Anda di halaman 1dari 35

PERAN GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DALAM

MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN


(Studi Kasus: CV. Jaya Air Rifle Desa. Surat Kec. Mojo Kab. Kediri)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Penulisan Skripsi

Oleh:
REFI SETIAWAN
9.313.304.15

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2020
A. Konteks Penelitian

Suatu organisasi pasti memiliki tujuan baik berupa tujuan jangka

pendek mupun jangka panjang demgan berupa aktivitas yang dilakukannya.

Tujuan akan terlaksana apabila adanya suatu usaha yang berupa perencanaan

dan pemgelolaan SDM yang baik dan sesuai dengan porsinya. Kerjasama

demi mencapai tujuan dalam suatu organisasi yang dilakukan oleh individu-

individu merupakan sebuah rujukan dari sumber daya manusia.

Untuk menentukan pencapaian tujuan dalam suatu organisasi maka

dibutuhkanlah Sumber Daya Manusia (SDM). Karena tujuan serta sasaran

yang telah direncanakan dalam suatu organisasi akan terlaksana dengan

adanya SDM. Maka dari itu, demi kemajuan serta keberlangsungan hidup

suatu organisasi, SDM yang sudah ada dalam organisasi terebut harus bisa

dikelola dengan baik.

Kualitas SDM yang sudah ada memiliki pengaruh yang sangat besar

terhadap keberlangsungan serta keunggulan organisasi. Karena apabila

organisasi tersebut mempunyai timgkat kualitas SDM yang tinggi, maka

kinerja dari organisasi tersebut berpeluang untuk lebih meningkat dari pada

organisasi yang mempunyai kualitas SDM rendah. Para pimpinan atau atasan

juga mempunyai pengaruh yang besar dalam mengatur kinerja bawahan atau

pegawainya. Oleh karena itu, potensi yang ada pada bawahan harus dapat

dikembangkan dan diarahkan oleh pemimpin dengan menyesuaikan sasaran

dan tujuan organisasi. Ketika seorang pemimpin sudah mempunyai

kemampuan untuk mengkoordinasi serta mengarahkan anggotanya untuk


saling bekerja sama satu sama lain, maka tujuan serta sasaran dari organisasi

tersebut sudah dianggap tercapai.

Kenudian apabila seorang pemimpin sudah bisa membangun situasi

yang efektif yang membuat para anggotanya mempunyai kesadaran dalam

melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpinnya, maka pemimpin

tersebut sudah dianggap berhasil. Artinya, kemempuan seorang pemimpin

dalam penerapan dan pengelolaan pola kepemimpinannya yang selaras dengan

situasi yang ada dalam organisasi tersebut akan menentukan seorang

pemimpin tersebut bisa dikatakan efektif atau tidak.

Untuk memberikan pengaruh kepada bawahan maka dibutuhkanlah

sebuah bentuk kepribadian atau tingkah laku, hal tersebut dinamkan dengan

gaya kepemimpinan. Ada beberapa jenis gaya kepemimpinan yang dapat

dijalankan dalam suatu organisasi, yaitu paternalistik, demokratis, karismatik,

bebas, militeristik, otokrasi, dan partisipatif. Gaya kepemimpinan yang sering

dipakai adalah gaya kepemimpinan demokratis, dimana bawahan dan

pemimpinnya akan saling bekerja sama serta saling berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan.

Sehingga mutu seorang pegawai atau karyawan akan menjadi

berkualitas apabila kinerja dalam suatu organisasi baik. Dalam organisasi

harus memiliki SDM yang bisa menghasilan kinerja yang baik supaya

organisasi bisa berkembang dengan pesat. Apabila SDM efektif akan

memperngaruhi tercapainya produktivitas dan kinerja yang tinggi, dan akan


membuat pegawai disiplin terhadap perusahaan atau organisasi, akan semakin

bekerja dengan sungguh-sungguh dan tambah termotivasi.

Pegawai atau karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi diantaranya

dapat dilihat dari kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja, pengetahuan,

kreativitas, kerjasama, keteguhan, inisiatif serta kualitas pribadinya. Pegawai

yang kinerjanya tinggi akan berdampak pada kinerja organisasi yang tinggi

pula.

Diantara faktor yang terpenting dalam membangun bisnis atau

organisasi adalah kinerja karyawan. Karena selain pemimpin yang mampu dan

berkualitas kinerja karyawan bisa menjadi penentu berkembang atau tidaknya

suatu bisnis. Sebuah kinerja karyawan akan menjadi penentu yang ikut

bertanggung jawab penuh atas keberhasilan suatu usaha atau bisnis.

Hadis tentang seorang jiwa pemimpin tertuang dalam dalam sabda

Rosulullah SAW.

،‫ؤول َع ْن َر ِعيَّتِ ِه‬ٌ ‫اع َو َم ْس‬ٍ ‫ ا ِإل َم ُام َر‬،‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْس ؤول َع ْن َر ِعيَّتِ ِه‬ ٍ ‫“ ُكلُّ ُك ْم َر‬
‫ت َز ْو ِج َه ا‬ ِ ‫اعي ةٌ يِف بي‬ ِ ِِ ِ
َْ َ ‫ َوالْ َم ْرأَةُ َر‬،‫ؤول َع ْن َرعيَّت ه‬ ٌ ‫اع يِف أ َْهلِ ِه َو ُه َو َم ْس‬ ٍ ‫الر ُج ُل َر‬َّ ‫َو‬
”‫ؤول َع ْن َر ِعيَّتِه‬ ِِ ِ ٍ ‫ َواخْلَ ِاد ُم َر‬،‫َو َم ْسؤولَةٌ َع ْن َر ِعيَّتِ َها‬
َ ‫اع يِف َمال َسيِّده‬
ٌ ‫وم ْس‬

Dari Ibn Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw.


