Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Dasar-Dasar Manajemen Dakwah

“Landasan Manajemen Dakwah”

Disusun Oleh :
Nama : Selli Yulaikha
Nim : 2020504066
Prodi/kelas : Manajemen Dakwah /2056B

Dosen Pengampu : Dra, Dalinur Muhammad Nur, MM


Mata Kuliah : Dasar-Dasar Manajemen Dakwah

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan karunia-Nya, Saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
Dasar-Dasar Manajemen Dakwah tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Landasan Manajemen Dakwah”, Saya berharap


makalah tentang Landasan Manajemen Dakwah ini dapat menjadi referensi bagi
pihak yang tertarik pada Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Selain itu, Saya juga
berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca
makalah ini.

Penulis menyadari makalah bertema “Landasan Manajemen Dakwah” ini masih


memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Saya menerima segala
bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, saya memohon maaf, Demikian yang dapat
saya sampaikan. Akhir kata semoga makalah Mata kuliah Dasar-Dasar manajemen
Dakwah ini dapat bermanfaat.

Palembang, 26 Mei 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………....………………….......................….................…. i

KATA PENGANTAR …………......…………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………….………………................................…..………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………...…….…………………………...………......……… 4


B. Rumusan Masalah ………………………..….......................……..........…… 5
C. Tujuan Penulisan ………………….....……………………………….......…..5

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Manajemen Dakwah..................……………….………………….6


B. Ayat-ayat yang mendukung tentang Manajemen Dakwah…...........................9
C. Hadist yang mendukung tentang Manajemen Dakwah.....................…….....12

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ……………........……………...………………….……………16
B. Saran ………………………….....……………….……….…......……… 16

DAFTAR PUSTAKA.....…………………………………....…..………………17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen dakwah adalah terminologi yang terdiri dari dua kata, yakni
manajemen dan dakwah. Kedua kata ini berangkat dari dua disiplin ilmu yang
sangat berbeda sama sekali. Istilah dakwah pun diberi definisi macam-macam oleh
para ahli. Dakwah secara bahasa (etimologi) merupakan sebuah kata dari bahasa
Arab dalam bentuk masdar. Kata dakwah berasal dari kata: ( ‫دعا־يدعو־دعوة‬da’a,
yad’u, da’watan) yang berarti seruan, panggilan, undangan atau do’a. Landasan
manajemen dakwah secara normatif ialah al-Quran dan Sunnah. Dalam al Quran,
terdapat banyak ayat yang memerintahkan berdakwah bagi umat Islam, sebagai
upaya menyeru umat manusia agar melaksanakan kebaikan dan meninggalkan
perbuatan buruk.

Secara sederhana, manajemen adalah upaya mengatur dan mengarahkan


berbagai sumber daya, mencakup manusai (man), uang (money), barang (material),
mesin (machine), metode (methode), dan pasar (market) . Namun, secara khusus
definisi manajemen, seperti yang dikedepankan oleh G.R. Terry dalam bukunya
Principles of Management, adalah “Management is a distinct process of planing,
organizing, actuating, and controlling, perform to determine and accomplish stated
objektives by the use of human beings and other resources.”

Definisi di atas memberikan gambaran bahwa manajemen itu mengandung arti


proses kegiatan. Proses tersebut dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan dengan menggunakan sumber daya lainnya. Seluruh
proses tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Rumusan Masalah

a. Apa yang di maksud dengan landasan Manajemen Dakwah?

b. Apa yang di maksud dengan Ayat-ayat yang mendukung Manajemen Dakwah?

c. Apa yang di maksud dengan hadist yang mendukung Manajemen Dakwah?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui Landasan Manajemen Dakwah

b. Untuk mengetahui Ayat-ayat yang mendukung Manajemen Dakwah

c. Untuk mengetahui Hadist Yang mendukung Manajemen Dakwah


BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Manajemen Dakwah

Landasan manajemen dakwah secara normatif ialah al-Quran dan Sunnah.


