ISLAM
(DR. H. DIDIEK AHMAD SUPADIE, M.M)
Oleh :
Prima Soheti
(11160960000048)
Kimia 3B
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KONSEP ISLAM TENTANG WORLDVIEW
A. Pengertian Worldview
Secara awam worldview atau pandangan hidup sering
diartikan filsafat atau prinsip hidup.
Worldview adalah tolak ukur untuk membedakan antara
satu peradaban dengan yang lain. Worldview melibatkan
aktivitas epistomologis manusia, sebab ia merupakan faktor
penting dalam aktivitas penalaran manusia.
Worldview islam berarti pandangan hidup yang dimulai dari
konsep keesaan Tuhan yang berimplikasi pada keseluruhan
kegiatan kehidupan manusia di dunia. (al-Mawdudi,
1967:14, 41)
Worldview islam adalah pandangan islam tentang realitas
dan kebenaran yang menjelaskan tentang hakikat wujud
yang berakumulasi dalam akal pikiran dan memancar
dalam keseluruhan kegiatan kehidupan umat islam di
dunia.
B. Elemen dan Karakteristik Worldview
Lima elemen penting worldview antara lain: konsep
Tuhan, konsep realitas, konsep ilmu, konsep etika
atau nilai dan kebajikan, dan konsep tentang diri
manusia.
Perbedaan worldview Islam dan Barat (Al-
attas,1996)
Worldview Islam Worldview Barat
Prinsip : Tawhidi Prinsip : Dichotomic
Asas : Wahyu, hadis, akal, Asas : Rasio, spekulasi,
pengalaman, dan intuisi filosofis
Sifat : Otentisitas dan Sifat : Rasionalitas,
finalitas terbuka, dan selalu
berubah
Makna realitas : Makna realitas :
Berdasarkan kajian Pandangan sosial,
metafisis kultural, empiris
Objek kajian : Objek kajian :
Visible dan invisible Tata nilai masyarakat
C. Proses Munculnya Worldview
Worldview terbentuk dari adanya akumulasi pengetahuan
dalam pikiran seseorang, baik a priori maupun a posteriori,
konsep-konsep serta sikap mental yang dikembangkan oleh
seseorang sepanjang hidupnya.
Berdasarkan proses pembentukan dan pengembangan
worldview, maka worldview dibagi menjadi natural worldview
dan transparent worldview.
Dalam Natural worldview diseminasi ilmu pengetahuan
biasanya terjadi dengan cara-cara ilmiah dalam kerangka
konsep-konsep keilmuan (scientific conceptual scheme), yaitu
suatu mekanisme canggih yang mampu melahirkan
pengetahuan ilmiah dan melahirkan pandangan hidup ilmiah
(scientific worldview).
Transparent worldview lahir tidak melalui kerangka konsep
keilmuan yang terbentuk dalam masyarakat, meskipun
substansinya tetap bersifat ilmiah.
Transparent worldview lebih sesuai untuk sebutan bagi
pandangan hidup Islam. Sebab pandangan hidup Islam tidak
bermula dari adanya suatu masyarakat ilmiah yang
mempunyai mekanisme canggih bagi menghasilkan
pengetahuan ilmiah.
D. Urgensi Worldview dalam Kehidupan
Islam sebagai worldview ataupun pandangan dunia
merupakan pandangan hidup manusia yang dijadikan dasar
setiap tindakan dan tingkah lakunya dalam kehidupan
sehari-hari.
Islam sebagai pandangan hidup juga dipahami sebagai sarana
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hidup manusia,
yang semua tercermin dalam sikap dan cara hidup.
Pandangan hidup yang telah meningkat menjadi tujuan hidup
kemudian berubah menjadi pendirian hidup dan akhirnya
menjadi pedoman hidup.
Jika Islam sudah menjadi pedoman hidup seseorang, maka
setiap persoalan hidup, baik yang berkaitan dengan nilai
benar atau salah, baik dan buruk, semuanya akan dilihat
dengan menggunakan perspektif Islam.
