Anda di halaman 1dari 11

Macam-macam Tauhid

Dosen Pengampu : Akhmad Zulfa

Dibuat Oleh :

Lili 17710151

Fatimah Husda 17710090

PROGRAM STUDI SI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI (FTI)

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)

MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI

BANJARMASIN

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Tauhid Rububiyah, Uluhiyah, Asma’ Wa Shifat” dengan hadirnya makalah ini dapat
memberikan informasi bagi para pembaca tentang tauhid. . Dan mudah-mudahan makalah yang
kami susun ini dapat menjadi sebuah referensi bagi teman-teman yang lain terutama bagi diri
kami pribadi. Aamiin yarobbal alamin.

ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1

1.1. Latar belakang .......................................................................................................................... 1

1.2 . Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1

1.3. Tujuan Masalah .................................................................................................................... 1

BAB II .................................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2

2.1. Pengertian Tauhid .................................................................................................................. 2

2.2. Tauhid Rububiyah ................................................................................................................... 2

2.3. Tauhid Uluhiyah ...................................................................................................................... 4

2.4. Tauhid Al Asma Wa’ al Sifat ................................................................................................ 5

BAB III................................................................................................................................................... 7

PENUTUP.............................................................................................................................................. 7

3.1. KESIMPULAN .......................................................................................................................... 7

3.2.Saran ............................................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Manusia berdasarkan fitrah dan akal sehat pasti mengakui bahwa Allah itu esa, tidak
bersekutu istilah ini yang disebut tauhid. Tauhid adalah kunci dari makna hidup, bahkan
manusia dan jin diciptakan hanya untuk bertauhid kepada Allah semata.
Ilmu tauhid adalah ilmu yang paling penting bagi tiap-tiap muslim karena bahasan ilmu
tauhid ini menyangkut akidah islam. Sedangkan akidah islam merupakan pondasi bagi
keberagaman seseorang dan benteng yang kokoh untuk memelihara akidah muslim dari setiap
ancaman keraguan dan kesesatan. Tanpa mengetahui ilmu tauhid kita tidak akan mengetahui
tujuan hidup yang sebenarnya.
Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai macam-macam tauhid, seperti tauhid
rububiyah, tauhid uluhiyah, tauhid asma wa sifat. Setiap macam dari ketiga macam tauhid itu
memiliki makna yang harus dijelaskan agar perbedaan antara ketiganya menjadi jelas.

1.2 . Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan tauhid?
2. Apa pengertian tauhid rububiyah,tauhid uluhiyah dan tauhid asma wa’sifat?

1.3.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu tauhid?
2. Mengetahui penjelasan dari tauhid rububuyah,tauhid uluhiyah dan tauhid asma wa’sifat?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tauhid


Asal makna Tauhid ialah karena bagiannya yang terpenting menetapkan sifat
“wahdah” (satu) bagi Allah dalam zat-nya dan dalam perbuatannya menciptakan alam
seluruhnya dan bahwa ia sendiri pula tempat kembali segala alam ini dan penghabisan segala
tujuan.
Menurut para ahli, ilmu tauhid ialah :

‫علم يبحث فيه عن اثبات العقائد الدينيةباألدلة اليقينية‬

“Ilmu yang membahas segala kepercayaan keagamaan dengan menggunakan dalil-dalil yang
meyakinkan”.

Sedangkan menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, ilmu tauhid ialah ilmu
yang membicarakan tentang cara-cara menetapkan akidah agama dengan mempergunakan
dalil-dalil yang meyakinkan, baik berupa dalil aqli, dalil naqli, ataupun dalil wijdani.
Keyakinan tauhid sebagai pegangan hidup, wajib di jadikan pangkal atau sumber
pikiran umat tauhid, dengan arti ketentuan-ketentuan Allah harus menerangi dan
menghidupkan roh, dan memberikan nur yang membukakan pikiran dan alam pikiran.

2.2. Tauhid Rububiyah


Tauhid al-Rububiyah adalah diambil dari salah satu nama Allah al-Rabb, yang memiliki
beberapa makna yaitu : pemeliharaan, pengasuh, pendamai, pelindung, penolong dan
penguasa. Secara umumnya dapat diartikan mentauhidkan Allah dalam perbuatan-Nya,
seperti mencipta, menguasai, memberikan rizki, mengurusi makhluk, dll. Yang semuanya
hanya Allah semata yang mampu dalam semua alam semesta. Dan semua orang meyakini
adanya Rabb yang menciptakan, menguasai, dll.Setelah mengetahui bahwa pencipta kita
adalah Allah swt, dan bahwa keberadaan dan managemen kita hanya berada di tangan-Nya,
kita juga harus percaya bahwa tak seorangpun selain Dia yang mempunyai hak untuk
memerintah dan membuat hukum bagi kita.