Berkata :”Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai
pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, dan akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami
adalah pemimpin keluarganya, dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah
pemimpin dirumah suaminya, dan akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah
pemimpin dalam mengelolaharta tuannya, dan akan dimintai
pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu
kalian sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya.”1(HR. Bukhari dan Muslim)

CV. Jaya Air Rifle adalah perusahaan yang berjalan di bidang

digital marketing terletak di dusun. Ngalik desa. Surat kec. Mojo kab.

Kediri. Perusahaan ini di dirikan oleh Imam Nawawi, dengan tekad dan

niat yang tinggi. Keterbatasan itu tidak menghalangi Imam Nawawi untuk

terus berkarya walaupun dengan kondisi terbatas. Perusahaan ini mendapat

barang dari pemasok atau pabrik langsung, kemudian menjualnya kepada

konsumen (retailer), dan membuka untuk segala produk, yang harapanya

supaya produk bisa di pasarkan secara luas baik dalam negeri maupun luar

negeri.

CV Jaya Air Rifle jaya resmi menjadi CV sejak tahun 2017, dan

sekarang telah memiliki 15 orang karyawan. Alasan peneliti memilih CV.

Jaya Air Rifle dikarenakan perusahaan ini mampu bertahan dan terus

berkembang di banding yang lain yang ada di sekitar kabupaten Kediri.

Mengingat perusahaan ini masih berdiri belum terlalu lama, akan tetapi

mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Seperti, perusahaan yang

sama yang bearada di desa Jasem kec. Mojo perusahaan tersebut sudah

berdiri lebih lama sebelum CV. Jaya Air Rifle akan tetapi strategi dan

minat konsumen tidak lebih baik dan lebih luas dari CV. Jaya Air Rifle.

Walaupun secara harga CV. Jaya Air Rifle lebih mahal akan tetapi,

kualitas, pelayanan, dan loyalitas terhadap konsumen sangat baik.

Perusahaan ini menampung produk-produk dari para produsen untuk


1
Al-Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Terjemahan Kitab Riyadhus Shalihin,
Jakarta: pustaka Amani, Cet IV, 1999, h. 603
bekerja sama dalam memasarkan produknya. Maka, dengan adanya

kerjasama dengan para produsen perusahaan ini bisa mengalami

peningakatan dalam penjualannya.

Perusahaan CV. Jaya Air Rifle menyediakan refrensi seperti buku

yang di sediakan untuk para karyawan khususnya supaya mau terus belajar

dan mengembangkan perusahaan, semua fasilitas disediakan oleh

perusahaan mulai dari komputer, kamera, smartphone, dan lain

sebagainya.

CV. Jaya Airfile dari tahun 2017sampai sekarang terus mengalami

peningkatan. Hal ini karena kekompakan dan kesolitan serta peran

pemimpin perusahaan dalam manajemen SDM atau karyawan dalam

meningkatkan mutu dan kualitas perusahaan. Hal ini karena seoarang

pemimpin merubah dari gaya kepemimpinan sebelumnya ke gaya

kepemimpina demokratis. Perubahan gaya kepemipinan tersebut, dimana

dapat terlihat dari gaya dan sikap Imam yang selalu menyusun

perencanaan dengan melibatkan karyawan dan ketika mengambil sebuah

keputusan Imam juga tidak lupa mengikut sertakan para karyawan di

perusahaan. Kemudian, seorang karyawan akan diberikan kebebasan oleh

pemimpin dalam mengeluarkan pendapat disetiap rapat atau pertemuan.

Hal tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara awal terhadap

salah satu karyawan CV Jaya Air Rifle Rifle yaitu Muhammad Haris

Efendy, selaku karyawan paling lama dibagian kreative dan juga Luky

Ummul Qur’ani. Menurut para karyawan perusahaan, Imam Nawawi


menganggap keluarga para karyawanya dengan tanpa membeda-bedakan

antara karyawan satu dengan laninnya. Beliau selalu mendiskusikan dan

membuka usulan serta kritikan dari karyawan. Hal tersebut supaya adanya

hubungan yang baik antara bawahan dan atasan tanpa adanya suatu jarak

yang memisahkan supaya tercipta kemajuan dan hal yang terbaik untuk

perusahaan.

Kemudian hal tersebut juga didukung dengan adanya wawancara

yang dilakukan peneliti terhadap karyawan CV Jaya Air Rifle yakni

tanggal 05 Desember 2019 di kantor CV Jaya Air Rifle yaitu Muhammad

Haris Efendy, sebagai kreative yang mengatakan para karyawan sangat

senang atas tindakan dan gaya Imam Nawawi dalam menghadapi

karyawannya yakni beliau selalu mengikutsertakan bawahan dalam setiap

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebaikan dan kemajuan

perusahaan . Dari hasil wawancara peneliti dengan karyawan tersebut

penulis dapat meyimpulkan adanya kecenderungan seorang pemimpin

yang selalu mengikutsertakan karyawan dalam setiap pengambilan

keputusan membuat banyak kontribusi bagi kemajuan dan pencapaian

perusahaan.

Tabel 1.1
Data omset CV. Jaya Air Rifle per tahun

CV. Jaya Air Rifle

Tahun Omset
2017 2,8 Miliar
2018 5,3 Miliar
2019 7,5 Miliar

Dari tabel di atas dapat kita lihat peningkatan omset dalam tiap

tahunnya di CV. Jaya Air Rifle perusahaan terus tumbuh dan berkembang

hingga sekarang, yakni tahun 2017 memperoleh omset sekitar 2,8 miliar

rupiah, tahun 2018 sekitar 5,3 miliar rupiah, tahun 2019 sekitar 7,5 miliar

rupiah. Hal ini merupakan gambaran dari sebuah pencapaian perusahaan yang

tidak terlepas dari peran kesolitan antara pemimpin dan karyawan.

Dari uraian diatas inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk

mengadakan penelitian dengan judul, “PERAN GAYA KEPEMIMPINAN

DEMOKRATIS DALAM MENIINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus: CV. JayaAir Rifle Desa. Surat Kec. Mojo Kab. Kediri)”

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana gaya kepemimpinan demokrasi di CV. Jaya Air Rifle?

