Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI INFORMASI ISLAM:

PERENCANAAN SISTEM INFORMASI ISLAM


Aulia Ulil Azmi1, Surianti2
1,2
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin dan Komunikasi Islam, Institut Agama
Islam Muhammadiyah Sinjai, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
E-mail: auliaulilazmi16@gmail.com1, suriantiottong@gmail.com2

Abstrak
Perencanaan merupakan sebuah strategi guna meraih suatu tujuan. Perannya bukan sekedar
sebagai penunjuk arah menuju capatan harapan. Melainkan secara operasonal memudahkan
dalam merealisasikan harapan yang hendak dicapai secara sstemik. Perencanaan yang baik dan
matang berpotensi memperoleh hasil yang signifikan efektif dan efisien. Penyelenggaraan dakwah
akan berjalan secara efektif dan efisien apabila terlebih dahulu dapat diidentifikasikan masalah-
masalah yang tengah dihadapi oleh masyarakat. Kemudian, atas dasar hasil pengendalian situasi
kondisi medan dakwah, disusunlah sebuah rencana yang tepat. Dinamika masyarakat dakwah
dengan berbagai macam problemnya mengharuskan para penyelenggara dakwah mampu
menyusun rencana yang tepat dalam mengatur dan mengorganisir subjek dakwah dalam
kesatuan-kesatuan dakwah tertentu. Untuk mewujudkandan memasyarakatkan Islam, maka
dakwah harus dikelola dengan baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga akan
tercapai masyarakat yang rahmatan lil-'alamin.

Kata Kunci: Perencanaan, Informasi, Islam

A. PENDAHULUAN
Sesungguhnya Islam hadir dengan memberikan dan menyediakan
informasi. Informasi dan zaman Nabi Adam AS hingga Nabi akhir zaman,
Muhammad SAW dikumpulkan menjadi informasi agama Islam. Informasi
tersebut meliputi Al-Qur'an, Hadist dan penjelasan serta pendapat ulama
mengenai Islam secara keseluruhan. Dalam perspektif Islam terdapat sumber
informasi yang selalu digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia. Sumber
Informasi tersebut terdiri dari wahyu dari Allah SWT berupa Al-Qur'an dan
Al-Hadist yang berasal dari Nabi Muhammad SAW yang merupakan
penjelasan dari Al-Qur’an. Kedua sumber itu merupakan dasar informasi
yang diyakini benar dan harus dipercaya. Al-Qur'an dan Hadits Allah yang
menjadi sumber utama tentang kajian informasi dalam Islam. Selain itu
sumber informasi berasal dari ulama dan ilmuwan terbagi menjadi dua aspek.
Aspek pertama adalah ide atau gagasan. Ide dan gagasan dan manusia dapat
diolah menjadi mformasi. Aspek kedua adalah pendapat atau Opini juga
dapat diolah menjadi informasi yang menghasilkan scientific information.

