Anda di halaman 1dari 90

STRATEGI PENGEMBANGAN HOME INDUSTRY KUE

KECIPUT BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI


DESA DEMANGAN KECAMATAN KOTA KABUPATEN
KUDUS

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
dalam Bidang Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

Oleh :
Maurizka Assyahara
NIM 1840410003

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
TAHUN 2022
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
JL. Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp (0291) 432677 Fax. 441613
Kudus 59322
Email : fdki@iainkudus.ac.id;Website : www.iainkudus.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi saudari:


Nama : Maurizka Assyahara
NIM : 1840410003
Fakultas : Dakwah dan Komunikasi Islam
Program Studi : Pengembangan Masyarakat Islam
Judul : Strategi Pengembangan Home Industry Kue Keciput
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di Desa Demangan
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus

Benar-benar telah melalui proses pembimbingan dengan pembimbing


sejak 01 Desember 2021 sampai dengan 25 Agustus 2022 dan disetujui untuk
dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya.

Kudus, 25 Agustus 2022


Pembimbing,

Irzum Farihah, S.Ag.,M.Si


NIP. 197601292007012019

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, saya Maurizka Assyahara NIM


1840410003 menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini :
1. Seluruhnya merupakan karya tulis saya sendiri dan belum pernah
diterbitkan dalam bentuk apapun dan untuk keperluan apapun.
2. Tidak berisi material yang pernah ditulis orang lain kecuali informasi yang
terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan dalam penulisan skripsi.
Saya bersedia menerima sanksi apabila ditemukan ketidakbenaran.

Kudus, 2022
Yang Menyatakan,

Maurizka Assyahara
NIM 1840410003

iii
ABSTRAK

Maurizka Assyahara, NIM 1840410003, Strategi Pengembangan Home


Industry Kue Keciput Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di Desa
Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Skripsi, Fakultas Dakwah
dan Komunikasi Islam IAIN Kudus, 2022.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan home
industry kue keciput berbasis pemberdayaan masyarakat di Desa Demangan yang
dilakukan oleh pemilik usaha kue keciput sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas manajemen home industry kue keciput melalui penyusunan strategi usaha
yang tepat dan akurat agar dapat mengembangkan home industry tersebut yang
mana saat ini sudah terkenal karena cita rasanya yang tetap terjaga. Dan untuk
mengetahui faktor penghambat dan pendukung pengembangan home industry di
Desa Demangan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field researc) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Sumber data yang
diperoleh dari hasil observasi, wawancara dengan beberapa informan yaitu :
Kepala Desa Demangan, pemilik usaha keciput Barokah 78 dan konsumen keciput
Barokah 78 dan dokumentasi foto tempat usaha.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan home
industry kue keciput berbasis pemberdayaan masyarakat menggunakan strategi
pemberdayaan Arus Mikro dan Arus Mezzo di lakukan dengan cara Pertama,
menjaga kualitas produk dengan tidak mengganti bahan baku seperti saat baru
merintis usaha. Kedua, memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan.
Ketiga, menawarkan harga bersaing. Keempat, perluasan dalam mempromosikan
produk baik melalui mulut ke mulut atau dari media sosial. Faktor penghambat
dan pendukung dalam pengembangan home industry kue keciput. Faktor
penghambat nya tidak ada pelatihan pada tenaga kerja, variasi kue keciput yang
sedikit, kurangnya pemasaran dan promosi. Faktor pendukungnya bahan baku
yang mudah didapat, lokasi usaha yang strategis dan cita rasa kue yang khas.

Kata Kunci : Strategi Pengembangan, Home Industry, Pemberdayaan


Masyarakat.

iv
MOTTO

“Kesulitan dimaksudkan untuk membangkitkan, bukan mengecilkan


hati. Semangat manusia tumbuh kuat melalui sebuah masalah”
-William E. Channing.

v
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Alhamdulillah, skripsi ini dapat saya selesaikan atas izin
Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. setelah melewati
perjuangan disertai do’a, usaha dan kesabaran dalam menyelesaikan karya tulis
ini. Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Ibu
2. Ibu
3. Ibu saya, Sulistiani yang telah melalui banyak perjuangan dan rasa sakit.
Skripsi ini adalah persembahan kecil untuknya. Terimakasih karena sudah
bertahan dengan segala kondisi, terimakasih telah memberikan kehidupan
yang penuh rasa cinta dan kasih sayang sehingga seumur hidup tidak cukup
untuk menikmati semuanya.
4. Ayah saya tercinta Alm. Juliono serta ayah sambung saya Bapak Bowo
yang telah mencukupi kebutuhan saya, menyayangi saya serta senantiasa
memberikan dukungan do’a yang tulus untuk saya sehingga skripsi ini dapat
selesai.
5. Adikku tercinta Akbar dan Byan yang selalu memberiku warna yang indah
di setiap harinya.
6. Sahabatku Ega Ayu Lestari yang senantiasa menemani di kala susah dan
senangku selama 9 tahun jenjang pendidikanku.
7. Kepada mba Indah dan Kholida partner jajan yang sampai sekarang hanya
wacana.

vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

vii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah


SWT yang telah mencurahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis
mendapatkan kesempatan untuk menuntut ilmu serta dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Strategi Pengembangan Home Industry Kue Keciput Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus”. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, Nabi
Muhammad SAW sebagai suri tauladan seluruh umat Islam. Penyusunan skripsi
ini banyak mendapatkan arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si selaku Rektor Institut
Agama Islam Negeri Kudus (IAIN Kudus)
2. Ibu Dr. Siti Malaiha Dewi, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Islam IAIN Kudus.
3. Bapak Farid Khoeroni, S.Pd.I., M.S.I, selaku Ketua program studi
Pengembangan Masyarakat Islam IAIN Kudus.
4. Ibu Irzum Farihah, S.Ag., M.Si, selaku Dosen pembimbing skripsi yang
dengan sabar mengarahkan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Anisa Listiana, M.Ag, selaku kepala perpustakaan IAIN Kudus dan
seluruh staff perpustakaan IAIN Kudus yang telah memberikan pelayanan
perpustakaan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen, pegawai, administrasi dan seluruh karyawan Institut
Agama Islam Negeri Kudus yang telah membantu dalam pelayanan proses
administrasi.
7. Bapak Alex Fahmi, S.Sos, selaku kepala desa Demangan beserta staff yang
telah memberikan izin penelitian dan membantu mengarahkan untuk
kepentingan penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Istiqomah selaku pemilik usaha kue keciput yang telah menyempatkan
waktu dan memberikan izin penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

viii
9. Teman-teman ku program studi Pengembangan Masyarakat Islam angkatan
2018.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, melancarkan penyusunan skripsi ini. Semoga segala
bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan mendapat imbalan pahala
dari Allah SW. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih ada
kekurangan dan kesalahan yang tidak penulis sengaja. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
menyempurnakan skripsi ini. semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan peneliti selanjutnya yang hendak meneliti lebih lanjut.

Kudus,
Penulis,

Maurizka Assyahara
NIM 1840410003

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI.................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................................... iii
ABSTRAK........................................................................................................ iv
MOTTO............................................................................................................ v
PERSEMBAHAN............................................................................................. vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN............................................. vii
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian............................................................................... 6
C. Rumusan Masalah............................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian............................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian........................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan....................................................................... 7

BAB II : KERANGKA TEORI


A. Kajian Teori..................................................................................... 9
1.Strategi Pengembangan ................................................................ 9
2.Pemberdayaan Masyarakat............................................................ 10
3.Home Industri................................................................................ 16
B. Penelitian Terdahulu........................................................................ 19
C. Kerangka Berpikir............................................................................ 21

BAB III : METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Pendekatan........................................................................ 23

x
B. Setting Penelitian............................................................................. 24
C. Subjek Penelitian.............................................................................. 24
D. Sumber Data..................................................................................... 24
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 25
F. Uji Keabsahan Data.......................................................................... 27
G. Teknik Analisis Data........................................................................ 28

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Objek Penelitian..................................................... 31
1. Gambaran Umum Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus............................................................................................. 31
2. Gambaran Umum Home Industry Kue Keciput Barokah 78......... 36
B. Deskripsi Data Penelitian.................................................................... 37
1. Strategi Pengembangan Home Industry Kue Keciput Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Demangan Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus.......................................................................... 37
2. Faktor Penghambat dan Pendukung Pengembangan Home
Industry Kue Keciput Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di
Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus................... 42
C. Analisis Data Penelitian....................................................................... 44
1. Strategi Pengembangan Home Industry Kue Keciput Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Demangan Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus.......................................................................... 45
2. Faktor Penghambat dan Pendukung Pengembangan Home
Industry Kue Keciput Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di
Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus................... 48
D. Analisis SWOT dalam pengembangan home industry Kue Keciput
Barokah 78........................................................................................... 49
1. Strenght (Kekuatan)....................................................................... 50
2. Weakness (Kelemahan).................................................................. 50
3. Opportunities (Peluang)................................................................ 51

xi
4. Threats (Ancaman)........................................................................ 51

BAB V : PENUTUP
A. Simpulan.............................................................................................. 55
B. Saran -saran......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Penduduk berdasarkan Usia.............................................. 35


Tabel 4.2 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Demangan....................... 36
Tabel 4.3 Analisis SWOT Faktor Internal dan Eksternal.......................... 52
Tabel 4.4 Analisis SWOT Strategi tindak lanjut dari faktor internal dan
eksternal.................................................................................... 53

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir..................................................................... 22


Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Demangan................. 34

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang mana perekonomian
menjadi masalah utama yang harus dihadapi oleh negara berkembang,
ditambah lagi dengan ekonomi global yang selalu berubah-ubah membuat
negara berkembang harus siap untuk menghadapi nya. Saat ini salah satu cara
negara Indonesia mengatasi masalah tersebut ialah dengan fokus pada mikro
ekonomi, karena makro ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun ini selalu
mengalami defisit.1
Indonesia mempunyai potensi dan sumber daya manusia yang melimpah.
Rendahnya perekonomian masyarakat di Indonesia menjadi salah satu faktor
utama pemerintah membangun dan mengajak partisipasi masyarakat Indonesia
untuk membangun ekonomi kreatif yang mulai diakui sebagai peran yang
sangat penting dalam pembangunan ekonomi maupun bisnis. Ekonomi
kreatifitas adalah cara mengatasi dalam mempertahankan keberlanjutan
pembangunan ekonomi maupun bisnis di era persaingan yang ketat.2
Potensi sumber daya alam yang kuat ditambah dengan sumber daya
manusia, kedua sumber daya ini memiliki hubungan yang sangat erat untuk
menwujudkan suatu perusahaan atau bisnis yang dapat mendongkrak
perekonomian, jika sumber daya alam yang kita punya dapat dioperasikan
dengan baik oleh sumber daya manusia (human capital) yang terampil,
berpendidikan serta mempunyai mental wirausaha.3

1
Achmad Fawaid dan Erwin Fatmala, “Home Industry Sebagai Strategi Pemberdayaan Usaha
Mikro dalam Meningkatkan Financial Revenues Masyarakat”, Al-Qalam: Jurnal Ilmiah
Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol. 14, No. 1 Januari-Juni 2020, (Probolinggo: Universitas
Nurul Jadid, 2020), 110.
2
Moelyono Mauled, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutat dan Kebutuhan,
(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2010), 232.
3
Dini Rochdiani, “Manajemen Usaha Home Industry Desa Sindangsari Kecamatan Sukasari
Kabupaten Sumedang”, Jurnal Aplikasi Iptek Untuk Masyarakat, Vol 7, No. 1 Maret 2018, (Jawa
Barat: Direktorat Sumber Daya Akademik Universitas Padjajaran, 2018), 51.

1
Istilah pemberdayaan masyarakat telah cukup lama kita kenal, seiring
dengan makin meningkatnya angka kemiskinan sekaligus pengangguran di
Indonesia yang tidak hanya menimpa masyarakat di pedesaan tetapi juga
masyarakat perkotaan. Seperti yang kita ketahui saat ini lapangan pekerjaan
semakit sempit di masyarakat. Masyarakat berlomba-lomba memperebutkan
lahan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Kemiskinan pada
masyarakat kota lebih mengarah pada metalitas individualistis, persaingan
yang tidak terpadu, yang besar kecenderungannya akan menambah jurang
pemisah antara kelompok kaya dan kelompok miskin. Kemudian, muncul
konflik yang terjadi akibat seleksi alam. Yaitu yang kuat yang akan bertahan,
dan yang lemah akan tersisihkan. Sekarang masih ada masyarakat yang
berpendidikan rendah sulit mencari kerja karena tempat kerja yang
menyediakan lowongan kerja memberikan syarat untuk calon karyawannya. 4
Setiap masyarakat tentunya menginginkan kehidupan yang sejahtera.
Karena hal itu kesejahteraan dijadikan sebagai kondisi ideal yang harus di
capai masyarakat. Dalam proses pengembangan masyarakat tentunya memiliki
strategi yang digunakan untuk mensejahterakan masyarakat dengan ikut serta
dan beperan langsung dalam pembangunan masyarakat. Proses ini tentunya
tidak terlepas dari stakeholders setempat sebagai yang menjalankan perubahan
guna meningkatkan ekonomi, sosial politik dan budaya baik tingkat individu,
keluarga, kelompok sosial ataupun komunitas.5
Pemberdayaan masyarakat menjadi berarti bagi peningkatan pendapatan
antara lain tentang bagaimana mengupayakan masyarakat dapat menjadi
pelaku utama dalam pembangunan ekonomi serta dapat memanfaatkan
sumberdaya secara optimal dan bertanggung jawab dengan masyarakat.
Pendapatan masyarakat baik meningkat maupun menurun secara nyata
berhubungan erat dengan kebutuhan hidup dalam pemenuhannya.6
4
Adon Nasrullah Jamaludin, Sosiologi Perkotaan: Memahami Masyarakat Kota dan
Problematikanya, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2015), 231-232.
5
Rizki Ainun Afidah, Skripsi “Pemberdayaan Masyarakat Islam Berbasis Kelompok
Ternak: Studi Pengelolaan Pupuk Dotuman Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Desa Tubanan Jepara”. (Kudus: IAIN KUDUS, 2021): 1.
6
Suci Rahmadani, “Analisis Strategi Pengembangan UMKM dalam Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat Desa Padang Brahrang Kec. Selesai Kab. Langkat: Studi Kasus Pada

2
Salah satu cara memberdayakan masyarakat adalah dengan wirausaha.
Sudah banyak masyarakat yang berpikiran kreatif untuk menurunkan angka
pengangguran, mereka membuka usaha sendiri yang awal mula nya hanya
digunakan untuk penghasilan tambahan justru kini menyerap banyak tenaga
kerja. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melakukan sebuah
pemberdayaan adalah dengan mendirikan wirausaha home industry. Selain
sebagai wadah perekonomian masyarakat, juga sebagai potensi yang sangat
besar dalam meningkatkan perekonomian nasional. 7
Kegiatan ini banyak diminati dengan berbagai alasan mulai dari tidak
memerlukan modal yang besar, implementasi dari hobi atau kegemaran dan
ternyata bisa menambah penghasilan dan membantu perekonomian keluarga.
Melihat dari arus globalisasi dan tingginya persaingan membuat semua usaha
baik itu kecil, menengah dan besar harus mampu menghadapi keadaan ini. hal
ini dapat kita atasi dengan memberdayakan usaha yang dimiliki agar
memberikan perubahan yang lebih baik kedepannya sehingga dapat bersaing
dengan yang lainnya.
Islam menganjurkan umatnya untuk berproduksi dan berperan dalam
berbagai bentuk aktivitas ekonomi, pertanian, perkebunan, perikanan,
perindustrian dan perdagangan. Bekerja dalam Islam bukan hanya memenuhi
kebutuhan hidup, tetapi juga merupakan suatu kewajiban agama, sehingga
perlu diperlihatkan cara dan proses kerja yang akan membawa konsekuensi
terhadap hasil, karena ekonomi Islam menolak mengambil keputusan atau
pendapat yang diperoleh bukan berdasarkan pada pendapatan yang halal dari
usaha. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-
Jumu’ah ayat 10 :

‫ض ِل ٱللَّ ِه‬ ۟ ۟ ِ
ْ َ‫ض َو ْٱبَتغُ وا ِمن ف‬ ْ ‫ٱلص لَ ٰوةُ فَٱنتَش ُروا ىِف‬
ِ ‫ٱَأْلر‬ َّ ‫ت‬ ِ ‫ضي‬
ِ ‫ِإ‬
َ ُ‫فَ َذا ق‬
‫َوٱذْ ُك ُرو ۟ا ٱللَّهَ َكثِ ًريا لَّ َعلَّ ُك ْم‬
‫ُت ْفلِ ُحو َن‬
Home Industri Kerupuk dan Keripik”. Jurnal Pengabdian Masyarakat , Vol 2, No. 3 (2021): 124.
7
Efendi M Guntur, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, (Jakarta: CV Agung Seto, 2009), 40.