Dengan demikian, pandangan hidup memiliki peranan yang
sangat penting, dalam menentukan perilaku sehari-hari, dan
akan membentuk serta mewarnai seluruh aspek hidup
manusia.
D. Struktur Bangunan Konsep Worldview Islam
Elemen pandangan hidup Islam adalah seluruh konsep yang
terdapat dalam Islam.
Diantara yang paling utama adalah Konsep tentang Hakikat
Tuhan, Konsep tentang Wahyu (Al-Quran), Konsep tentang
penciptaan, Konsep tentang hakikat kewajiban manusia,
Konsep tentang Ilmu, Konsep tentang kebebasan, Konsep
tentang nilai dan kebajikan, Konsep tentang kebahagiaan,
dan sebagainya (Al-attas,1996).
Konsep-konsep ini semua saling berkaitan antara satu sama
lain membentuk sebuah struktur konsep yang sistemik yang
dapat berguna bagi makna kebenaran (truth) dan realitas
(reality).
Konsep-konsep itu merupakan sistem metafisika yang dapat
berguna untuk melihat realitas dan kebenaran. Karena,
sistem metafisika yang terbentuk oleh worldview itulah yang
berfungsi menentukan apakah sesuatu itu benar dan riil
dalam setiap kebudayaan.
Dengan konsep seperti ini dapat dikatakan bahwa pandangan
hidup merupakan framework untuk mengkaji sesuatu.
MANUSIA MAKHLUK PENCARI
KEBENARAN
A. Manusia Makhluk Bertanya
Manusia adalah hewan berkata al-insan
hayawanun natiq.
Berkata sebenarnya ialah mengeluarkan pendapat
berdasar pikiran. Sedangkan berpikir itu sendiri
hakikatnya bertanya.
Berpikir tentang sesuatu berarti bertanya tentang
sesuatu. Bertanya tentang sesuatu artinya mencari
jawaban tentang sesuatu yang dipertanyakan.
Mencari jawaban sama saja dengan mencari
kebenaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa manusia adalah makhluk pencari
kebenaran.
B. Masalah Manusia
Untuk memudahkan memahamami masalah
manusia itu diadakan pembagian atas dua
kategori yaitu Masalah segera (Immediate
Problems) dan Masalah Asasi (Ultimate
Problems).
Masalah segera (Immediate Problems),
masalah praktis keseharian yaitu masalah-
masalah yang kembali kepada keperluan
pribadi manusia di mana setiap orang
memilikinya. Contohnya: Kebutuhan primer
seperti sandang, pangan, dan papan.
Masalah Asasi (Ultimate Problems), masalah
yang sangat fundamental manusia, yaitu
manusia, alam, dan Tuhan. Jawaban yang
salah terhadap ketiga masalah ini akan
berakibat fatal dalam kehidupan manusia.
C. Teori Kebenaran
Teori Korespondensi, menyatakan bahwa kebenaran
adalah kesesuaian antara pernyataan dan kenyataan
atau dengan kata lain pernyataan yang sesuai
dengan kenyataan.
Teori Konsistensi/Koherensi, menjelaskan bahwa
kebenaran ialah kesesuaian antara suatu
pernyataan dengan pernyataan lainnya yang sudah
lebih dahulu kita ketahui, terima dan akui sebagai
kebenaran.
Teori Pragmatis, ialah suatu ucapan, dalil atau teori
itu dianggap benar tergantung berfaedah atau
tidaknya ucapan, dalil atau teori tersebut bagi
manusia untuk bertindak dalam penghidupannya.
Jadi kriteria kebenaran Pragmatis adalah adakah
kegunaannya, dapatkan dikerjakan, apakah
pengaruhnya memuaskan atau tidak.
D. Cara Mencari Kebenaran
Cara mencari kebenaran yang pertama adalah dengan
ilmu pengetahuan atau disingkat ilmu. Ilmu berasal
dari kata Arab ilm masdar dan kata alima yang
artinya pengetahuan.
