Anda di halaman 1dari 15

RUANG LINGKUP ETIKA PROFESI KEGURUAN

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah Etika dan
Pengembangan Profesi Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh:

St. Aminah Mukrimah


20800121004

Mura Wisnawati
20800121027

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam yang memberikan penerangan

dan petunjuk kepada manusia. Dialah zat yang telah memberikan banyak

kenikmatan yang masih kita rasakan sampai saat ini. Shalawat serta salam selalu

tercurah kepada junjungan dan tauladan kita semua, Rasulullah SAW, juga kepada

keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya. Karena jasa-jasa beliaulah kita

dapat mengenal dan merasakan indahnya Islam.

Kenikmatan yang kami rasakan tidak lantas membuat kami berleha-leha dan

bermalas-malas. Kami mencoba untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini

dengan sebaik-baiknya. Makalah Etika dan Pengembangan Profesi Keguruan

dengan judul “Ruang Lingkup Etika Profesi Keguruan”.

Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan

tentang Ruang Lingkup Etika Profesi Keguruan. Makalah ini tidak lepas dari

kekurangan karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Tetapi kami

berusaha untuk membagi ilmu dan wawasan yang telah kami rangkum dalam

makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadi rujukan dalam

memproleh ilmu pengetahuan.

Samata, Maret 2023

Penulis

ii
ii
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1-2
A. Latar Belakang .....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3-9
A. Konsep Etika Profesi ............................................................................................3
B. Profesionalisme Guru ..........................................................................................5
C. Ruang Lingkup Etika Profesi Keguruan ............................................................7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................10
A. Kesimpulan .........................................................................................................10
B. Saran ...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang berperan

serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,

sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti

khusus dapat dikatakan bhwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab

untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan

tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai ‘pengajar’ yang

melakukan transfer of knowledge tetapi juga sebagai ‘pendidik’ yang

melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai ‘pembimbing yang

memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Peran guru

sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk mencerdaskan

kehidupan peserta didik. Karena itu, di pundak guru terdapat tanggung jawab

yang melekat secara terus menerus sampai akhir hayat. 1

Menyadari peran tersebut, maka pertumbuhan pribadi (personal growth)

maupun pertumbuhan profesi (professional growth) guru harus terus menerus

mengembangkan serta mengikuti atau membaca informasi yang baru, dan

mengembangkan ide-ide yang kreatif. Hal ini dimaksudkan agar eksistensi guru

tidak ketinggalan zaman. Dengan selalu memperhatikan setiap perubahan

informasi, guru memperoleh bekal baru yang dapat menjadi semangat dan

1
https://www.scribd.com/document/362901600/Ruang-Lingkup-Etika-Profesi-Guru di
akses Pada Tanggal 17 Maret 2023

1
2

motivasi untuk menciptakan situasi proses belajar mengajar yang lebih

menyenangkan bagi siswa.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah pada Makalah Ini Yaitu Apa Saja Ruang

Lingkup dari Etika Profesi Keguruan.

C. Tujuan

Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Etika Profesi Keguruan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Etika Profesi

Supriadi (1998:95) mengemukakan "Profesi menunjuk pada suatu

pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan

terhadap pekerjaan tersebut". Menurut World Confederation of Organization

for Teaching Profession (WCOTP), profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan

yang biasanya memerlukan persiapan yang relatif lama dan khusus pada tingkat

pendidikan tinggi yang pelaksanaannya diatur oleh kode etik tersendiri, dan

menuntut tingkat kearifan atau kesadaran serta pertimbangan pribadi yang

tinggi. Berdasarkan pernyataan WCOTP, batasan tentang profesi tampaknya

lebih akademis dan formal, karena suatu pekerjaan sebagai sebuah profesi harus

diperoleh melalui jenjang pendidikan tinggi yang dilaksanakan dalam waktu

yang relatif lama dan memiliki kode etik. Dalam literatur yang lain

dikemukakan bahwa profesi adalah suatu pernyataan atau janji terbuka bahwa

seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam

arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan

itu. Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa profesi memiliki

makna suatu jabatan atau pekerjaan, profesi adalah suatu pernyataan atau janji

terbuka, profesi mengandung unsur pengabdian. Sementara untuk memahami

apakah suatu pekerjaan dapat dikatakan sebagai suatu profesi atau tidak, kita

perlu memahami ciri-ciri profesi tersebut. Dalam Tim MKDP UPI (2019:7)

3
4

World Confederation of Organization for Teaching Profession (WCOTP)

memberikan ciri-ciri profesi sebagai berikut:

1. Profesi adalah panggilan jiwa.

2. Fungsinya telah terumuskan dengan jelas.

3. Menetapkan persyaratan-persyaratan minimal untuk dapat melakukannya

(kualifikasi pendidikan, pengalaman, keterampilan).