Dalam al Quran, terdapat banyak ayat yang memerintahkan berdakwah bagi umat
Islam, sebagai upaya menyeru umat manusia agar melaksanakan kebaikan dan
meninggalkan perbuatan buruk. Sebagaimana telah diwahyukan oleh Allah dalam
surat Ali-Imran : 110 yang berbunyi :

‫ع ِن ْا ُلم ْنك َِر َوتُؤْ مِ ن ُْونَ ِباللِ َولَ ْو َءا َمنَ اَ ْه ُل‬ َ َ‫اس تَاْ ُم ُر ْونَ ِب ْال َم ْع ُر ْوفِ َوتَ ْن َه ْون‬
ِ َّ‫كُ ْنت ُ ْم َخي َْر ا ُ َّم ٍة ا ُ ْخ ِر َجتْ لِلن‬
. َ‫ب لَكَانَ َخي ًْرا لَّ ُه ْم مِ ْن ُه ُم ْال ُمؤْ مِ ن ُْونَ َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْالفسِ ُق ْون‬ ِ ‫ْالكِت‬

Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf (kebenaran), dan mencegah dari yang mungkar
(kejahatan), dan beriman kepda Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik (Q.S. Ali-Imran :110)

‫ َم ْن َراَى‬: ‫هللا صلى هللا عليه وسلم َيقُ ْو ُل‬ ِ ‫ َسمِ ْعتُ َرس ُْو ُل‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬ َ ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن اَ ِبى َس ِع ْي ِد ْال ُخد ِْري َر‬ َ
‫ (رواه‬.‫ان‬ ِ ْ ‫اف‬
ِ ‫اْل ْي َم‬ ْ َ‫ فَا ِْن لَّ ْم يَ ْستَطِ ْع فَبِ ِل َسانِ ِه فَا ِْن لَّ ْم يَ ْستَطِ ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َوذَالِكَ ا‬,ِ‫مِ ْنكُ ْم ُم ْنك ًَرا ف َْليُ ِغيّرْ هُ بِيَ ِده‬
ُ َ‫ضع‬
‫مسلم)م‬

Dari abi said r.a berkata: saya mendengar Rasulullah saw. Berkata: Siapa saja yang
melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka
dengan lisannya, dan jika tidak mampu juga maka rubahlah dengan hatinya, dan
yang demikian (merubah kemungkaran dengan hati) merupakan selemah-lemahnya
iman. (H.R. Muslim)

Sedangkan landasan manajemen dakwah secara filosofis, diantaranya adalah:

a) Menuntun keyakinan umat manusia sesuai dengan fitranya yaitu tauhidullah


(memiliki keyakinan kepada Allah Swt)
b) Membangun keimanan umat manusia yang senantiasa pluktuatif
(bertambah dan berkurang) agar senantiasa stabil (kokoh) dalam beriman
dan beramal shaleh di bawah landasan karena Allah.
c) Dakwah merupakan penuntun akal manusia dalam mencari dan
menjalankan kebenaran, jika akal dapat dan wajib beriman kepada Allah
sebelum datangnya azab Allah terhadap orang-orang yang menyimpangkan
akalnya bagi mendurhakai Tuhan.
d) Dakwah Islam menjadi dasar dan alasan bagi akal untuk melaksanakan
kewajiban beriman kepada Allah, sebab, sebelum datangnya dakwah yang
dibawa oleh Rasul Allah manusia tidak akan mendapat azab (siksa) dari
Allah.
e) Merealisasikan Islam sebagai rahmatan lil al-alamin (menebar kasih sayang
Tuhan dan keselamatan bagi seluruh alam).

Maluyu S.P. Hasibuan menjelaskan bahwa manajemen berasal dari kata to


manage yang artinya mengatur. Jadi, Manajemen itu adalah suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan.Sedangkan menurut Brantas menurut Brantas
adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang ke arah tujuan-tujuan organisasi atau maksud-
maksud nyata.4 Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh sumber-
sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.

. Dakwah secara bahasa (etimologi) merupakan sebuah kata dari bahasa Arab
dalam bentuk masdar. Kata dakwah berasal dari kata: ( ‫دعا־يدعو־دعوة‬da’a, yad’u,
da’watan) yang berarti seruan, panggilan, undangan atau do’a. Menurut Abdul
Aziz, secara etomologis dakwah berarti: memanggil, menyeru, menegaskan atau
membela sesuatu, perbuatan atau perkataan untuk menarik manusia kepada sesuatu,
memohon dan meminta, atau do’a. Artinya proses penyampaian pesan-pesan
tertentu berupa ajakan, seruan, undangan, untuk mengikuti pesan tersebut atau
menyeru dengan tujuan untuk mendorong seorang supaya melakukan cita-cita
tertentu. Oleh karena itu, dalam kegiatannya ada proses mengajak, disebut da’i dan
orang yang diajak disebut mad’u.
Dipahami bahwa dakwah adalah mengajak manusia kepada jalan Allah (sistem
Islam) secara menyeluruh. Baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan
secara ikhtiar (upaya) muslim mewujudkan ajaran-ajaran Islam dalam realitas
kehidupan pribadi (syahsiyah), keluarga (usrah) dan masyarakat (jama’ah) dalam
semua segi kehidupan secara menyeluruh sehingga terwujud khairul ummah
(masyarakat madani).