1|P a ge
Kebutuhan akan informasi seolah-olah semakin menjadi penting dalam
kehidupan kita dewasa atau akhir-akhir ini. Sehingga tidak jarang orang
menyebut bahwa kini adalah zaman atau abad informasi. Siapa saja yang
menguasai informasi akan menang, berjaya, bahkan dapat berkuasa dalam
berbagai skala dan tingkatan. Sehingga, tidak ada yang dapat menyangkal arti
pentingnya informasi dalam segala sektor kehidupan, seperti ilmu
pengetahuan, ekonomi, politik, hukum, sosial, politik, pendidikan,
kebudayaan,keagamaan, pertahanan, keamanan, dan seterusnya dalam segala
tingkatan atau ruang Iingkup. pribadi, keluarga, kampung, lembaga,
perusahaan hingga negara.
Berbagai kemajuan dalam tataran ilmu telah banyak terjadi, tidak
terkecuali dalam ilmu informasi. Maka sekarang misalnya dikenal dengan apa
yang disebut dengan teknologi informasi Dalam ilmu manajemen, dikenal
pula cabang ilmu yang disebut dengan Sistem Informasi Manajemen.
Perkembangan dan pengembangan ilmu ini memang seolah berawal dari
dunia Barat, dan semata-mata berpijak kepada hasil logika empiris manusia
dan (umumnya) pendekatan deduktif. Kita tentu menghargai usaha dan
pencapaian sejauh ini. Namun, sebagai Muslim Juga perlu diingat, bahwa hal-
hal yang berkaitan dengan informasi dan sistemnya, juga dibahas oleh
Petunjuk atau Kitab Suci yang terjaga kemurnian dan keaslian serta
kebenarannya, yakni Al-Qur'anul Karim.
Dalam era teknologi saat ini, perusahaan atau organisasi dituntut untuk
mengikuti perubahan terutama dalam bidang sistem informasi Penggunaan
sistem informasi tidak melihat dari besar atau kecilnya sebuah organisasi.
Fenomena tersebut dapat dilihat bahwa hampir semua organisasi dalam
pengelolaannya telah terkomputerisasi. Penggunaan sistem informasi yang
tepat tidak hanya berlaku pada perusahaan atau organisasi komersial saja
tetapi juga berlaku pada organisasi pendidikan. Seiring berkembangnya
sistem informasi, organisasi pendidikan pun juga berusaha menerapkan
sistem informasi dalam segala bagian. Dengan adanya sistem informasi pada

2|P a ge
organisasi pendidikan diharapkan kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan
administrasi lebih efektif dan efisien.
Peranan sistem informasi tidak hanya untuk efisiensi dan efektifitas.
tetapi sudah untuk strategik, yaitu untuk memenangkan persaingan. Sistem
Informasi sekarang juga disebut sebaga senjata strategik (strategic weapon)
atau senjata kompetitif (compentive weapon) yaitu mampu digunakan sebagai
alat ampuh untuk berkompetisi. Sistem informasi dalam organisasi juga
digunakan untuk mempertahankan posisi organisasi dan meningkatkan
keunggulan kompetitif. 1
Bertitik tolak pada uraian diatas, fokus pembahasan utama pada tulisan
ini adalah mengenai apa saja hal-hal yang termasuk dalam perencanaan
sistem informasi Islam.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif dengan
jenis library reseach atau penelitian kepustakaan. Studi kepustakaan adalah
penelitian yang menggunakan berbagai jenis materi dalam mengumpulkan
data dan informasi yang peniliti kumpulkan melalui hasil bacaan melalui
dokumen, ensiklopedia, kamus, jurnal, majalah, buku, dan lain sebagainya
yang berasal dari diperpustkaan.
Studi kepustakaan mengumpulkan berbagai referensi literatur atau hasil
penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan dan memiliki relevansi pada
tema atau pembahasan sebagai landasan yang dilakukan peneliti untuk
mendapatkan dasar untuk memperkaya kekhasanahan penulis pada landasan
teori yang digunakan. Sedangkan dalam mencari sumber bacaan yang
dijadikan acuan peneliti juga harus selektif dalam memilih karena tidak
semua dapat dijadikan sebagai referensi penelitian. Maka dalam mendapatkan
bahan bacaan dari literatur lainya harus memerlukan ketekunan, keuletan,

1
Widiati, Ina Sholihah, Ema Utami, and Henderi Henderi. "Perencanaan strategis sistem
informasi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif sekolah islam terpadu." Creative
Information Technology Journal 2.4 (2015): 329-340.