4. Mengenakan disiplin kepada seluruh anggotanya dan biasanya bebas dari

campur tangan kekuasaan luar.

5. Berusaha meningkatkan status ekonomi dan sosial para anggotanya.

6. Terbentuk dari disiplin intelektual masyarakat terpelajar dengan anggota-

anggota dan terorganisasi.

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada

profesi, yaitu adanya pengetahuan khusus, memiliki keterampilan karena

pendidikan, pelatihan, dan pengalaman bertahun-tahun, adanya kaidah &

standar moral yang sangat tinggi berdasarkan kode etik profesi, mengabdi pada

kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan

kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat, ada izin khusus untuk

menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan

kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,

keamanan dan kelangsungan hidup, maka untuk menjalankan suatu profesi


5

terlebih dahulu harus ada izin khusus, kaum profesional biasanya menjadi

anggota dari suatu profesi.2

B. Profesionalisme Guru

Guru merupakan bagian internal dari sebuah organisasi pendidikan yang

memiliki fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam rangka

mencapai tujuan pembangunan bangsa dalam bidang pendidikan. Guru menjadi

ujung tombak pelaksanaan berbagai macam program pendidikan melalui

kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga berhasil atau tidak, berkualitas atau

tidak program-program pendidikan yang dirancang oleh penentu kebijakan

pendidikan, salah satunya akan sangat tergantung kepada kinerja dan

profesionalisme para guru. Bersamaan dengan hal tersebut, masyarakat modern

seperti sekarang ini selalu menuntut terpenuhinya kebutuhan pendidikan yang

baik dan berkualitas bagi putra-putrinya. Kebutuhan guru ini meningkat dengan

adanya lembaga pendidikan calon guru untuk menghasilkan guru yang

profesional. Masyarakat semakin menantang, mengharuskan dan menuntut

terselenggaranya pendidikan yang dikelola dengan profesional. Salah satunya

adalah tersedianya guru yang profesional. Tuntutan global dan kehidupan

modern mendorong profesionalisme dalam bidang pendidikan pada umumnya

dan profesionalisme guru pada khususnya menjadi mutlak segera diwujudkan.

Berbicara tentang kebutuhan akan profesionalisme lahir konsep Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB), dilatarbelakangi oleh keyakinan bahwa guru

2
Indahyanti dan Fidya Arie Pratama, Etika Profesi Keguruan (Cirebon:K-Media) 2016
hal. 86
6

adalah bagian integral dari organisasi pendidikan di sekolah/madrasah agar

sebuah organisasi termasuk organisasi pendidikan mampu menghadapi

perubahan dan ketidakpastian yang menjadi ciri kehidupan modern, Senge

(2000) mengingatkan perlunya mengembangkan sekolah/madrasah sebagai

sebuah organisasi pembelajar. Diantara karakter utama organisasi pembelajar

adalah senantiasa mencermati perubahan internal dan eksternal yang diikuti

dengan upaya penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan eksistensinya.

Syarat mutlak terciptanya organisasi pembelajar adalah terwujudnya

masyarakat pembelajar di tubuh organisasi tersebut. Ini dapat dengan mudah

dipahami mengingat kinerja organisasi secara tidak langsung adalah produk

kinerja kolektif semua unsurnya termasuk Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh

sebab itu, dalam konteks sekolah/madrasah, guru secara individu maupun

secara bersama- sama dengan masyarakat seprofesinya harus didorong untuk

menjadi bagian dari organisasi pembelajar melalui keterlibatannya secara sadar

dan sukarela serta terus-menerus dalam berbagai kegiatan belajar guna

mengembangkan profesionalismenya. Untuk itu, sebagai bentuk aktualisasi

tugas guru sebagai tenaga profesional, maka pemerintah melalui Kementerian

Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang- Undang Nomor

20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang No 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memfasilitasi guru

untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan. Program

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini diarahkan untuk dapat


7

memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan

kepribadian yang dimiliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan

berkaitan dengan profesinya.