Selain pengertian di atas, ada pula beberapa pengertian dakwah yang


disampaikan oleh para pakar ilmu dakwah, yang tentunya memiliki ragam
penjelasan dalam bentuk rumusan redaksional yang berbeda-beda. Perbedaan yang
terdapat pada setiap penjelasan para pakar dan cendikiawan itu kelihatannya lebih
pada aspek orientasi dan penekanan bentuk kegiatanya bukan pada aspek
essensinya. maka dapatlah disimpulkan bahwa dakwah Islam pada dasarnya
merupakan: (1) perilaku muslim dalam menjalankan Islam sebagai agama dakwah,
yang dalam prosesnya melibatkan unsur da’i, pesan dakwah, metode dakwah,
media dakwah, mad’u (sasaran dakwah) dalam tujuannya melekat cita-cita ajaran
Islam yang berlaku sepanjang zaman dan di setiap tempat; dan (2) proses transmisi,
transformasi, dan difusi serta internalisasi ajaran Islam. Untuk pengertian
manajemen dan dakwah itu sendiri yaitu sebuah pengaturan secara sistematis dan
koordinatif dalam kegiatan atau aktivitas dakwah yang dimulai dari sebelum
pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah.

Tujuan manajemen Dakwah

a. Tujuan Manajemen

Tujuan adalah sesuatu hasil (generalis) yang ingin dicapai melalui proses
manajemen. Pengertian tujuan dan sasaran hampir sama bedanya hanya gradual
saja, tujuan maknanya hasil yang umum sedangkan sasaran berarti hasil yang
khusus. Tujuan menurut G. R. Terry adalah hasil yang diinginkan yang melukiskan
skop yang jelas, serta memberikan arah kepada usaha-usaha seorang manajer.
Tujuan yang ingin dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana, karena itu
hendaknya tujuan ditetapkan ”jelas, realistis, dan cukup cukup menantang
berdasarkan analisis data, informasi, dan pemilihan dari alternatif-alternatif yang
ada.

b. Tujuan Dakwah

Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai dan
diperoleh oleh keseluruhan tindakan dakwah yaitu Kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah Swt. Tujuan dakwah secara
umum adalah mengubah perilaku sasaran agar mau menerima ajaran Islam dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan
masalah pribadi, keluarga maupun sosial kemasyarakatannya, agar mendapatkan
keberkahan dari Allah Swt. Sedangkan tujuan dakwah secara khusus dakwah
merupakan perumusan tujuan umum sebagai perincian daripada tujuan dakwah.23

Ruang Lingkup Manajemen Dakwah

Ruang lingkup kegiatan dakwah dalam tataran manajemen merupakan sarana


atau alat pembantu pada aktivitas dakwah itu sendiri. Karena dalam sebuah aktivitas
dakwah itu akan timbul masalah atau problem yang sangat kompleks, yang dalam
menangani serta mengantisipasinya diperlukan sebuah strategi yang sistematis.
Dalam konteks ini, maka ilmu manajemen sangat berpengaruh dalam pengelolaan
sebuah lembaga atau organisasi dakwah sampai pada tujuan yang diinginkan.
Sedangkan ruang lingkup dakwah akan berputar pada kegiatan dakwah, di mana
dalam aktivitas tersebut diperlukan seperangkat pendukung dalam mencapai
kesuksesan. Adapun hal-hal yang mempengaruhi aktivitas dakwah antara lain
meliputi:

• Keberadaan seorang da’I, baik yang terjun secara langsung maupun tidak
langsung, dalam pengertian eksistensi da’I yang bergerak di bidang dakwah
itu sendiri.
• Materi merupakan isi yang akan disampaikan kepada mad’u, pada tataran
ini materi harus bisa memenuhi atau yang dibutuhkan oleh mad’u, sehingga
akan mancapai sasaran dakwah itu sendiri, dan
• Mad’u kegiatan dakwah harus jelas sasarannya, dalam artian ada objek yang
akan didakwahi.