Dengan ilmu pengetahuan, pada dasarnya ilmu
mempunyai tujuan untuk mencapai kebenaran. Untuk
mencapai kebenaran yang dimaksud dipakailah metode
yang dikenal sebagai metode ilmiah.
Perumusan metode ilmiah pada umumnya melalui
proses sebagai berikut : (1) pengumpulan koleksi data
dan fakta, (2) pengamatan observasi data dan fakta, (3)
pemilihan seleksi data dan fakta, (4) penggolongan
klasifikasi data dan fakta, (5) penafsiran (interpretasi)
data dan fakta, (6) penarikan kesimpulan umum
(generalisasi), (7) perumusan hipotesis, (8) pengujian
hipotesis melalui riset dan eksperimen, (9) penilaian,
penerimaan, penolakan, penyempurnaan hipotesis, (10)
perumusan teori ilmu pengetahuan, (11) perumusan
dalil atau hukum ilmu pengetahuan.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa ilmu memiliki ciri-ciri
rasional, komulatif, objektif, universal. Dengan ciri-ciri
tersebut, ilmu tidak dapat menjawab semua masalah manusia
khususnya Ultimate Problems karena menggunakan akal
sebagai tumpuannya, sehingga kebenaran ilmu tidaklah
absolut, melainkan nisbi.
Cara mencari kebenaran yang kedua adalah dengan filsafat.
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia yang
secara etimologi berarti cinta pengetahuan atau cinta
kebijaksanaan.
Filsafat tidak menghasilkan keyakinan karena alat yang
digunakan filsafat hanya akal saja. Sedangkan akal hanya
satu bagian dari rohani manusia dan tidak mungkin
mengetahui sesuatu dengan menyeluruh hanya dengan satu
bagian saja. Maka keseluruhan kebenaran dapat diketahui
dengan seluruh rohani manusia (perasaannya, akalnya,
intuisinya, nalurinya). Dengan kata lain, kebenaran yang
dicapai filsafat adalah tidak mutlak atau nisbi.
Cara mencari kebenaran selajutnya adalah dengan Agama.
Kebenaran agama bersifat mutlak karena ia berasal dari
Allah Swt. Manusia memperoleh kebenaran agama dengan
melihat kitab suci-nya. Mencari kebenaran dilakukan melalui
Agama Samawi yaitu Islam karena tidak bersumber dari akal
atau filsafat manusia, tetapi dari Wahyu Allah (Al-Quran).
KONSEP AGAMA DAN TOLERANSI
BERAGAMA
A. Agama
Agama, din, religion adalah satu sistem credo (tata
keimanan atau tata keyakinan) atas adanya Yang
Maha Mutlak di luar diri manusia.
Agama juga adalah satu sistem ritus (tata
peribadatan) manusia kepada yang diaggapnya
Maha Mutlak tersebut. Selain itu agama juga adalah
satu sistem norma (tata kaidah atau tata aturan)
yang mengatur hubungan manusia dengan
lingkungan sekitarnya yang sesuai dengan tata
keimanan dan tata peribadatan.
Unsur-unsur agama antara lain : kekuatan gaib,
keyakinan manusia, respon yang bersifat emosional,
dan paham adanya yang kudus.
Ciri-ciri agama antara lain : kepercayaan kepada
wujud supranatural (Tuhan), pembedaan antara
yang sakrat dan yang profan, melakukan ritual yang
berpusat pada objek sakral, tuntunan moral yang
diyakini ditetapkan oleh Tuhan, perasaan-perasaan
yang dihubungkan dengan Tuhan, Sembahyang atau
berkomunikasi dengan Tuhan, memiliki konsep
hidup di dunia yang dihubungkan dengan Tuhan,
serta membentuk kelompok sosial seagama atau
seiman.
