Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KONVENSI NASKAH
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat penilaian matakuliah Bahasa Indoneia
Dosen: Nastitie Dewi Kania., S.pd

DISUSUN OLEH:
Kelompok 8

1. INEU KURNIA FEBRIANTI


2. MEGA SUKMAWATI Gumilar
3. NENENG NURSEHA
4. PRATIWI APRIANINGRUM
5. RIKA RISMAWATI
6. SUGIH HARTINI
7. WULANDARI
8. ZAHRA AMALIA K

HUBUNGAN INTERNASIONAL
ILMU SOSIAL & KOMUNIKASI
INTERNATIONAL WOMEN UNIVERSITY
BANDUNG
2019
2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kami limpahkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat dan bimbingannya, sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
baik.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 DEFINISI KONVENSI NASKAH.............................................................................3
SYARAT FORMAL PENULISAN NASKAH......................................................................4
Bagian Pelengkap Pendahuluan..........................................................................................4

2.2.2. Halaman Persembahan.............................................................................................6

2.2.3 Halaman Pengesahan................................................................................................7

2.2.4 Kata Pengantar...........................................................................................................8

2.2.5 Daftar Isi.....................................................................................................................9

2.2.6 Daftar Gambar...........................................................................................................9

Bagian Isi Karangan.............................................................................................................10


2.3.1. Pendahuluan...........................................................................................................10

2.3.2 . Tubuh Karangan.....................................................................................................12

2.3.4 Kesimpulan...............................................................................................................14

Bagian Pelengkap Penutup...................................................................................................14


2.4.1. Daftar pustaka (Bibliograf).....................................................................................15

2.4.2 Lampiran (Apendix).................................................................................................15

2.4.3 Indeks.......................................................................................................................16

2.4.4. Riwayat Hidup Penulis.............................................................................................16

ii
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................iii

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Bangsa Indonesia. Sebagai bahasa nasional,
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pemersatu berbagai bahasa daerah di Indonesia.
Contoh kasus, jika orang jawa yang memakai bahasa Jawa dalam berkomunikasi, dan orang
Irian yang berkomunikasi dengan bahasa daerahnya. Suatu ketika mereka harus
berkomunikasi satu sama lain. Jika mereka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing
dalam berkomunikasi, tentunya komunikasi akan sulit dilakukan, karena kemungkinan
keduanya tidak dapat saling mengerti. Dalam kasus seperti ini, Bahasa Indonesia sangat
diperlukan dalam berkomunikasi.

Bahasa tidak hanya digunakan dalam komunikasi secara lisan, tetapi juga dalam
komunikasi secara tertulis. Begitu halnya dengan Bahasa Indonesia. Dalam penggunaanya,
Bahasa Indonesia memiliki aturan-aturan baku.
Sebagaimana telah diketahui, bahwa di zaman sekarang sudah banyak sekali penulis yang
terkenal, dengan tulisan-tulisannya telah membuat para pembaca dapat memahami dan
mengerti dengan apa yang ditulis dan apa yang dimaksud dari tulisan tersebut.
Akan tetapi, bagi seorang penulis yang menyampaikan gagasan atau isi pikiran yang akan
dituangkan dalam suatu tulisan. Maka, penulis harus pandai memilih kata yang tepat sehingga
dapat merangkai kata manjadi kalimat yang ringkas, jelas, dan juga mudah dipahami. Oleh
karena itu, penulis akan mencoba menjelaskan segala ketentuan-ketentuan dalam penulisan
naskah atau disebut juga dengan konvensi naskah.
Dengan mempelajari konvensi naskah, penulis dapat menciptakan tulisan yang indah dalam
menampilkan sebuah tulisan itu sendiri, sehingga pembaca tertarik untuk membaca tulisan
tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan konvensi naskah ?


2. Apakah syarat formal penulisan sebuah naskah ?
3.Apa hakikat penyuntingan?
4.Apa tujuan penyuntingan?

1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara penulisan dalam bahasa
Indonesia dan menghasilkan penampilan tulisan yang indah sesuai dengan aturan yang ada,
demi menarik minat para pembaca. Selain itu untuk memenuhi tugas pembuatan makalah
matakuliah softskill Bahasa Indonesia1.

1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari konvensi naskah.
2. Supaya mahasiswa dapat menghasilkan tulisan dengan penampilan yang indah dengan
aturan yang benar.
3. Memberikan kemudahan kepada mahasiswa dalam membuat suatu karya tulis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KONVENSI NASKAH

Konvensi (convention) dapat merujuk pada:


1. Konvensi (rapat), suatu rapat besar
2. Kovensi (norma), suatu kumpulan norma yang diterima umum
3. Traktat, perjanjian dan lain-lain
Definisi konvensi adalah hokum dasar yang tidak tertulis yang merupakan aturan-aturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyenggaaraan Negara meskipun tidak
tertulis.

Konvensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:


1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dakam praktek
penyelenggaraannya.
2. Tidak bertentangan dengan undang-undang dasar dan berjalan sejajar.
3. Diterima oleh seluruh rakyat.
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar
yang tidak terdapat dalam undang-undang dasar.

Dalam pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang
telah digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan
kemudian. Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-
sub bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau
gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea.
Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus memperhatikan struktur
kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang kita
tulis itu jelas, teratur dan menarik.
Namun, ada hal yang lebih penting dari semua hal yang telah diuraikan di atas.
Sebuah karangan juga menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal;
bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu, sehingga kelihatan tampak lebih

3
indah dan menarik. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan
kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan. Semua persyaratan ini
secara umum disebut dengan konvensi naskah. Konvensi naskah adalah penulisan sebuah
naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.[1]
Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan
secara formal, semi-formal, dan non-formal.[2] Yang dimaksud dengan formal adalah
bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi.
Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan
lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah
karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.

2.2 SYARAT FORMAL PENULISAN NASKAH

Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan.


Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu
kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik,
benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara
memadai; dan format pengetikan yang sistematis.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut
tiga bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian
pelengkap penutup.

2.2.1 Bagian Pelengkap Pendahuluan

Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman


pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus
disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi
menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.

1) Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul


Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan
tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul
buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya

4
letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang
kerap sekali dijumpai.

Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul


mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang
(penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas,
nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas,
unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.

Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu


memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
1) Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
2) Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
3) Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis,
kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama
kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan
formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu
formal).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada
halaman judul:
a) Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya:

UPAYA MENGATASI KEMISKINAN PADA


MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH
DI KELURAHAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR

b) Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:

Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Ujian Akhir


Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Ganjil 2009
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi Ujian Sarjana Ekonomi pada

5
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

c) Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan


Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya:

ANASTASIA INDRIANI
10709234

d) Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah


ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
e) Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan,
fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital,
misalnya:

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2008

Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:


Ø Komposisi tidak menarik.
Ø Tidak estetik.
Ø Hiasan gambar tidak relevan.
Ø Variasi huruf jenis huruf.
Ø Kata “ditulis (disusun) oleh.”
Ø Kata “NIM/NRP.”
Ø Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
Ø Kata-kata yang berisi slogan.
Ø Ungkapan emosional.
Ø Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.

2.2.2. Halaman Persembahan


Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini,
maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang
melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:

6
Kutulis novel ini
dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.[3]

Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka


persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku,
atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan
halaman judul buku.

2.2.3 Halaman Pengesahan


Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang
telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah
memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan
biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan
makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak
mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis
dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang
harus tertulis di dalamnya.

Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara
margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing
materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar
dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada
sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan
pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di
hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang
tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis
di atas kata ketua jurusan.

7
Hal-hal yang harus dihindarkan:
1) Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
2) Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
3) Tulisan melampaui garis tepi.
4) Menulis nama tidak lengkap.
5) Menggunakan huruf yang tidak standar.
6) Tidak mencantumkan gelar akademis.

2.2.4 Kata Pengantar


Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata
pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis
sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi,
makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di
dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
1) Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis,
disertasi, atau laporan formal ilmiah).
3) Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis,
disertasi, atau laporan formal ilmiah).
4) Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang,
sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
5) Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau
organisasi/lembaga yang membantu.
6) Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis,
tanpa dibubuhi tanda-tangan.
7) Harapan penulis atas karangan tersebut.
8) Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.

Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya


formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa
Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi
karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan

8
kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak
ditulis ulang dalam isi karangan.

Hal-hal yang harus dihindarkan:


1) Menguraikan isi karangan.
2) Mengungkapkan perasaan berlebihan.
3) Menyalahi kaidah bahasa.
4) Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
5) Kurang meyakinkan.
6) Kata pengantar terlalu panjang.
7) Menulis kata pengantar semacam sambutan.
8) Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.

2.2.5 Daftar Isi


Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi
karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan
riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan.
Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur-
unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.

Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata
letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk
yang digunakan.

2.2.6 Daftar Gambar


Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang
tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar
menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.

2.2.7 Daftar Tabel

Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam
karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan:
nama tabel dan nomor halaman.

9
2.3 Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau
secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.

2.3.1. Pendahuluan

Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik


perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang
dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan
terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah,
landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan
mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis,
dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.

Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-


pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai
berikut:

1) Latar belakang masalah, menyajikan:


 Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan
diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan
kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu,
arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
 Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi
kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi
pengembangan sistem kerja yang akan datang.
 Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari
buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan
penggunaan buku-buku terbaru.
 Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan,
gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya:
bagaimana...., mengapa.....
 Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis,
cukup dijawab dengan ya atau tidak.