3|P a ge
kejelian dan kerajinan untuk mengumpulkan data tersebut baik referensi
sumber data yang bersifat primer maupun yang sekunder.
Sedangkan ahli lain menuturkan bahwa studi kepustakaan berkaitan erat
dengan budaya, norma dan nilai pada situasi sosial yang diteliti. Oleh karena
itu menjadi penting dalam penelitian kepustakaan untuk memerhatikan
berbagai sumber data visual yang akan dijadikan ladasan teori dalam
penelitian, karena penggunaan referensi yang tidak memenuhi unsur relefansi
yang akan diteliti berakibat pada ketidakvalidan terhadap hasil penelitian
yang dilakukan peneliti.
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Perencanaan Informasi Islam
Islam telah mengajarkan bahwa perencanaan secara jelas terperinci
dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai sumber segala ilmu yang menjadi
pedoman kita untuk menindaklanjuti berbagai macam permasalahan hidup
di dunia termasuk dalam hal perencanaan. Dalam Al-Qur'an Surah Al-
Hasyr ayat 18 dijelaskan:
َ‫ّٰللا َخ ِبي ٌْر ۢ ِب َما ت َ ْع َملُ ْىن‬ ‫ت ِلغ ٍَۚد َواتَّقُىا ه‬
َ ‫ّٰللاَ ۗا َِّن ه‬ ٌ ‫ّٰللا َو ْلت َ ْىظُ ْر وَ ْف‬
ْ ‫س َّما قَدَّ َم‬ َ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْهَ ٰا َمىُىا اتَّقُىا ه‬
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap duri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha
teliti terhadap apa yang kamu kerjakan". (Q.S. Al-Hasyr: 18).
Ayat di atas menunjukkan bahwa umat Islam hendaknya mempunyai
konsep yang menjelaskan bahwa setiap manusia (bukan hanya organisasi)
hendaknya memerhatikan apa yang telah diperbuat pada masa yang telah
lalu untuk merencanakan hari esok Seperti yang dijelaskan di dalam Q.S
Al-Hasyr 18. Konsep ini menjelaskan bahwa perencanaan yang akan
dilakukan harus disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi pada
masa lampau, saat ini, serta kemungkinan masa datang Karena
perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan.
Perencanaan dalam dakwah/informasi Islam bukan merupakan sesuatu
yang baru, akan tetapi aktifitas dakwah di era modern membutuhkan

4|P a ge
sebuah perencanaan yang baik dan menjadi agenda yang harus dilakukan
sebelum melangkah pada jenjang dakwah selanjutnya. Perencanaan juga
merupakan sebuah proses untuk mengkaji apa yang hendak dikerjakan di
masa yangakan datang. Komponen perencanaan terdiri dari: ide,
penentuan aksi, dan waktu. Waktu di sini bisa dalam jangka pendek (short
planning) dan jangka panjang (long planning).2
Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang
telah diperhitungkan secara matang tentang hal hal yang akan dikerjakan
di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Perencanaan meliputi tindakan-
tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal
memvisualisasikan serta merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan
yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. 3
Perencanaan ini merupakan fungsi organik pertama dalam dakwah.
Tanpa adanya perencanaan, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dalam
organisasi dakwah, “merencanakan” di sini menyangkut merumuskan
sasaran atau tujuan dari organisasi dakwah tersebut, menetapkan strategi
menyeluruh untuk mencapai tujuan, dan menyusun hierarki yang
dilengkapi dengan rencana rencana untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan kegiatan kegiatan."
Secara umum tugas dari perencanaan yang paling utama adalah
menentukan sasaran yang ingin dicapai serta pembagiannya menyadi
sasaran-sasaran yang bersifat temporal dan sektoral serta menentukan
skala pnoritas pelaksanaannya
Tugas perencanaan selanjutnya adalah mengkaji kondisi yang
berkembang, mengetahui potensi yang dimiliki, dan potensi apa saja yang

2
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, "Manajemen Dakwah", (Jakarta: Bulan Bintang, 1997),
hlm. 96
3
George R Terry, "Prinsip-Prinsip Manajemen", (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), hlm. 4