Elemen-elemen agama antara lain : Scripture
(naskah-naskah sumber ajaran dan simbol-simbol
agama), para penganut atau pemimpin dan pemuka
agama, Ritus atau ibadat-ibadat dan lembaga, alat-
alat agama, dan organisasi keagamaan.
Komponen-komponen agama antara lain : Emosi
keagamaan, sistem keyakinan, sistem ritus dan
upacara, serta umat dan kesatuan sosial yang
menganut sistem keyakinan dan melaksanakan
sistem ritus tersebut.
Syarat-syarat suatu agama dapat dikatakan sebagai agama
antara lain : adanya akidah, adanya ibadah, ada syariah,
adanya nabi, serta adanya kitab suci.
Agama dikelompokkan menjadi dua yaitu Agama Alamiah
(Natural Religion) dan Agama Samawi (Revealed Religion).
Agama Alamiah (Natural Religion), atau disebut juga Agama
Budaya adalah bukan agama wahyu tetapi merupakan hasil
renungan dan pemikiran yang mendalam tentang hidup dan
kehidupan yang semulanya hanya pemikiran filosofis yang
berkembang sehingga banyak pengikutnya kemudian
dipopulerkan sebagai agama.
Agama Samawi (Revealed Religion), atau sering disebut juga
sebagai agama langit, agama prophetis, yaitu agama yang
berasal dari wahyu Allah kepada Rasul-Nya untuk
disampaikan kepada umat manusia. Ciri-cirinya antara lain :
berkembang secara revolusi (Diwahyukan Tuhan),
Disampaikan melalui utusan Tuhan, Ajaran ketuhanannya
Monoteisme Mutlak (tauhid), Memiliki Kitab Suci (berupa
wahyu) yang bersih dari campur tangan manusia. Serta
ajaran prinsipnya tetap (ajaran tauhid bersifat tetap dari
waktu ke waktu). Satu-satunya Agama Samawi adalah Islam.
B. Fungsi dan Urgensi Agama dalam Kehidupan
Agama sebagai Sumber Moral. Agama tidak hanya
mengajarkan keimanan kepada Tuhan dan kehidupan
Akhirat melainkan juga Agama memerintahkan hal-hal yang
baik dan melarang hal-hal yang buruk. Dari sinilah kemudian
sumber munculnya moral manusia.
Agama sebagai Petunjuk Kebenaran, karena tidak semua
kebenaran yang dicari manusia dapat dijawab oleh ilmu dan
filsafat dimana pijakannya adalah akal yang memiliki
kemampuan terbatas dengan hasil kebenaran yang relatif
atau nisbi, maka manusia masih memerlukan sumber
kebenaran lain yaitu Agama yang berupa informasi dari
Tuhan Yang Maha Mutlak.
Agama sebagai Sumber Informasi Metafisika, banyak hal-hal
yang belum terungkap oleh akal manusia, lebih-lebih hal-hal
metafisika, misalnya kehidupan setelah mati, surga, neraka.
Untuk menyingkap persoalan metafisika tersebut tentu harus
dicari sumber lain selain aka yaitu Agama.
Agama sebagai Pembimbing Manusia. Agama turun untuk
membimbing manusia ke arah jalan yang benar dalam
hidupnya.
Dengan demikian, Agama masih dan selalu diperlukan dalam
kehidupan manusia.
C. Kerukunan dan Toleransi Beragama
Kerukunan merupakan suatu kesatuan yang terdiri atas
berbagai unsur yang berlainan dan setiap unsur tersebut
saling menguatkan. Toleransi diartikan sebagai kelapagan
dada, dalam arti suka rukun dengan siapapun, membiarkan
orang berpendapat atau berpendirian lain, tidak mengganggu
kebebasan berpikir dan berkeyakinan orang lain.
