MAKALAH
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Pada Mata Kuliah
Manajemen Dakwah Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
Semester VI
Disusun oleh:
ASTRI
520219004
Dosen pengampu:
Maseni, M.Sos.I
1
Mahmuddin, Manajemen Dakwah, (Ponorogo: Wade Group, 2018), h. 16.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Mubasyaroh, Manajemen Sumber Daya Manusia (MDSM) Da’i Melalui Pelatihan
Dalam Pengembangan Dakwah Islam, TADBIR : Jurnal Manajemen Dakwah Vol.1 No. 1, STAIN
Kudus, 2016, h. 42.
3
Arman Paramansyah dan Irvi Nurul Husna, Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam
Perspektif Islam, (Bekasi: Pustaka Al-Muqsith, 2021), h. 49.
Ada tujuh sasaran yang bisa dikembangkan dalam pengembangan
sumber daya manusia dalam konteks pengembangan manajemen Islam, yaitu:4
4
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h.
196-197.
secara mikro adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan
pengelolaan tenga atau keryawan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Dalam perspektif Islam, pengembangan sumber daya manusia sangat
memperhatikan keseimbangan antara penguasaan berbagai cabang ilmu dengan
kekuatan iman yang bersumber pada al-quran dan as-sunnah. 5 Pengembangan
manajemen Islam mengandung tujuan untuk mengembangkan potensi da’i.
Dalam dunia dakwah pengembangan sumber daya da’i lebih ditekankan pada
pengembangan aspek mental, spiritual, dan emosi serta psycho-motoric manusia
untuk mencapai tujuan. Dalam hal dakwah, pengembangan sumber daya
dakwah diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualitas maupun
kuantitas dakwah.
Ciri ideal sumber daya manusia muslim adalah kemampuan dalam
penguasaan ilmu dan teknologi diimbangi dengan kekuatan keimanan, dengan
identifikasi sebagai berikut:
1. Ciri Keagamaan
Seorang da’i sebagai kekuatan sumber daya manusia yang ideal harus
memiliki keimanan dan keyakinan yang kuat dan konsisten, sehingga
mampu memengaruhi perilaku dan kultur hidupnya. sebagaimana rumusan
definisi iman yaitu dengan meyakini dengan hati, mengikrarkan dengan
perkataan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Seorang da’i diharapkan
dapat mengajak seluruh komunitas untuk mewujudkan citra umat terbaik
sebagaimana dicita-citakan dalam Al-Qur’an. Untuk mewujudkan citra ideal
ini tidak cukup dengan kekuatan aqidah, ibadah, dan akhlak semata, namun
juga harus memiliki kekuatan keilmuan, keterampilan, dan manajemen yang
baik.
2. Ciri Keilmuan
Da’i yang memiliki keterampilan dan keahlian yang diimbangi dengan
etos kerja yang baik, niscaya akan menjadi kelompok manusia yang
produktif. Dengan posisi ini ia akan dapat mencapai posisi khalifah Allah
5
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 188-189.
yang mampu merefleksikan keimanan dan ketakwaan dalam seluruh karya
dan perbuatannya. Untuk mewujudkan da’i yang ideal dalam lembaga
dakwah, maka perlu diadakan pendidikan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya da’i secara maksimal.
3. Ciri Motivasi
Seorang da’i harus memiliki motovasi untuk maju dan produktif,
sehingga skillnya bermanfaat bagi organisasi dakwah maupun bagi dirinya
sendiri.6
Secara umum, sumber daya dai yang ideal adalah mereka yang
memiliki keterampilan atau keahlian tertentu, memiliki motivasi yang tinggi
untuk mendayagunakan keterampilannya dan mampu membangun dirinya
baik secara jasmani maupun rohani, serta mampu mengaplikasikan dalam
kehidupan masyarakat.
Upaya pengembangan sumber daya manusia dalam hal ini da’i
berkaitan dengan upaya pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya
da’i yang meliputi pemberdayaan da’i dalam pola pikir, wawasan, dan
keterampilan sebagai berikut:
1. Peningkatan wawasan intelektuaal dan kreativitas da’i dalam keilmuan dan
ketrampilan yang relevan.
2. Peningkatan wawasan dan pengalaman spiritual da’i yang direfleksikan
dalam kematangan sikap mental, kewibawaan, dan akhlakul karimah.