3
Artinya : “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.” 8

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa manusia diperintahkan untuk


bekerja dan bertebaran dimuka bumi untuk mencari rezeki, sehingga
tercapailah suatu masalah dalam kehidupan terutama perekonomian. 9Bekerja
bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi juga merupakan
kewajiban agama, Islam memerintahkan dan menganjurkan pekerjaan yang
baik dan bermanfaat bagi kemanusiaan, agar setiap pekerjaan mampu
memberikan nilai tambah dan mengangkat derajat manusia baik secara
individu maupun kelompok atau masyarakat.
Penelitian terkait strategi pengembangan home industry sudah banyak
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Strategi menjadi salah satu alat
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan industry sesuai dengan kondisi.
Strategi yang tepat sangat diperlukan sebagai pandangan arah dan acuan dalam
keberlangsungan setiap usaha dan uapaya pengembangan industry.10 Strategi
pengembangan home industry dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan
khusus untuk pengelolaan usaha kecil yang meliputi perencanaan dan
pengorganisasian yang mendorong produktifitas. Mensiasati menggunakan
alat-alat yang lebih modern untuk menutupi keterbatasan tenaga kerja dalam
memproduksi sampai pemasaran sehingga lebih efektif dan efisien. 11
Menambahkan modal usaha seperti meminjam pada keluarga atau meminjam
uang di bank.12

8
Al-Qur’an Surah Al-Jumu’ah ayat 10.
9
Nurul Sakinah, Skripsi “Strategi Pengembangan Usaha Home Industri Kerajinan Sebo di
Jorong Galuang Nagari Sungai Pua Kabupaten Agam” (Bukittinggi: IAIN BUKITTINGGI,
2018), 2-3.
10
Ajat Saputra, dkk, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Home Industry Keripik
Kaca di Desa Pasanggrahan Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang”. Indonesian
Collaboration Journal of Community Services, Vol 2 No. 1 (2022): 46.
11
Saifuddin Zuhri, “Analisis Pengembangan Usaha Kecil Home Industi Sangkar Ayam
dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan”. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol 2, No 3 (2013):
64.
12
Syaeful Bakhri, dkk., “Analisis SWOT Untuk Strategi Pengembangan Home Industry Kue
Gapit Sampurna Jaya Kabupaten Cirebon”, DIMASEJATI, Vol 1 No. 1 (2019):79.

4
Salah satu Industri rumah tangga kini banyak berdiri dan mudah
dijangkau masyarakat serta mampu meningkatkan perekonomian masyarakat
adalah home industry kue keciput. Kue keciput merupakan salah satu camilan
atau makanan ringan kering tradisional (kue kering) di Indonesia yang berasal
dari Kudus, Jawa Tengah dan sampai saat ini masih populer di kalangan
masyarakat. Kue keciput terbuat dari tepung beras ketan yang memiliki
berbagai jenis bentuk, yaitu bulat dan lonjong dengan balutan biji wijen di
seluruh bagian bentuknya.
Perbedaan antara kue keciput dengan onde-onde yaitu ukuran kue keciput
lebih kecil dan tidak ada isian seperti halnya onde-onde berisikan kacang
hijau. Untuk tekstur kue keciput renyah saat digigit dan tidak lembek seperti
onde-onde. Kue keciput ini menjadi iconic dan masuk kue yang wajib ada di
hari besar Islam terutama Idul Fitri setelah nastar di Kudus. Kue ini sangat
cocok di suguhkan sebagai teman ngobrol saat silaturahim bersama keluarga.
Di Jalan DR Wahidin Sudirohusodo Desa Demangan RT 02 RW 02
Kudus berdiri salah satu home industry kue keciput Barokah 78 milik Ibu
Istiqomah perlu untuk terus dikembangkan. Pengembangan home industry ini
membutuhkan strategi-strategi yang sangat relevan dengan kehidupan
masyarakat. Sekalipun dalam melaksanakan pengembangan home industry
tersebut pasti menghadapi hambatan dan rintangan serta terdapat faktor-faktor
penghambat dan pendukung.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Home Industry
Kue Keciput Barokah 78 Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Di Desa
Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus”.

B. Fokus Penelitian
Sesuai dengan latar belakang diatas, peneliti memfokuskan penelitian ini
pada strategi pengembangan home industry kue keciput Barokah 78 di Desa
Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Untuk mengetahui faktor

5
penghambat dan pendukung dalam pengembangan home industry berbasis
pemberdayaan masyarakat di Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana strategi pengembangan home industry kue keciput Barokah 78
berbasis pemberdayaan masyarakat di Desa Demangan Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus?
2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung strategi pengembangan home
industry kue keciput Barokah 78 berbasis pemberdayaan masyarakat di
Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus?

D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari peneliti adalah :
1. Untuk mengetahui strategi pengembangan home industry kue keciput
Barokah 78 berbasis pemberdayaan masyarakat di Desa Demangan
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.
2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung strategi
pengembangan home industry kue keciput Barokah 78 berbasis
pemberdayaan masyarakat di Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi pemberdaya ilmu
sosial terutama Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).
b. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian lanjutan apabila
dilakukan penelitian yang sama dimasa yang akan datang.
c. Sebagai referensi penelitian untuk melengkapi sumber yang telah ada.

6
d. Memberikan sumbangan bagi penelitian lebih lanjut tentang strategi
pengembangan home industry kue keciput.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai metode
atau cara pada saat mengembangan home industry agar nantinya usaha ini
dapat terus berjalan dan dari home industry ini dapat membantu
memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya pemilik home industry
maupun karyawannya.

F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 13
1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan
pembimbing, nota pengesahan, halaman pernyataan keaslian, halaman
abstrak, motto, halaman persembahan, kata pengantar, halaman daftar isi,
daftar tabel dan daftar gambar.
2. Bagian Isi
Pada bagian ini terdiri dari lima bab, antara bab I dengan bab lainnya
saling berkaitan, kelima bab itu adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini peneliti memaparkan latar belakang masalah,
fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : KERANGKA TEORI
Dalam bab ini membahas tentang kajian teori yang berisi
strategi pengembangan, pemberdayaan masyarakat, dan
home industry. Pemberdayaan masyarakat (pengertian dan
strategi pemberdayaan), home industry (pengertian,

13
Supaat, dkk, Pedoman Penyelesaian Tugas Akhir Program Sarjana (Skripsi), (Kudus:
Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), 2018). 19-20.

7
karakteristik home industry dan jenis home industry),
penelitian terdahulu dan kerangka berfikir.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang
digunakan oleh penelitian ini, yaitu terdiri dari: a) Jenis dan
pendekatan, b) Setting penelitian, c) Subyek penelitian, d)
Sumber data, e) Teknik pengumpulan data, f) Pengujian
keabsahan data dan teknis analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian, menjelaskan mengenai objek
penelitian, mendeskripsikan data yang diperoleh penulis dan
analisis data
BAB V : PENUTUP
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran-saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir ini berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan
lampiran-lampiran (transkrip wawancara, foto dan lain lain).

BAB II
KERANGKA TEORI

8
A. Kajian Teori
1. Strategi Pengembangan
Strategi berasal dari kata Yunani strategos yang berarti berjuang
untuk memenangkan pertempuran, strategi ini pada awalnya digunakan
untuk memenangkan pertempuran. Strategi ini pada awalnya digunakan di
lingkungan militer, namun seiring berjalannya waktu telah di gunakan di
berbagai bidang dengan sifat yang relatif sama seperti diterapkan dalam
konteks pelatihan yang bisa di kenal dengan strategi pembelajaran. 1
Strategi merupakan suatu proses penting yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan pengendalian tindakan yang dilakukan untuk
memenangkan persaingan demi tercapainya tujuan.2
Strategi merupakan sebuah media untuk mencapai tujuan. Konsep
strategi bertumpu erat dengan sebuah perancangan untuk mencapai arah
tujuan jauh ke depan. Strategi adalah struktur, sebab strategi itu masih
berbentuk perancangan yang berorientasi ke masa depan dan belum
terlaksana. Tetapi jika sudah terlaksana, disebut dengan realized strategy.
Strategi juga berarti wadah, yaitu strategi memposisikan produknya ke
pasar pasaran.3 Ada dua jenis model strategi. Pertama, melihat kebawah.
Yaitu melihat titik temu antara produk dengan pelanggannya. Kedua,
melihat keluar. Yaitu memperhatikan berbagai aspek lingkungan eksternal
yang mempengaruhi pasar.4
Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk memajukan dan
mengembangkan suatu usaha agar dapat bertahan dalam jangka panjang :
a. Strategi Pengembangan Pasar
Strategi utama untuk memasarkan sebuah produk yang ada kepada
konsumen, sering kali terkait hanya dengan modifikasi tipis dengan

1
Hadino dan Wijoyo, Strategi pembelajaran, (Sumatera Barat: Insan Cendekia Mandiri,
2021), hlm 1.
2
Totok Mardikanto dan Soebianto, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan
Publik, (Bandung: Alfabeta, 2017) hlm 168.
3
Syaeful Bakhri, Abdul Aziz dan Ummi Khulsum, “Analisis SWOT untuk Strategi
Pengembangan Home Industry Sampurna Jaya Kabupaten Cirebon”. DIMASEJATI, Vol 1, No 1
(2019): 67. Diakses pada tanggal 21 Juni 2021.
4
M. Yunus, Islam dan Kewirausahaan Inovatif, (Malang: UIN Malang Press, 2008).

9
cara menambah saluran distribusi atau dengan cara menambah
konten iklan atau promosi.
b. Strategi pengembangan produk
Strategi ini juga di butuhkan terhadap suatu produk yang ada saat ini.
c. Strategi inovasi
Strategi ini merupakan strategi untuk meraih keuntungan yang tinggi
berkaitan dengan penciptaan atau penerimaan pelanggan atau produk
baru atau yang telah diperbaiki.5
Upaya memberdayakan kelompok masyarakat yang lemah dapat
dilakukan dengan tiga strategi. Pertama, pemberdayaan melalui
pemrograman dan kebijakan yang dilaksanakan dengan membangun atau
mengubah struktur dan lembaga yang bisa memberikan akses yang sama
terhadap sumber daya, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi dalam
kehidupan masyarakat. Kedua, pemberdayaan melalui aksi-aksi sosial dan
politik yang dilakukan perjuangan politik dan gerakan dalam rangka
membangun kekuasaan yang efektif. Ketiga, pemberdayaan melalui
pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang dilakukan dengan proses
pendidikan dalam berbagai akpek yang cukup luas.6

2. Pemberdayaan Masyarakat
a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pengertian pemberdayaan sudah banyak dikemukakan oleh para
pakar. Bila dilihat dari akar katanya “daya” merupakan kata dasar dan
ditambah awalan “ber” yang berarti merupakan daya. Daya sama
dengan tenaga atau kekuatan, maka arti kata berdaya adalah
mempunyai tenaga atau kekuatan.7
Konsep pemberdayaan masyarakat yaitu menumbuhkan
kesadaran tentang perlunya peran partisipasi masyarakat dalam
5
J. Pearce B & Robinson, Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 2013.
6
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2013), 28
7
Dedeh Maryani dan Ruth Roselin E. Nainggolan, Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta:
CV BUDI UTAMA, 2019), hlm 1.

10
menjalankan seluruh proses dan program pemberdayaan. Dimana
masyarakat yang awalnya hanya sebagai objek tetapi seiring
berkembangnya zaman, masyarakat dijadikan subjek dalam
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat8. Dengan kata lain
keberhasilan dari proses atau kegiatan pemberdayaan masyarakat
tidak hanya ditentukan oleh pihak yang melakukan pemberdayaan,
tetapi juga oleh aktifnya pihak yang diberdayakan untuk mengubah
situasi dan kondisi menjadi lebih baik dari sebelumnya.9
Pemberdayaan menurut agama Islam adalah kemampuan atau
usaha seseorang untuk mengubah keadaan dalam lingkup masyarakat
menjadi lebih baik. Dalam pandangan Islam, proses pemberdayaan
merupakan gerakan yang tidak bisa dihentikan karena ini sejalan
perubahan untuk menjadi manusia yang lebih baik dan lebih terarah.
Hal ini tertuang dalam ayat suci Al-Qur’an dalam surah Ar-Rad ayat
11 yang berbunyi :

‫ِإ َّن اهللَ اَل يُغَِّي ُر َما بَِق ْوٍم َحىَّت يُغَِّيُروا َما بَِأْن ُف ِس ِه ْم‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri.” 10

Dari ayat tersebut menjelaskan apabila kita ingin melakukan


perubahan maka kita harus melakukannya dengan kesadaran sendiri.
Dalam konsep pemberdayaan masyarakat, kita harus melakukan
perubahan kearah yang lebih baik, agar masyarakat dapat berkembang
dan menjadi masyarakat yang mandiri. Didalam sebuah pemberdayaan
diperlukan adanya perubahan dan tindakan atau aksi yang nyata pada
pelaksanaan pemberdayaan.11
8
Adon Nasrullah Jamaluddin, Sosiologi Pedesaan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), 243.
9
Dedeh Maryani dan Ruth Roselin E. Nainggolan, Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta:
CV BUDI UTAMA, 2019), hlm 8.
10
Al-Qur’an Surah Ar-Rad ayat 11
11
Bambang Sugeng Dwiyanto,”Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kapasitas
dalam Penanggulangan Kemiskinan melalui PNPM Mandiri Perkotaan”, Jurnal Maksipreneur,
Vol 3 No. 1 (2013):39.

11
Selain itu, pemberdayaan masyarakat merupakan dorongan,
motivasi bagi seluruh masyarakat untuk bekerja sama dalam
memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup dalam kesejahteraan
masyarakat. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang saling
membutuhkan dan memanfaatkan tertuang dalam Al-Qur’an surah
Az-Zukhruf ayat 32 yang berbunyi :

‫يش َت ُهم ىِف‬ ِ ِ


ْ َ ‫ك ۚ حَنْ ُن قَ َس ْمنَا َبْيَن ُهم َّمع‬ َ ِّ‫ت َرب‬
َ َ ‫َُأه ْم َي ْقس ُمو َن َرمْح‬
ِ ‫ت لِّيت‬
ٍ ٍ ‫ض ُه ْم َف ْو َق َب ْع‬ ِ
‫َّخ َذ‬ َ ‫ض َد َر َٰج‬ َ ‫ٱحْلََي ٰوة ٱل ُّد ْنيَا ۚ َو َر َف ْعنَ ا َب ْع‬
‫ك َخْيٌر مِّمَّا جَيْ َمعُو َن‬ ُ َ ‫ضا ُس ْخ ِريًّا ۗ َو َرمْح‬
َ ِّ‫ت َرب‬ ً ‫ض ُهم َب ْع‬ ُ ‫َب ْع‬
Artinya : “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?
Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian
mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain.
Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.” 12

Dari ayat ini menjelaskan tingkatan seseorang ada yang lebih


tinggi daripada yang lain dalam pemenuhan kebutuhan manusia, dari
ayat ini menganjurkan manusia untuk saling tolong menolong dan
tidak saling membedakan satu sama lain. Dalam konteks
pemberdayaan masyarakat, ayat ini bertujuan untuk mendorong
manusia agar terus meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik.
Karena manusia memiliki potensi dalam hidupnya.13
Dalam UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004 dan Program
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dinyatakan bahwa tujuan
pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan keberdayaan
masyarakat melalui penguatan lembaga dan organisasi masyarakat

12
Al-Qur’an Surah Az-Zukhruf ayat 32
13
Ulfi Putra Sany, “Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Al-Qur’an”.
Jurnal Imu Dakwah, Vol 39, No 1 (2019): 36.