B. Ayat-ayat yang mendukung tentang Manajemen Dakwah

Ayat-ayat tentang Manajemen Dakwah

1) Q.S. An-Nahl : 125

,ِ‫ع ْن َسبِ ْي ِله‬ َ ‫ظةُ اْل َح َسنَ ِة َوجد ِْل ُه ْم بِالًّتِى ه‬


َ ‫ِي اَحْ َسنُ اِنَّ َربَّكَ ه َُو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫اُدْعُ اِلَى َسبِ ْي َل َربِّكَ بِاْلحِ ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬
. َ‫َوه َُو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِديْن‬

Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan batahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

2) Q.S Al-Imran: 104

. َ‫ع ِن اْل ُم ْنك َِر َو ُاولئِكَ هُ ُم ْال ُم ْف ِلح ُْون‬


َ َ‫َو ْلتُكُ ْن ِ ّم ْنكُ ْم ا ُ َّمةٌ يَدْ ع ُْونَ اِلَى ْال َخي ِْر َويَاْ ُم ُر ْونَ ِباْل َم ْع ُر ْوفِ َويَ ْن َه ْون‬

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.

3) QS asy-Syu’ara: 214-216

َ‫ص ْوكَ فَقُلْ إِنِّي بَ ِري ٌء مِ َّما تَ ْع َملُون‬ َ ‫ِض َجنَا َحكَ ِل َم ِن اتَّبَعَكَ مِنَ ْال ُمؤْ مِ نِينَ فَإِ ْن‬
َ ‫ع‬ ْ ‫شِيرتَكَ األ َ ْق َربِينَ َو‬
ْ ‫اخف‬ َ ‫ع‬ َ ْ‫َوأَ ْنذِر‬

Berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat dan rendahkanlah


dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.
Jika mereka mendurhakaimu, katakanlah, “Sesungguhnya aku tidak bertanggung
jawab terhadap apa yang kalian kerjakan.”

4) Q.S Al-Imran: 110

َ‫ب لَكَان‬ ِ ‫ع ِن ْال ُم ْنك َِر َوتُؤْ مِ ن ُْونَ ب ِاللِ َولَ ْو َءا َمنَ اَ ْه ُل اْلكِت‬
َ َ‫اس تَاْ ُم ُر ْونَ بِاْل َم ْع ُر ْوفِ َوتَ ْن َه ْون‬
ِ َّ‫كُ ْنت ُ ْم َخي َْر ا ُ َّم ٍة ا ُ ْخ ِر َجتْ لِلن‬
. َ‫َخي ًْرا لَّ ُه ْم ِ ّم ْن ُه ُم ْال ُمؤْ مِ ن ُْونَ َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْالفسِ قُ ْون‬
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab berima, tentulah itu lebih baik mereka, di antara mereka ada
yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

5) QS al-Hijir: 94

َ‫ع ِن ْال ُم ْش ِركِين‬ ْ ‫ع ِب َما تُؤْ َم ُر َوأَع ِْر‬


َ ‫ض‬ ْ ‫ص َد‬
ْ ‫فَا‬

Sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala yang diperintahkan


(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.

6) Q.S. Yunus : 25

‫صرطٍ ُم ْستً ِقي ٍْم‬


ِ ‫َوهللاُ يَدْع ُْوا اِلى د َِار الس َِّلم َويَ ْهدِى َم ْن يَشَا ُء اِلى‬

Allah menyeru manusia ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang


dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).

7) Q.S Al-Baqarah :208

َ ‫ْطن اِنَّه لَكُ ْم‬


. ٌ‫عد ٌُّو ُّمبِيْن‬ ِ ‫يَايُّ َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اُدْ ُخلُوا فِى ال ّس ِْل ِم كَافَّة ًَوْلَ تَتَّبِعُ ْوا ُخطُو‬
ِ ‫ت ال َّشي‬

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya,


dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu.

8) Q.S Al-Isra :105

‫ق نَزَ َل َو َما اَرْ َس ْلنكَ ا َِّْل ُم ْب ّش ًِرا َونَ ِذي ًْرا‬


ِ ّ ‫ق اَ ْنزَ ْلنهُ َوبِا ْل َح‬
ِ ّ ‫َوبِاْل َح‬

Dan Kami turunkan al-Quran itu dengan sebenar-sebernanya dan al-Quran itu telah
turun dengan membawa kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan
sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.

9) Q.S Fushshilat : 33

َ‫عا اِلَى هللاِ َوعَمِ َل ص ِلحًا َوقَا َل اِنَّى مِنَ ْال ُم ْسلِمِ يْن‬
َ َ‫َو َم ْن اَحْ َسنُ قَ ْو ًْل ّم ِْن د‬
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk orang-
orang yang menyerah diri.