2
Yang dimaksud dengan hal ini ialah bahwa alam raya ini diatur oleh mudabbir
(pengelola), pengendali tunggal, tak disekutui oleh siapa dan apa pun dalam pengelolaan dan
pen-tadbiran-Nya. Dialah Allah (Mahasuci Dia) Pengelola alam semesta ini.
Adapun pentadbiran para malaikat serta semua sebab (lantaran) yang saling berkaitan, tidak
lain adalah perintah-Nya. Hal ini berlawanan dengan pendapat sebagian kaum musyrikin yang
percaya bahwa yang berkaitan dengan Allah SWT hanyalah perbuatan penciptaan dan
pengadaan mula pertama saja, sedangkan pentadbiran dan pengaturan segala jenis makhluk
dan benda diatas bumi ini selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada benda-benda
langit,malaikat, jin,serta maujudat spiritual yang diperankan oleh berhala-berhala yang
disembah. Jadi menurut mereka tidak ada sangkut paut Allah dalam hal pentadbiran dan
pengelolaan urusan segala nya.
Akan tetapi, dengan jelas dan terang Al-Quran menegaskan bahwa Allah adalah sang
pengatur dan pengelola (al-Mudabbir) bagi alam semesta, maka yang demikian itu semata-
mata atas izin dan perintah-Nya.

Allah SWT berfirman dalam QS.Al-A’raaf :

‫ حثيثا والشمس‬,‫إن ربكم هللا الذى خلق السموات واألرض فى ستة ايام تم استوى على العرش يغشى اليل النها ر يطلبه‬
‫والقمر والنجوم ميخرت بأمره أال له الخلق واألمر تباركاهلل رب العلمين‬

Artinya :

“ Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia menguasai diatas arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat dan (diciptakan –Nya pula)matahari, bulan dan bintang, yang
semuanya tunduk kepada perintah-Nya.ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hal
Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.(QS.Al-A’raf : 54).

Maka, siapa saja yang memiliki pengetahuan, walaupun sedikit, tentang ayat-ayat Al-
Quran, pasti mengetahui manakala Allah SWT menisbahkan banyak dari perbuatan atau
tindakan kepada diri-Nya sendiri, sementara disaat yang sama dan diberbagai ayat lain Ia
menisbahkannya kepada selain Dia, maka yang demikian itu sama sekali tidak mengandung
pertentangan (kontradiksi). Sebab, adanya pembatasan timbulnya segala perbuatan pada zat-
Nya sendiri saja ialah yang semata-mata bersifat “mandiri sepenuhnya”. Hal ini tidak
bertentangan dengan penyekutuan sesuatu selain-Nya dalam perbuatan itu, dalam arti bahwa
ia hanya sebagai pelaksana perintah dan kehendak-Nya.

3
2.3. Tauhid Uluhiyah
Ulluhiyyah diambil dari kata al-ilah yang maknanya sesuatu yang disembah
(sesembahan) dan sesuatu yang ditaati secara mutlak dan total.kata llah ini diperuntukkan bagi
sebutan sesembahan yang benar (haq). Tauhid uluhiyyah adalah menyakini bahwa tiada tuhan
selain Allah SWT.Ini juga merupakan hasil lain keyakinan alamiah-warisan dalam diri
manusia.Jika eksistensi kita berasal dari Allah Swt.,pengaturan dan pengarahan hidup kita
diserahkan kepada-Nya.

Anda mungkin telah menyadari bahwa Al-Quran memandang politeisme sebagai


sebuah dosa. Ketika dosa-dosa besar diperhitungkan,”politeisme berada dipuncak
daftarnya,”demikian dikatakan orang politeisme dalam praktiknya berarti menyembah kepada
selain Allah Swt., meskipun si penyembah tidak mempercayai bahwa sembahannya itu patut
disembah, dan hanya menyembahnya karena kepentingan-kepentingan tertentu.

Firman Allah SWT:

‫وإلهكم إله واحد الإله إال هوالرحمن الرحيم‬

Artinya:

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Baqarah:163)

Tauhid Uluhiyyah ini berhubungan erat dengan dua hal, yaitu: 1) Amal/perbuatan, 2)
Ibadah. Supaya kedua hal tersebut mendapat pahala, maka wajib bagi setiap muslim untuk
meyakinkan pentingnya Niat/Ikhlas didalam beramal dan beribadah. Para ulama telah sepakat
Niat yang Murni berperan penting dalam meridhoi amal dan ibadah yang kita lakukan sehari-
hari.