12
setempat, penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial
masyarakat, peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna
membantu masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi,
sosial dan politi.
Dari kegiatan pemberdayaan terciptalah kesejahteraan
masyarakat yaitu kondisi dimana masyarakat telah terpenuhi
kebutuhan dasarnya berupa, terpenuhinya sandang, pangan, papan,
kesehatan, pendidikan dan lapangan pekerjaan. Menurut Friedlander
pengertian kesejahteraan masyarakat yaitu suatu sistem yang
terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial,
yang dimaksudkan untuk membantu individu-individu atau kelompok
agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan dan
hubungan-hubungan personal dan sosial yang memberi kesempatan
kepada mereka untuk mengembangkan seluruh kemampuannya untuk
meningkatkan kesejahteraannya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
keluarga dan masyarakat.14
Pemberdayaan yang dilakukan pemilik home industry kue
keciput Barokah 78 di Desa Demangan merupakan pemerdayaan
mandiri, dengan mendirikan home industry selain sebagai tambahan
dalam memenuhi kebutuhan, home industry ini juga bisa menurunkan
angka pengangguran.
b. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Edi Suharto, strategi pemberdayaan di bedakan
menjadi tiga yaitu :
1) Arus Mikro
Pemberdayaan arus mikro ini dilakukan kepada klien secara
individu melalui pelatihan dan pendampingan konseling. Tujuan
utama adalah untuk melatih klien dalam melaksanakan tugas
kehidupan.

14
Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat, Cet. 1 (Bandung, PT.
Refika Aditama, 209), 57.

13
2) Arus Mezzo
Pemberdayaan ini dilakukan kepada sekelompok klien.
Pemberdayaan kelompok digunakan sebagai intervensi media
utama. Strategi guna menumbuhkan pengetahuan serta
keterampilan dan sikap klien sehingga mereka dapat memecahkan
permasalahannya secara mandiri yakni dengan cara memberikan
pendidikan, pelatihan dan dinamika kelompok.
3) Arus Makro
Pemberdayaan dalam arus makro disebut sebagai strategi sistem
besar, karena target perubahan diarahkan pada sistem lingkungan
yang luas. Perencanaan sosial, kampanye aksi sosial, manajemen
konflik dan pengorganisasian kelompok adalah strategi utama
dalam pemberdayaan arus makro ini. Strategi sistem besar lebih
memandang klien yang dapat mengatasi permasalahannya secara
mandiri dalam menghadapi situasi sehingga mereka dapat
menentukan strategi yang tepat dalam bertindak.15
Dalam strategi pengembangan home industry kue keciput
berbasis pemberdayaan masyarakat di Desa Demangan menggunakan
strategi model arus mikro dan arus mezzo. Strategi yang dilakukan
melalui pelatihan dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan agar mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
c. Tujuan Pemberdayaan masyarakat
Tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui potensi yang
dimilikinya sehingga meningkatkan taraf hidup selalui kegiatan
pelatihan mandiri.16 Menurut Totok Mardikanto terdapat enam tujuan
pemberdayaan masyarakat yaitu :

15
Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat, Cet. 1 (Bandung, PT.
Refika Aditama, 209), 66-67.
16
Hamdani Fauzi, Pembangunan Hutan Berbasis Kehutanan Sosial, (Bandung: Karya Putra
Darwati, 2012) 196.

14
1) Perbaikan kelembagaan, dengan adanya tindakan atau kegiatan
yang dilakkan, diharapkan akan memperbaiki keadaan
kelembagaan termasuk dalam pengembangan jaringan kemitraan
usaha.
2) Perbaikan usaha, dengan adanya perbaikan seperti pendidikan,
perbaikan kelembagaan, aksesibisnislitas dan kegiatan,
diharapkan akan memperbaiki bisnis yang sedang dilakukan.
3) Perbaikan pendapatan, dengan adanya perbaikan terhadap bisnis
yang dilakukan, maka dapat memperbaiki jumlah pendapatan
yang didapat termasuk pendapatan keluarga dan masyarakat.
4) Perbaikan lingkungan, dengan perbaikan pendapatan atau jumlah
pendapatan bertambah, diharapkan dapat memperbaiki
lingkungan yaitu lingkungan fisik maupun sosial. Sebab
kerusakan lingkungan sering kali disebabkan oleh pendapatan
yang terbatas atau kemiskinan.
5) Pendapatan kehidupan, dengan jumlah pendapatan bertambah dan
kondisi lingkungan yang semakin membaik, diharapkan dapat
memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.
6) Perbaikan masyarakat, dengan kehidupan yang lebih baik, serta di
dukung oleh lingkungan yang lebih baik, diharapkan akan
mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.17

3. Home Industry
a. Pengertian Home Industry
Home dapat diartikan sebagai rumah, tempat tinggal sedangkan
industri adalah kerajinan atau produk barang yang dihasilkan. Home
industry merupakan perusahaan kecil yang kegiatan ekonominya
dipusatkan dirumah. Menurut UU No. 3 Tahun 2014 Tentang
Perindustrian, industri merupakan suatu usaha atau kegiatan

17
Totok Mardikanto, CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggungjawab Sosial
Korporasi), (Bandung: Alfabeta, 2014), 202.

15
pengelolaan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang
jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapat keuntungan. 18
Home industry juga dapat diartikan sebagai industri rumah
tangga atau industri rumahan karena termasuk usaha kecil yang
dikelolah oleh keluarga. Home industry adalah tempat tinggal yang
merangkap sebagai tempat usaha baik itu berupa usaha jasa, kantor
hingga perdagangan. Usaha home industri dapat menyerap
pengangguran dan memberdayakan masyarakat yang ada
disekitarnya.19
Pada umumnya, pelaku kegiatan ekonomu yang berbasis di
rumah adalah keluarga itu sendiri dengan mengajak orang disekitarnya
sebagai karyawan. Meskipun dalam skala kecil, namun kegiatan
ekonomi ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan
untuk sanak saudara maupun tetangganya. 20Dengan begitu perusahaan
kecil ini membantu program pemerintah dalam mengurangi
pengangguran, otomatis jumlah penduduk miskin pun akan berangsur
menurun.

b. Karakteristik Home Industry


Karakteristik home industry sebagai berikut :
1) Industri yang bersifat ekstratif yang cenderung menggunakan
barang setengah jadi menjadi barang jadi.
2) Industri yang dikelompokkan pada industri dengan jumlah tenaga
kerja 1-19 orang. Batasan jumlah pekerja terkait dengan

18
Suminartini dan Susilawati, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bidang Usaha Home
Industry Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”. Comm-Edu (Community Education
Journal), Vol 3, No 3 (2020): 226-237. Diakses pada 19 Mei 2022.
19
Suminartini dan Susilawati, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bidang Usaha Home
Industry Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”. Comm-Edu (Community Education
Journal), Vol 3, No 3 (2020): 226-237.
20
Saifuddin Zuhri, “Analisis Pengembangan Usaha Kecil Home Industri Sangkar Ayam
dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan”, Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol 2, No. 3 (2013):
48.

16
kompleksitas organisasi apabila jumlah tenaga kerja semakin
banyak yang juga membutuhkan pembiayaan.
3) Industri yang tidak tergantung pada kondisi tertentu seperti bahan
baku, pasar dan tenaga kerja, karena kebutuhan tenaga kerja yang
kecil. Manajemen pengelola, teknologi yang rendah serta tidak
membutuhkan tenaga kerja yang ahli membuat karakter industri
ini tidak tergantung persyaratan lokasi. Dalam arti lokasi industri
kecil dan rumah tangga sangat fleksibel.
4) Industri yang menggunakan barang setengah jadi menjadi barang
jadi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kemudahan oengelolaannya
dibandingkan dengan industri menengan dan besar.
5) Home industry termasuk pada industri ringan. Dalam hal ini
ditinjau dari barang yang dihasilkan merupakan barang yang
sederhana, tidak rumit serta tidak membutuhkan proses yang
rumit dan teknologi yang tinggi. Sebagian besar pemilik home
industry adalah masyarakat menengah ke bawah yang tidak
mempunyai modal serta aset untuk mendapatkan bantuan dari
bank, sehingga sistem permodalan adalah mandiri atau swadana.21

c. Jenis-Jenis Home Industry


Home industry atau usaha kecil ini bergerak dalam tiga bidang,
yakni dalam bidang usaha produksi, perdagangan dan jasa. Berikut
beberapa jenis usaha dalam bidang produksi, perdagangan dan jasa22 :
1) Bidang usaha produksi
21
Diana dan Nor Laila, “Strategi pengembangan Usaha Home Industri Makanan Sebagai
Peluang Pendapatan di masa Pandemi Covid 19”. Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat
LPPM UMJ (2020): 5-6. Diakses pada 10 Juli 2022.
22
Rusydi Ananda & Tien Rafida, Pengantar Kewirausahaan, (Medan : Perdana Publishing,
2016), 53-73

17
Meliputi pengelolaan sumber daya alam, hasil pertanian,
perkebunan serta pengelolaan barang mentah menjadi barang siap
pakai. Dalam pengelolaan bidang usaha produksi yang harus di
perhatikan adalah lokasi, pemilihan produksi, kualitas produksi,
penetapan dalam menghasilkan produksi, kreativitas dalam
pengembangan produk, dan mempunyai hubungan baik dengan
pemasok dan distributor. Contoh dalam bidang produksi seperti
produksi tas, produksi makanan, produksi sepatu, dan lainnya.
2) Bidang usaha perdagangan
Bidang ini dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu usaha
retail dan usaha distributor. Usaha retail dibedakan menjadi dua
yaitu retail bertoko dan retail tidak bertoko. Retail bertoko
meliputi perdagangan toko seperti toko bahan kebutuhan sehari-
hari, toko swalayan, toko serba ada. Sedangkan retail tidak
bertoko seperti penjual keliling, sales (penjualan produk melalui
penyebaran katalog) dan lainnya. Usaha distributo meliputi usaha
pengiriman barang, penjualan barang ke pabrik dan perdagangan
dengan truk.
3) Bidang usaha jasa
Meliputi jasa konstruksi (pemasangan AC, penyewaan alat
bangunan, membangun gedung maupun rumah dan instalasi
listrik), jasa perbankan, jasa asuransi, jasa properti, jasa
transportasi, jasa pengiriman (JNT,JNE,TIKI), kasa kesehatan,
jasa profesi dan lainnya.
B. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan pembanding terhadap
penelitian yang ada. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini
adalah :
Pertama, penelitian Suminartini dan Susilawati yang berjudul
“Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bidang Usaha Home Industry Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” menjelaskan bahwa keberadaan

18
usaha home industry kerudung di kampung Kihapit Cimahi Selatan memiliki
manfaat bagi pemilik dan masyarakat sekitar terutama ibu-ibu rumah tangga.
Keberadaan home industry selain sebagai sumber penghasilan para ibu rumah
tangga home industry ini dapat memberdayakan ibu-ibu dengan keteramoilan
dalam pembuatan kerudung dengan diajarkan proses pembuatan kerudung
mulai dari penyaluran bahan mentah, pemotongan kain, rawis, penjahitan dan
packing kerudung. Dalam penelitian terdahulu dan penelitian ini memiliki
persamaan yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif dan dalam
mengembangkan home industry sama-sama memiliki hambatan dalam sumber
daya manusia (karyawan) yang kurang berkualitas dalam kegiatan produksi.
Penelitian ini memilik perbedaan yaitu pada penelitian Suminartini fokus pada
pemberdayaan ibu-ibu atau masyarakat sekitar home industry dengan
mengembangkan skill yang dimiliki masing-masing agar dimanfaatkan yang
akan berdampak pada meningkatnya perekonomian mereka. Sedangkan
penelitian ini fokus kepada strategi pengembangan home industry yang
berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya pemilik usaha agar usaha home
industry ini tetap berjalan. Home industry ini sebagai wadah untuk
memberdayakan masyarakat khususnya pekerja yang bekerja di home industry
kue keciput Barokah 78.23
Kedua, penelitian Ajat Saputra, Afif Nurseha, Dewi Syatia Lestari, Hani
Fitriani dan Kirey Marladillah yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Usaha Home Industry Keripik Kaca di Desa Pasanggrahan Kecamatan
Kasomalang Kabupaten Subang” menjelaskan bahwa keberadaan home
industry keripik kaca sangat dirasakan oleh masyarakat yang berada di sekitar
home industry tersebut. Home industry ini memberikan dampak yang baik
bagi ibu-ibu rumah tangga yang membuat mereka memiliki keterampilan.
Yang mana proses kegiatan home industry meliputi penyaluran bahan baku
mentah, pengelolaan, proses pembuatan keripik kaca, pemasangan label atau
merk, packing dan pemasaran. Dalam penelitian terdahulu dan penelitian ini
23
Suminartini dan Susilawati, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bidang Usaha Home
Industry dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”, Comm-Edu (Community Education
Journal), Vol 3 No. 3 (2020).

19
memiliki persamaan yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif dan
upaya dalam pengembangan home industry adalah menemukan inovasi-
inovasi baru. Penelitian ini memilik perbedaan yaitu pada penelitian Ajat dkk
fokus pada peningkatan ekonomi melalui home industry ini. Sedangkan
penelitian ini fokus kepada strategi pengembangan home industry yang
berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya pemilik usaha agar usaha home
industry ini tetap berjalan. Home industry ini sebagai wadah untuk
memberdayakan masyarakat khususnya pekerja yang bekerja di home industry
kue keciput Barokah 78.24
Ketiga, Penelitian Suci Rahmadani “Analisis Strategi Pengembangan
UMKM dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Desa Padang Brahrang
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat: Studi Kasus Pada Home Industri
Krupuk dan keripik” menjelaskan bahwa UMKM makanan ringan mengalami
perkembangan yang terus membaik dan pendapatan masyarakat yang menjadi
lebih baik. Karena home industri ini mempunyai peran penting yaitu
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat sehingga bisa
memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam penelitian terdahulu dan penelitian ini
memiliki persamaan yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif dan
dalam mengembangkan home industry sama-sama memiliki hambatan yaitu
dalam hal pemasaran. Penelitian ini memilik perbedaan yaitu pada penelitian
Suci Rahmadani berfokus pada perkembangan pemasaran produk sedangkan
penelitian ini fokus kepada strategi pengembangan home industry yang
berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya pemilik usaha agar usaha home
industry ini tetap berjalan. Home industry ini sebagai wadah untuk
memberdayakan masyarakat khususnya pekerja yang bekerja di home industry
kue keciput Barokah 78.25

24
Ajat Saputra, dkk, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Home Industry Keripik
Kaca di Desa Pasanggrahan Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang”. Indonesian
Collaboration Journal of Community Services, Vol 2 No. 1 (2022).
25
Suci Rahmadani, “Analisis Strategi Pengembangan UMKM dalam Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat Desa Padang Brahrang Kec. Selesai Kab. Langkat: Studi Kasus Pada
Home Industri Kerupuk dan Keripik”. Jurnal Pengabdian Masyarakat , Vol 2, No. 3 (2021)

20
Keempat, penelitian Diana dan Nor Laila “Strategi Pengembangan Usaha
Home Industri Sebagai Peluang Pendapatan di masa Pandemi Covid 19”
menjelaskan bahwa pentingnya peran home industry dalam memberdayakan
masyarakat agar memiliki kemandirian dalam bidang ekonomi. Dalam
penelitian terdahulu dan penelitian ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif dan dalam mengembangkan home
industry sama-sama memiliki hambatan dalam sumber daya manusia
(karyawan) yang kurang berkualitas dalam kegiatan produksi. Penelitian ini
memilik perbedaan yaitu pada penelitian Diana dan Nor Laila yang berfokus
pada pengembangan home industry di era pandemi Covid 19 terutama pada
pemasaran produk. Sedangkan penelitian ini berfokus pada kepada strategi
pengembangan home industry yang berbasis pemberdayaan masyarakat
khususnya pemilik usaha agar usaha home industry ini tetap berjalan. Home
industry ini sebagai wadah untuk memberdayakan masyarakat khususnya
pekerja yang bekerja di home industry kue keciput Barokah 78.26

C. Kerangka Berpikir
Konsep pemberdayaan masyarakat bukan semata-mata memenuhi
kebutuhan dasar, atau mencegah kemiskinan. Tetapi konsep pemberdayaan
masyarakat ini muncul akibat adanya kegagalan dan kemudian terciptanya
harapan. Kegagalan yang dimaksud disini adalah kegagalan dalam
pembangunan ekonomi dalam menanggulangi kemiskinan dan lingkungan
yang berkelanjutan. Sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif
dalam pembangunan. Pemberdayaan masyarakat upaya peningkatan
masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri
perangkap kemiskinan. Dengan kata lain, pemberdayaan masyarakat adalah
memampukan dan memandirikan masyarakat. Dalam penelitian ini
memfoksukan kepada strategi pengembangan dan faktor penghambat dan

26
Diana dan Nor Laila, “Strategi Pengembangan Usaha Home Industri Makanan Sebagai
Peluang Pendapatan di masa Pandemi Covid 19”, Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat
LPPM UMJ 7 Oktober 2020.