Dalam Islam, sikap seorang muslim terhadap pemeluk agama
lain diatur dengan prinsip-prinsip, diantaranya : Keutamaan
disisi Allah bagi orang yang mampu melaksanakan sesuatu
yang bermanfaat bagi manusia lainnya, Perbedaan agama
dan keyakinan bukan alasan untuk tidak berbuat baik, Bila
mengemukakan pendapat tentang agama lain harus
dilakukan secara baik dan objektif atau tidak boleh mencela,
Walaupun dalam keadaan terancam tidak boleh menyerang
umat lain ataupun bila terpaksa dan menang tidak boleh
memaksakan agama kepada yang dikalahkan, Islam
disampaikan secara damai dengan pendekatan yang
bijaksana dan tidak memaksakan kehendak, Islam juga
diwajibkan membantu umat agama lain yang membutuhkan,
dan lain-lain.
ISLAM SEBAGAI DIN DAN
TAMADDUN
Din al-Islam, sering diterjemahkan sebagai agama
Islam.
Secara generik kata Islam berasal dari Bahasa
Arab yaitu salima yang berarti selama sentosa.
Dari kata ini dibentuk kata aslama yang berarti
menyerah, tunduk, patuh, dan taat.
Meskipun Islam secara bahasa adalah aktivitas
penyerahan diri kepada Tuhan, tetapi Islam disini
juga adalah nama Agama. Maka pada Din al-Islam
inilah terdapat titik pertemuan antara musamma
(hakikat) penyerahan diri, dan ism (nama) yang
diberikan. Oleh karena itu, Allah Swt, berfirman
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah
hanyalah islam (QS Ali Imran [3]: 19)
Salah satu makna din atau agama yang paling mendasar
adalah jalan pengembalian diri kepada Tuhan
Islam sebagai din yaitu penyerahan (aslama), wajah atau diri
sepenuhnya kepada Allah yang menciptakannya, sambil ia
mengikuti millah (bentuk agama) Ibrahim yang lurus. (QS
An-Nisa [4]: 125)
Tamaddun berakar dari kata madana yang secara literal
berarti peradaban (civilization).
Ketika Islam menjadi peradaban dunia, segalanya yang
muncul dari peradaban ini bisa disifati dengan sifat Islam.
Ada ilmu Islam, hukum Islam, etika Islam, seni Islam,
kebudayaan Islam, dan lain-lain.
Bukti bahwa Tamaddun Islam tidak pernah mati di era
modern ini adalah dengan kemunculan institusi-institusi
ekonomi Islam yang penting, seperti Bank islam, asuransi
Islam dan lain-lain.
Islam adalah din dan tamaddun, agama dan peradaban,
akhirat dan dunia. Tammadun Islam walaupun berdasarkan
din al-Islam, memberikan kebebasan beragama, karena
landasannya adalah la ikraha fiddin (tidak ada paksaan
dalam beragama) (QS Al-Baqarah [2]: 256) dan lakum
dinukum waliyadin (QS Al-Kafirun [109]: 6).
KONSEP ISLAM TENTANG TUHAN
A. Pengertian Tuhan
Tuhan menurut KBBI didefinisikan Sesuatu yang
diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia
sebagai Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa.
Tuhan dalam Bahasa Arab digunakan kata ilahun
untuk pengertian sembahan. Sedang kata rabbun
untuk pengetian pemilik.
Nama Tuhan dalam Islam yaitu Allah. Allah
menamai dirinya sendiri dengan fardu al-jalalah
Dimana menurut para ahli,
ini, Yaitu Allah ().
kata tersebut tidak berasal dari kata kerja yang
dapat dipecah atau diketahui asal-usul katanya.
Tidak ada satu agama pun di dunia ini yang
memiliki Nama Tuhan dengan jelas. Hanya Islam
yang secara tegas dan jelas menyebut Allah sebagai
nama tuhan.
B. Argumentasi tentang Eksistensi Tuhan
Dalil naqli (Bukti berdasarkan Al-Quran), dimana
Al-Quran merupakan satu-satunya kitab suci yang
paling banyak memuat ayat-ayat yang berkaitan
dengan bukti eksistensi dan Keesaan tuhan.
QS Al-Qasas [28]: 70