5|P a ge
telah terpenuhi dan belum terpenuhi. Hal im akan sangat membantu ketika
menentukan program dakwah serta langkah langkah selanjutnya. Dalam
pengkajian ini tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang
dapat mempengaruhi dan menentukan sebuah antisipasi dan alternatif yang
cocok agar tidak menimbulkan kemandekan atau kevakuman program. 4
Perencanaan selalu berorientasi ke masa depan, bersifat dinamis, dan
fleksibel. Dimamis artinya perencanaan kegiatan dakwah dibuat tidak
hanya satu kali, tetapi berkesinambungan dan terus menerus dalam rangka
pengembangan-pengembangan kegiatan dakwah kedepannya. Sedangkan
fleksibel artinya disempurnakan sesuai dengan kondisi, situasi, dan
kebutuhan si objek atau mad'u tanpa merubah yang telah ditetapkan
semula.5
Konsep ini menjelaskan dalam melakukan segala prediksi masa depan
diperlukan kajian kajian masa kini. Perencanaan dakwah bertugas
menentukan langkah dan program dalam menentukan setiap sasaran,
menentukan sarana prasarana atau media dakwah serta personal da'i yang
akan ditentukan. Menentukan materi yang sesuai dengan sasaran, serta
asumsi dari berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi cara
pelaksanaan program dan cara menghadapinya serta menentukan alternatif
alternatif. Hal hal tersebut merupakan tugas utama dari sebuah
perencanaan.6
Oleh karena itu perencanaan merupakan faktor dan fungsi manajemen
terpenting untuk menetapkan permasalahan Informasi Islam yang perlu
mendapat prioritas pemecahan untuk kemudian dicarikan alternatif
pemecahan dan strateginya yang paling sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi. Upaya peningkatan kualitas aktifitas dakwah sangat berkaitan
dengan usaha meningkatkan kualitas seluruh komponen yang terikat
4
Musthofa Mansur, "Fiqh Dakwah", Al-Ittishom, (Jakarta: Cahaya Umat, 2001), hlm.
313
5
Yayat M. Harusito, "Dasar-Dasar Manajemen", (Bandung: IPB, 1992), hlm. 35
6
Ishak Asep, Hendri Tanjung, "Manajemen Sumber Daya Manusia", (Jakarta: Trisakti,
2002), hlm. 19

6|P a ge
dalam kegiatan dakwah hal yang penting diperhatikan adalah sejauh mana
komponen-komponen dakwah itu diakumulasikan dalam proses
pelaksanaan dakwah yang sistematis dan terpadu. Dengan kata lain
bagaimana kegiatan dakwah itu dikelola dengan memperhatikan fungsi
manajemen yang profesional dan proporsional.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa perencanaan informasi Islam merupakan kegiatan awal sebagai
penentuan terhadap tindakan-tindakan atau langkah-langkah dakwah yang
harus dikerjakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditetapkan.
2. Manfaat dan Tujuan Perencanan Informasi Islam
Perencanaan merupakan sesuatu yang sangat urgen dan dapat
memberi manfaat bagi keberhasilan aktivitas dakwah, Perencanaan
mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Dapat memberikan batasan tujuan (sasaran dan target dakwah)
sebingga mampu mengaratikan para da'i secara tepat dan maksimal.
b. Menghindari penggunaan secara sporadis sumber daya insani dan
menghindari pula benturan dh antara aktivitas dakwah yang tumpang
tindih.
c. Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengena berbagai problema
dan merupakan persiapan dini untik memecahkan masalah dakwah.
d. Merupakan usaha untuk menyiapkan kader da'i dan mengenal fasilitas,
Potensi, dan kemampuan umat.
e. Dapat melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan
pengelolaannya secara baik.
f. Menghemat fasilitas dan kemampuan 1nsam seria meteril yang ada.
Dapat dilakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran obyektif
dan tertentu.
g. Merangkai dan mengurutkan tahapan-tahapan pelaksanaan sehingga
akan menghasilkan program yang terpadu dan sempurna. 7