21
pendukung home industry kue keciput berbasis pemberdayaan masyarakat di
Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Home Industry Kue Keciput


Desa Demangan Kecamatan
Kota kabupaten Kudus

Strategi Pengembangan
Home Industry Kue
Keciput

Kualitas Pelayanan Harga Pemasaran


Produk yang baik bersaing

Faktor Penghambat Faktor Pendukung

1. Tidak ada pelatihan 1. Bahan baku yang mudah


pada tenaga kerja di dapat
2. Variasi rasa keciput 2. Tempat lokasi usaha
yang sedikit yang strategis
3. Kurangnya pemasaran 3. Cita rasa yang lebih
dan promosi khas

22
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan


Metode penelitian secara umum dapat dipahami atau dimengerti sebagai
suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan bertahap dimulai dengan penentuan
topik, pengumpulan data dan menganalisis data sehingga nantinya bisa
diperoleh suatu pemahaman dan pengertian mengenai topik, gejala atau isu
tertentu.0 Sedangkan metode penelitian dapat dimaknai sebagai strategi-
strategi yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengumpulkan dan
menganalisis data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.0
Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian
yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya.0 Dalam memulai tahapan-tahapan tersebut, perlu ditetapkan
jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan. Pada penelitian kali ini,
peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan atau field research. Disebut
penelitian lapangan (field research), apabila sumber data utama untuk
menjawab rumusan masalah ada dilapangan, dengan kata lain rumusan
masalah hanya dapat dijawab apabila data-data yang harus dikumpulkan harus
berupa data lapangan. Pengertian lain menyatakan bahwa suatu penelitian
disebut sebagai penelitian lapangan terlibat dengan masyarakat setempat.
Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah
pengalaman peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan
dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang sulit dipahami.
Penelitian kualitatif cenderung lebih mementingkan proses dibandingkan
dengan hasil, penelitian kualitatif tidak mencari bukti atau kejadian untuk

0
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, (Jakarta:
PT Grasindo, 2010), 2-3.
0
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet. Ke-3, 2016), 12.
0
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet. Ke-3, 2016), 12.

23
mempengaruhi hipotesa yang dipegang sebelum memasuki lapangan
penelitian.0

B. Setting Penelitian
Setting penelitian berada di Desa Demangan Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus. Waktu yang dialokasikan peneliti untuk melakukan
penelitian disesuaikan pada kecukupan data yang diperoleh, bila data telah
dianggap cukup dan jenuh maka penelitian dapat dinyatakan tuntas.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda atau hal atau orang, tempat data untuk
variabel penelitian melekat dan yang dipermasalahkan.0 Dalam pendekatan
penelitian, istilah biasa yang digunakan untuk menunjuk subjek penelitian
yakni informan dan partisipan. Istilah informan digunakan ketika subjek
memberikan informasi tentang suatu kelompok dan bukan merupakan subjek
yang diharapkan sebagai representasi dari kelompok tersebut. Sedangkan
istilah partisipan, merupakan istilah yang digunakan untuk menunjuk subjek
penelitian yang utamanya dianggap mewakili kelompok yang diteliti, dan
memiliki hubungan yang penting dan bermakna dengan peneliti. Untuk itu
yang menjadi subjek penelitian ini adalah Kepala Desa Demangan, Pemilik
home industry kue keciput Barokah 78 dan konsumen atau pelanggan kue
keciput Barokah 78.

D. Sumber Data
Data dicari, dikumpulkan dan diproses untuk mendukung penelitian.
Adapun data dapat diakses atau diperoleh melalui berbagai sumber yakni
bersumber dari manusia dan non manusia. Data dari manusia diperoleh dari
orang yang menjadi informan atau partisipan dalam penelitian terkait,
sedangkan data dari non manusia bersumber dari dokumen-dokumen berupa
0
Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), 49.
0
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu Tinjauan Teori dan Praktis
(Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2016), 28.

24
catatan, rekaman gambar atau foto dan hasil observasi lainnya yang berkaitan
dengan penelitian.0
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dengan
menggunakan alat pengukur atau pengambilan data langsung pada sumber
objek, sebagai informasi yang dicari0. Sumber data primer yakni diambil
dari data wawancara dengan narasumber yaitu Kepala Desa Demangan,
Pemilik home industry kue keciput Barokah 78 dan konsumen kue keciput
Barokah 78.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber yang diperoleh, dibuat
dan merupakan ada dari sumber yang pertama, sifat sumber ini tidak
langsung atau berasal dari pihak lain dan bukan peneliti sendiri yang
mengumpulkan atau memproses dan mencari data tersebut.0 Data sekunder
ini berbentuk dokumentasi catatan, foto-foto, gambar-gambar atau data-
data laporan yang terkait dengan home industry kue keciput Barokah 78.

E. Teknik Pengumpulan Data


Data yang mendukung penelitian harusnya dilakukan dengan teknik
yang baik, benar dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Pengumpulan
data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun dan
mengambil atau menjaring data penelitian.0 Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian adalah dengan beberapa teknik sebagai
berikut :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan cara untuk mengumpulkan
data dengan mengamati atau mengobservasi objek penelitian atau
peristiwa baik berupa manusia, benda mati maupun alam. Dalam

0
Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), 58.
0
Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 91.
0
Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 91.
0
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian , (Yogyakarta: ANDI, 2014), 41.

25
penelitian ini, jenis observasi yang digunakan peneliti adalah jenis
observasi yang digunakan peneliti adalah jenis observasi partisipatif yang
bersifat pasif yaitu dalam hal ini peneliti datang ke tempat kegiatan orang
yang diamati tetapi tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut0.
Peneliti melakukan pencatatan serta pengamatan secara detail dan
mendalam terkait strategi pengembangan home industry kue keciput
Barokah 78 berbasis pemberdayaan masyarakat di Desa Demangan.
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang
dilakukan setidaknya oleh dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam
setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang
telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama
dalam proses memahami0. Teknik observasi dan wawancara secara tatap
muka sering digunakan dalam metode kualitatif. Wawancara dilakukan
kepada Kepala Desa Demangan, pemilik home industry kue keciput
Barokah 78 dan pelanggan kue keciput Barokah 78. Wawancara
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang sebelumnya tidak tersedia
secara mendalam tentang strategi pengembangan home industry kue
keciput berbasis pemberdayaan masyarakat.
3. Dokumentasi
Dokumentasi bisa diartikan suatu catatan peristiwa yang susah
berlalu. Dokumen juga berbentuk gambar tulisan atau karya-karya
seseorang. Dengan menggunakan metode dokumen ini merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. Dalam hal ini data dinilai lebih kredibel manakala di
dukung oleh foto-foto atau sesuatu yang dapat mendukung penelitian.
Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan
penelitian yang berasal dari dokumen-dokumen di Desa Demangan dan

0
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), 312.
0
Haris Herdiansyah, Wawancara Observasi dan Focus Groups sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), 31.

26
bisa berupa foto-foto yang terkait dengan strategi pengembangan home
industry kue keciput berbasis pemberdayaan masyarakat.

F. Uji Keabsahan Data


Suatu data yang telah mengalami proses pengumpulan, haruslah
melewati proses uji keabsahan data sehingga data tersebut layak untuk
digunakan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan pada beberapa
pengujian yakni sebagai berikut :
1. Uji Kredibilitas
Berbagai macam cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan
terhadao data hasil penelitian kualitatif. Uji kredibilitas dilakukan supaya
data hasil penelitian yang dilakukan tidak diragukan sebagai sebuah karya
ilmuah. Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian dan triangulasi.0
a. Perpanjangan Pengamatan
Peneliti melakukan pengaatan kembali ketika peneliti belum
mendapatkan data yang sangat akurat mengenai pemberdayaan
pemuda melalui home industry kue keciput Barokah 78 di Desa
Demangan.
b. Meningkatkan Ketekukan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan.0 Dalam meningkatkan ketekunan
peneliti mengamati lebih cermat untuk mendapatkan kepastian data
dan urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Untuk
meningkatkan ketekunan dilakukan dengan membaca referensi hasil
penelitian atau jurnal yang berkaitan dengan strategi pengembangan
home industry berbasis pemberdayaan masyarakat.
c. Triangulasi
0
Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, (Makassar: Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray, 2018), 116.
0
Abdul Majid, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Makassar: Aksara Timur, 2017), 101

27
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas bisa diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber data yang ada dengan berbagai
cara dan waktu.0
1) Triangulasi Sumber
Digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber.
Data yang telah dianalisis oleh peneliti menghasilkan suatu
kesimpulan, selanjutnya dimintai kesepakatan dengan sumber
data yakni dapat dilakukan ke Kepala Desa Demangan, pemilik
home industry kue keciput Barokah 78 dan konsumen kue keciput
Barokah 78. Data yang di dapat tentunya data yang valid agar
memudahkan peneliti dalam memilih data yang diperlukan dalam
ruang lingkup permasalah yang sedang diteliti.
2) Triangulasi Teknik
Digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Peneliti memperoleh data dengan wawancara kemudian peneliti
mengecek lagi data tersebut dengan melakukan observasi dan
dokumentasi mengenai strategi pengembangan home industry kue
keciput berbasis pemberdayaan masyarakat di Desa Demangan
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.

G. Teknik Analisis Data


Metode analisis yang digunakan dalam pembahasan peneliyian ini
menggunakan konsep yang dicetuskan oleh Miles dan Huberman yaitu data
reduction, data display dan data conclusion drawing atau verification.0

1. Data Reduction (Reduksi Data)


0
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), 372.
0
Masrukhin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Kudus: Media Ilmu Press, 2007), 110-111.

28
Mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok serta
memfokuskan pada hal yang penting serta membuang sesuatu yang tidak
perlu. Peneliti mengelompokkan data berdasarkan permasalahan
penelitian yang sedang diteliti. Peneliti juga memilih data yang
berhubungan dengan strategi pengembangan home industry kue keciput
berbasis pemberdayaan masyarakat di Desa Demangan Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus.
2. Data Display (Penyajian Data)
Tahap selanjutnya adalah memberikan data setelah di reduksi. Penelitian
ini disajikan dalam bentuk penjelasan singkat, bagan dan korelasi antar
kategori, antara lain penyajian data di tampikan sesuai data yang sudah di
reduksi0 meliputi tentang hasil wawancara mengenai strategi
pengembangan home industry kue keciput berbasis pemberdayaan
masyarakat, hasil pengamatan proses pengembangan home industry kue
keciput berbasis pemberdayaan masyarakat dan faktor penghambat dan
pendukung pengembangan home industry kue keciput berbasis
pemberdayaan masyarakat. Sehingga hal ini dapat mempermudah dalam
menganalisis data yang berhubungan dengan strategi pengembangan
home industry kue keciput berbasis pemberdayaan masyarakat di Desa
Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.
3. Conclution Drawing (Verifikasi)
Langkah terakhir dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan
atau verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab suatu rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak karena seperti yang telah dikemukakan bahwa setiap
masalah dan rumsan masalah pada penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.0
Pada tahap ini peneliti mencoba menyimpulkan dari data yang di analisis

0
Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), 341.
0
Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), 345.

29
bahwa dengan adanya pengembangan home industry kue keciput Barokah
78 di Desa Demangan dapat mengembangkan skill masyarakat khususnya
karyawan home industry kue keciput Barokah 78, mengurangi
pengangguran dan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan.

BAB IV

30
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Gambaran Umum Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus
a. Sejarah Desa Demangan
Ketika zaman kewalian Sunan Kudus ada salah satu seorang
yang berasal dari Jepara, belajar mengaji di padepokan Kudus
yang di asuh Syech Ja’far Shodiq atau yang terkenal dengan
sebutan Sunan Kudus. Setelah menyelesaikan belajar, beliau lalu
berdakwah mulai dari padepokan Kudus menuju ke selatan
sampai perempatan yang banyak orang berjualan disana yang
terkenal dengan perempatan majapahit. Asal usul nama
perempatan ini karena banyak pedagang yang berjualan, mremo
tamu yang akan berkunjung, belajar atau maksud lainnya ke
padepokan Sunan Kudus.
Para pedagang tersebut berasal dari daerah majapahit yang
sekarang sudah berganti nama menjadi Mojokerto di Jawa Timur
dimana kota tersebut terdapat makam ayahanda Kanjeng Sunan
Kudus yakni Sunan Ngudung (R. Usman Hadji). Ditempat banyak
pedagang itulah santri Kudus mulai berdakwah menyebarkan
agama Islam. Setelah itu beliau melanjutkan perjalanannya ke
timur sampai di suatu tempat yang di tempat tersebut terdapat
wedung (tanah yang agak menjorok ke dalam dan ada airnya).0
Di sana beliau beristirahat dan mandi, lalu menyebarkan
dan mengajarkan agama Islam dan di tempat itu dinamakan
Dusun Kedungpaso. Selain mengajarkan agama Islam, santri
Kudus ini mengajarkan berbagai macam ilmu yaitu ilmu dagang
dan wirausaha membuat makanan. Terlihat di daerah tersebut
banyak masyarakatnya yang berdagang dan berwirausaha.

0
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/profil/sejarah-desa.html

31
Penduduk banyak yang membuat jajan yang bahannya dari beras
ketan dan makanan tersebut diberi nama jumputan. Dan daerah
utara Kedungpaso di beri nama Jumutan sesuai nama makanan
tadi.
Selain itu beliau juga mengajarkan tentang pemasaran,
sehingga warga Kedungpaso dan Jumutan sangat senang pada
beliau. Kemudian santri ini melanjutkan perjalanannya ke utara
dan beristirahat sambil memakan makanan jumputan tadi, dan
melihat banyak masyarakat yang membuat jumputan yang
mempunyai cita rasa yang asin gurih di lidah dan karena itu
daerah tersebut di beri nama Dukuh Kasenan. Beliau melanjutkan
perjalanan ke barat sambil berdakwah dan sampai di suatu tempat
beliau kelelahan lalu beristirahat sambil kipas-kipas dimana
daerah tersebut di beri nama Tepasan.
Di lihat dari gigihnya beliau berdakwah kanjeng Sunan
Kudus memberi gelar santri tersebut Ki Demang. Area yang di
kelilingi untuk berdakwah tersebut dinamakan Demangan. Konon
daerah ini merupakan tempat berkumpulnya para santri Sunan
Kudus yang mendapatkan amanah memimpin suatu wilayah
dengan sebutan Demang. Termasuk juga ada pangeran Poncowati
yang sering bertukar pikiran, musyawarah yang bertempat di
Langgar Bubrah dengan para bawahan lainnya dengan tujuan
membangun padepokan Kudus lebih maju dan berkembang.
b. Visi Misi Desa Demangan
Visi dan Misi Desa Demangan sebagai berikut : 0
1) Visi
“Dengan kerja keras, jujur dan penuh tanggungjawab,
menciptakan Pemerintah Desa Demangan yang peduli,
bersih dan transparan menuju masyarakat Desa
Demangan yang aman, berkeadilan sosial dan sejahtera.”