10) Q.S Al-Maidah : 67

‫هللا َْل َي ْهدِى‬


َ َّ‫اس اِن‬ ِ ‫ َوهللاُ َي ْع‬,ُ‫مِن َّر ِبّكَ َوا ِْن لَّ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما َب َّل ْغتَ ِر َسالَتَه‬
ِ َّ‫ص ُمكَ مِنَ الن‬ ْ َ‫الرس ُْو ُل َبلّ ِْغ َما ا ُ ْن ِز َل اِلَيْك‬
َّ ‫َيايُّ َها‬
. َ‫اْلقَ ْو َم ْالكف ِِريْن‬

Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikannya amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari gangguan
manuusia.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.

11) QS. Thaha: 99

ْ َ‫مِن أَ ْنبَاءِ َما قَدْ َسبَقَ َوقَدْ آَتَ ْينَاك‬


‫مِن لَدُنَّا ِذ ْك ًرا‬ ْ َ‫علَيْك‬
َ ُّ‫َكذَلِكَ نَقُص‬

Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang


lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu
peringatan (Al-Qur’an).

12) QS. Al-Baqarah: 148

ْ ‫علَى كُ ِّل َش‬


ٌ ‫يءٍ قَد‬
‫ِير‬ َ َّ َّ‫َّللا َجمِ يعًا إِن‬
َ ‫َّللا‬ ِ ْ‫ت أَيْنَ َما تَكُونُوا يَأ‬
ُ َّ ‫ت بِكُ ُم‬ ِ ‫َو ِلكُ ٍّل ِوجْ َهةٌ ه َُو ُم َولِّي َها فَا ْستَبِقُوا ْال َخي َْرا‬

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
Maka berlomba- lombalah kalian (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kalian
berada pasti Allah akan mengumpulkan kalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya
Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

13) Q. S. Ali-Imran: 104

َ َ‫َو ْلتَكُ ْن مِ ْنكُ ْم أ ُ َّمةٌ يَدْعُونَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُم ُرونَ بِ ْال َم ْع ُروفِ َويَ ْن َه ْون‬
َ‫ع ِن ْال ُم ْنك َِر َوأُولَئِكَ هُ ُم ْال ُم ْف ِلحُون‬

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.
C. Hadist yang mendukung tentang Manajemen Dakwah

Hadits tentang Manajemen Dakwah

1) H. R. Muslim

‫ قَا َل َرس ُْو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬ ّ ِ ‫ى اْل َبد ِْر‬
ِ ‫ى َر‬ ّ ِ ‫ار‬
ِ ‫ص‬َ ‫ع ْم ِر َواْْلَ ْن‬
َ ‫ع ْن اَ ِبى َم ْس ُعو ٍد عُ ْق َبةَ ب ِْن‬
َ ‫َو‬
‫ (رواه مسلم‬. ‫علَى َخي ٍْر فَلَهُ مِ ثْ ُل اَجْ ِر فَا ِع ِل ِه‬
َ ‫َم ْن َد َّل‬

Abu Mas’ud Uqbah bin Amru Al-Anshari ra. Berkata: “Telah bersabda Rasulullah
Saw: ‘Barang siapa yang menunjukan pada kebaikan maka dia memperoleh pahala
seperti pahala orang yang mengejakannya.

2) H.R. Muslim

‫عا اِلَى ُهدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْْلَجْ ِر‬ َ َ‫ َم ْن د‬: ‫ اَنَّ َرسُو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬: ُ‫ع ْنه‬ َ ُ‫ى هللا‬
َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن اَ ِبى ه َُري َْرةَ َر‬ َ ‫َو‬
ُ‫اْلثْ ِم مِ ثْ ُل اَثَ ِام َم ْن تَبِعَه‬
ِ ْ َ‫علَ ْي ِه مِن‬
َ َ‫ضالَ لَ ٍة كَان‬َ ‫عا اِلَى‬
َ َ‫مِن اُج ُْو ِر ِه ْم َش ْيئًا َو َم ْن د‬
ْ َ‫ص ذَ لِك‬ُ ُ‫مِ ثْ ُل اُج ُْو ِر َم ْن تَبِعَهُ ْلَ يَ ْنق‬
‫ (رواه مسلم‬.‫مِن اَثَا مِ ِه ْم َش ْيئًا‬ ُ ُ‫ْلَ يَ ْنق‬
ْ َ‫ص ذَلِك‬

Abu Hurairah ra. Berkata: “Rasulullah Saw telah bersabda: ‘Barang siapa yang
mengajak kepada kebaikan, maka baginya diberikan seperti pahala orang-orang
yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sama sekali dan barang siapa
yang mengajak pada kesesatan, maka baginya diberikan dosa seperti dosa orang-
orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun’.”