Ibnu Athoillah menyatakan bahwa Niat/Ikhlas adalah Ruhnya:

“Amal-Amal adalah laksana gambaran-gambaran yang berdiri tegak dan yang menjadi
ruhnya adalah rahasia ikhlas/niat”

Berdasarkan keterangan di atas, amal-amal seperti sholat dan bersedekah tidak akan
ada ruhnya dalam arti tidak akan diterima dan diberi pahala apabila tidak diiringi dengan niat
yang murni. Sholat yang dikerjakan ataupun sedekah yang berjuta-juta tanpa ada niat yang
benar seolah-olah sholat dan sedekah yang berjuta-juta itu laksana jasad yang mati tergeletak
tak ada arti.

4
Oleh karena itu, setiap aktifitas ibadah seperti: sedekah, puasa, apabila kosong tanpa
keikhlasan/niat didalamnya, maka sedekah, puasa, berdzikir tidak disebut sebagai ibadah tetapi
disebut adat (kebiasaan).

Ibnu Abbas menyatakan bahwa:

‫عادة هي بل عبادة فليست اإلخالص من خلت عبادة كل‬

“Setiap ibadah yang kosong dari ikhlas/niat, maka itu bukanlah ibadah tetapi ia disebut
kebiasaan (adat)”

2.4. Tauhid Al Asma Wa’ al Sifat

Tauhid al Asma wa al Sifat adalah penetapan dan pengakuan yang kokoh atas nama-
nama dan sifat-sifat Allah SWT yang luhur berdasarkan petunjuk Allah SWT dalam Al-Quran
dan petunjuk rasulullah dalam sunnahnya. Mayoritas ulama salaf yakni ulama yang konsisten
dalam mengikuti sunnah rasulullah, pandangan para sahabat dan tabiin yang shalih,
menetapkan segala nama dan sifat yang ditetapkan Allah SWT untuk diri-Nya, dan apa-apa
yang dijelas oleh Rasullulah bagi-Nya. Tanpa melakukan ta’thil (penolakan), tahrif (perubahan
dan penyimpangan lafadz dan makna), tamtsil (penyerupaan) dan takyif (menanya terlalu jauh
tentang sifat Allah SWT).
Sebagaimana firman Allah SWT :

‫ليس كثله شيء وهو السميع البصير‬

Artinya:
“Tiada yang menyerupai-Nya segala sesuatu, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”
(QS. As Syura : 11).
‘Itiqad Ahlus Sunnah dalam masalah Sifat Allah Subhanhu wa Ta’ala didasari atas dua
prinsip:
1. Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala wajib disucikan dari semua sifat-sifat kurang
secara mutlak ,seperti ngantuk, tidur, lemah, bodoh, mati, dan lainnya.

2 .Allah mempunyai sifat-sifat yang sempurna yang tidak ada kekurangan sedikit pun juga,
tidak ada sesuatu pun dari makhluk yang menyamai Sifat-Sifat Allah.

5
Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak menolak sifat-sifat yang disebutkan Allah untuk Diri-
Nya, tidak menyelewengkan kalam Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kedudukan yang
semestinya, tidak mengingkari tentang Asma’ (Nama-Nama) dan ayat-ayat-Nya, tidak
menanyakan tentang bagaimana Sifat Allah, serta tidak pula mempersamakan Sifat-Nya
dengan sifat makhluk-Nya.

6
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Ilmu tauhid ialah ilmu yang membicarakan tentang cara-cara menetapkan akidah
agama dengan mempergunakan dalil-dalil yang meyakinkan, baik berupa dalil aqli, dalil naqli,
ataupun dalil wijdani ( Perasaan halus ).
Tauhid al-Rububiyah adalah diambil dari salah satu nama Allah al-Rabb, yang memiliki
beberapa makna yaitu : pemeliharaan, pengasuh, pendamai, pelindung, penolong dan
penguasa. Tauhid uluhiyyah adalah menyakini bahwa tiada tuhan selain Allah SWT.Ini juga
merupakan hasil lain keyakinan alamiah-warisan dalam diri manusia.Jika eksistensi kita
berasal dari Allah Swt.,pengaturan dan pengarahan hidup kita diserahkan kepada-Nya.
Sedangkan Tauhid al Asma wa al Sifat adalah penetapan dan pengakuan yang kokoh atas
nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT yang luhur berdasarkan petunjuk Allah SWT dalam Al-
Quran dan petunjuk rasulullah dalam sunnahnya.

3.2.Saran
Demikian makalah ini kami buat. Semoga apa yang kami diskusikan dapat menambah rasa
syukur kita kepada Allah dan menambah pengetahuan kami. Adapun dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan yang masih perlu kami sempurnakan. Untuk itu kritik
dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan kami ucapan terima
kasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://pusatmakalah1000.blogspot.com/2015/04/makalah-tauhid-rububiyah-uluhiyah_4.html

http://jakhinjj.blogspot.com/2016/04/makalah-tauhid-rububiyah-uluhiyah-asma.html

https://brainly.co.id/tugas/4699531

Anda mungkin juga menyukai