mengatakan darah Bagindo Aziz Chan yang tertumpah disekitaran
Simpang Tinju terus hidup jadi semangat dalam kepalan monumen itu sepanjang waktu.
B. Saran
Saya menyadari bahwa penelitian yang penulis lakukan ini jauh dari kata
kesempurnaan, dan laporan penelitian ini ada kekurangan dan kelebihannya. Oleh karena
itu penulis mengaharapkan adanya kritikan dan sanggahan serta saran dari pembaca yang
bertujuan untuk memperbaiki laporan penelitian yang sudah saya buat. mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna dan saran yang membangun penulis untuk menyempurnakan
penelitian ini.
Mudah-mudahan laporan ini bisa dipahami oleh pembaca dan menambah
pengetahuan pembaca khususnya juga penulis dalam mengenal lagi sejarah-sejarah yang
ada dikota padang terutama yang penulis bahas tadi tentang “Sejarah Tugu Simpang
Tinju” dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. sebelumnya penulis meminta
maaf jika terdapat kalimat atau kata-kata yang kurang berkenan berada dilaporan ini
yang kurang berkenan dan penulis memohon kritikan dan saran yang membangun dari
pembaca demi memperbaiki laporan penelitian ini.