2. Bagaimana peran gaya kepemimpinan demokratis dalam meningkatkan

kinerja karyawan di CV. Jaya Air Rifle?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan gaya kepemimpinan demokrasi di CV. Jaya Air Rifle.

2. Untuk menjelaskan peran gaya kepemimpinan demokratis dalam

meningkatkam kinerja karyawan di CV. Jaya Air Rifle.

D. Kegunaan penelitian

1. Kegunaa Teoritis

Hasil penelitian bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran

atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan

mengenai gaya kepemimpinan demokratis dalam meingkatkan kinerja

karyawan.

2. Kegunaan Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk

menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan. Selain itu

mengetahui permasalahan yang terjadi di dunia ekonomi khususnya

dalam bidang manajemen kepemimpinan dengan mengaplikasikan teori-

teori yang diperoleh dari beberapa buku dan pada waktu dibangku kuliah.

3. Kegunaa Akademis

Untuk menambah wawasan terhadap akademisi mengena

bagaimana gaya kepemimpinan demokratis dalam meningkatkan kinerja

karyawan.

E. Tinjuan Pustaka
Dalam hal ini setidaknya ada penelitian yang pernah diteliti terkait

dengan judul yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Hardianti dengan judul “Pengaruh

Gaya Kepemimpinan Demokratis Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pengelolahan perusahaan di kantor dinas pendapatan

menggunakan gaya kepemimpinan Demokratis namum masih kurang

maksimal karena masih ditemukan beberapa pegawai sering terlambat

masuk kantor dan masih ditemukan beberapa pegawai bekerja tidak sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya serta tanggung jawabnya dalam

menyelesaikan pekerjaan, sehingga pekerjaan yang dihasilkan belum

maksimal dan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas pekerjaan.

2. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Fachriansyah dengan judul”

Tantangan Manajemen Kepemimpinan di Era Industri 4.0 Dalam

Meningkatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.” Penelitian bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pelayanan kesehatan di era

4.0 dan seberapa perlu seorang pemimpin yang memiliki kualifikasi

kompetensi yang menyesuaikan dengan era pada saat ini, karena ada

sebuah pergeseran dan perubahan perilaku msayarakat.

3. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Bernandeta Citra Dewi dengan

judul “Analisis E-Leadership Pemimpin di Sekretariat Daerah Kabupaten

Lampung Timur.” Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui e-

Leadership pemimpindi sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Timur.


Teori yang digunakan adalah teori e-Leadership yang dikemukakan oleh

Burke. Teknik analisis penelitian adalah satistik deskriptif.

F. Landasan Teori

1. Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan

Pemimpin dan kepemimpinan bagaikan sekeping uang logam yang

tidak mustahil untuk dipisahkan. Artiamya, harus dikaji secara bersamaan

dan dilihat sebagai sebagai satu kesatuan. Jiwa kepemimpinan harus

tertanam dalam diri seorang pemimpin, dan seorang pemimpin tidak akan

memperoreh jiwa tersebut secara instan, tapi dibutuhkan proses dan waktu

hingga akhirnya menjadi sebuah karakteristik. Dalam artian ada sebagian

orang yang memiliki sifat kepemimpinan namun dengan usahanya yang

gigih mampu memnbantu lahirnya penegasan sikap kepemimpinan pada

dirinya tersebut.2

Winardi dalam Rivai (2014: 265) berpandangan bahwa seorang

pemimpin adalah orang yang mempunyai kecakapan-kecakapan pribadi,

baik lewat pengangkatan resmi atau tidak, dan dapat mempengaruhi

kelompok yang ia pimpin dengan tujuan untuk mengerahkan upaya

bersama menuju pencapaian tertentu”.3

Dari pengertian tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan

bahwasannya dalam diri seorang pemimpin harus terdapat sebuah

kemampuan dalam memberikan pengaruh terhadap anggotanya dalam

tingkah laku serta sasaran atau tujuan organiasai.


2
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi. (Bandung: Alfabeta, 2017), hal.16
3
Rivai, Veithzal dkk. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. (Jakarta: Rajawali Pers
2014), Hal.265
George R. Terry memberikan pandangan bahwasannya hubungan

antara pemimpin dan bawahan umtuk saling bekerja sama dalam keadaan

sadar demi mencapai keinginan-keinginan pemimpin adalah merupakan

kepemimpinan.4 Sedangkan menurut pandangan Yukl, kepemimpinan

merupakan perilaku seorang pemimpin dengan aktivitas-aktivitasnya

dalam organiaasi atau kelompok untuk tujuan bersama.5

2. Pemimpin Menurut Pandangan Islam

Di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah terdapat sebuah konsep

Imamah atau kepemimpinan Islam yang mencakup kehidupan manusia

secara pribadi, berdua, keluarga, kelompok, dan umat manusia. Konsep

tersebut menjelaskan tata cara memimpin atau dipimpin agar supaya ajaran

Islam bisa terlaksana sebagai tujuan untuk berkehidupan lebih baik di

dunia maupun akhirat. Kepemimpinan Islam adalah fitrah bagi seluruh

umat manusia yang bisa menjadi motivasi dalam kepemimpinan yang

Islami.6 Allah memberikan amanah kepada manusia di bumi sebagai

khalifah Allah atau wakil Allah, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-

Baqarah ayat 30:

‫ض َخلِي َف ةً ۖ قَ الُوا أَجَتْ َع ُل فِ َيه ا َم ْن‬


ِ ‫اع ٌل يِف اأْل َْر‬ِ ‫ك لِْلماَل ئِ َك ِة إِيِّن ج‬
َ
ِ
َ َ ُّ‫َوإ ْذ قَ َال َرب‬
ِ ‫حِب‬ ِ ِ
‫ك ۖ قَ َال إِيِّن أ َْعلَ ُم َم ا‬
َ َ‫ِّس ل‬
ُ ‫ِّماءَ َوحَنْ ُن نُ َسبِّ ُح َ ْم د َك َونُ َق د‬ ُ ‫يُ ْف ِس ُد ف َيها َويَ ْسف‬
َ ‫ك الد‬
‫اَل َت ْعلَ ُمون‬

