Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG

“DAKWAH FARDIYAH & DAKWAH AMMAH”

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, Tuhan Seru Sekalian Alam, Yang
Maha Mengetahui dan Pemilik Seluruh Ilmu. dengan rahmat dan petunjuk-Nya, Penulis bisa
menyelesaikan penulisan makalah ini dan mudah-mudahan dapat dipresentasikan. Makalah ini
merupakan kajian tentang Dakwah yang pada dasarnya dirujuk dari berbagai sumber pustaka.

            Makalah ini dengan sekian halaman tentu masih kurang memberikan gambaran yang
lengkap tentang Dakwah yang begitu kompleks dan luas kajiannya. namun demikian semoga
makalah ini bisa mewakili sumber ilmu para audiensi dan pembaca, dan dapat memperkaya
khasanah pengetahuan kita bersama.
Daftar Isi
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
1. Pengertian Dakwah Fardiyah.......................................................................................................5
2. Tujuan dan Sasaran......................................................................................................................7
3. Pengertian Dakwah Ammah.........................................................................................................8
BAB III Penutup......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim dengan mengacu kepada
perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. dakwah juga berupa
aktivitas untuk mengajak manusia agar berbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru
mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar agar mereka
mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Di samping itu, dakwah Islam juga dapat dimaknai sebagai usaha dan aktivitas orang
beriman dalam mewujudkan ajaran Islam dengan menggunakan sistem dan cara tertentu
ke dalam kenyataan hidup perorangan (fardiyah), keluarga (usrah), kelompok (thaifah),
masyarakat (mujtama’), dan negara (baldatun). Tanpa adanya aktivitas dakwah,
masyarakat muslim tidak mungkin terbentuk. Usaha dakwah Islamiyyah yang mencakup
segi-segi yang sangat luas, hal tersebut dapat berlangsung dengan efektif dan efisien,
apabila sebelumnya sudah dilakukan dengan tindakan-tindakan persiapan dan
perencanaan secara matang. Artinya, dakwah Islam harus terprogramkan secara baik, dan
dikerjakan sesuai dengan rencana, dengan tidak apa adanya.
Dalam hal ini, proses penyampaian melalui cara dakwah fardiyah yang dilakukan secara
perorangan atau interpersonal sudah banyak diterapkan di lingkungan masyarakat saat
ini. Dengan cara ini, materi dakwah yang diberikan pun akan semakin mudah dipahami
dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu mengenai semua penjelasan
yang berkaitan dengan dakwah fardiyah baik tentang hakikat dan urgensi dakwah
fardiyah, tujuan dan  maupun strategi memikat hati manusia dalam dakwah fardiyah akan
dibahas dalam makalah ini.
   
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat itu dakwah fardiyah dan Ammah?
2.  Apa saja tujuan dan sasaran dakwah fardiyah dan Ammah?