3. Peningkatan wawasan tentang ajaran Islam secara kaffah dan integral.
4. Peningkatan wawasan tentang kebangsaan, kemasyarakatan, dan hubungan
intern serta ekstern umat beragama serta tercermin sikap toleran.
5. Peningkatan wawasan global dan ukhuwah islamiyah.
6. Peningkatan wawasan integritas, persatuan, dan kesatuan (umatan
wahidah).
7. Peningkatan wawasan tentang peningkatan wilayah dakwah regional,
nasional dan internasional.
6
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 191-193.
8. Peningkatan tentang kepeminpinan dalam membangun masyarakat.7
Secara alami dalam diri manusia telah dibekali berupa potensi serta
daya yang dapat dibangun dan dikembangkan. Adapun daya dan potensi
manusia tersebut meliputi:
1. Daya tubuh yang memungkinkan manusia memiliki keterampilan dan
kemampuan secara teknis.
2. Daya moral yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan moral,
etika, dan estetika untuk berimajinasi dan merasakan kebesaran Ilahi.
3. Daya akal yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi.
4. Daya hidup yang memuungkinkan manusia memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan, mempertahankan hidup, dan
menghadapi tantangan.
7
Asep Muhyidin dan Agus Ahmad Safei.. Metode Pengembangan Dakwah. (Bandung:
Pustaka Setia, 2002), h. 137-138.
Menurut Islam, pengembangan sumber daya manusia adalah
dimaksudkan untuk membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga
mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya untuk
membangun dan memakmurkan dunia sesuai konsep yang ditetapkan Allah
SWT. Adapun tujuan pengembangan sumber daya manusia menurut Islam
adalah membentuk manusia yang bertakwa kepada Allah SWT.8
8
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 200-201.
6. Diberikan informasi yang akan dipelajari dengan berbagai cara.
7. Belajar sambil mengaplikasikan dalam masyarakat.
8. Diberikan feedback tentang kemajuannya.
9. Diberikan penghargaan karena pekerjaannya berkualitas.
BAB III
9
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 207.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengolahan
seluruh resouces yang ada di muka bumi ini karena pada dasarnya seluruh ciptaan
Allah diciptakan untuk kemaslahaan umat manusia. Sifat yang tercermin dari
sumber daya manusia islami yang baik adalah siddiq, amanah, fatonah, tablig.
Dalam perspektif Islam, pengembangan sumber daya manusia sangat
memperhatikan keseimbangan antara penguasaan berbagai cabang ilmu dengan
kekuatan iman yang bersumber pada al-quran dan as-sunnah.10 Dalam dunia
dakwah pengembangan sumber daya da’i lebih ditekankan pada pengembangan
aspek mental, spiritual, dan emosi serta psycho-motoric manusia.
Menurut Islam, pengembangan sumber daya manusia adalah
dimaksudkan untuk membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga
mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya untuk
membangun dan memakmurkan dunia sesuai konsep yang ditetapkan Allah
SWT. Adapun tujuan pengembangan sumber daya manusia menurut Islam adalah
membentuk manusia yang bertakwa kepada Allah SWT.
Dalam proses pelatihan para da’i tidak hanya mendengarkan presentasi
topik-topik pembahasan saja, melainkan melihat tekhnik-tekhnik baru yang
diperagakan oleh pelatih, sehingga memiliki kesempatan untuk
mengaplikasikannya dalam tataran praktik
B. Saran
Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu cara yang efektif guna
membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan
fungsinya sebagai hamba Allah. Karena itu pembinaan sdm dalam hal ini dai
mutlak menjadi pekerjaan yang harus diselesaikan dan terus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
10
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 188-189.
Mahmuddin. Manajemen Dakwah. Ponorogo: Wade Group, 2018.
Mubasyaroh. Manajemen Sumber Daya Manusia (MDSM) Da’i Melalui
Pelatihan Dalam Pengembangan Dakwah Islam. TADBIR: Jurnal
Manajemen Dakwah Vol.1 No. 1. STAIN Kudus. 2016.
Muhyidin, Asep., Agus Ahmad Safei.. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung:
Pustaka Setia. 2002.
Munir, Muhammad., Wahyu Ilahi. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana. 2006.
Paramansyah, Arman., Irvi Nurul Husna. Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam Perspektif Islam. Bekasi: Pustaka Al-Muqsith. 2021.