3) H. R. Muslim

‫ َم ْن َراَى مِ ْنكُ ْم ُم ْن َك ًرا‬: ‫ َسمِ ْعتُ َرس ُْو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم يَقُ ْو ُل‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
َ ‫ي هللا‬ ِ ‫ع ْن اَبِى َس ِع ْي ِد اْل ُخد ِْري َر‬
َ ‫ض‬ َ
‫ (رواه مسلم‬.‫ان‬ ِ ْ ‫اف‬
ِ ‫اْل ْي َم‬ ْ َ‫َطِع فَ ِبقَ ْل ِب ِه َو َذالِكَ ا‬
ُ ‫ض َع‬ ْ ‫ فَا ِْن لَّ ْم يَ ْستَطِ ْع فَ ِب ِل َسانِ ِه فَا ِْن لَّ ْم يَ ْست‬,ِ‫ف َْليُ ِغيّرْ هُ ِبيَ ِده‬

Abu Sa’id Alkhudry ra. Berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
‘Siapa saja di antara kamu yang melihat kemungkaran maka cegahlah dengan
tangannya, kekuatannya, jika tidak bisa maka cegahlah dengan lisannya, tapi jika
tidak bisa, maka ingkarilah dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemah iman’.”

4) H. R. Muttafaq Alaih
,ِ‫ط ُر قَات‬ ُّ ‫س فِى ال‬ ُ ‫ اِيَّا كُ ْم َواْل ُجلُ ْو‬: ‫ي ِ رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬ ّ ‫ع ْن اَبِى َس ِع ْي ٍد ْال ُخد ِْر‬َ
‫ فَ ِاذَا اَبَ ْيت ُ ْم ا َِّْل‬: ‫َّث فِيْها َ ؟ فَقَا َل رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬ ْ ‫ َما لَنَا‬, ِ‫ارسُو ُل هللا‬
ُ ‫مِن َم َجالِسِ نَا بُدٌّ نَتَ َحد‬ َ َ‫ ي‬: ‫فَقَالُوا‬
,‫َف اْْلَذَى‬ َ َ‫ غَضُّ ْالب‬: ‫ق يَا َرسُو ُل هللا؟ قَا َل‬
ُّ ‫ َوك‬,‫ص ِر‬ َّ ‫ َو َما َح ُّق ال‬: ‫ قَالُوا‬. ُ‫ط ِريْقَ َحقَّه‬
ِ ‫ط ِر ْي‬ َّ ‫ِس فَا ْعطُ ْوا ال‬
َ ‫اْل َمجْ ل‬
‫ (متفق عليه‬.‫ع ِن ْال ُم ْنك َِر‬ َ ْ ‫ َو‬,‫َو َردُّال َّسالَ ِم‬
ُ ‫ َوالنَّ ْه‬, ِ‫اْل ْم ُر ِبا ْل َم ْع ُر ْوف‬
َ ‫ي‬

Abu Sa’id Al-Khudry ra. Berkata: “Rasulullah Saw pernah bersabda: ‘Jauhilah
duduk-duduk di pinggir jalan’. Kata mereka: ‘Sebenarnya kami perlu sekali duduk-
duduk ditengah jalan untuk mengobrol’. Beliau menjawab: ‘Jika kalian memang
perlu, maka berikanlah hak jalanan’. Tanya mereka : ‘ Apakah hak jalanan itu, ya
Rasulullah? Beliau menjawab : ‘Tundukkan pandangan mata, jangan menyakiti
orang lain, menjawab salam, menyuruh kebajikan dan mencegah yang mungkar’.”

5) H.R. Anas

ُ َّ َ‫ان أَ ْن يَكُون‬
ُ‫َّللا َو َرسُولُه‬ ٌ َ‫ى – صلى هللا عليه وسلم – قَا َل ثَال‬
ِ َ‫ث َم ْن كُنَّ فِي ِه َو َجدَ َحالَ َوة‬
ِ ‫اإلي َم‬ َ ‫ع ْن أَن ٍَس‬
ّ ِ ِ‫ع ِن النَّب‬ َ
َ َ‫ َوأَ ْن يَ ْك َرهَ أَ ْن يَعُودَ فِى ْالكُ ْف ِر َك َما يَ ْك َرهُ أَ ْن يُ ْقذ‬، ‫ّلِل‬
‫ف فِى‬ ِ َّ ِ َّ‫ َوأَ ْن يُحِ بَّ ْال َمرْ َء ْلَ يُحِ بُّهُ إِْل‬، ‫سِواهُ َما‬
َ ‫أَ َحبَّ إِلَ ْي ِه مِ َّما‬
ِ َّ‫الن‬
‫ار‬

Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda: “Tiga hal, barangsiapa memilikinya
maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya
lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan
benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam
api neraka.”