7
Sri Wiludjeng SP, "Pengantar Manajemen", (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm. 61-
62

7|P a ge
Selain manfaat, perencanaan juga memiliki tujuan. Tujuan
perencanaan adalah untuk mempermudah dalam melaksanakan program
kerja yang telah ditetapkan secara sistematis dan awal hingga akhur dan
memperkecil resiko masalah yang akan datang pada masa yang akan
mendatang sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana. Ada
beberapa tujuan perencanaan, diantaranya adalah:
a. Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan kebujakan,
prosedur serta program serta memberikan pedoman cari-cara
Pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan.
b. Perencanaan bertujuan untuk menyajikan tindakan ekonomis, karena
semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik kepada tujuan.
c. Perencanaan adalah suatu usaha untuk memperkecil resiko yang
dihadapi pada masa yang akan datang
d. Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secar
tetaur dan bertujuan.
e. Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang
seluruh pekerjaan.
f. Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukur hasil kerja.
g. Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.
h. Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari miss management
dalam menempatkan karyawan.
i. Perencanaan membantu peningkatakan daya guna dan hasil guna
organisasi. 8
3. Langkah-Langkah dalam Perencanaan
Perencanaan dakwah sebagaimana telah dikemukakan adalah proses
pemikiran dan pengambilan keputusan yang matang dan sistematis
mengenal tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan
datang dalam rangka penyelenggaraan kegiatan dakwah, maka dalam
menetapkan suatu perencanaan dakwah memerlukan beberapa langkah

8
Melayu S. P. Hasibuan, "Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah", (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), hlm. 95

8|P a ge
yang harus dilakukan. Salah satu model perencanaan yang dilakukan
dalam rangka mencapai sasaran tersebut ialah perencanaan dengan suatu
pendekatan sistem (system approoch planning).9
Pendekatan sistem merupakan suatu pendekatan yang berusaha
mengadakan pemecahan menyeluruh terhadap masalah yang ada, dimana
masalah dipahami sebagai kumpulan dan sub-sub masalah yang satu
dengan yang lain saling terkait dan saling berinteraksi dengan jalan
diidentifikasi terlebih dahulu permasalahan yang dihadapi, selanjutnya
dikaji permasalahan pokok atau permasalahan yang menjadi prioritas
pemecahan, kemudian dicari alternatif pemecahan dan strategi yang paling
tepat sesuai dengan masalah yang dihadapi tersebut.10
Perencanaan dengan pendekatan sistem yang dikembangkan melalui:
a. Identifikasi Masalah.
Identifikasi masalah didefinisikan sebagai penemu-tunjukan
kesenjangan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan.
Dalam konteks ini berarti kesenjangan antara kondisi ideal (menurut
tolok ukur Islam) manusia (sebagai individu dan masyarakat) dengan
kenyataan yang ada pada objek dakwah yang dihadapi. Oleh karena
kesenjangan tersebut demikian besar, maka dalam kaitan perencanaan
dakwah diartikan sebagai kesenjangan antara kenyataan objek dakwah
yang dihadapi tujuan antara (intermediate goal) yang ingin dicapai
dengan kegiatan dakwah tersebut?11 Dalam upaya identifikasi tersebut,
dengan demikian perlu diketahui tentang unsur “masukan”, yaitu
kondisi obyek dakwah itu sendiri. Seperti telah dikemukakan, objek
dakwah mi dapat dilihat dalam aspek individu dan aspek masyarakat.
Identifikasi terhadap aspek masukan berarti meng gambarkan kenyataan
objek dengan menggunakan tujuan sebagai tolok ukur.