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Dakwah Fardiyah


Dakwah fardiyah sebagai antonim dari dakwah jama’iyah atau ‘ammah yaitu berupa
ajakan atau seruan ke jalan Allah yang dilakukan oleh seorang da’i (penyeru) kepada orang lain
secara perseorangan dengan tujuan memindahkan al mad’u pada keadaan yang lebih baik dan
diridhai oleh Allah.
Selain itu Shaqr mengemukakan definisi dakwah fardiyah ialah penyampaian ajaran
Islam yang ditujukan kepada seseorang secara berhadapan dan bisa terjadi dengan tidak
dirancang terlebih dahulu. Dengan definisi ini dakwah fardiyah berarti interaksi seorang da’i
dengan seorang mad’u yang berlangsung secara tatap muka dan dialogis sehingga respon mad’u
terhadap pesan dan diri da’i dapat diketahui seketika baik secara positif maupun negatif.
Tahapan dakwah fardiyah di antaranya: Pertama Mafhum fakwah: usaha seorang da’i
mengenal dan menjaga hubungan baik dengan mad’u untuk dituntun ke jalan Allah. Kedua
Mafhum haraki (gerakan): menjalin hubungan dengan masyarakat umum, kemudian memilih
salah seorang dari mereka untuk membina hubungan lebih dekat, menampakkan kecintaan dan
perhatian. Ketiga Mafhum Tanzimi meliputi: pengarahan (tanzih) berupa bimbingan seorang da’i
kepada mad’u dalam rangka berdakwah kepada Allah untuk membantu memahami keadaan
dirinya, memahami persoalan-persoalan dan hambatan-hambatan yang dihadapinya,
menunjukkan dengan cara halus tentang kemampuan dan kelebihan yang ia miliki. Penegasan
(tanzif); dalam hal ini da’i membantu penerima dakwah untuk menentukan tempatnya dalam
alam islami serta menunjukkan kepadanya kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi posisi ini.
Penggolongan (tashzif); pengelompokkan sesuatu agar mudah membedakannya antara yang satu
dengan yang lainnya.
Perubahan dan perpindahan tersebut adakalanya dari kekafiran kepada keimanan, dari
kesesatan dan kemaksiatan kepada petunjuk dan ketaatan, dari sikap amaniyah (individualisme)
kepada sikap mencintai orang lain, mencintai amal jama’i atau kerja sama, dan senang kepada
jamaah. Atau adakalanya memindahkannya dari sikap acuh tak acuh dan tidak peduli menjadi
sikap komitmen terhadap islam, baik akhlaknya, adabnya, dan manhaj (sistem) kehidupannya,
yang sudah tentu perpindahan ini menuju arah yang lebih baik dan lebih diridhoi Allah SWT.
Jadi, pada dasarnya dakwah fardiyah merupakan salah satu metode dakwah yang paling
efektif, karena dakwah dilakukan oleh seorang da’i (penyeru) kepada orang lain secara
perseorangan dengan tujuan memindahkan al mad’u pada keadaan yang lebih baik dan diridhai
oleh Allah. Sehingga seorang mad’u dapat memperoleh informasi (ilmu) yang banyak dan
langsung bisa mengamalkannya.
Juru dakwah dalam dakwah fardiyah memiliki kelebihan khusus, ia harus
mempunyai skill tersendiri yang memungkinkannya untuk mendidik orang lain, sesuai metode
tarbiyah yang telah kita kenal yaitu pengarahan, perencanaan, konsolidasi, penugasan,
pemantapan, dan pewarisan. Seorang juru dakwah tidak akan mampu melakukan semua ini
kecuali jika dia memiliki keahlian dan kelebihan dalam lapangan amaliah islami pada umumnya
dan dalam lapangan dakwah pada khususnya. Tugas yang dijalankan dalam dakwah fardiyah
haruslah semata-mata mencari ridho Allah. Ia tidak perlu menunggu atau mengharap keuntungan
material maupun spiritual dari seseorang. Ia pun tidak mengharapkan imbalan baik dari
perorangan, jamaah, lembaga, atau pemerintah.
Sedangkan al mad’u dalam dakwah fardiyah adalah orang tertentu yang telah dipilih oleh
da’i berdasarkan pengetahuan dan pengamatannya karena orang tersebut mempunyai tanda-tanda
kebaikan, mau menerima dakwah, mencintai peraturan, dan patuh melaksanakan kebaikan serta
kemampuannya. Al mad’u dalam dakwah fardiyah selalu ditemani dan didekati. Dalam hal ini
seorang da’i berusaha menjalin hubungan yang kuat yang melahirkan rasa persaudaraan semata-
mata karena Allah. Juru dakwah dalam dakwah fardiyah juga dituntut untuk senantiasa melayani
kepentingan al mad’u tanpa menunggu permintaannya.
Selain itu, dalam dakwah fardiyah da’i adalah “orang dakwah” dengan segala makna dan
penjabarannya, diantaranya:
1) Dia adalah orang yang mengerti fase-fase dakwah, mengetahui karakteristik tiap-tiap fase
dengan segala tuntutannya, mengetahui sasaran dan tujuan dakwah yang hendak dicapainya,
serta waktu yang sesuai dengannya.
2) Dia adalah orang yang mengetahui sasaran dakwah dan tujuan dakwah baik fardiyah.
3) Dia adalah orang yang mengetahui kendala dan hambatan-hambatan di jalan dakwah serta
memiliki kemampuan untuk melewati semua penghalang demi kelancaran dakwahnya.
4) Dia adalah orang yang mengetahui keadaan para penerima dakwah dengan berbagai
tingkatan dan sifat-sifat yang mereka miliki, serta mengetahui metode dan sarana yang sesuai
untuk mereka.
5) Dia adalah orang yang mengetahui kewajiban-kewajiban dirinya terhadap penerima dakwah
dalam semua situasi dan tahapan yang dilaluinya.
2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan umum dakwah fardiyah ialah menumbuhkan dan mengembangkan amal islami
dan memperbaiki pelaksanaannya serta menjadikan para pelakunya mampu memikul beban yang
berat untuk mencari ilmu pengetahuan serta membiasakan dan melaksanakan amal ini dalam
lapangan yang berbeda-beda di wilayah islam manapun.