Dengan demikian, dilihat dari pemberdayaan organisasi, kegiatan

tersebut merupakan salah satu bagian dari pemberdayaan. Pemberdayaan atau

empowerment adalah proses membangun dedikasi dan komitmen yang tinggi

sehingga organisasi itu bisa menjadi sangat efektif dalam mencapai tujuan-

tujuannya dengan mutu yang tinggi. 3

C. Ruang Lingkup Etika Profesi Keguruan

1. Etika terhadap Peraturan Perundang-undangan

a. Guru mutlak perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang pendidikan sehingga dapat melaksanakan

ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan tersebut.

b. Untuk menjaga agar guru Indonesia tetap melaksanakan ketentuan-

ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

pendidikan diatur Kode Etik Guru Indonesia

2. Etika Terhadap Organisasi Profesi

a. Dasar keenam dari Kode Etik Guru→→ Guru secara pribadi dan

bersama-sama mengembangkan, dan meningkatkan mutu dan

martabat profesinya.

3
Shiply A. Octavia, Etika Profesi Guru. (Yogyakarta: Deepublish Budi Utama) 2020.
Hal. 18
8

b. Contoh: Guru menjadi anggota organisasi profesi guru (PGRI) dan

berperan serta secara aktif dalam melaksanakan program-program

organisasi bagi kepentingan pendidikan.

3. Etika Terhadap Teman Sejawat

Dalam ayat 7 Kode Etik Guru→→ Guru memelihara hubungan

seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial

Maka:

a. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama

guru dan lingkungan kerjanya.

b. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat

kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar

lingkungan kerjanya.

4. Etika Terhadap Anak Didik

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk

manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila.

b. Ki Hajar Dewantara

 Ing Ngarso sung tulodo

 Ing madyo mangun Karso

 Tut Wuri Handayani

c. Guru hendaknya memberi contoh yang baik untuk anak didiknya.

d. Guru harus dapat mempengaruhi dan mengendalikan anak didiknya.

Dalam hal ini, prilaku dan pribadi guru akan menjadi instrumen

ampuh untuk mengubah prilaku peserta didik.


9

e. Hendaknya guru menghargai potensi yang ada dalam keberagaman

siswa.

5. Etika Guru Profesional Terhadap Tempat Kerja

a. Dalam UU No. 20/2003 pasal 1 bahwa pemerintah berkewajiban

menyiapkan lingkungan dan fasilitas sekolah yang memadai secara

merata dan bermutu di seluruh jenjang pendidikan.

b. Guru yang profesional harus mampu memanfaatkan fasilitas yang

ada dalam rangka terwujudnya manusia seutuhnya sesuai dengan

Visi Pendidikan Nasional.

6. Etika Terhadap Pemimpin

Sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif, dalam

pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program yang telah

disepakati, baik di sekolah

maupun di luar sekolah.4

4
https://www.scribd.com/document/362901600/Ruang-Lingkup-Etika-Profesi-Guru di
akses pada Tanggal 16 Maret 2023
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari keanekaragaman profesi yang ada, namun yang menjadi sorotan

publik salah satunya adalah profesi kependidikan. Karena profesi ini merupakan

profesi yang sangat penting untuk membangun bangsa dan negara kita.

Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka,

bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau

pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk

menjabat pekerjaan itu.

Dari sumber yang diambil ada enam yang menjadi ruang lingkup etika

profesi kependidikan/keguruan yaitu Etika terhadap Peraturan Perundang-

undangan, Etika Terhadap Organisasi Profesi, Etika Terhadap Teman

Sejawat, Etika Terhadap Anak Didik, Etika Guru Profesional Terhadap

Tempat Kerja dan Etika Terhadap Pemimpin.

B. Saran

Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan

kami semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan

pengetahuan dan referensi, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari

sempurma. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik dan sempurna.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arie Pratama Fidya dan Indahyanti,2013. Etika Profesi Keguruan Cirebon:K-


Media.
A. Octavia Shiply, 2020. Etika Profesi Guru.Yogyakarta: Deepublish Budi Utama
Sutomo, dkk. 1998. Profesi Kependidikan. Semarang: Ikip Semarang Press.
B, hamzah. 2009. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi aksara.
Hamalik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: Bumi Aksara
Satori, Djaman dkk. 2010. Modul Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yurina, weli. 2014. Ruang Lingkup Profesi Kependidikan, (Online),
(http://yurinaweli.blogspot.co.id/2014/04/ruang-lingkup-
profesikependidikan.html, diakses 04 Juli 2023
Online https://www.scribd.com/document/362901600/Ruang-Lingkup-Etika-
Profesi-Guru di akses 16 Maret 2023

11

Anda mungkin juga menyukai