10
2) Tujuan penulisan berisi:
 Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya:
mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya
tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X
terhadap Y.
 Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data
primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan
bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni
memerlukan bantuan pemerintah.
 Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan
masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua,
tujuan juga dirinci menjadi dua.

3) Ruang lingkup masalah berisi:


 Pembatasan masalah yang akan dibahas.
 Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
 Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap
variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan
untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa,
dan sebagainya dengan kata-kata.[4]

4) Landasan teori menyajikan:


 Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori,
pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang
digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan
penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
 Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam
mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan
teori tersebut.

5) Sumber data penulisan berisi:


 Sumber data sekunder dan data primer.
 Kriteria penentuan jumlah data.
 Kriteria penentuan mutu data.

11
 Kriteria penentuan sample.
 Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.

6) Metode dan teknik penulisan berisi:


 Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode
kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode
eksploratif, atau metode eksperimental.
 Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara,
observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.

7) Sistematika penulisan berisi:


 Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan
kesimpulan.
 Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).

2.3.2 . Tubuh Karangan


Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan
berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah
yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah
terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan
pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:

1) Ketuntasan materi:

Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada


kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik)
maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian
secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-
contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.

12
2) Kejelasan uraian/deskripsi:

 Kejelasan konsep:
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas,
dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke
sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu
memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis,
menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu
penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan
konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan,
catatan pustaka, dan catatan kaki.

 Kejelasan bahasa:

Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya.


Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada
kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata
konotatif atau kata kias sangat diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur
kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat
efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf:
kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti,
paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta
menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal,
kronologis, spasial).

 Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:


Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara
lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting;
kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung
dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun,
kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.

Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):

13
 Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut
pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan:
penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…,
survei membuktikan bahwa…,
 Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa
alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik
sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka
atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak
jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang
dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai
dengan judul.

2.3.4 Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi
karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca
yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan
membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu,
kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan
tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah
diuraikan.

Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:


1) Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-
ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis),
sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
2) Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum
dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.

14
2.4 Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan
ilmiah.

2.4.1. Daftar pustaka (Bibliografi)


Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan
dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang
berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian
dengan sebuah atau sebagian karangan.

Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:


1) Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
2) Tahun terbit.
3) Judul buku: penulisannya bercetak miring.
4) Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
5) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor,
dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard,
Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan:
 Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu
dibalik.
 Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk
menggantikan nama pengarang.
 Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan
di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
 Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
 Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama
belakang pengarang.

2.4.2 Lampiran (Apendix)


Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya
terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu

15
bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka
dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita,
daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian
dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu
pembahasan jika disertakan dalam uraian.

2.4.3 Indeks

Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan
disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang
mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan
pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.

2.4.4. Riwayat Hidup Penulis

Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi
menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran
kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis,
tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-
karya yang telah dihasilkan oleh penulis.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan
kebiasaan atau aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati secara nasional maupun
internasional. Konvensi naskah karya ilmiah adalah peraturan atau aturan yang telah
disepakati bersama oleh suatu lembaga tertentu atau beberapa lembaga yang menyangkut
seperangkat cara dan bahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, misalnya, laporan
penelitian, skripsi, tesis, dan lain-lain.

3.2 Saran
Jurnalistik merupakan ilmu terapan yang bisa didapatkan secara otodidak, kursus, baca,
dan latihan secara intensif. Namun jika hendak mendalaminya secara keilmuan/akademis,
tentu saja harus masuk pendidikan formal. Dalam jurnalistik penyuntingan merupakan sebuah
bagian atau proses dari terbitnya sebuah berita atau sebagainya. Dalam mendalami tentang
dunia jurnalistik terutama penyuntingan, sangat dituntut pemahaman tentang penggunaan
kaidah bahasa Indonesia. Karena hal ini akan menunjang profesionalisme seorang
penyunting. Selain itu, pemahaman tentang teori atau ilmu tentang penyuntingan akan sangat
bermanfaat.

17
DAFTAR PUSTAKA

 Keraf, Gorys. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah, 1994.


 HS, Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
 Maryani, Yani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia,
2005.

[1] Widjono HS, BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), hal. 268.
[2] Prof. DR. Gorys Keraf, KOMPOSISI (Jakarta: Nusa Indah, 1994), hal. 229.
[3] Contoh halaman persembahan diambil dari novel Ayat-ayat Cinta, buah karya dari
Habiburrahman El- Shirazy.
[4] Dra. Yani Maryani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia (Bandung:
Pustaka Setia, 2005), hal. 17.

iii

Anda mungkin juga menyukai