Adapun tujuan dakwah secara terperinci dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tujuan dakwah
fardiyah bagi penerima dakwah, tujuan dakwah fardiyah bagi dakwah, dan tujuan dakwah bagi
da’i.
a) Tujuan dakwah fardiyah bagi penerima dakwah diantaranya adalah:
1. Menanamkan pemahaman tentang urusan ad din.
2. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan ruh (jiwa), akal, dan jasmani al mad’u
3. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuannya untuk melakukan amal sholeh.
4. Berusaha menjadikan al mad’u sebagai da’i.
b) Tujuan dakwah fardiyah bagi dakwah, di antaranya adalah:
1. Memperdalam pemahaman dakwah Ilallah
2. Memantapkan dalam jiwa, akal, dan kehidupan manusia.
3. Memperkokoh potensi dakwah dalam berbagai sektor.
4. Memperkokoh gerakan dan kemampuan dakwah agar menarik dan memikat.
5. Membuat fondasi dakwah yang kokoh.
6. Pembinaan individu yang memiliki ilmu-ilmu khusus.
7. Membentuk pribadi yang soleh untuk mengisi kekosongan dalam amal islami umumnya
dan dalam aktivitas dakwah khususnya.
c) Tujuan dakwah fardiyah bagi da’i, di antaranya adalah:
1. Membekali da’i dengan ilmu pengetahuan.
2. Meningkatkan ketrampilan dan kepandaian da’i.
3. Menaggulangi berbagai ujian.
4. Memperbanyak kesempatan amal bagi da’i.
5. Pergaulan da’i dan mad’u akan menumbuhkan perasaan dan semangat untuk melakukan
amalan baik.
6. Memberikan kesempatan kepada da’i untuk melakukan pewarisan dan pelatihan.
Adapun sarana dakwah fardiyah banyak macamnya yang dapat digunakan secara
bertahap sesuai dengan tahapan pendekatan Da’i terhadap Individu mad’unya. Dalam bentuk
tatap muka misalnya (Liqo’), seorang da’i dakwah fardiyah bisa memanfaatkan pertemuan
dengan membaca al-Qur’an, mengkaji hadits atau sirah, pertemuan tersebut sedapat mungkin
dicarikan waktu dan tempatnya yang cocok, bisa juga memanfaatkan pertemuan di Halaqah
(ta’lim) Masjid, seminar Ilmiah, atau dengan mengajaknya ke Rumah makan, dalam bentuk yang
lebih sederhana sarana Dakwah fardiyah bisa dengan menghadiahkan sebuah buku yang
bermuatan fikrah Islam, sehingga pada pertemuan berikutnya bisa didiskusikan hasil dari bacaan
buku tersebut. Semua hal tersebut di atas adalah sebagian dari sarana-sarana dakwah fardiyah.
Adapun selebihnya seorang da’i dengan kecerdasannya dapat mengeksplorasi dan
mengembangkan sarana-sarana lainnya lebih banyak lagi.
Dakwah fardiyah bila dijalankan dengan baik dan sungguh-sungguh maka ia  akan
menjadi sarana yang paling efektif, paling kuat pengaruhnya, dan paling terjamin kualitasnya
terhadap individu mad’u, keistimewaan Dakwah fardiyah terletak pada fokus perhatian yang
lebih terhadap mad’u dan kesempatan memberi pengaruh lebih besar, sehingga menjadi besar
pula tingkat keberhasilan mengajak orang ke jalan dakwah.
3. Pengertian Dakwah Ammah
Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan
yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka.
Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari
segi subjeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi
tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.
Konsepsi dan manifestasi dakwah harus bisa merangkul dimensi kerisalahan, kerahmatan dan
kesejahteraan dalam kehidupan umat manusia. Sebagai program kerja berjangka panjang, gerakan
dakwah membutuhkan banyak sarana, metode dan penunjang yang harus diupayakan berjalan sinergis,
dan saling melengkapi dalam rangka mewujudkan kemaslahatan hidup umat manusia. Dakwah Ammah
bisa juga disebut dengan dakwah jamaah yaitu gerakan dakwah yang berbasiskan komunitas atau
satuan unit masyarakat untuk menata dan mewujudkan alam kehidupan yang lebih baik sesuai dengan
perintah Allah dan sunah-Nya. Dengan demikian dakwah jam’iyah dapat dikatakan sebagai dakwah yang
berbentuk organisasi atau pergerakan
Contoh dakwah Ammah
1. Khutbah Jum’at ataupun Id.
2. Ceramah-ceramah agama di depan umum.
3. Ceramah agama melalui media massa seperti surat kabar, radio, film, televisi, internet dan
yang semisalnya.
4. Da’i-da’i utusan lembaga dakwah tertentu seperti NU, Muhammadiyah, Dewan Dakwah dan
yang semisalnya.
5. Daurah-daurah atau kajian-kajian Islam baik di masjid-masjid, kampus-kampus, sekolah-
sekolah maupun pesantren-pesantren.
6. Seminar tentang Islam dan yang semisalnya.
BAB III
Penutup

Dakwah fardiyah sebagai antonim dari dakwah jama’iyah atau ‘ammah yaitu berupa
ajakan atau seruan ke jalan Allah yang dilakukan oleh seorang da’i (penyeru) kepada orang lain
secara perseorangan dengan tujuan memindahkan al mad’u pada keadaan yang lebih baik dan
diridhai oleh Allah. Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang
dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh
kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah ini
kalau ditinjau dari segi subjeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan
oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.


AS, Enjang dan Aliyudin. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Widya Padjajaran.
Mahmud, Ali Abdul Halim. 1995. Dakwah Fardiyah, Metode Membentuk Pribadi Muslim.
Jakarta: Gema Insani Press.
Syam, Yunus Hanis dan Muafi. 2007. Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Panji Pustaka.
Yakan, Fathi. 2004. Problematika Dakwah dan Para Dai. Solo: Era Intermedia.

Anda mungkin juga menyukai