0
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/pemerintahan/visi-dan-misi.html

32
2) Misi
1) Peningkatan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Memberikan pelayanan masyarakat yang prima, mudah
dan simpatik.
3) Peka dan peduli terhadap masalah sosial terutama peduli
masyarakat yang kurang mampu.
4) Menjalankan Pemerintahan Desa Demangan yang bersih
dan transparan.
5) Menjalankan pembangunan Desa Demangan secara
partisipatif melalui usulan program dari tingkat RT/RW.
6) Menciptakan keamanan desa dengan meningkatkan
kerjasama dengan BABINSA dari TNI dan
BABINKAMTIBMAS dari POLRI, serta menciptakan
keamanan swakarsa masyarakat Desa Demangan
sehingga tercipta iklim keamanan yang sejuk.
7) Meningkatkan dan melestarikan kegiatan keagamaan di
Desa Demangan dan menjaga kerukunan atau toleransi
antar golongan dan umat beragama.
8) Meningkatkan pendidikan dan kesehatan masyarakat
Desa Demangan khususnya masyarakat kurang mampu.
9) Mendukung kegiatan-kegiatan kepemudaan dan olahraga
di Desa Demangan.
c. Letak Geografis Desa Demangan
Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
provinsi Jawa Tengah merupakan satu dari 16 desa dan 9
kelurahan yang ada di kecamatan Kota Kudus0 yang mempunyai
jarak ± 1 Km dari kabupaten kota, tepatnya di sebelah barat
kaligelis. Desa ini memiliki luas wilayah 17,45 ha. Adapun batas
wilayah Desa Demangan sebagai berikut :

0
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/profil/profil-wilayah.html

33
Sebelah Utara : Desa Langgardalem
Sebelah Timur : Desa Demaan
Sebelah Selatan : Desa Sunggingan
Sebelah Barat : Desa Janggalan dan Kelurahan Purwosari
d. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Demangan
Berikut struktur organisasi pemerintah Desa Demangan
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus 0
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Demangan

Kepala Desa
Demangan
H. Alex Fahmi, S.Sos

Sekretaris Desa
BPD Demangan
Qurrotul Ain

KAUR Umum
Khairil Anwar

Kepala Seksi Pemerintah Kepala Seksi Pembangunan Kepala Seksi Kesra


Desa Demangan Desa Demangan Desa Demangan
Imtisal Ikrom Faridin Noor Sahid Hasan

e. Komposisi Penduduk Desa Sandang Kecamatan Kota


Kabupaten Kudus
Berikut data komposisi penduduk Desa Sandang Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus :

Tabel 4.1
Data Penduduk berdasarkan Usia

0
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/pemerintahan/pemerintah-desa.html

34
Komposisi Usia Penduduk
Laki-laki Perempuan
Usia 0 - 6 tahun 73 Usia 0 - 6 tahun 74
Usia 7 - 12 tahun 92 Usia 7 - 12 tahun 84
Usia 13 - 18 tahun 93 Usia 13 - 18 tahun 81
Usia 19 - 25 tahun 101 Usia 19 - 25 tahun 91
Usia 26 - 40 tahun 130 Usia 26 - 40 tahun 115
Usia 41 - 55 tahun 232 Usia 41 - 55 tahun 228
Usia 56 - 65 tahun 74 Usia 56 - 65 tahun 121
Usia 66 - 75 tahun 14 Usia 66 - 75 tahun 39
Jumlah laki-laki 1.035 Jumlah Perempuan 1.029
(Orang) (Orang)
Sumber : Website Desa Demangan Kudus0
Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat komposisi
penduduk Desa Demangan berguna untuk mengetahui mana usia
produktif dan mana usia yang sudah tidak produktif lagi. Data di
atas menunjukkan usia produktif 15 - 64 Tahun yakni berjumlah
1.266 orang. Maka dikatakan usia produktif di Desa Demangan
bisa di kembangkan sumber daya manusianya untuk meningkatkan
perekonomian Desa Demangan. Hal ini akan semakin baik karena
masyarakat dengan usia non produktif dan angka usia produktif
yang tinggi sehingga usia non produktif bisa di tanggung usia
produktif.
f. Kondisi Sosial Ekonomi Desa Demangan
Desa Demangan sebagai salah satu desa di wilayah
Kecamatan Kota dimana kecamatan kota merupakan sebagian
besar penduduk mayoritas pegawai swasta bagi kabupaten Kudus.
Adapun mata pencaharian masyarakat Desa Demangan secara
rinci sebagai berikut0 :

0
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/data-desa/data-desa-berdasarkan-umur.html
0
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/profil/profil-potensi.html

35
Tabel 4.2
Mata Pencaharian Masyarakat Desa Demangan
No Jenis Pekerjaan Jumlah Orang
1. Petani 0 orang
2. Buruh Tani 0 orang
3. Pengusaha 156 orang
4. Buruh Industri 130 orang
5. Karyawan Swasta 325 orang
6. Karyawan Pemerintah 56 orang
7. Pedagang 132 orang
8. Pegawai Negeri (PNS,TNI,POLRI) 62 orang
9. Pensiunan 125 orang
10. Lain-lain 138 orang
Sumber : Website Desa Demangan Kudus
Dari tabel di atas menjelaskan bahwa mayoritas penduduk Desa
Demangan sendiri mata pencaharian warga masyarakat mayoritas
pegawai swasta dan wiraswasta yaitu home industry. Dengan
demikian merupakan prioritas utama dalam pengembangan
perekonomian masyarakat desa.

2. Gambaran Umum Home Industry Kue Keciput Barokah 78


a. Sejarah Home Industry Kue Keciput Barokah 78
Home industry kue keciput Barokah 78 yang ada di Desa
Demangan ini sudah memproduksi kue keciput mulai 1980-an.
Pemilik saat ini yaitu Ibu Istiqomah merupakan generasi kedua
yang mengelola setelah orang tuanya mulai tahun 1993 sampai
sekarang. Sejak masih sekolah Ibu Istiqomah sering membantu
ibunya saat memproduksi kue keciput sehingga Ibu Istiqomah
memiliki skill dalam membuat kue keciput.
Karena kue keciput Barokah 78 ini sudah memiliki nama dan
pelanggan, Ibu Istiqomah dapat memberdayakan masyarakat

36
sekitar yang bekerja di home industry miliknya. Hasil dari home
industy Ibu Istiqomah selain kue keciput, widaran dan keripik
pisang. Produknya bisa didapatkan dengan mudah karena Ibu
Istiqomah membuka toko di depan rumahnya. Produk hasil home
industry Ibu Istiqomah sudah terjual sampai luar jawa seperti
Jakarta, Bekasi, Tangerang, Pekalongan, Gresik.
Usaha yang dijalankan Ibu Istiqomah tetntunya tidak selalu
berjalan mulus. Produk kue keciput Ibu Istiqomah pernah di
komplain dari pelanggan soal rasa keciput yang keras tidak seperti
biasanya. Kemudian Ibu Istiqomah lapor kepada distributor tepung
beras ketan langganan nya. Menurut nya hal tersebut wajar
mengingat bahan baku kadang memiliki kualitas kurang bagus.
Walaupun begitu barang tidak pernah di return dari pelanggan.0

B. Deskripsi Data Penelitian


1. Strategi Pengembangan Home Industry Kue Keciput Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Demangan Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus
Home industry adalah suatu unit usaha atau perusahaan dalam
skala kecil yang bergerak dalam bidang industri tertentu. Usaha ini
tentunya hanya menggunakan satu atau dua rumah sebagai pusat
produksi, administrasi sekaligus pemasaran. Jika dilihat dari modal
usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap biasanya lebih sedikit
daripada perusahaan-perusahaan besar pada umumnya. Home industry
kue keciput Barokah 78 di Desa Demangan tergolong pada home
industry karena usaha tersebut sesuai dengan karakteristik dari home
industry atau industri rumah tangga. Selain itu dalam kegiatan proses
produksinya juga masih menggunakan alat tradisional dan manual.

0
Istiqomah, Pemiliki Home Industry Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada
tanggal 27 Juni 2022.

37
Strategi juga bisa berarti permainan atau taktik perusahaan
dalam memperdayakan pesaingnya ibarat permainan gerobak sodor,
diperlukan taktik ketika mengecoh lawan sehingga dapat mudah
mencapai garis akhir. Jadi strategi adalah menjadikan sesuatu menjadi
lebih baru, baik dan berbeda. Karena home industry kue keciput
Barokah 78 ini usaha turun temurun. Hal yang dilakukan oleh orang
tua Ibu Istiqomah adalah memberikan pelatihan secara tidak langsung
cara membuat keciput kepada Ibu Istiqomah yang mana skill dari apa
yang telah diajarkan orang tua digunakan untuk melanjutkan usaha
yang telah dirintis. Dari Ibu Istiqomah kemudian ilmu atau skill
tersebut diberikan kepada para karyawan yang bekerja di home
industry kue keciput Barokah 78 agar karyawan semakin berkualitas
dalam memproduksi keciput dan secara tidak langsung
memberdayakan karyawannya.
Strategi pengembangan home industry kue keciput Barokah 78
di Desa Demangan sebagai berikut. Pertama, Strategi menjaga
kualitas produk dengan tetap menggunakan bahan baku yang sama
seperti saat baru merintis. Hal ini sesuai dari hasil wawancara dengan
Ibu Istiqomah selaku pemilik usaha kue keciput Barokah 78.
“Bahan baku kue keciput ini tepung ketan, gula, wijen dan
minyak. Untuk tepung sendiri dari awal perintisan usaha kue
keciput Barokah 78 ini menggunakan merk Rose brand. Karena
wasiat dari orang tua untuk tidak mengganti bahan baku dan
takaran bahan harus sama dengan resep supaya rasa khas
keciput Barokah 78 ini tetap terjaga.”0

Dari wawancara dengan Ibu Istiqomah dapat disimpulkan bahwa


produk keciput yang dihasilkan oleh home industry miliknya memiliki
kualitas yang baik, dimana bahan baku yang digunakan benar-benar
yang berkualitas. Selain pengusaha yang menuturkan alasan
mengunakan tepung beras merk Rose Brand. Konsumen atau

0
Istiqomah, Pemiliki Home Industry Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada
tanggal 27 Juni 2022.

38
pelanggan kue keciput Barokah 78 yang bernama Ibu Yuliati juga
menuturkan mengapa memilih produk keciput Barokah 78.
“Saya merasa keciput Barokah 78 ini memiliki rasa jadul tidak
berubah sama sekali. Rasanya pun renyah, gurih. Produknya pun
mudah didapat karena produksi rumahan tetangga desa. Saya
pernah coba beli keciput merk lain rasanya tidak sama bahkan
ada yang keras saat dimakan. Jadi kurang menikmati.” 0

Dapat disimpulkan bahwa produk keciput Barokah 78


memang sudah diakui kualitas produknya yang tidak berubah dari
generasi ke generasi karena menjaga kualitas dengan tetap
menggunakan bahan baku yang sama memang begitu penting untuk
mempertahankan produk dipasaran dan pelanggan setia.
Kedua, Strategi memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan.
“Kita selalu memberikan pelayanan yang baik kepada
pelanggan. Karena dari pelanggan lah usaha keciput ini masih
ada sampai sekarang. Untuk pelanggan yang sering beli, kita
suka kasih potongan harga dari harga normal supaya pelanggan
kita ini merasa senang dan kerjasama bisnisnya berjalan dengan
baik. Pelanggan setia keciput ini biasanya sebagai tangan kedua
produk kita dijual kembali. Kita selalu mempermudah
pelanggan saat memesan barang. Jika pelanggan tidak sempat
datang langsung ke sini, kita siap mengantar barang pesanan.”0

Dari wawancara disimpulkan bahwa pemilik home industry


kue keciput Barokah 78 selalu ramah dalam melayani konsumen,
dibuktikan banyak pelanggan yang masih membeli produk keciputnya.
Selain itu, pemilik usaha kue keciput siap mengantarkan pesanan
langsung kepada pelanggan mereka. Karena pelayanan yang
memuaskan pelanggan juga menawarkan produk home industry kue

0
Yuliati, Pelanggan Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada tanggal 27 Juni
2022.
0
Istiqomah, Pemiliki Home Industry Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada
tanggal 27 Juni 2022..

39
keciput Barokah 78 ini kepada orang lain. Sejalan dengan pendapat
Ibu Yuli selaku pelanggan kue keciput Barokah 78
“Karena kualitas produk yang tidak berubah keluarga besar saya
pun menjadi langganan disini. Saya menjadi pelanggan tetap kue
keciput Barokah 78 dari saya punya anak satu sampai anak saya
tiga sudah besar semua sekarang tetap beli keciput di sana”0

Karena konsistensi resep turun temurun dari orang tua Ibu


Istiqomah ditambah dengan memberikan pelayanan yang baik kepda
pelanggan, tidak heran mengapa sampai sekarang Ibu Yuli tetap
membeli produk keciput Barokah 78.
Ketiga, Strategi menawarkan harga bersaing.
“Kita berani bersaing dengan pengusaha keciput lainnya, karena
kita punya pelanggan sendiri. untuk harga sendiri kira-kira Rp.
80.000/setengah kilo dan Rp. 40.000/seperempat kilo nya. Dan
untuk pelanggan yang sudah menjadi langganan dalam
pembelian banyak kita kasih potongan harga dari harga
normal.”0

Dari wawancara disimpulkan bahwa harga yang ditawarkan


terjangkau dan seimbang oleh masyarakat. Harga yang ditawarkan
juga masuk apabila bersaing dengan produk keciput serupa.
Keempat, Strategi pemasaran
“Untuk pemasaran kita dari mulut ke mulut ya. Produk kami
rata-rata dijual kembali. Jadi misalkan adik saya memesan
kepada saya, lalu barangnya dijual kembali. Jadi jika ada yang
pesan bisa lewat adik saya ini. Selain itu kita juga
memanfaatkan penggunaan whatsApp business dalam memesan,
tempat produksi keciput kami juga sudah terdaftar di google
maps untuk memudahkan apabila pelanggan yang hendak
mengambil barang secara langsung.”

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran


keciput Barokah 78 masih secara tradisional yaitu dari mulut ke

0
Yuliati, Pelanggan Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada tanggal 27 Juni
2022.
0
Istiqomah, Pemiliki Home Industry Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada
tanggal 27 Juni 2022.

40
mulut. Walau begitu pemasaran sudah mulai menggunakan aplikasi
untuk mempermudahkan pelanggan atau konsumen dalam memesan
produk. Melalui google maps kita cukup search “Keciput Barokah 78”
maka akan muncul lokasinya.
Strategi yang dapat dilakukan oleh pengusaha kue keciput
Barokah 78 tentunya tidak lepas dari peran pemerintah Desa
Demangan dalam mendukung dan melayani masyarakat. Seperti yang
diungkapkan Ibu Istiqomah selaku pengusaha kue keciput Barokah
78 :
“Pengusaha seperti kami memang perlu di dukung, kemarin dari
pemerintah desa dari pihak UMKM suka berkunjung ke sini
ditanyai perlu bantuan apa, jika ada event UMKM kita diajak,
kemarin juga ada pameran UMKM di hotel.”0

Dari wawancara tersebut disimpulkan para pengusaha juga


membutuhkan dukungan dari pemerintah desa Demangan karena
apabila pemerintah memperhatikan masyarakatnya tentunya
masyarakat bertambah semangat untuk menggali potensi yang
dimiliki. Hal ini juga diperkuat oleh jawaban dari Kepala Desa
Demangan Bapak Alex Fahmi tentang peran pemerintah desa tentang
pengusaha UMKM :
“Desa Demangan punya banyak program pemberdayaan
masyarakat. Program fisik dan program non fisik. Program fisik
seperti perbaikan fasilitas umum. Program non fisik nya seperti
pemberdayaan UMKM, home industry yang ada di Desa
Demangan. Untuk pemberdayaan UMKMnya kita pendataan,
kita buatkan data base UMKM lalu kita masukkan ke website.
Kalau ada bantuan-bantuan UMKM kita salurkan. Kalau
misalnya ada promosi-promosi, kegiatan-kegiatan, ada lomba
desa kita tampilkan pameran. Pernah juga ada kegiatan festival
budaya di Demangan itu kita buatkan stand-stand UMKM. Lalu
ada pelatihan manajemen keuangan UMKM. Pernah kita buat
dengan bekerjasama dengan BLK kita buat pelatihan menjahit,
mendesain itu kan untuk UMKM konveksi ya. Kita beri
pelatihan untuk ibu-ibu yang bekerja di konveksi yang bekerja
dirumah. Itu kita latih skill nya, kemudian kita latih untuk
0
Istiqomah, Pemiliki Home Industry Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada
tanggal 27 Juni 2022.

41
mendesain pakaian, dompet, rajut dan lain sebagainya. Begitu
juga dengan UMKM makanan.”0

Dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Desa Demangan


mendukung adanya pengusaha UMKM yang ada di Desa Demangan.
Karena industri rumahan ini mempengaruhi perekonomian
masyarakat. Dan Pemerintah Desa Demangan mencoba memberikan
pelayanan yang terbaik untuk masyarakatnya serta memberikan
informasi apabila ada bantuan yang berhubungan dengan UMKM.
Pembinaan terhadap masyarakat dalam bidang ekonomi merupakan
usaha untuk mengembangkan potensi masyarakat, memperbaiki dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Demangan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan home
industry kue keciput berbasis pemberdayaan masyarakat yakni
menjaga kualitas produk dengan tetap menggunakan bahan baku yang
sama seperti saat baru merintis, memberikan pelayanan yang baik
kepada pelanggan, menawarkan harga bersaing dan pemasaran.