4
Sutarto. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
1991), hal. 17
5
Abdul Choliq. Pengantar Manajemen. (Yogyakarta : Penerbit Ombak, 2014), hal. 193
6
Veithzal Rivai dkk. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. (Jakarta: Rajawali Pers
2014), hal. 27-28
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui". (QS. Al-Baqoroh :30)7

Hal tersebut juga dijelaskan oleh Rasulullah Saw. Dalam haditsnya:

‫ َح َّد َثنَا‬،‫س‬ ِ ِ ِ ِ ُ ‫ح َّد َثنا إِس ح‬


َ ُ‫يس ى بْ ُن يُ ون‬ َ ‫َخَبَرنَ ا ع‬ ْ ‫ أ‬،‫يم احْلَْنظَل ُّي‬ َ ‫اق بْ ُن إ ْب َراه‬ َ ْ َ َ
‫ َع ْن ُم ْس لِ ِم بْ ِن‬،‫ َع ْن ُر َزيْ ِق بْ ِن َحيَّا َن‬،‫ َع ْن يَِزي َد بْ ِن يَِزي َد بْ ِن َج ابِ ٍر‬،‫اع ُّي‬ ِ ‫األَوز‬
َْ
‫ال " ِخيَ ُار‬ َ َ‫ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم ق‬ ِ ‫ َعن رس‬،‫ك‬ ٍ ِ‫ف ب ِن مال‬ ِ
َُْ َ ْ ‫ َع ْن َع ْو‬،َ‫َقَرظَة‬
‫ص لُّو َن َعلَْي ِه ْم َو ِش َر ُار‬ ِ ِ ‫أَئِ َّمتِ ُكم الَّ ِذ‬
َ ُ‫ص لُّو َن َعلَْي ُك ْم َوت‬ َ ُ‫ين حُت بُّو َن ُه ْم َوحُي بُّونَ ُك ْم َوي‬
َ ُ
‫ول‬
َ ‫يل يَا َر ُس‬ ِ ِ ِ ‫أَئِ َّمتِ ُكم الَّ ِذ‬
َ ‫ ق‬. " ‫ضونَ ُك ْم َوَت ْل َعنُونَهُ َو َي ْل َعنُ ونَ ُك ْم‬
ُ ‫ضو َن ُه ْم َويُْبغ‬ ُ ‫ين ُتْبغ‬ َ ُ
َّ ‫ف َف َق َال " الَ َم ا أَقَ ُاموا فِي ُك ُم‬
‫الص الََة َوإِ َذا َرأ َْيتُ ْم ِم ْن‬ َّ ِ‫اللَّ ِه أَفَالَ نُنَابِ ُذ ُه ْم ب‬
ِ ‫الس ْي‬
8
" ‫اع ٍة‬ ِ
َ َ‫ُوالَت ُك ْم َشْيئًا تَكَْر ُهونَهُ فَا ْكَر ُهوا َع َملَهُ َوالَ َتْن ِزعُوا يَ ًدا م ْن ط‬
ِ
Artinya: Muslim berkata: dicerikatakan pada kami oleh Ishak ibn
Ibrahim Al-Hanzali, diberitakan kepada kami oleh “Isa ibn Yunus,
diceritakan kepada kami oleh al-Zauja’ dari Yazid ibn Jabir dari
Rasyiq ib Hayyan dari Musli ibn Qaradhoh dari ‘Auf ibn Malik
dari Rasulullah SAW bersabda: “ sebaik-baik pemimpin kalian
adalah orang yang mencintai kalian begitu pula sebaliknya dan
mereka selalu mendoakan mereka, dan sejelek-jeleknya kalian
melaknat mereka dan begitu pula sebaliknya, Rasul ditanya:
apakah mereka boleh diperangi? Rasul menjawab tidak selama
masih mengerjakan shalat dan jika kalian melihat pada diri
mereka sesuatu yang tidak disukai maka bencilah pekerjaaanya
dan jangnlah kalian membangkang.”
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa, kepemimpinan

Islam adalah suatu proses atau kemanpuan orang lain untuk mengarahkan

7
https://tafsirweb.com/290-quran-surat-al-baqarah-ayat-30.html
8
Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi an-Nasaiburi, Shohih Muslim, Kitab.
Imarah, Bab. Khiyar Al-Aim’mah Wasyirorihim, (Beirut: Dar al-Kitab al-ilmiyah,t.th), Juz. II h.
138
dan memotivasi tingkah laku orang lain, serta ada usaha kerjasama sesuai

dengan Al-Qur’an dan Hadis untuk mencapai tujuan yang diinginkan

bersama.

3. Gaya Kepemimpinan

Setiap pemimpin dalam memimpin memiliki perilaku yang

berbeda, perilaku tersebut dinamai dengan istilah gaya kepemimpinan atau

leadership style.

Dalam buku yang ditulis oleh Rivai(2014: 265), dikutip dari Miftah

Thoha yang berpendapat bahwasanya umtuk mempengaruhi orang lain

dalam berperilaku, diperlukan norma perilaku yang disebut dengan gaya

kepemimpinan.9

Gaya kepemimpinan dianggap sangat penting untuk mempengaruhi

orang lain atau bawahanya. Karena untuk mencapai keberhasilan dalam

sebuah organisasi atau perusahaan diperlukan upaya, yakni gaya

kepemimpinan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya sinonim

dengan tipe atau cara untuk mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan

sangat diperlukan dalam membangun staf, membangun iklim organisasi,

dan meningkatkan efektivitas kerja.