9
Abdul Munir Mulkhan "Ideologisasi Gerakan Dakwah: Episode Kehidupan M. Natsir
dan Azhar Basyir", (Yogyakarta: Sipress, 1996), hlm. 222
10
M. Kholili, "Perencanaan Komunikasi: Teori dan Aplikasi", (Yogyakarta: Fakultas
Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 1999), hlm. 7
11
Abdul Munir Mulkhan "Ideologisasi Gerakan Dakwah: Episode Kehidupan M. Natsir
dan Azhar Basyir", hlm. 222

9|P a ge
b. Merumuskan dan Memilih Model-Model Pemecahan yang Tepat.
Merumuskan dan memilih model model pemecahan adalah
identifikasi masalah yang ada pada objek dakwah, baik individu
maupun masyarakat yang selanjutnya dicarikan model yang dapat
dilakukan untuk mengatasi atau memecah kan permasalahan tersebut
untuk kemudian dipilih model yang tepat. Dikaitkan dengan
perencanaan dakwah maka pada tahap perumusan model model
pemecahan ini paling tidak akan dilalui dua alur pemikiran kemudian,
memilih beberapa altematif dan memilih satu model untuk
diimplementasikan. 12
c. Menetapkan Strategi Dakwah.
Langkah penetapan strategi merupakan langkah berikutnya setelah
perencana memilih pemecahan yang tepat. Hal ini berarti penetapan hal
hal yang menyangkut aspek aspek metodologi, substansi, dan
pelaksanaannya. Dalam kaitan perencanaan dakwah berarti perencana
melakukan:
1) Penetapan metode (termasuk model pendekatan dan medianya).
Beberapa metode yang dapat dipakai adalah: (a) Dakwah
BilIhsan yaitu dakwah yang digunakan menggunakan bahasa lisan;
(b) Dakwah Bilkitab yaitu dakwah yang dilakukan dengan
menggunakan keterampilan tulis menulis berupa artikel atau
naskah, brosur, bulletin dan sebagainya; (c) Dakwah Bilhal yaitu
dakwah yang dilakukan melalu: berbagai kegiatan yang langsung
menyentuh kepada masyara-kat sebagai objek dakwah dengan
karya subjek dakwah serta ekonomi sebagai matenal dakwah.
2) Pengolahan isi pesan dakwah.
Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan
da'i kepada mad'u Materi dakwah adalah al Islam yang bersumber
dan Al-Qur'an dan Hadist yang meliputi adah, syan'ah dan akhlak

12
Abdul Munir Mulkhan "Ideologisasi Gerakan Dakwah: Episode Kehidupan M. Natsir
dan Azhar Basyir", hlm. 223

10 | P a g e
dengan berbagai macam cabang ilmu yang diperoleh darinya.
Materi dakwah harus cocok dengan metode dan media serta objek
dakwahnya. Hal penting dari materi dakwah adalah tidak hanya
tentang persoalan apa yang dilarang atau dibenarkan oleh agama,
akan tetapi dakwah harus pula mampu mengatasi persoalan-
persoalan mad'u dan wawasan global.
3) Penetapan pelaksanaan dakwah (da'i mubaligh pelaksana yang
lain).
Dalam hal ini Jalaluddin Rahmat mengemukakan 3 strategi
yang dapat digunakan dalam menyelenggarakan kegiatan dakwah.
Strategi tersebut adalah: (a) Power Strategy adalah perubahan
sosial dengan menggunakan kekuatan atau kekuasaan, hal ini
dalam penyebaran Islam di Indonesia para wali menggunakan
metode ini yaitu dengan mendekati para raja atau orang yang
berkuasa dengan harapan bahwa apabila penguasa sudah memeluk
Islam, maka dengan onientasinya mereka dapat mengislamkan
masyarakatnya; (b) Persuasif Strategy adalah strategi yang
berusaha untuk menimbulkan perubahan perilaku yang dikehendaki
dengan mengidentifikasikan objek sosial pada kepercayaan atau
nilai nilai agen perubahan dan (c) Normatif Re Educatlve Strategy
adalah strategi yang berupaya untuk menanamkan dan mengganti
paradigma norma masyarakat yang lama dengan yang baru.
Strategi ini tidak hanya untuk merubah pendaku yang tampak tetapi
mengubah keyakiman dan nilai. 13
4) Mengevaluasi Hasil Implementasi Model Strategi Pemecahan.
Evaluasi model dan strategi pemecahan berarti mengoreksi bap
tahapan pemecahan dakwah yang telah diryuk dengan kondisi
objek dakwah dan lingkungannya, untuk mengetahui kekurangan
dan kelebihannya Selanjutnya setelah mengetahui kekurangan dari