2. Faktor Penghambat dan Pendukung Pengembangan Home


Industry Kue Keciput Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di
Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
Adapun faktor penghambat pengembangan home industry kue
keciput Barokah 78 berbasis pemberdayaan masyarakat adalah
sebagai berikut :
a. Tidak ada pelatihan pada tenaga kerja
“Untuk karyawan disini sejak awal tidak diberikan pelatihan,
mereka hanya bermodalkan skill yang mereka terima ketika baru
bekerja disini. Saya pun hanya mengajari cara membuat seperti
orang tua saya ajarkan kepada saya” 0
Skill karyawan Ibu Istiqomah hanya menerima pelatihan dari Ibu
Istiqomah sendiri. Itu pun ilmu yang diberikan hasil dari belajar Ibu
0
H. Alex Fahmi, Kepala Desa Demangan, wawancara oleh peneliti pada tanggal 13 Juli
2022.
0
Istiqomah, Pemiliki Home Industry Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada
tanggal 27 Juni 2022.

42
Istiqomah kepada orang tuanya. Belum ada pemberian pelatihan
khusus untuk karyawan.
b. Variasi rasa kue keciput yang sedikit
“Produk keciput disini untuk varian rasanya hanya gurih saja,
kami belum berani meluncurkan varian rasa yang baru karena
takut tidak laku dan kurang disukai pelanggan nantinya” 0

Produk keciput Barokah 78 belum merasakan inovasi dalam


varian rasa, karena memang rasa kue keciput kebanyakan hanyalah
gurih.
c. Kurangnya pemasaran dan promosi
“Untuk pemasaran saat ini hanya menggunakan WhatsApp saja.
Jadi pembeli menghubungi kita untuk proses pemesanan.” 0

Faktor pendukung pengembangan home industry kue keciput


Barokah 78 adalah :
a. Bahan Baku yang mudah didapat
“Karena bahan baku utamanya tepung ketan dan kami dari dulu
sudah pakai tepung merk Rose Brand jadi kita di suplai oleh
orang Rose Brand nya dan mendapat harga yang lebih murah.
Untuk kelangkaan minyak seperti yang kemarin kita tidak
langsung mengganti merk nya tetapi ada kenaikan harga nya
sedikit disesuaikan dengan harga bahan yang naik juga”0

Pemilik usaha kue keciput Barokah 78 tidak kesusahan untuk


mencari bahan baku untuk membuat keciput. Ketersediaan bahan
baku yang mudah didapat tidak membuat khawatir akan
ketidaklancaran dalam memproduksi. Bahan utama nya adalah
tepung beras ketan. Kemudian bahan pelengkap seperti minyak,

0
Istiqomah, Pemiliki Home Industry Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada
tanggal 27 Juni 2022.
0
Istiqomah, Pemiliki Home Industry Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada
tanggal 27 Juni 2022.
0
Istiqomah, Pemiliki Home Industry Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada
tanggal 27 Juni 2022

43
wijen, air dan gula. Bahan baku biasanya membeli di pasar
tradisional.
b. Tempat lokasi usaha yang strategis
“Tempat produksi dan penjualan kue keciput Barokah walaupun
masuk gang sedikt, tetapi masih bisa diakses dan kita juga sudah
mendaftarkan tempat di google maps jadi bagi pelanggan yang
belum pernah datang langsung bisa searching lokasi lewat
google maps” 0

Lokasi usaha merupakan hal yang penting dalam suatu usaha.


Selain menjadi tempat produksi, lokasi usaha juga dapat dijadikan
sebagai tempat berjualan. Karena biasanya pelanggan datang
langsung untuk membeli produk. Home industry kue keciput
Barokah 78 berada di Desa Demangan yang lokasinya dekat
dengan jalan raya tentu akan mudah dikunjungi.
c. Cita rasa yang lebih khas
“Saya sebagai pelanggan kue keciput 78 merasa rasa kue keciput
disini pas banget dari manis, empuk dan renyah pokonya rasa
jadul tidak berubah sama sekali” 0
Cita rasa merupakan salah satu ciri khas pada hasil produksi.
Ini lah yang membedakan merk satu dengan merk lainnya. Home
industry Kue Keciput Barokah 78 memiliki cita rasa yang berbeda
dari kue keciput lainnya. Mereka menggunakan resep dan takaran
bahan rahasia untuk memuaskan para konsumennya.

C. Analisis Data Penelitian


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti terhadap strategi pengembangan home industry kue keciput

0
Istiqomah, Pemiliki Home Industry Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada
tanggal 27 Juni 2022.
0
Yuliati, Pelanggan Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada tanggal 27 Juni
2022.

44
berbasis pemberdayaan masyarakat di Desa Demangan dengan
mengumpulkan data dengan mengadakan penelitian mulai dari observasi,
wawancara dan dokumentasi.
1. Analisis Strategi Pengembangan Home Industry Kue Keciput
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di Desa Demangan
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
Bentuk pemberdayaan yang ada di Desa Demangan dapat
melalui usaha home industry. Home industry kue keciput milik Ibu
Istiqomah sudah ada sejak tahun 1980-an. Dalam proses
pemberdayaan tidak terlepas dari stakeholder atau pemimpin dalam
mensejahterakan masyarakat. Oleh karena itu stakeholder disini
adalah pemilik usaha home industry itu sendiri.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka
peneliti menemukan bahwasannya tujuan dari pengembangan home
industry berbasis pemberdayaan masyarakat sejalan dengan pendapat
Totok Mardikanto yaitu perbaikan pendapatan dan perbaikan
kehidupan.0 Strategi merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan.0
Strategi pengembangan home industry kue keciput berbasis
pemberdayaan masyarakat menggunakan strategi pemberdayaan arus
Mikro dan Mezzo seperti yang dijelaskan oleh Edi Suharto. 0
Arus mikro dilakukan kepada klien secara individu melalui
pelatihan dan pendampingan konseling. Yang bertujuan untuk melatih
klien dalam melaksanakan tugas kehidupan. Orang tua Ibu Istiqomah
memberikan pelatihan membuat keciput kepada Ibu Istiqomah untuk
melanjutkan usaha yang telah dirintis. Lalu arus mezzo yaitu strategi
guna menumbuhkan pengetahuan serta keterampilan dan sikap klien
sehingga mereka dapat memecahkan permasalahannya secara mandiri
0
Totok Mardikanto, CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggungjawab Sosial
Korporasi), (Bandung: Alfabeta, 2014), 202.
0
Syaeful Bakhri, Abdul Aziz dan Ummi Khulsum, “Analisis SWOT untuk Strategi
Pengembangan Home Industry Sampurna Jaya Kabupaten Cirebon”. DIMASEJATI, Vol 1, No 1
(2019): 67.
0
Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat, Cet. 1 (Bandung, PT.
Refika Aditama, 209), 66-67.

45
yakni dengan cara memberikan pendidikan, pelatihan dan dinamika
kelompok. Ibu Istiqomah memberikan pelatihan kepada karyawan nya
dalam membuat kue keciput yang kemudian dari skill membuat
keciput, karyawannya dapat bertahan hidup mandiri dan tidak
bergantung kepada orang lain.
Selanjutnya strategi pengembangan home industry berbasis
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pemilik home industry kue
keciput Barokah 78 yaitu strategi menjaga kualitas produk dengan
tetap menggunakan bahan baku yang sama seperti saat baru merintis,
strategi memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, strategi
menawarkan harga bersaing dan strategi pemasaran. Hal ini sesuai
dengan yang disampaikan oleh Ibu Istiqomah selaku pemilik home
industry kue keciput Barokah 78. 0
Pertama, Strategi menjaga kualitas produk dengan tetap
menggunakan bahan baku yang sama seperti saat baru merintis. Jadi,
berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Istiqomah, sangat penting.
Selain menjaga kualitas, mempertahankan rasa yang menjadi ciri khas
kue keciput Barokah 78 merupakan startegi mempertahankan
pelanggan.
Kedua, strategi memberikan pelayanan yang baik kepada
pelanggan. Jadi, berdasarkan wawancara disimpulkan bahwa
memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan akan memberikan
nilai tersendiri. Pelayanan merupakan salah satu hal yang terpenting
dalam memasarkan produk, dimana pelayanan yang baik akan
menimbulkan perasaan puas bagi konsumennya, sehingga pelanggan
akan kembali untuk membeli produk kue keciput.
Ketiga, strategi menawarkan harga bersaing. Dari hasil
wawancara disimpulkan bahwa menawarkan harga bersaing bukan
berarti harus menurunkan harga dan memperbesar kerugian. Strategi

0
Istiqomah, Pemiliki Home Industry Kue Keciput Barokah 78, wawancara oleh peneliti pada
tanggal 27 Juni 2022.

46
nya bisa dengan memberikan bonus untuk pembelian tertentu juga
bisa memberikan potongan dari harga normal.
Keempat, strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah strategi
pengembangan dan pelaksanaan kegiatan memilih pasar sasaran
produk serta menetapkan tujuan pemasaran serta mengelola startegi
pemasaran dan penentuan posisi pasar yang direncanakan untuk
memenuhi keinginan konsumen. 0 Jadi, berdasarkan wawancara diatas
dapat disimpulkan bahwa walaupun pemasaran masih melalui mulut
ke mulut atau word of mouth dan termasuk pemasaran secara
tradisional, strategi pemasaran ini masih efektif dalam meningkatkan
penjualan. Pemasaran dari mulut kemulut ini terjadi melalui
percakapan secara laungsung maupun melalui telepon. Point penting
dari pemasaran melalui mulut ke mulut adalah memiliki prosuk atau
layanan yang baik dan memberikan pengalaman yang kuat kepada
pelanggan.
Berdasarkan pemaparan diatas disimpulkan strategi
pengembangan home industry sesuai dengan teroi yang dikemukakan
oleh J Pearce & Robinson 0, strategi yang dapat digunakan untuk
memajukan dan mengembangkan suatu usaha agar dapat bertahan
dalam jangka panjang yaitu Strategi Pengembangan Pasar. Strategi
untuk memasarkan produk kepada konsumen dapat ditambahkan
dengan bekerja sama dengan toko oleh-oleh khas Kudus agar
perluasan pasar semakin meningkat. Strategi pengembangan produk.
Perlu dikembangkan atau di kreasikan dengan yang sedang trending
saat ini baik dari segi packing kemasan yang dibuat menarik. Dan
Strategi inovasi. Dengan inovasi produk yang baru dapat
meningkatkan minat pembeli.

0
Andrew, KR, The Concept of Corporute Strategy, (New York: Richard D. Irwin Inc, 1980),
22.
0
J. Pearce B & Robinson, Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 2013)

47
Peran pemerintah juga penting dalam upaya meningkatkan
ekonomi masyarakat dalam memfasilitasi penyelenggaraan
pemberdayaan UMKM dan home industry disini memberikan
pedoman, bimbingan, fasilitas pelatihan dan arahan dengan
memanfaatkan organisasi PKK dalam prosesnya. Pelaksanaan
pemerintah desa dalam peningkatan ekonomi masyarakat salah
satunya melalui home industry kue keciput dengan pendekatan
kelompok dengan para pengusaha kue keciput. Kemudian
pengembangan jaringan usaha dengan mengikutsertakan UMKM yang
ada di Desa Demangan dengan acara-acara yang berkaitan dengan
UMKM seperti pameran makanan jadul. Lalu pengembangan sumber
daya manusia dengan meningkatkan fasilitas program pelatihan bagi
masyarakat pemilik home industry baik dalam aspek kewirausahaan,
administrasi dan pengetahuan serta keterampilan dalam
pengembangan usaha seperti bekerjasama dengan BLK buat pelatihan
memasak, seminar UMKM.

2. Analisis Faktor Penghambat dan Pendukung Pengembangan


Home Industry Kue Keciput Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
di Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
Faktor Penghambat
a. Tidak ada pelatihan pada tenaga kerja
Pelatihan tenaga kerja seharusnya diadakan karena
bagaimanapun juga tenaga kerja adalah salah satu hal yang dapat
mempengaruhi proses produksi untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Di home industry kue keciput Barokah 78 para tenaga
kerja hanya bermodalkan skill masing-masing.
b. Variasi rasa kue keciput yang sedikit
Banyak variasi rasa bisa dijadikan alat untuk menarik para
konsumen. Variasi rasa merupakan salah satu strik mengatasi para

48
konsumen tidak bosan dengan produk. Pada home industry kue
keciput Barokah 78 hanya memiliki satu rasa varian yaitu gurih.

c. Kurangnya pemasaran dan promosi


Konsep pemasaran yaitu produk apa yang tepat dijual kepada
konsumen.0 Dalam strategi pemasaran faktor-faktor 4P (Product,
price, promotion, dan place) sangat diperhatikan. Pada home
industry kue keciput Barokah 78 masih kurang dalam hal promosi.
Mereka belum memanfaatkan sosial media sebagai tempat promosi
dan hanya mengandalkan para pembeli yang sudah menjadi
pelanggan.
Faktor Pendukung
a. Bahan baku yang mudah di dapat
Pemilik usaha kue keciput Barokah 78 tidak kesusahan untuk
mencari bahan baku untuk membuat keciput. Ketersediaan bahan
baku yang mudah didapat tidak membuat khawatir akan
ketidaklancaran dalam memproduksi. Bahan utama nya adalah
tepung beras ketan. Kemudian bahan pelengkap seperti minyak,
wijen, air dan gula. Bahan baku biasanya membeli di pasar
tradisional.
b. Tempat lokasi usaha yang strategis
Lokasi usaha merupakan hal yang penting dalam suatu usaha.
Selain menjadi tempat produksi, lokasi usaha juga dapat dijadikan
sebagai tempat berjualan. Karena biasanya pelanggan datang
langsung untuk membeli produk. Home industry kue keciput
Barokah 78 berada di Desa Demangan yang lokasinya dekat
dengan jalan raya tentu akan mudah dikunjungi.
c. Cita rasa yang lebih khas

0
Rahmawati, Manajemen Pemasaran, (Samarinda: Mulawarman University PRESS, 2016),
10.

49
Cita rasa merupakan salah satu ciri khas pada hasil produksi.
Ini lah yang membedakan merk satu dengan merk lainnya. Home
industry Kue Keciput Barokah 78 memiliki cita rasa yang berbeda
dari kue keciput lainnya. Mereka menggunakan resep dan takaran
bahan rahasia untuk memuaskan para konsumennya.

D. Analisis SWOT dalam pengembangan home industry Kue Keciput


Barokah 78
Dalam mengembangkan home industry Kue Keciput Barokah 78
perlu diperhatikan dan menganalisis SWOT dalam proses pengambilan
keputusan dan perencanaan strategi perusahaan. Karena perkembangan
suatu usaha sangat berpengaruh oleh adanya faktor internal dan eksternal
yang terdapat dalam suatu home industry tersebut. Maka kedua faktor
tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT
adalah metode perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strenght), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats). 0
1. Strenght (Kekuatan)
Adalah faktor yang bersifat positif yang dapat berperan terhadap
kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan. Strenght merupakan
kondisi yang menjadi sumber kekuatan dalam suatu perusahaan.
Kekuatan dalam pengembangan home industry kue keciput Barokah
78 di Desa Demangan ini yaitu ketersediaan bahan baku yang mudah
di dapat bahkan memiliki distributor sendiri dalam pemesanan bahan
baku utamanya yaitu tepung beras ketan, kemudian tempat lokasi
usaha yang strategis. Berdasarkan pengamatan langsung yang
dilakukan oleh peneliti memang benar lokasi usaha yang dekat dengan
jalan raya walaupun masuk sedikit kedalam gang juga sudah terdaftar
di google maps tentu mudah dikunjungi oleh pelanggan. Selanjutnya

0
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2000), 19.