Menurut G.R Terry yang dikutip oleh Siswanto (2005: 158),

menjelaskan bahwasanya Gaya Kepemimpinan terbagi dalam 6 bagian,

yaitu: 10
9
Veithzal Rivai dkk. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. (Jakarta: Rajawali Pers
2014) Hal.265
10
Veithzal Rivai dkk. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. (Jakarta: Rajawali Pers
2014), Hal.158
a. Kepemimpinan pribadi (personal leadership)

Dalam melaksanakan tindakannya seorang pemimpin selalu

melakukannya melalui kontak pribadi. manajer bersangkutan

menyampaikan Instruksi yang sudah disampaikan langsung secara

pribadi.

b. Kepemimpinan non pribadi (non personal leadership)

Seorang pemimpin menyampaikan segala peraturan, rencana,

instruksi, atau program penyediaannya, melalui media non-pribadi

kepada bawahannya.

c. Kepemimpinan otoriter (authoritarian leadership)

Pemimpin yang selalu bekerja sesuai peraturan dan kebijakan yang

berlaku, sungguh-sungguh, teliti, dan cermat.

d. Kepemimpinan demokratis (demokratis leadership)

Pemimpin menganggap dirinya sebagai bagian integral atau elemen

perusahaan yang bertanggung jawab kepada perusahaan.

e. Kepemimpinan paternalistik (paternalistic leadership)

Pemimpin memiliki sifat kebapakan yang berpengaruh terhadap

hubungan manajer dan perusahaan.

f. Kepemimpinan menurut bakat (indigenous leadership)

Pemimpin yang seperti ini biasanya muncul dari kelompok informal,

baik didapatkan dari pelatihan langsung atau tidak.


Dalam memimpin terdapat tiga gaya menurut Gary K.Hines yang

dikutip oleh Rivai (2014: 181), yaitu: 11

1) Gaya Otokratik

Kekuasaan terpusatkan pada satu orang sehingga pemimpin dapat

memutuskan sendiri. Pemimpin akan bertanggung jawab penuh

dalam wewenangnya sehingga dapat mengawasi bawaahannya

dengan langsung, ketat, dan tepat. Pemimpin akan memberikan

keputusan seacara paksa. Apabila terdapat komunikasi, maka

keputusan hanya akan bersifat top-down, yakni atas bawah, dengan

cara menekan bawahan, sehingga bawahan menjadi takut dan tidak

dapat berprakarsa dengan leluasa.

2) Gaya Demokratik

Pemimpin yang partisipatif yang selalu berkonsultasi dengan

anggota kelompok dalam permasalahan yang dapat menarik

perhatian mereka. Lancarnya komunikasi antara pemimpin dan

bawahan dapat memunculkan saran dari atasan (pimpinan)

kebawahan, dan sebaliknya dari bawahan keatasan. Sehingga

bawahan dapat ikut berpartisipasi dalam penetapan sasaran dan

pemecahan masalah. Keikutsertaan bawahan dapat menumbuhkan

komitmen komitmen anggota dalam keputusan akhir. Gaya

kepemimpinan demokratis dapat membuat individu bisa belajar

dengan sendirinya. Sehingga seorang pemimpin hanya akan

11
Ibid,. 182
memantau kinerjanya sendiri, dan mengakui bawahan dalam

penentuan sasaran yang menantang. Pemimpin akan memberikan

kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan metode kerja dan

pertumbuhan pekerjaan serta memberikan pengakuan terhadap apa

yang dicapai oleh bawahan sekaligus membantu pegawai belajar dari

kesalahan.

3) Gaya kendali bebas

Pemimpin akan memberian kekuasaan pada bawahan, sehingga

setiap kelompok bisa mengembangkan sasarannya sendiri serta

memecahkan permasalahnya sendiri. Pemimpin hanya memberi

pengarahan sekadarnya saja atau bahkan tidak sama sekali. Gaya

kepemimpinan ini memang terkesan tidak berguna, tetapi gaya ini

menjadi efektif apabila memiliki kelompok yang profesional dan

bermotivasi tinggi.

4. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Rivai dalam bukunya (2014: 267) mengutip pendapat Indrawijaya

yang mengatakan bahwasannya pada umumnya gaya kepemimpinan ini

menganggap pendapatnya sendiri tidak lebih baik dari pada orang lain.

Dan pelaksananya akan mendapatkan tanggung jawab jika di dalamnya

terdapat partisipasi. Anggapan lain mengatakan bahwasannya jika terdapat

partisipasi, maka akan memberikan para anggotanya kesempatan untuk

mengembangkan diri.12

12
Ibid. hal. 267
Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan demokratis ini

akan dapat menerima pendapat dan masukan orang lain yang merupakan

anggota organisasi, bahkan hal tersebut memang diharapkan olehnya demi

terlaksananya tugas pemimpin tersebut. Namun, tujuan organisasi dalam

mengoptimalkan potensi sumber daya yang telah ada harus tetap menjadi

acuan dalam pengambilan keputusan oleh pemimpin tersebut. Seorang

pemimpin demokratis tidak boleh menganggap dirinya sebagai seorang

majikan terhadap bawahannya, tapi dia harus mengganggap dirinya

seorang kakak dan menganggap bawahanya sebagai saudara-saudaranya.

Kepentingan serta kebutuhan bersama dalam mempertimbangkan

dan memperhatikan potensi setiap anggota merupakan dasar dari setiap

tindakan yang dilakukan oleh pemimpin demokratis. Demi mencapai

tujuan organisasi, dalam pengambil keputusan seorang pemimpin akan

menjadikan masukan dan kritikan dari para anggotanya sebagai umpan

balik untuk dirinya sendiri. Maka dari itu, pemimpin akan dianggap

percaya penuh kepada bawahannya jika pemimpin tersebut menganggap

bahwa bawahanya memiliki kemampuan untuk melaksanakan setiap tugas

dan pekrjaan yang telah diberikan.

Rivai (2014: 20) berpendapat bahwa adanya beberapa karakteristik

seseorang dalam kepemimpinan demokratis, diantara lain: manusia adalah

yang mulia dan sempurna sehingga ketika dalam proses menggerakkan

bawahanya selalu bertitik tolak dari pendapat; adanya usaha selalu

mensinkronkan kepentingan pribadi dan kepentingan organisasi serta


tujuan organisasi dengan bawahannnya; senang menerima saran,

pendapat, dan bahkan kritikan dari bawahannya; bekerjaa sama dan

teamwork sehingga mampu menpencapai tujuan merupakan tujuan utama;

ikhlas dalam memberi kebebasan kepada bawahan jika melakukan kesala

agar diperbaikai dan tidak berbuat keslahan yang sama; berusaha dengan

keras supaya bawahan menjadi sukses; dan sealalu berusaha

mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.13

Ariani dalam bukunya (2015:10) yang mengutip dari Pasalong

bahwa mengatakan bahwa ciri gaya kepemimpinan demokratis yang telah

diantaranya adalah: 14

a) Keputusan dibuat bersama

Dalam sebuah organisasi seorang pemimpin yang demokratis akan

ikut serta terlibat bersama-sama dengan bawahan dalam hal

membuat keputusan demi suatu pencapaian dan tujuan peusahaan

atau organisasi.

b) Menghargai potensi setiap bawahanya

Setiap anggota organisasi yang memiliki skill keahlian dibidangnya

mampu ditempatkan sesuai kapasitasnya. Dan juga kepemimpinan

demokratis mengakui keahlian para anggota bidangnya masing-

masing, dan mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota

seefektif mungkin pada saat dan kondisi yang tepat.

13
Veithzal Rivai dkk. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. (Jakarta: Rajawali Pers
2014), Hal.20
14
Novi Ariani, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis terhadap Disiplin Kerja Karyawan
Pada PT.PP.London Sumatera Indonesia, Tbk. Wilayah Bulukumba. (Makassar: Skripsi
Administrasi Perkantoran FIS UNM 2015), hal. 10
c) Mendengar kritik,saran/pendapat dari bawahan

Kepemimpinan demokratis harus mendengarkan saran, kritik atau

pendapat dari bawahan dan menanggap merupakan semua ini hal

yang wajar. Maka, hal tersebut bisa menjadi lebih baik dan

meningkatkan potensi diri serta menjadi senuah pelajaran dari

kesalahan yang telah dilakukan.

d) Melakukan kerjasama dengan bawahanya

Seorang pemimpin dalam mejalankan tugas tidak akan lepas

dengan bawahan atau dengan kerjasama sdan terjun secara

langsung bersma-sama dalam untuk sebuah tujuan organisasi. Dan

juga seorang pemimpin dalam terjun kelapangan harus tanpa

adanya rasa sungkan atau malu-malu.

5. Kinerja

a. Definisi kinerja

Perusahaan atau organisasi apabila telah menghasilkan profit

baik bersifat profit oriented atau bukan yang telah diperoleh dalam

satu periode makan hal tersebut dinamakan kinerja. Amstron dan

Baron (Amstrong dan Baron, 1998:15) mengatakan adanya sebuah

kontribusi ekonomi yang menjadikan sebuah hasil kepuasan

konsumen, dan mempunyai tujuan kuat dengan strategi organisasi

merupakan sebuah kinerja. Kinerja menurut Indra Bastian adalah

perumusan skema srategic (strategic planing) dalam sebuah


perusahaan yang menggambarkan tentang sebuah tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/organisasi/kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi. 15

b. Indikator kinerja

Indikator kinerja ialah bagian-bagian yang menjadi nilai ukur

dalam penilaian kinerja. Robert L. Mathis-John H..Jackson (2006:378)

mengatakan: 16

a. Kuantitas merupakan sebuah istilah seperti jumlah unit, siklus

aktivitas yang dihasilan dan diselesaikan karyawan.

b. Kualitas dalam kerja dapat diukur dari ketrampilan dan

kemampuan terhdap pekrjaan yang dihasilkan dan kesempurnaan

tugasnya.

c. Persepsi karyawan terhadap suatu pekrjaan dan aktivitas yang

telah dilakukan pada awal waktu sampai selesai akan menjadi

ketepatan waktu.

d. Kehadiran akan sangat mempengaruhi kinerja karyawan yakni

apakah karyawan diperusahaan sudah baik dalam amsuk kerja,

izin, pulang kerja bahkan ketika yanpa keterangan.

e. Kemampuan bekerja sama dalam sebuah organisasi atau

perusahaan merupakan hal yang harus dilakukan seseorang

tenaga kerja dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas

Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi. (Bandung: Alfabeta, 2017), hal.226
15

Robert L. Mathis john H. Jackson, Manajemen Daya Manusia,(Jakarta: Selemba Empat, 2006),
16

h. 378.
dan pekerjaan yang telah ditetapkan supaya tercapai suatu hasil

yang sebesar-besarnya.

c. Tujuan penilaian kinerja

Dalam menentukan tujuan manajemen kinerja harus

menerapkan konsep manajemen yang berkualitas dan profesional.

Michael Armstrong mengatakan bahwasanya, tujuan menyeluruh

manajemen kinerja ialah peningkatan keterampilan dan kontribusi

pekerja sendiri supaya menumbuhkan menumbuhkan budaya

individu dan kelompok supaya bertanggung jawab terhadap

kelanjutan proses bisnis.17

Terdapat dua alsan pokok perusahaan melakukan penilaian

kinerjan, yakni: pertama, pemimpin harus objektif dalam membuat

keputusan terhadap kinerja karyawan dalam permasalahan SDM

masa lalu untuk keputusan di masa yang akan datang. Kedua,

pemimpin atau memiliki suatau alat yang berguna untuk membantu

karyawan dalam memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan,

serta dalam mengembangkan kemapuan dan keterampilan, supaya

hubungan antar menejer dan karyawan yang bersangkutan memiliki

kualitas hubungan yang baik.18

Berikut ini adalahbeberapa versi perumusan Tujuan Umum

Penilaian Kinerja.

17
Irham Fahmi, Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi. (Bandung: Alfabeta, 2017), hal.230
18
Veithzal Rivai dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik,
(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009), h. 551
a. Dalam penilaian kinerja para pekerja harus memperbaiki

pelaksanaan perkerjaan. Yakni dengan memberikan bantuan

mewujudkan pekerjaanya dan mengerahkan segala potensinya

dalam melaksanakan misi organisasi dengan cara bekerja sesuai

proposrinya.

b. Penilaian Kinerja memiliki tujuan menghimpun serta

menpersiapkan segala imformasi bagi karyawan dan para

pemimpin dalam hal membuat suatu keputusan, sesuai dengan

bisnis yang dijalankan.

c. Kemudian diantara penilaian kinerja ialah meningkatkan

motivasi kerja yang akan berpengaruh pada prestasi dan dalam

melaksanakan pekerjaanya. Maka dari itu hasil penilaian

kinerja harus diketahui oleh para pekerja. Dari sisi, akan

menjadi motivasi umtuk terus mempertahankan dan

meningkatkan untuk masa depan dan dalm sisi lain sebagai

pengetahuan keberhasilannya. Sebaliknya dalam usaha

memprbaiki organisasi informasi kegagalan dapat di andalkan

supaya mendorong karyawan memperbaiki kekurangan.

Artinya, upaya penilaian kinerja tidak lain ialah sebgai upaya

dalam meningkatkan prestasi kerja SDM.19

G. METODE PENELITIAN

Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif,(Jogyakarta :
19

Gadjah Mada University Press, 2015), h. 248-249


1. Jenis Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif yang merupakan penelitian yang mempunyai k.arakteristik

masalah yang berkenaan dengan latar belakang serta kondisi subjek saat

diteliti, dan berkenaan juga dengan interaksi subjek dengan lingkungan.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti subjek secara mendalam serta

menggambarkan secara lengkap mengenai subjek tersebut.

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan pendekatan

dengan menggunakan model kualitatif yang prosedur penelitiannya dapat

membantu penulis untuk memperoleh data deskriptif yang berbentuk kata-

kata tertulis serta lisan dari para pelaku terkait. 20 Peneliti juga secara

cermat menyelidiki peristiwa , aktivitas, progam atau sekelompok individu

dalam melakukan penelitian.

Untuk menggambarkan apa yang ada dilapangan, penulis

menyajikan penelitian ini berbentuk naratif dan deskriptip. Namun dalam

tehnik penelitian kasus, penulis lebih memfokuskan pada kedalaman serta

keutuhan wilayah objek yang akan diteliti yaitu CV. Jaya Air Rifle.

Sehingga data-data yang diperoleh dalam penelitian ini bisa dimengerti

dan dipahami dalam bentuk konteks kesatuan yang saling berkaitan

dengan yang lainnya

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti merupakan suatu hal yang sangat penting dan

diperlukan dilapangan saat melakukan penelitian, supaya penelitian


20
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2003), 4-50.
berjalan dengan optimal.21 Untuk menyesuaikan penelitian dengan

perusahaan yang berupa bidang marketing, maka kehadiran peneliti harus

secara resmi dan formal. Oleh karena itu, peneliti harus melakukan

wawancara secara formal dengan pihak-pihak yang ada di dalam

perusahaan, khususnya pemilik perusahaan.

3. Lokasi Penelitia

Penelitian ini dilakukan di CV. Jaya Air Rifle, Dusun. Ngalik

Desa. Surat Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.

4. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif berupa data

deskriptif, contohnya tindakan responden, catatan lapangan, dokumen

pribadi, dan lain sebagainya.22 Dalam melakukan penelitian ini, data

deskriptif yang diperoleh oleh penulis akan disajikan dalam bentuk uraian

dan laporan, sehingga penulis data yang sudah disajikan sudah tidak lagi

berupa data statistik dan angka-angka. Sumber data yang ada dalam

penelitian ini ada dua macam, yakni:

a) Sumber data primer

Penulis memperoleh data ini secara langsung dari sumber

asalnya tanpa melalui media persantara. Penulis akan

menyajikan data primer ini dalam bentuk opini subjek atau

pendapat orang baik secara individu ataupun kelompok,

kegiatan atau kejadian, hasil pengujian, dan hasil observasi.

Supandi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta: UII Press, 2005), 78
21

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Prespektif Rancangan Penelitian


22

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 43


b) Sumber data sekunder

Peneliti memperoleh data sekunder ini dari dokumentasi-

dokumentasi, bukan dari pihak peneliti.

5. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan metode

sebagai berikut :

a) Observasi

Teknik ini dilakukan oleh peneliti untuk mengamati dan

mencatat gejala yang terlihat pada objek penelitian secara

sistematik. Teknik ini juga dapat dilakukan oleh peneliti secara

langsung ketika bersama dengan objek yang diteliti, namun

juga dapat dilakukan tidak secara langsung ketika peneliti tidak

bersama dengan objek yang diteliti saat peritiwa berlangsung.

Metode ini digunakan untuk memperoleh dan


23
mengumpulkan data yang mudah diamati, dan didapat. Dan

akan dicatat secara sistematis terhadap objek yang diselidiki.

Data yang dicatat antara lain:

1) Situasi dan kondisi objek penelitian

2) Keadaan dan objek penelitian.

b) Wawancara atau interview

Metode ini digunakan untuk mendapatkan keterangan

mengenai tujuan penelitian lewat tanya jawab secara tatap

muka antara peneliti (pewawancara) dan responden (orang


23
Ahmad Tanzeh, Pengantar metode Penelitian (Yogyakarta: Teras, 2009), 58.
yang di wawancarai) baik menggunakan pedoman wawancara

atau tidak.