6) H. R. Turmudzi

َ‫ َواَّلذِى نَ ْفسِى ِبيَ ِد ِه لَتَاْ ُم ُرنَّ ِبا ْل َم ْع ُر ْوفِ َولَتَ ْن َه ْون‬: ‫ي ِ صلى هللا عليه وسلم قَا َل‬
ّ ‫ع ِن النَّ ِب‬
َ ‫ى هللا عنه‬ ِ ‫ع ْن ُحذَ ْيفَ ِة َر‬
َ ‫ض‬ َ
: ‫ (رواه الترمذى وقال‬. ‫علَ ْيكُ ْم ِعقَا بًا مِ ْنهُ ث ُ َّم تَدْع ُْو نَهُ ف ََال يُ ْستَ َجا بُ لَكُ ْم‬
َ َ‫ع ِن اْل ُم ْنك َِر اَ ْو َليُو شِ كَنَّ هللاُ اَ ْن َي َب ْعث‬
َ
‫حديث حسن‬

Hudzaifah ra. Berkata: “Pernah Rasulullah Saw bersabda: ‘Demi zat yang pernah
menguasai diriku, hendaklah kalian memerintahkan kebajikan dan melarang
kemungkaran, atau bila kalian enggan melaksanakannya, niscaya Allah
menurunkan siksa-Nya pada kalian, lalu kalian minta maaf pada Allah, tapi Allah
tak menerimanya’.”

7) H. R. Abu Daud dan Turmudzi


‫ان‬
ٍ ‫ط‬َ ‫عدْ ٍل ِع ْىدَ س ُْل‬
َ ُ‫لج َها ِد َك ِل َمة‬ َ ‫ اَ ْف‬: ‫ي ِ رضى هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
ِ ‫ض ُل‬ ّ ‫ع ْن اَبِى َس ِع ْي ٍد اْل ُخد ِْر‬
َ
‫ (رواه ابو داود والترمذى‬.‫َجائ ٍِر‬

Sa’id Al-Khudry ra. Berkata: “Rasulullah Saw telah bersabda: ‘Sesungguhnya jihad
yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang
zalim’.”

8) H.R Nasa’i

‫ى صلى هللا عليه وسلم‬ ّ ِ ِ‫ى ْاْلَحْ َمس‬


َّ ِ‫ اَنَّ َر ُجالً َسا َ َل النَّب‬:‫ى رضى هللا عنه‬ ّ ِ ‫ب اْلبَ َج ِل‬
ٍ ‫ق ب ِْن شِ َها‬
ِ ‫ار‬
ِ ‫ط‬َ ِ‫ع ْب ِد هللا‬
َ ‫ع ْن اَبِى‬
َ
‫ (رواه النسائي بأسناد صحيح‬.‫ان َجا ئ ٍِر‬
ٍ ‫ط‬َ ‫ق ِع ْندَ س ُْل‬ َ ‫ي ْال ِج َها ِد اَ ْف‬
ٍ ّ ‫ َك ِل َمةُ َح‬: ‫ض ُل ؟ قَا َل‬ ُّ َ‫ ا‬,‫ض َع ِرجْ لَهُ فِى اْلغَرْ ِز‬
َ ‫َوقَدْ َو‬

Thoriq ibn Syihab Al-Bajali Al-Akhmasyi ra. Berkata: “Ada seorang laki-laki yang
bertanya pada Rasulullah Saw : ‘Jihad apa yang paling utama’? Jawab beliau:
‘Menyampaikannya kebenaran kepada penguasa yang zalim’.”

9) H. R. Ibnu Umar

ِ‫علَى خ َْم ٍس َش َهادَة‬َ ‫اإل ْسالَ ُم‬ ِ ‫ِى‬


َ ‫ بُن‬: ‫َّللا – صلى هللا عليه وسلم‬ ِ َّ ‫ع ِن اب ِْن عُ َم َر – رضى هللا عنهما – قَا َل قَا َل َرسُو ُل‬ َ
َ‫ضان‬َ ‫ص ْو ِم َر َم‬
َ ‫ َو‬، ‫ج‬ ِ ّ ‫ َو ْال َح‬، ِ‫الزكَاة‬
َّ ِ‫ َوإِيتَاء‬، ِ‫صالَة‬ ِ َّ ‫َّللا َوأَنَّ ُم َح َّمدًا َرسُو ُل‬
َّ ‫ َوإِقَ ِام ال‬، ‫َّللا‬ ُ َّ َّ‫أَ ْن ْلَ إِلَهَ إِْل‬

Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Islam dibangun di atas
lima dasar: bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, menunaikan ibadah haji, dan
puasa Ramadhan.”