13
Jalaluddin Rahmat, "Rekayasa Sosial: Reformasi atau Revolusi?", (Bandung: Remaja
Rosda Karya), hlm. 53

11 | P a g e
tiap tahapan, maka selanjutnya merevisi tahapan yang kurang tepat
dengan disesuaikan dengan tahap perencanaan yang lebih
sempurna Evaluasi tersebut harus dapat menjawab, apakah
program dakwah yang akan dyalankan bisa maksimal atau tidak,
sesuai dengan umat atau tidak, dan lain sebagainya. Pada tahap
analisis diperlukan sebuah evaluasi, materi yang disampaikan,
metode, media, dan lain sebagainya yang menunjang aktivitas
dakwah selalu dibutuhkan sebuah evaluasi. 14
D. PENUTUP
Perencanaan informasi Islam merupakan kegiatan awal sebagai penentuan
terhadap tindakan-tindakan atau langkah-langkah dakwah yang harus
dikerjakan untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditetapkan.
Perencanaan merupakan faktor dan fungsi manajementerpenting untuk
menetapkan permasalahan Informasi Islam yang perlu mendapat prioritas
pemecahan untuk kemudian dicarikan alternatif pemecahan dan strateginya
yang paling sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
Perencanaan merupakan sesuatu yang sangat urgen dan dapat memberi
manfaat bagi keberhasilan aktivitas dakwah. Selain itu, perencanaan memiliki
tujuan untuk mempermudah dalam melaksanakan program kerja yang telah
ditetapkan secara sistematis dan awal hingga akhur dan memperkecil resiko
masalah yang akan datang pada masa yang akan mendatang sehingga tujuan
yang hendak dicapai dapat terlaksana.

DAFTAR PUSTAKA
Widiati, Ina Sholihah, Ema Utami, and Henderi Henderi. "Perencanaan strategis
sistem informasi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif sekolah
islam terpadu." Creative Information Technology Journal 2.4 (2015)
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, "Manajemen Dakwah", (Jakarta: Bulan Bintang,
1997).

14
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, "Manajemen Dakwah", (Jakarta: Bulan Bintang, 1997),
hlm. 185

12 | P a g e
George R Terry, "Prinsip-Prinsip Manajemen", (Jakarta: Bumi Aksara, 1990)
Musthofa Mansur, "Fiqh Dakwah", Al-Ittishom, (Jakarta: Cahaya Umat, 2001)
Yayat M. Harusito, "Dasar-Dasar Manajemen", (Bandung: IPB, 1992)
Ishak Asep, Hendri Tanjung, "Manajemen Sumber Daya Manusia", (Jakarta:
Trisakti, 2002)
Sri Wiludjeng SP, "Pengantar Manajemen", (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007)
Melayu S. P. Hasibuan, "Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah", (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014)
Abdul Munir Mulkhan "Ideologisasi Gerakan Dakwah: Episode Kehidupan M.
Natsir dan Azhar Basyir", (Yogyakarta: Sipress, 1996)
M. Kholili, "Perencanaan Komunikasi: Teori dan Aplikasi", (Yogyakarta:
Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 1999)
Jalaluddin Rahmat, "Rekayasa Sosial: Reformasi atau Revolusi?", (Bandung:
Remaja Rosda Karya)
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, "Manajemen Dakwah", (Jakarta: Bulan Bintang,
1997)

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai