Anda di halaman 1dari 11

PELUANG DAN HAMBATAN DALAM PELATIHAN DAKWAH

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Dakwah

Dosen Pengampu: M. Mustholiq Alwi, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Annisa Hikmamatul Balqis 43020190007


2. Abdul Rosyid 43020190039
3. Layinatus Syifa 43020190080

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkankehadiratan Allah SWT yang telah memberikan


rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul “Peluang dan Hambatan Dalam Pelatihan Dakwah ”
ini dengan baik. Makalah ini berisikan tentang materi yang membahas apa itu
mad’u. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah pada baginda nabi SAW
yang selalu kita nantikan syafaatnya di dunia hingga akhirat nanti.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah in.
Semoga Allah SWT meridai segala usaha kami. Amiin.

Salatiga, 15 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................II

DAFTAR ISI...............................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................3

A. Pengertian Manajemen Pelatihan Dakwah....................................3


B. Peluang dalam Pelatihan Dakwah..................................................4
C. Hambatan dalam Pelatihan Dakwah..............................................4

BAB 3 PENUTUP.........................................................................................9

A. Simpulan............................................................................................9
B. Saran..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan mempunyai tujuan yang
ingin dicapai. Dari hakikat hidupnya manusia memiliki dua macam kebutuhan
dasa, yaitu; kebutuhan jasmani (material) dan rohaniah (spiritual). Kebutuhan
jasmani dipenuhi untuk mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup.
Sedangkan kebutuhan rohani dipenuhi untuk menyeimbangkan kebutuhan
jasmani seperti agama, pendidikan, kebudayaan dan lainnya.
Manajemen pelatihan dakwah adalah proses perencanaan tugas,
mengelompokkan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga
pelaksanaan dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakkan
kearah pencapaian tujuan dakwah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen pelatihan dakwah?
2. Apa saja peluang dalam pelatihan dakwah?
3. Apa saja hambatan dalam pelatihan dakwah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian Manajemen pelatihan dakwah
2. Untuk mengetahui apa saja peluang dalam pelatihan dakwah
3. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam pelatihan dakwah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Pelatihan Dakwah

Manajemen berasal dari kata tomanage yang berarti mengatur


(mengelola). Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan
urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan
suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. 1

Pelatihan merupakan bagian dari suatu pendidikan yang tujuannya


untuk meningkatkan kemampuan atau kemampuan khusus seseorang atau
kelompok orang.2

Secara umum pelatihan dakwah bisa juga dikaitkan sebagai suatu


proses pengembangan sumber daya manusia yang dalam hal ini berada dalam
ruang lingkup lembaga dakwah yang senantiasa berorientasi melalui
pendekatan diri kepada Allah SWT. dimana ada beberapa poin penting yang
harus diperhatikan dalam menyiapkan tenaga dakwah (da’i), yaitu pertama,
peningkatan kualitas iman dan Taqwa, kedua, peningkatan kualitas fikir,
ketiga, peningkatan kualitas kerja. 3

Dalam kaitannya dengan istilah manajemen kegiatan pelatihan dakwah


adalah sebuah kegiatan yang berupa pelatihan-pelatihan yang diberikan
kepada peserta didik agar setelah memperoleh pelatihan tersebut peserta didik
mampu mengembangkan, mengekspresikan dan mengaplikasikan
keterampilannya tersebut dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, maka
kegiatan pelatihan dakwah tidak dapat dipisahkan dari aspek keseimbangan
antar ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai universal Islam yang merupakan
rahmatan lil a’ lamin. Jadi, yang dimaksud dengan pelatihan dakwah yaitu
suatu proses pengembangan sumber daya manusia untuk memperbaiki
1
Sri Wiludjeng, PengantarManajemen, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), h. 2.
2
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1992), h. 27.
3
kemampuan serta untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang bertujuan mengubah pemahaman sikap Da’i maupun mad’u ke arah yang
lebih baik dan sesuai dengan ajaran agama Islam.

B. Peluang dalam pelatihan dakwah

Peluang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi merupakan suatu kegiatan


yang memberikan kemanfaatan dalam usaha mencapai tujuan. Dalam hidup di
dunia. Berikut ini beberapa peluang dalam pelatihan dakwah:
a. Orang yang seluruh perhatiannya didominasi oleh keinginan dan
usaha untuk mendapatkan keberhasilan materi dalam menyam
paikan dakwah, sehingga terpenuhi segala kebutuhan materi
menjadi tujuan hidupnya.
b. Orang yang terobsesi kesenangan dan menikmati akan merasakan
suatu jalan hidup didunia dan menikmati ketika diakhirat nanti.
c. Akan mendapatkan orientasi dan tujuan hidup.
d. Orang akan menemukan makna tujuan hidup yang luhur, dan
prestasi yang diraih seperti halnya bahagia dan keselamatan
didunia dan diakhirat.

Peluang pelatihan dakwah dalam kehidupan di era informasi, ada tiga faktor
strategis didalam kehidupan modern di Indonesia yaitu:

a. Pada sektor keilmuan dan teknologi yang berkembang dapat


menumbuhkan semangat religiuitas keagamaan di sekolah dan
pusat kajian.
b. Pada sektor politik dapat menumbuhkan semangat dalam
berdakwah melalui program yang diselenggarak pemerintah seperti
pengajian di desa-desa maupun ditempat lain.
c. Pada sektor bisnis dan industri dengan banyaknya keterlibatan
tokoh pelaku bisnis dan industri tingkat nasional dapat memberikan
kegiatan dan fasilitas mengenai dakwah di pusat kegiatan kerja
mereka seperti siraman rohani.
Pelatihan yang melibatkan krtiga sektor strategis tersebut akan mempunyai
peluang dakwah yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat. Tentunya
dakwah tidak hanya semata-mata menanamkan doktrin dan nilai-nilai islam tetapi
mengaktualisasikan kedalam realitas sosial sehingga agama tidak hanya menjadi
faktor normatif dalam realitas kehidupan tetapi juga sebagai faktor inovatif dan
integratif.

C. Hambatan dalam Pelatihan Dakwah

Hambatan merupakan suatu masalah kegiatan yang menjadikan


4
program tidak lancar atau lambat. Pelatihan dakwah bukan suatu
keterampilan yang mudah, tetapi terdapat sejumlah faktor yang menimbulkan
ancaman baik bagi atasan maupun bawahan. Faktor utama yang dapat
membangun ataupun merusak pelatihan terletak pada kesesuaian kepribadian
atau sebaliknya pertentangan kepribadian antara pihak atasan dan bawahan.

1. Peran kurang jelas

Sekalipun peran dapat dilihat sebagai sarana manajemen yang


penting, sering kali timbul ketidakjelasan mengenai apa sesungguhnya
yang dilibatkan baik dari segi keterampilan maupun kegiatan. Di
samping itu, Kurangnya pemahaman dapat menimbulkan pertanyaan
siapa sesungguhnya yang harus bertanggung jawab dalam pelatihan.
Atasan mungkin saja tidak memiliki pengertian mendalam tentang apa
yang harus dilakukannya dalam pelatihan, kapan dan bagaimana
melakukannya. Selain itu, terdapat pula ketidakpastian mengenai
seberapa banyak penyuluhan, pengarahan, dan dukungan sosio-
emosional uang dibutuhkan.

2. Gaya manajemen kurang sesuai

4
http://kbbi.web.id/hambat
Gaya manajemen merupakan pola perilaku konsisten yang
digunakan atasan saat bekerja bersama dan melalui orang lain. Atasan
mengembangkan kebiasaan bertindak yang untuk selanjutnya akan
dapat diduga oleh mereka yang bekerja bersamanya. Tak mustahil
mereka khawatir bila kebiasaan tersebut harus diubah ataupun diganti,
suatu situasi yang menimbulkan perasaan kurang aman bagi semua
pihak yang terlibat di dalamnya. Kepercayaan terhadap bawahan sering
kali dipengaruhi oleh pandangan atasan mengenai tabiat atau sifat
manusia.

3. Keterampilan komunikasi tidak memadai

Keterampilan komunikasi tulis dan tulisan sangat penting


dalam situasi pelatihan. Keberhasilan dan kegagalan atasan sebagai
pelatih bergantung pada kemampuan mereka dalam menyampaikan
pikiran, perasaan dan kebutuhan. Atasan seharusnya juga dapat
menerima upaya para bawahan untuk melakukan hal serupa. Atasan
yang cenderung bertele-tele, di samping memberikan instruksi dan
penjelasan ala kadarnya, akan menimbulkan suasana yang
membingungkan dan menghambat komunikasi.

4. Kurangnya motivasi

Bila seorang atasan ditanya apakah mereka berhasil sebagai


pelatih, jawaban mereka pada umumnya adalah ‘ya, saya rasa
demikian’. Kesulitan ini timbul karena saran pembangkit motivasi
yang dipilih tidak sesuai dengan kebutuhan perorangan yang
dimaksudkan pada saat yang sama. Sebagai pelatih, atasan mempunyai
tambahan menciptakan lingkungan bermotivasi bagi bawahan. Namun,
dengan organisasi yang kian diperamping dan jumlah pekerja kian
menyusut ataupun diintegrasikan, kesulitan pun semakin membengkak.

5. Tekanan dalam pekerjaan


Sejumlah alasan diungkapkan oleh atasan mengapa mereka
tidak termotivasi dan ragu untuk menjadi pelatih. Satu diantaranya
karena mereka menganggap organisasi menitikberatkan pada sikap
‘lakukan sendiri tugasmu’ untuk itulah kamu dibayar. Yang lain
berpikir bahwa pelatihan akan menyita terlalu banyak waktu, dan
bahwa sebuah proyek terlalu rumit untuk dijelaskan kepada orang lain
yang tidak memiliki pengalaman dan keahlian sebagai manajer.

Kesulitan lain yang timbul adalah kecemasan menghadapi


kegagalan, seandainya bawahan tidak mampu mengerjakan tugas dengan
baik, atau sebaliknya kekhawatiran bila bawahan akan terlihat lebih pandai
dari dirinya.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Manajemen kegiatan pelatihan dakwah adalah sebuah kegiatan yang
berupa pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada peserta didik agar setelah
memperoleh pelatihan tersebut peserta didik mampu mengembangkan,
mengekspresikan dan mengaplikasikan keterampilannya tersebut dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari, maka kegiatan pelatihan dakwah tidak
dapat dipisahkan dari aspek keseimbangan antar ilmu pengetahuan dengan
nilai-nilai universal Islam yang merupakan rahmatan lil a’ lamin.
Peluang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi merupakan suatu kegiatan
yang memberikan kemanfaatan dalam usaha mencapai tujuan. Hambatan
merupakan suatu masalah kegiatan yang menjadikan program tidak lancar atau
lambat. Pelatihan dakwah bukan suatu keterampilan yang mudah, terdapat
sejumlah faktor yang menimbulkan ancaman baik bagi atasan maupun
bawahan.

DAFTAR PUSTAKA

Wiludjeng, Sri. 2007. PengantarManajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Notoadmojo, Soekidjo. 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Rineka Cipta.
http://kbbi.web.id/hambatan

List penanya:
1. Siti Khorifah 43020190091
Di makalah di jelaskan hambatan dalam pelatihan dakwah jadi yang
saya tanyakan itu bagaimana cara mengantisipasi hambatan pelatihan
dakwah di pedalaman yang minim.nya pengetahuan.

2. Miftakhul janah 43020190066


Dimakalah kan telah disebutkan beberapa peluang dalam pelatihan
dakwah, bagaimana jika ada seorang peserta yg belum bisa
merealisasikan peluang itu dengan baik (belum bisa menangkap mteri
dalam pelatihan, dan belum bisa menemukan tujuan hidup) sehingga
pelatihannya tidak berjalan dengan lancar, apa yg sharusnya dia
lakukan?

Anda mungkin juga menyukai