KONVENSI NASKAH
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat penilaian matakuliah Bahasa Indoneia
Dosen: Nastitie Dewi Kania., S.pd
DISUSUN OLEH:
Kelompok 8
HUBUNGAN INTERNASIONAL
ILMU SOSIAL & KOMUNIKASI
INTERNATIONAL WOMEN UNIVERSITY
BANDUNG
2019
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat dan bimbingannya, sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
baik.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 DEFINISI KONVENSI NASKAH.............................................................................3
SYARAT FORMAL PENULISAN NASKAH......................................................................4
Bagian Pelengkap Pendahuluan..........................................................................................4
2.3.4 Kesimpulan...............................................................................................................14
2.4.3 Indeks.......................................................................................................................16
ii
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Bangsa Indonesia. Sebagai bahasa nasional,
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pemersatu berbagai bahasa daerah di Indonesia.
Contoh kasus, jika orang jawa yang memakai bahasa Jawa dalam berkomunikasi, dan orang
Irian yang berkomunikasi dengan bahasa daerahnya. Suatu ketika mereka harus
berkomunikasi satu sama lain. Jika mereka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing
dalam berkomunikasi, tentunya komunikasi akan sulit dilakukan, karena kemungkinan
keduanya tidak dapat saling mengerti. Dalam kasus seperti ini, Bahasa Indonesia sangat
diperlukan dalam berkomunikasi.
Bahasa tidak hanya digunakan dalam komunikasi secara lisan, tetapi juga dalam
komunikasi secara tertulis. Begitu halnya dengan Bahasa Indonesia. Dalam penggunaanya,
Bahasa Indonesia memiliki aturan-aturan baku.
Sebagaimana telah diketahui, bahwa di zaman sekarang sudah banyak sekali penulis yang
terkenal, dengan tulisan-tulisannya telah membuat para pembaca dapat memahami dan
mengerti dengan apa yang ditulis dan apa yang dimaksud dari tulisan tersebut.
Akan tetapi, bagi seorang penulis yang menyampaikan gagasan atau isi pikiran yang akan
dituangkan dalam suatu tulisan. Maka, penulis harus pandai memilih kata yang tepat sehingga
dapat merangkai kata manjadi kalimat yang ringkas, jelas, dan juga mudah dipahami. Oleh
karena itu, penulis akan mencoba menjelaskan segala ketentuan-ketentuan dalam penulisan
naskah atau disebut juga dengan konvensi naskah.
Dengan mempelajari konvensi naskah, penulis dapat menciptakan tulisan yang indah dalam
menampilkan sebuah tulisan itu sendiri, sehingga pembaca tertarik untuk membaca tulisan
tersebut.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara penulisan dalam bahasa
Indonesia dan menghasilkan penampilan tulisan yang indah sesuai dengan aturan yang ada,
demi menarik minat para pembaca. Selain itu untuk memenuhi tugas pembuatan makalah
matakuliah softskill Bahasa Indonesia1.
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari konvensi naskah.
2. Supaya mahasiswa dapat menghasilkan tulisan dengan penampilan yang indah dengan
aturan yang benar.
3. Memberikan kemudahan kepada mahasiswa dalam membuat suatu karya tulis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang
telah digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan
kemudian. Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-
sub bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau
gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea.
Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus memperhatikan struktur
kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang kita
tulis itu jelas, teratur dan menarik.
Namun, ada hal yang lebih penting dari semua hal yang telah diuraikan di atas.
Sebuah karangan juga menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal;
bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu, sehingga kelihatan tampak lebih
3
indah dan menarik. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan
kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan. Semua persyaratan ini
secara umum disebut dengan konvensi naskah. Konvensi naskah adalah penulisan sebuah
naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.[1]
Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan
secara formal, semi-formal, dan non-formal.[2] Yang dimaksud dengan formal adalah
bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi.
Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan
lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah
karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
4
letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang
kerap sekali dijumpai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada
halaman judul:
a) Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya:
5
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ANASTASIA INDRIANI
10709234
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2008
6
Kutulis novel ini
dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.[3]
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara
margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing
materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar
dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada
sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan
pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di
hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang
tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis
di atas kata ketua jurusan.
7
Hal-hal yang harus dihindarkan:
1) Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
2) Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
3) Tulisan melampaui garis tepi.
4) Menulis nama tidak lengkap.
5) Menggunakan huruf yang tidak standar.
6) Tidak mencantumkan gelar akademis.
8
kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak
ditulis ulang dalam isi karangan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata
letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk
yang digunakan.
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam
karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan:
nama tabel dan nomor halaman.
9
2.3 Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau
secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
2.3.1. Pendahuluan
10
2) Tujuan penulisan berisi:
Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya:
mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya
tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X
terhadap Y.
Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data
primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan
bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni
memerlukan bantuan pemerintah.
Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan
masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua,
tujuan juga dirinci menjadi dua.
11
Kriteria penentuan sample.
Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
1) Ketuntasan materi:
12
2) Kejelasan uraian/deskripsi:
Kejelasan konsep:
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas,
dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke
sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu
memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis,
menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu
penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan
konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan,
catatan pustaka, dan catatan kaki.
Kejelasan bahasa:
13
Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut
pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan:
penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…,
survei membuktikan bahwa…,
Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa
alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik
sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka
atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak
jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang
dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai
dengan judul.
2.3.4 Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi
karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca
yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan
membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu,
kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan
tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah
diuraikan.
14
2.4 Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan
ilmiah.
15
bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka
dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita,
daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian
dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu
pembahasan jika disertakan dalam uraian.
2.4.3 Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan
disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang
mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan
pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi
menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran
kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis,
tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-
karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan
kebiasaan atau aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati secara nasional maupun
internasional. Konvensi naskah karya ilmiah adalah peraturan atau aturan yang telah
disepakati bersama oleh suatu lembaga tertentu atau beberapa lembaga yang menyangkut
seperangkat cara dan bahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, misalnya, laporan
penelitian, skripsi, tesis, dan lain-lain.
3.2 Saran
Jurnalistik merupakan ilmu terapan yang bisa didapatkan secara otodidak, kursus, baca,
dan latihan secara intensif. Namun jika hendak mendalaminya secara keilmuan/akademis,
tentu saja harus masuk pendidikan formal. Dalam jurnalistik penyuntingan merupakan sebuah
bagian atau proses dari terbitnya sebuah berita atau sebagainya. Dalam mendalami tentang
dunia jurnalistik terutama penyuntingan, sangat dituntut pemahaman tentang penggunaan
kaidah bahasa Indonesia. Karena hal ini akan menunjang profesionalisme seorang
penyunting. Selain itu, pemahaman tentang teori atau ilmu tentang penyuntingan akan sangat
bermanfaat.
17
DAFTAR PUSTAKA
iii