50
cita rasa kue yang lebih khas kue Keciput Barokah 78 memiliki cita
rasa yang berbeda dari kue keciput lainnya. Mereka menggunakan
resep dan takaran bahan rahasia untuk memuaskan para konsumennya.
Berdasarkan hasil observasi secara langsung di home industry kue
keciput Barokah 78 suasana tempat yang strategis sehingga cocok
untuk dikembangkan.
2. Weakness (Kelemahan)
Pada dasarnya kelemahan merupakan suatu hal yang wajar ada, yang
terpenting bagaimana membangun sebuah kebijakan yang dapat
meminimalkan kelemahan tersebut. Kelemahan dalam pengembangan
home industry kue keciput Barokah 78 yaitu tidak ada pelatihan pada
tenaga kerja, para tenaga kerja hanya bermodalkan skill masing-
masing yang di latih seadanya oleh pemilik usaha. Kemudian variasi
rasa kue keciput yang sedikit, hanya memiliki satu rasa varian yaitu
gurih. Dan kurangnya pemasaran dan promosi. Home industry kue
keciput Barokah 78 masih kurang dalam hal promosi. Mereka belum
memanfaatkan sosial media sebagai tempat promosi dan hanya
mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut serta para pembeli yang
sudah menjadi pelanggan saja.
3. Opportunities (Peluang)
Home industry kue keciput barokah 78 memanfaatkan peluang yang
ada pada home industry kue keciput yaitu inovasi penambahan varian
rasa baru pada produk keciput atau widaran agar konsumen tidak
bosan terhadap produk yang di jual. Kemudian memperluas
pemasaran sangat berpengaruh terhadap peningkatan penjualan dan
kualitas produk. Saat ini home industry kue keciput Barokah 78 sudah
mencantumkan alamat di google maps “Kue Keciput Barokah 78” .
Kemudian erbedaan rasa dengan kue keciput lainnya yang dapat
dijadikan ciri tersendiri untuk menarik para konsumen agar tetap
ketagihan. Dan kue Keciput adalah oleh-oleh khas Kudus yang wajib
di beli ketika mengunjungi Kota Kudus. Kue keciput yang dapat

51
dijadikan cemilan ringan sangat cocok dijadikan teman minum teh
atau kopi. Rasanya yang gurih dan renyah tentu akan dicari oleh
masyarakat saat berkunjung ke Kudus.
4. Threats (Ancaman)
Merupakan kebalikan dari opportunities atau peluang. Merupakan
faktor eksternal yang dapat mengganggu kelancaran berjalannya
sebuah perusahaan.ancaman sebenarnya tidak dapat dihilangkan
namun dapat diatasi dengan meminimalisir dengan kekuatan yang
dimiliki. Ancaman dari pengembangan home industry kue keciput
Barokah 78 ini yaitu
a. Pesaing bisnis yang sejenis.
Pesaing bisa dijadikan alat cambuk untuk lebih meningkatkan
usaha agar lebih berkembang. Di Desa Demangan banyak
pengusaha kue keciput, tetapi home industry kue keciput Barokah
78 lebih menjaga produknya agar tetap baik dan berkualitas.
b. Berkurangnya pembeli karena produk pesaing. Karena semakin
banyak pesaing yang sejenis yang harganya lebih murah dan
produknya lebih menarik dari kue keciput Barokah 78.
c. Permintaan kue keciput hanya musiman
Usaha makanan ringan biasanya ramai permintaan saat menjelang
bulan puasa hingga lebaran. Seperti home industry kue keciput
Barokah 78 yang sempat kewalahan menerima pesanan yang bukan
dari wilayah Kudus saja.
Tabel 4.3
Analisis SWOT Faktor Internal dan Eksternal
Kekuatan Kelemahan
Internal 1. Bahan baku yang mudah 1. Tidak ada pelatihan pada
didapat tenaga kerja
2. Tempat lokasi usaha yang 2. Variasi rasa kue keciput yang
strategis sedikit
3. Cita rasa kue keciput yang 3. Kurangnya pemasaran dan

52
khas promosi pada produk
Peluang Ancaman/Tantangan
1. Inovasi pengembangan 1. Persaingan sesama bisnis yang
produk sejenis
2. Pemasaran online 2. Berkurangnya pembeli karena
Eksternal 3. Perbedaan rasa dengan produk pesaing
keciput lainnya 3. Permintaan kue keciput hanya
4. Kue Keciput adalah oleh- musiman
oleh khas Kudus

Berdasarkan hasil analisis data diatas akan ada strategi tindak lanjut untuk
menghadapi faktor internal dan eksternal yang terjadi maka menghasilkan empat
cara alternatif yang dapat digunakan oleh pemilik home industry kue keciput
Barokah 78 dalam menghadapi strategi sebagai berikut :
Tabel 4.4
Analisis SWOT Strategi tindak lanjut dari faktor internal dan eksternal
SO (Kekuatan-Peluang) WO (Kelemahan-Peluang)
1. Meningkatkan mutu produk 1. Memberikan pelatihan pada tenaga
2. Mempertahankan harga produk kerja
3. Memperluas penawaran 2. Membuat variasi rasa baru
kerjasama penjualan kue keciput 3. Memperluas pemasaran dengan
ke toko oleh-oleh di wilayah memanfaatkan media sosial atau
Kudus aplikasi belanja online
ST WT
(Kekuatan-Ancaman/Tantangan) (Kelemahan-Ancaman/Tantangan)
1. Mempertahankan kualitas produk 1. Menjalin hubungan baik kepada
2. Menonjolkan keunggulan produk pelanggan dan distributor bahan
baku agar tetap loyal
2. Adakan tenaga kerja khusus bagian
pemasaran yang memang

53
profesional di bidangnya.

1. Strategi SO (Strength-Opportunities)
Strategi ini dibuat dengan menggunakanseluruh kekuatan untuk
memanfaatkan peluang. Berikut strategi S-O yang dapat diterapkan :
a. Lebih meningkatkan mutu produk untuk menarik pelanggan baru.
b. Mempertahankan harga produk
c. Lebih memperluas penawaran kerjasama penjualan kue keciput ke toko
oleh-oleh di wilayah Kudus
2. Strategi ST (Strength- Threat)
Strategi kekuatan untuk menghindari ancaman atau mengurangi dampak
ancaman. Berikut strategi S-T yang dapat diterapkan :
a. Mempertahankan kualitas produk yang menjadi ciri khas kue keciput
Barokah 78 yaitu cita rasa jadul.
b. Menonjolkan keunggulan produk
3. Stretgei WO (Weakness-Opportunities)
Strategi berdasarkan pemanfaatan peluang yang dimiliki home industry kue
keciput Barokah 78 dengan cara mengatasi kelemahan yang dimiliki. Berikut
strategi W-O yang dapat diterapkan :
a. Memberikan pelatihan yang lebih kepada karyawan agar lebih
menghasilkan produk yang berkualitas
b. Dari memberikan pelatihan yang lebih bisa membuat variasi rasa baru
c. Memperluas pemasaran dengan memanfaatkan media sosial atau aplikasi
belanja online
4. Strategi WT (Weakness-Threat)
Strategi taktik untuk bertahan dengan mengurangi kelemahan serta
menghindari ancaman. Berikut strategi W-T yang dapat diterapkan :
a. Menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan distributor bahan baku
kue keciput agar lebih royal

54
b. Menyediakan atau mengadakan pekerja khusus untuk pemasaran kue
keciput.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan peneliti
dengan judul “Strategi Pengembangan Home Industry Kue Keciput Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus” diketahui bahwa :
1. Strategi pengembangan home industry kue keciput menggunakan strategi
Arus mikro dan mezzo. Dari pelatihan sederhana membuat kue keciput
yang dilakukan orang tua Ibu Istiqomah kepada Ibu Istiqomah lalu Ibu
istiqomah mengajarkan kembali cara pembuatan kue keciput kepada
karyawannya. Dan terdapat beberapa strategi yang dapat mempengaruhi
dalam pengembangan home industry kue keciput berbasis pemberdayaan
masyarakat yaitu menjaga kualitas produk dengan tetap menggunakan
bahan baku yang sama seperti saat baru merintis, memberikan pelayanan
yang baik kepada pelanggan, menawarkan harga bersaing dan
pemasaran.
2. Faktor penghambat dan pendukung pengembangan home industry kue
keciput berbasis pemberdayaan masyarakat yaitu faktor penghambat
tidak ada pelatihan pada tenaga kerja, variasi rasa kue keciput yang
sedikit dan kurangnya pemasaran dan promosi. faktor pendukung bahan
baku yang mudah di dapat, tempat lokasi usaha yang strategis dan cita
rasa yang lebih khas.

B. Saran-Saran

55
Sebagai langkah akhir dalam penulisan skripsi yang saya buat, dari hasil
penelitian yang dilakukan peneliti dapat diambil beberapa manfaat. Peneliti
mencoba mengemukakan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam rangka untuk meningkatkan pengembangan home industry kue keciput
berbasis pemberdayaan masyarakat yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Pengusaha home industry kue keciput
a. Diharapkan pengusaha kue keciput memahami karakter dari
karyawan kue keciput sehingga pengusaha bisa menerapkan
pengembangan yang efektif untuk karyawannya agar mencapai
kemampuan yang baik yang bekerja di tempatnya.
b. Perlu adanya pendekatan antar pengusaha dan karyawan agar
tercipta interaksi yang lebih baik.
2. Bagi masyarakat
a. Masyarakat sekitar hendaknya memilih produk kue keciput sebagai
oleh-oleh khas Kudus secara tidak langsung akan meningkatkan
perekonomian masyarakat yang memiliki usaha ini.
b. Masyarakat sekitar berusaha menggali potensi yang ada dalam diri
sendiri maupun lingkungan sekitar.
3. Bagi Pemerintah Desa Demangan
a. Mendukung dan ikut berpartisipasi dan menyemangati para
pengusaha industry rumahan untuk tetap aktif dalam
mengembangkan potensi SDM maupun ekonomi masyarakat.
b. Memberikan fasilitas pelatihan dari desa agar menumbuhkan minat
dan bakat masyarakat.
4. Untuk peneliti selanjutnya
a. Diharapkan mampu sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dalam
penelitian lanjutan yang berkaitan dengan strategi pengembangan
home industry kue keciput berbasis pemberdayaan masyarakat.
b. Dapat memperoleh gambaran yang bisa dijadikan rujukan mengenai
strategi pengembangan home industry kue keciput berbasis
pemberdayaan masyarakat.

56
57
DAFTAR PUSTAKA

Afidah, Rizki Ainun. “Pemberdayaan Masyarakat Islam Berbasis Kelompok


Ternak: Studi Pengelolaan Pupuk Dotuman Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Desa Tubanan Jepara”. Skripsi S-1 IAIN
KUDUS, 2021.
Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2016.
Al-Qur’an Surah Al-Jumu’ah ayat 10.
Al-Qur’an Surah Ar-Rad ayat 11
Al-Qur’an Surah Az-Zukhruf ayat 32
Ananda, Rusydi & Tien Rafid. Pengantaran Kewirausahaan. Medan: Perdana
Publishing, 2016.
Azwar, Syaifudin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
B, J. Pearce dan Robinson. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Bakhri, Syaeful., Abdul Aziz dan Ummi Khulsum: “Analisis SWOT untuk
Strategi Pengembangan Home Industry Sampurna Jaya Kabupaten
Cirebon.” DIMASEJATI, Vol 1, No 1 (2019): 67.
Diana dan Nor Laila: “Strategi Pengembangan Usaha Home Industry Makanan
Sebagai Peluang Pendapatan di masa Pandemi Covid 19.” Seminar
Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ (2020): 5-6.
Fauzi, Hamdani. Pembangunan Hutan Berbasis Kehutanan Sosial. Bandung:
Karya Putra Darwati, 2012.
Fawaid, Achmad dan Erwin Fatmala, “Home Industry Sebagai Strategi
Pemberdayaan Usaha Mikro dalam Meningkatkan Financial Revenues
Masyarakat”, Al-Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan
Kemasyarakatan, Vol. 14, No. 1 (Januari-Juni 2020): 110.
Guntur, Efendi M. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Jakarta: CV Agung Seto,
2009.
H. Alex Fahmi, wawancara oleh peneliti, wawancara 1, transkrip, 13 Juli 2022.
Hadino dan Wijoyo. Strategi Pembelajaran. Sumatera Barat: Insan Cendikia
Mandiri, 2021.
Herdiansyah, Haris. Wawancara Observasi dan Focus Groups sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015.
Istiqomah, wawancara oleh peneliti, wawancara 2, transkrip, 27 Juni 2022.
Jamaludin, Adon Nasrullah. Sosiologi Perkotaan: Memahami Masyarakat Kota
dan Problematikanya. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT RINEKA CIPTA,
2002.
M Guntur, Efendi. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Jakarta: CV Agung Seto,
2009.
Majid, Abdul. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Makassar: Aksara Timur, 2017.
Mardikanto, Totok. CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggungjawab
Sosial Korporasi). Bandung: Alfabeta, 2014.
Mardikanto, Totok dan Soebianto. Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif
Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, 2017.
Maryani, Dedeh dan Ruth Roselin E. Nainggolan. Pemberdayaan Masyarakat.
Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2019.
Masrukhin. Metodologi Penelitian Kualitatif. Kudus: Media Ilmu Press, 2017.
Mauled, Moelyono. Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutat dan
Kebutuhan. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2010.
Prastowo, Andi. Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu Tinjauan Teori
Teori dan Praktis. Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2016.
Raco, J.R. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya.
Jakarta: PT Grasindo, 2010.
Rahmadani, Suci: “Analisis Strategi Pengembangan UMKM dalam
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Desa Padang Brahrang Kec.
Selesai Kab. Langkat: Studi Kasus Pada Home Industri Kerupuk dan
Keripik”. Jurnal Pengabdian Masyarakat , Vol 2, No. 3 (2021): 124.
Rahmawati. Manajemen Pemasaran. Samarinda: Mulawarman University PRESS,
2016.
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Rochdiani, Dini: “Manajemen Usaha Home Industry Desa Sindangsari Kecamatan
Sukasari Kabupaten Sumedang”, Jurnal Aplikasi Iptek Untuk
Masyarakat, Vol 7, No. 1 (Maret 2018): 51.
Sakinah, Nurul. Skripsi “Strategi Pengembangan Usaha Home Industri Kerajinan
Sebo di Jorong Galuang Nagari Sungai Pua Kabupaten Agam”. Skripsi
S-1 IAIN BUKITTINGGI, 2018.
Sany, Ulfi Putra: “Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif
Al-Qur’an.” Jurnal Imu Dakwah, Vol 39 No 1 (2019): 36.
Saputra, Ajat dkk: “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Home Industry
Keripik Kaca di Desa Pasanggrahan Kecamatan Kasomalang Kabupaten
Subang”. Indonesian Collaboration Journal of Community Services, Vol
2 No. 1 (2022): 46.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2017.
Sugeng Dwiyanto, Bambang: ”Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan
Kapasitas dalam Penanggulangan Kemiskinan melalui PNPM Mandiri
Perkotaan”, Jurnal Maksipreneur, Vol 3 No. 1 (2013):39.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT
Refika Aditama, 2009.
Suminartini dan Susilawati: “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bidang Usaha
Home Industry Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”.
Comm-Edu (Community Education Journal), Vol 3, No 3 (2020): 226-
237.
Supaat, dkk. Pedoman Penyelesaian Tugas Akhir Program Sarjana (Skripsi).
Kudus: Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), 2018.
Suwartono. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: ANDI, 2014.
Tanzeh, Ahmad Tanzeh. Metode Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras, 2011.
Wijaya, Hengki. Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi. Makassar:
Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2018.
Yuliati, wawancara oleh peneliti, wawancara 3, transkrip, 27 Juni 2022
Yunus, M. Islam dan Kewirausahaan Inovatif. Malang: UIN Malang Press, 2008.
Zubaedi. Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik. Jakarta: Kencana,
2013.
Zuhri, Saifuddin: “Analisis Pengembangan Usaha Kecil Home Industi Sangkar
Ayam dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan”. Jurnal Manajemen dan
Akuntansi, Vol 2, No 3 (2013): 64.
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/profil/sejarah-desa.html
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/pemerintahan/pemerintah-
desa.html
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/profil/profil-potensi.html
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/profil/profil-wilayah.html
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/pemerintahan/visi-dan-misi.html
http://desa-demangan.kuduskab.go.id/index.php/data-desa/data-desa-berdasarkan-
umur.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN
INSTRUMEN PENELITIAN

DI DESA DEMANGAN KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS

A. Pedoman Observasi

Diambil dari pengamatan langsung oleh penulis di Desa Demangan


Kecamatan Kota Kabupaten Kudus :

1. Mengamati letak geografis Desa Demangan dan home industry kue


keciput Barokah 78.

2. Mengamati strategi pengembangan home industry kue keciput Barokah


78.

3. Mengamati faktor pendukung dan faktor penghambat selama proses


pengembangan home industry kue keciput Barokah 78.

B. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang strategi


pengembangan home industry kue keciput Barokah 78. Data tersebut dapat
berupa dokumenter dan gambaran umum mengenai home industry kue
keciput Barokah 78. Dokumen sebagai berikut :

1. Letak dan keaadan geografis Desa Demangan Kecamatan Kota


Kabupaten Kudus.