10) H. R. Abdullah bin Umar

َ‫ى – صلى هللا عليه وسلم – قَا َل ْال ُم ْس ِل ُم َم ْن َسل َِم ْال ُم ْس ِل ُمون‬
ّ ِ ِ‫ع ِن النَّب‬
َ – ‫ع ْم ٍرو – رضى هللا عنهما‬ َ ‫ع ْن‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬
َ ‫َّللا ب ِْن‬ َ
ُ‫ع ْنه‬ ِ ‫ َو ْال ُم َه‬، ‫مِن ِل َسانِ ِه َويَ ِد ِه‬
ُ َّ ‫اج ُر َم ْن هَ َج َر َما نَ َهى‬
َ ‫َّللا‬ ْ

Dari Abdullah bin Umar r.a. Nabi SAW bersabda, “Muslim adalah orang yang
menyelamatkan semua orang muslim dari lisan dan tangannya. Dan Muhajir adalah
orang yang meninggalkan segala larangan Allah”
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen Dakwah adalah suatu perangkat atau organisasi dalam mengelolah


dakwah agar tujuan dakwah tersebut dapat lebih mudah tercapai sesuai dengan hasil
yang di harapkan. Secara umum tujuan dan kegunaan manajemen dakwah adalah
untuk menuntun dan memberikan arah agar pelaksanaan dakwah dapat diwujudkan
secara profesional dan proporsional. Dan pada hakikatnya tujuan manajemen
dakwah disamping memberikan arah juga dimaksudkan agar pelaksanaan dakwah
tidak lagi berjalan secara konvensional seperti tablig dalam bentuk pengajian
dengan tatap muka tanpa pendalaman materi, tidak ada kurikulum, jauh dari
interaksi yang dialogis dan sulit untuk dievaluasi keberhasilannya. Landasan
manajemen dakwah ialah al-quran dan sunnah. Dalam al-Quran, terdapat banyak
ayat yang memerintah berdakwah bagi umat islam, sebagai upaya menyeru umat
manusia agar melaksanakan kebaikan dan meninggalkan perbuatan
buruk.sebagaimana telah di wahyukan oleh Allah dalam surat Ali-imran:110 dan
R.Muslim. Sedangkan landasan manajemen dakwah secara filosofis, diantaranya
adalah menuntut keyakinan umat manusia sesuai dengan fitranya yaitu tauhidullah
( memiliki keyakinan kepada Allah Swt)

B. Saran

Makalah ini mungkin belum mencapai kesempurnaan dan masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu saya memohon masukan saran kepada Pembaca, untuk
memperbaiki makalah ini dan makalah selanjutnya, saya juga menyarankan kepada
pembaca untuk membaca buku-buku referensi yang saya pakai. Semoga makalah
ini bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, “2009, Manajemen Dasar Pengertian dan


Masalah”.Bumi Aksara, Bandung.

Drs. RB. Khatib Pahlawan kayo, 2007, “Manajemen Dakwah dari Dakwah
Konvensional menuju Dakwah professional” Amzah, Jakarta.

Dr. H.M. Anton Athoillah, M.M., 2010, “Dasar-dasar Manajemen”, CV Pustaka


Setia, Bandung.

Drs. ABD. Rosyad Shaleh, 1977, “Manajemen Dakwah Islam”, Bulan Bintang,
Jakarta.

Munir, S.Ag, M.A. dan Wahyu Illaihi, S.Ag, M.A., 2009, “Manajemen Dakwah”
Kencana, Jakarta.

Dr. H. Endin Nasrudin, M.Si., 2010, “Psikologi Manajemen”, CV Pustaka Setia,


Bandung.

Habib, Syafaat, 1982, “Buku Pedoman Dakwah”, Penerbit Widjaya, Jakarta.

H. Muchtarom, Zainal, 1996, “Dasar-dasar Manajemen Dakwah”, Al-Amin,


Yogyakarta.

https://nurulhidayah12.wordpress.com/2016/06/07/management-dakwah/ diakses
pada tanggal 26 Mei 2021

https://www.kompasiana.com/amp/irfanazhari1028/5f3bb1d8d541df6ee1064c13/a
yat-ayat-dan-hadist-hadist-dalam-manajemen-dakwah diakses pada tanggal 27 Mei
2021

Anda mungkin juga menyukai