2. Mengetahui kondisi sosial keagamaan, sosial budaya dan sosial


ekonomi di Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.

3. Home industry kue keciput Barokah 78.

4. Mengetahui strategi pengembangan home industri kue keciput Barokah


78.
Pedoman Wawancara Terkait Pihak-Pihak Yang Telibat Strategi
Pengembangan Home Industry Kue Keciput Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat Di Desa Demangan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus

A. Wawancara dengan Kepala Desa Demangan


1. Bagaimana sejarah Desa Demangan?
2. Bagaimana kondisi geografis dan demografis Desa Demangan?
3. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Demangan?
4. Apa visi dan misi Bapak selama menjabat sebagai Kepala Desa
Demangan?
5. Bagaimana struktur organisasi Desa Demangan?
6. Bagaimana pendapat Bapak mengenai home industry kue keciput yang
ada di Desa Demangan?
7. Bagaimana peran pemerintah desa dalam pengembangan potensi
masyarakat Desa Demangan?
8. Bagaimana peran pelaku usaha UMKM atau industri rumah tangga
dalam mengembangkan masyarakat sekitar?
9. Adakah peran pemerintah dalam membantu mengembangkan UMKM
yang ada di Desa Demangan?
10. Apa saja pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa
Demangan?

B. Wawancara dengan Pemilik Home Industry Kue Keciput Barokah 78


1. Bagaimana sejarah home industry kue keciput Barokah 78?
2. Apa saja bahan baku kue keciput?
3. Dimana memperoleh bahan baku?
4. Apa saja produk yang dijual?
5. Berapa harga produk?
6. Apakah pernah ada pelanggan yang komplain terhadap produk?
7. Berapa jumlah karyawan?
8. Bagaimana cara dalam pemasaran produk?
9. Adakah peran pemerintah dalam membantu mengembangkan usaha?
10. Bagaimana strategi dalam pengembangan home industry kue keciput
ini?
11. Apakah ada persaingan dengan penjual keciput lainnya?

C. Wawancara dengan pelanggan kue keciput Barokah 78


1. Apa alasan Ibu memilih produk ini?
2. Apa kelebihan produk kue keciput Barokah 78 di banding kue keciput
lainnya?
3. Seberapa sering Ibu membeli produk?
4. Apakah Ibu pernah komplain terhadap produk?
5. Sudah berapa lama menjadi pelanggan setia kue keciput Barokah 78?
TRANSKRIP WAWANCARA 1

Nama : H. Alex Fahmi, S.Sos


Jabatan : Kepala Desa Demangan
Tempat : Ruang Kepala Desa Demangan
Hari, Tanggal : Kamis, 14 Juli 2022
Keterangan : P : Peneliti
N : Narasumber

Keterangan Transkrip Wawancara


Assalamu’alaikum Wr. Wb Pak, Perkenalkan saya Maurizka
Assyahara mahasiswa IAIN Kudus hendak meminta izin untuk
mewawancarai njenengan mengenai skripsi saya yang berjudul
Strategi Pengembangan Home Industry Kue Keciput Berbasis
P
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Demangan Kecamatan
Kota Kabupaten Kudus. Mohon maaf Pak kemarin saya sudah
ke sini untuk menyerahkan surat izin penelitian yang sudah
saya titipkan ke Ibu SekDes.
N Iya mba, kemarin sudah saya terima. Silakan
Baik. Untuk data sejarah desa, letak geografis, struktur
P pemerintahan, visi dan misi desa saya izin ambil dari website
desa ya pak.
N Iya mba.
Untuk pertanyaan pertama, potensi yang dimiliki Desa
P
Demangan apa saja ya pak?
N Kalau kita bicara ekonomi, di Desa Demangan ada beberapa
UMKM yang maju. Selain prodak makanan olahan seperti
keciput, widaran kemudian ada jimpitan itu juga ada konveksi.
Disini juga ada beberapa pengusaha konveksi atau UMKM
yang pemasarannya sampai ke regional. Bisa ke Solo,
Surabaya, Magelang itu beberapa konveksi. Pernah dulu waktu
banyak sekali konveksi sampai ada UMKM kumpulan sentral
bordir. Saat ini bordirnya sudah tidak bertahan, tetapi
konveksinya masih bertahan. Itu potensi secara ekonomi di
Desa Demangan.
Baik. Selanjutnya peran pemerintah dalam pengembangan
P potensi masyarakat di Desa Demangan ini seperti apa ya pak?
Ada fasilitas apa disini?
Kalau fasilitas belum ya istilahnya. Paling hanya pendataan,
kita buatkan data base UMKM lalu kita masukkan ke website.
Paling hanya itu. Kalau ada bantuan-bantuan UMKM kita
salurkan. Kalau misalnya ada promosi-promosi, kegiatan-
kegiatan, ada lomba desa kita tampilkan pameran. Pernah juga
ada kegiatan festival budaya di Demangan itu kita buatkan
N
stand-stand UMKM. Kemarin juga kita coba waktu ada
kegiatan taksis menara ada festival kuliner jadul, kemarin mau
kita ikutkan tapi gagal karena tidak dapat izin dari pemerintah
karena masih pandemi. InsyaAllah kalau ada kegiatan ini lagi
akan kita ikutkan dengan tujuan ingin menampilkan UMKM di
sekitar menara Kudus.
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa ini apa Pak,
P
apakah ada semacam pelatihan-pelatihan seperti itu tidak pak?
Kalau semacam pelatihan ada. Seperti pelatihan manajemen
keuangan UMKM pernah ada. Pernah kita buat dengan
bekerjasama dengan BLK kita buat pelatihan menjahit,
N mendesain itu kan untuk UMKM konveksi ya. Kita beri
pelatihan untuk ibu-ibu yang bekerja di konveksi yang bekerja
dirumah. Itu kita latih skill nya, kemudian kita latih untuk
mendesain pakaian, dompet, rajut dan lain sebagainya.
P Untuk UMKM yang ada di sini, misalnya maju apakah ada
kontribusi untuk desa pak?
N Tidak mba, desa tidak membebani itu karena ya apapun sudah
untuk UMKM saja. Karena kita hanya sebatas membantu saja
dalam meningkatkan skill, manajemen UMKM. Tidak ada
kontribusi apapun untuk desa itu tidak ada. Pure hasilnya untuk
mereka sendiri.
P Berarti peran desa dalam mengembangan masyarakat
khususnya UMKM hanya memberikan sebatas itu saja ya pak,
belum berupa fisik?
N Selama ini belum, selama ini sifatnya hanya kepada kelompok
seperti PKK. Jadi bantuan nya ke PKK. Bukan langsung ke
UMKM. Kalau bantuan seperti alat-alat penunjang UMKM
belum pernah. Karena sejak tahun 2017 atau 2016. Untuk
bantuan barang itu tidak boleh. Kalau dulu bisa mba dikasih
pelatihan lalu dapat alatnya. Jadi kita hanya berikan pelatihan-
pelatihan saja untuk UMKM konveksi dan makanan itu.
P Baik Bapak, pertanyaannya sudah selesai. Terima kasih dan
mohon maaf apabila menganggu waktu njenengan. Saya
mohon izin foto untuk dimasukkan di lampiran.
N Monggo mba
TRANSKRIP WAWANCARA 2

Narasumber : Ibu Istiqomah


Jabatan : Pemilik home industry kue keciput Barokah 78
Tempat : Rumah Ibu Istiqomah
Hari, Tanggal : Senin, 27 Juni 2022
Keterangan : P : Peneliti
N : Narasumber

Keterangan Transkrip Wawancara


Assalamu’alaikum Wr. Wb Bu, Perkenalkan saya Maurizka
Assyahara mahasiswa IAIN Kudus hendak meminta izin untuk
mewawancarai njenengan mengenai skripsi saya yang berjudul
P
Strategi Pengembangan Home Industry Kue Keciput Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Demangan Kecamatan
Kota Kabupaten Kudus
N Nggih, silakan mba
P Bagaimana sejarah usaha kue keciput Barokah 78?
Turun temurun mba sejak tahun 1980-an pertama merintis
N usaha, saya generasi kedua dari tahun 1993 sampai sekarang.
Dari saya masih sekolah sudah bantu disini.
P Bahan baku kue keciput apa saja ya bu?
N Tepung ketan, gula, minyak, wijen dan telur.
P Produk yang dijual apa saja bu?
Macam-macam mba, selain keciput ada widaran, rengginang,
N dan keripik pisang. Yang saya buat hanya keciput dan widaran
yang lainnya beli di luar.
P Harga produknya berapa bu?
Untuk kemasan setengah kilo sekitar Rp. 80.000,- an dan yang
N
seperempat kilo sekitar Rp. 40.000,- an
P Pelanggan pernah ada komplain terhadap produk? Seperti rasa
yang berubah misalnya
Pernah mba, tapi kalau dipikir lagi tepung kadang kan ada yang
kualitasnya kurang bagus. Padahal kita sendiri saat membuat
itu takarannya sama seperti yang orang tua ajarkan. Tidak
pernah kita ubah. Kalau ada pelanggan yang komplain saya
juga komplain kepada distributor tepung yang biasanya saya
pakai yaitu tepung merk Rose Brand. Produsen Rose Brand
N juga sudah semaksimal mungkin mencari bahan baku yang
bagus tetapi kok hasilnya seperti itu. Karena orang tua sudah
berpesan untuk menjaga rasa dan kualitas produk ya dengan
tidak mengganti bahan baku. Minyak misalkan walaupun
kemarin minyak sempat mahal ya jangan diganti dengan merk
lain. Dan jangan sampai adonan dikasih pemanis. Jadi itu sudah
menjadi wasiat dari orang tua.
P Berapa jumlah karyawan di home industry ini?
4 orang mba, tapi kalau sudah musim mau mendekati puasa
N atau lebaran 7 orang. Dan karyawan masyarakat sekitar sini
semua.
P Bagaimana pemasaran produk di home industry ini?
Pemasaran dan promosi nya lewat mulut ke mulut. Jadi misal
saudara saya yang tinggal di Jakarta dia pesan ke saya, itu
barang nya dijual lagi. Atau dia jualan disini tapi punya saudara
di luar kudus disetorkan ke sana. Memang rata-rata di setorkan
ke luar kota mba, ke Jawa Timur, Jakarta, Gresik, Semarang,
N
Pati dan Bekasi. Ada juga yang saya jual di toko depan rumah.
Untuk yang di setor rata-rata barangnya harus buat terlebih
dahulu. Karena kita tidak mungkin langsung buat banyak untuk
di stok. Cuma menjaga supaya produknya tetap enak. Yang di
toko pun juga ada barangnya tapi stok nya tidak banyak.
P Untuk pihak desa ada bantu dalam usaha home industry?
N Kemarin dari pemerintah desa dari pihak UMKM suka
berkunjung ke sini ditanyai perlu bantuan apa, jika ada event
UMKM kita diajak untuk sekedar pertemuan-pertemuan
diskusi tentang UMKM, kemarin ada pameran UMKM di
hotel.
Strategi yang anda lakukan untuk mengembangan home
P
industry ini?
Ada. Yang pertama strategi menjaga kualitas produk dengan
tetap menggunakan bahan baku yang sama seperti saat baru
merintis. Kedua kita selalu memberikan pelayanan yang baik
kepada pelanggan. Karena dari pelanggan lah usaha keciput ini
masih ada sampai sekarang. Untuk pelanggan yang sering beli,
kita suka kasih potongan harga dari harga normal supaya
pelanggan kita ini merasa senang dan kerjasama bisnisnya
berjalan dengan baik. Pelanggan setia keciput ini biasanya
sebagai tangan kedua produk kita dijual kembali. Kita selalu
mempermudah pelanggan saat memesan barang. Jika
pelanggan tidak sempat datang langsung ke sini, kita siap
mengantar barang pesanan. Ketiga menawarkan harga
N bersaing. Kita berani bersaing dengan pengusaha keciput
lainnya, karena kita punya pelanggan sendiri. untuk harga
sendiri kira-kira Rp. 80.000/setengah kilo dan Rp.
40.000/seperempat kilo nya. Dan untuk pelanggan yang sudah
menjadi langganan dalam pembelian banyak kita kasih
potongan harga dari harga normal. Keempat pemasaran kita
dari mulut ke mulut ya. Produk kami rata-rata dijual kembali.
Jadi misalkan adik saya memesan kepada saya, lalu barangnya
dijual kembali. Jadi jika ada yang pesan bisa lewat adik saya
ini. Selain itu kita juga memanfaatkan penggunaan whatsApp
business dalam memesan, tempat produksi keciput kami juga
sudah terdaftar di google maps untuk memudahkan apabila
pelanggan yang hendak mengambil barang secara langsung.
P Apakah ada persaingan dengan penjual keciput sebelah rumah?
Tidak mba, untuk pemasaran dari produk sebelah itu masuknya
ke pasar mba. Kalau produk saya tidak, langsung ke pelanggan.
N Rezeki tidak akan tertukar. Alhamdulillah saya juga sudah
punya pelanggan setia. Orang pasti tau mana rasa yang enak
sesuai selera masing-masing.
Baik Ibu, pertanyaannya sudah selesai. Terima kasih dan
P mohon maaf apabila menganggu waktu istirahat njenengan.
Saya mohon pamit. Assalamu’alaikum Wr. Wb
N Iya mba sama-sama. Wa’alaikumsalam Wr. Wb

TRANSKRIP WAWANCARA 3

Narasumber : Ibu Yuli


Jabatan : Pelanggan kue keciput Barokah 78
Tempat : Rumah Ibu Yuli
Hari, Tanggal : Senin, 27 Juni 2022
Keterangan : P : Peneliti
N : Narasumber
Keterangan Transkrip Wawancara
Assalamu’alaikum Wr. Wb Bu, perkenalkan saya Maurizka
Assyahara mahasiswa IAIN Kudus hendak meminta izin untuk
mewawancarai njenengan mengenai skripsi saya yang berjudul
Strategi Pengembangan Home Industry Kue Keciput Berbasis
P
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Demangan Kecamatan
Kota Kabupaten Kudus. Saya mewawancarai njenengan karena
njenengan pelanggan kue keciput Barokah 78 milik Ibu
Istiqomah
N Iya silakan mba
Apa alasan njenengan memilih produk keciput Barokah 78
P
dibandingkan keciput yang lain?
Pertama karena keciput Barokah 78 ini memiliki rasa yang pas
banget. Rasa kue keciput nya seperti keciput dulu. Istilahnya ya
rasa jadul mba. Kedua karena tetanggaan ya mba jadi tidak
N
perlu jauh-jauh kalau mau beli keciput. Selain itu, karena saya
beli untuk dijual lagi rata-rata pelanggan saya suka dengan
keciput Barokah 78 ini.
Menurut njenengan kelebihan dari produk keciput Barokah 78
P
ini seperti apa?
N Rasanya yang pas, renyah, manis dan empuk
P Seberapa sering njenengan membeli produk ini?
Tidak begitu sering, tapi kalau pas bulan Ramadhan mesti
N
langganan buat jajan lebaran.
Apakah njenengan pernah komplain terhadap produk? Misal
P
rasanya yang berubah atau kue keciputnya yang keras
N Alhamdulillah tidak pernah mba
Sudah berapa lama njenengan menjadi pelanggan kue keciput
P
Barokah 78?
Sudah lama sekali mba, dari saya baru punya anak satu sampai
N anak saya tiga sudah besar semua sekarang tetap beli keciput
nya di sana
Baik Ibu, pertanyaannya sudah selesai. Terima kasih dan
P mohon maaf apabila menganggu waktu istirahat njenengan.
Saya mohon pamit. Assalamu’alaikum Wr. Wb
N Iya mba sama-sama. Wa’alaikumsalam Wr. Wb

DOKUMENTASI
Gambar 1 Gambar 2

Wawancara dengan Bapak H. Alex Wawancara dengan Ibu Istiqomah


Fahmi, S.Sos selaku Kepala Desa selaku Pemilik Home Industry Kue
Demangan Keciput Barokah 78

Gambar 3 Gambar 4

Produk Keciput dan widaran Produk Keciput dan widaran


Barokah 78 pesanan pelanggan

Gambar 5

Tempat usaha produksi sekaligus pemasaran produk Kue Keciput Barokah 78.
Gambar 6

Home Industry Kue Keciput Barokah 78 milik Ibu Istiqomah pernah di


wawancarai dan beritanya di publikasikan di MuriaNews dan
TribunJateng.com

Anda mungkin juga menyukai