Penulis menggunakan metode wawancara tidak terstruktur

sehingga penulis mempunyai kebebasan dalam berwawancara

tanpa terpaku pada pedoman yang telah disusun.24 Wawancara

dilakukan secara langsung dengan pihak pemilik perusahaan

dan beberapa karyawan yang ada di CV Jaya Air Rifle.

c) Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah terjadi

yang tersaji dalam bentuk gambar, tulisan, atau karya-karya

monumental. Dokumentasi dapat melengkapi data yang

diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Data-data yang berupa foto-foto, karya tulis

akademik dan seni yang telah ada dapat membuat penelitian ini

semakin kredibel. Namun tidak semua dokumen mempunyai

tingkat kredibilitas yang tinggi. 25

6. Analisis Data

Penulis perlu untuk mengkatagorikan data, memberi kode atau

tanda, mengatur, mengelompokkan, serta mengurutkan data yang sudah

diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, sehingga

dapat ditemukan satu temuan yang berdasarkan fokus masalah yang ingin

dijawab, hal tersebut dinamkan dengan analisis data.26


24
Bungin, metodelogi penelitian, 133.
25
Sulityo Basuki, Dasar-Dasar Dokumentasi, (Jakarta: Universitas Terbuka,1996), 11
26
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, 209
Analisis data dapat memudahkan data yang sudah diperoleh untuk

dipahami, serta temuanya pun dapat dijadikan bahan infromasi untuk

disampaikan pada orang-orang. Untuk menganalisis data, penulis dapat

mengorganisasikan data, menyusun kedalam pola, menjabarkannya ke

dalam unit-unit, dan membuat kesimpulan, sehingga kesimpulan tersebut

dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian

kualitatif mempunyai sifat induktif yang berdasarkan pada data lapangan

yang dikembangkan oleh penulis menjadi hipotesis.27

Dalam menganalisis data pada penelitian kualitatif penulis harus

melewati tiga tahapan, yaitu:

a) Reduksi data

Pada tahap ini, penulis akan merangkum data yang diperoleh,

fokus pada data yang penting, lalu mencari tema dan polanya.

Reduksi data (data yang telah dirangkum) dapat menggambarkan

temuan secara lebih jelas, sehingga mempermudah pengumpulan

data.

b) Pemaparan data

Tahap ini merupakan tahap untuk lebih meningkatkan

pemahaman kasus sebagai acuan dalam mengambil tindakan

yang berdasarkan pada pemahaman dan analisis data. Tahap ini

juga memungkinkan adanya penarikan kesimpulan serta

pengambilan tindakan mengenai data yang sudah terbentuk

dalam sekumpulan informasi tersusun.


27
Ibid, 87-89
c) Penarikan kesimpulan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari hasil penelitian yang

dilakukan dilapangan untuk menjawab fokus penelitian sesuai

dengan hasil analisis data. Penulis menyajikan kesimpulan

yang berbentuk deskriptif objek penelitian yang berpedoman

terhadap kajian penelitian.28

7. Pengecekan Keabsahan Data

Penulis harus menemukan sebuah ringkasan atau ikhtisar dari data

yang diperoleh sebelum menguraikan tehnik-tehnik pemeriksaan satu

persatu. Ringkasan tersebut merupakan susunan dari kriteria yang sudah

diperiksa oleh penulis dengan menggunakan satu atau beberapa teknik

pemeriksaan tertentu, antara lain:

a) Perpanjang Keikutsertaan

Derajat kepercayaan data yang sudah dikumpulkan akan

meningkat jika terdapat perpanjangan keikutsertaan peneliti.

Tehnik pemeriksaan ini juga berorientasi dengan situasi, tehnik ini

juga berguna untuk memberikan kepastian apakah konteks tersebut

dapat dimengerti dan dipahami. Peneliti akan meneliti objek

penelitian yang berhubungan dalam kurun waktu tiga bulan, dan

keikutsertaanya akan diperpanjang selama satu bulan. Jadi waktu

penyusunan proposal sampai diselesaikannya skripsi berlangsung

selama empat bulan.

b) Ketekunan Pengamatan
28
Ibid, 210-212
Tujuan dari tehnik ini adalah untuk menemukan unsur-

unsur dalam situasi yang relevan dengan isu atau persoalan yang

sedang dikaji, lalu memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut

dengan terperinci. Maka dari itu penulis perlu mengamati secara

rinci, teliti, serta berkesinambungan pada faktor-faktor penting

dilapangan. Tujuanya untuk mengetahui hasil data lapangan yang

berhubungan dengan perusahaan CV. Jaya Air Rifle.

c) Triangulasi

Tehnik ini merupakan tehnik untuk memeriksa keabsahan

data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut,

yang diperlukan sebagai pengecekan atau pembanding terhadap

data lapangan. Tehnik ini dapat digunakan untuk mengecek atau

memriksa keabsahan data yang sudah diperoleh lewat wawancara

atau pengamatan langsung terhadap kenyataan yang ada di CV.

Jaya Air Rifle tersebut.

8. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a) Tahap pra lapangan

Sebelum terjun kelapangan, penulis akan mempersiapkan

beberapa persiapan, salah satunya dengan melihat kondisi dan

situasi yang ada dilapangan. Tahap ini diperlukan untuk

mengenali keadaan alam serta unsur-unsurnya dalam latar

penelitian. Penulis juga akan menggunakan buku-buku yang dapat


menunjang penelitiannya serta pertnyaan-pertanyaan yang akan

diajukan kepada objek penelitian.

b) Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini, data-data yang berhubungan dengan fokus

penelitian dilapangan akan dikumpulkan oleh penuslis dengan cara

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

c) Tahap analisis data

Semua data yang diperoleh dilapangan akan disusun secara

terperinci dan sistematis supaya data-data tersebut dapat dipahami

dengan mudah kemudian dijadikan bahan informasi terhadap ornag

lain.

d) Tahap pelaporan

Tahap pelaporan adalah tahap akhir dalam sebuah

penelitian dengan cara membuat laporan tertulis dari data-data

yang diperoleh dari hasil penelitian.29

29
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , 127
DAFTAR PUSTAKA

Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi an-Nasaiburi, Shohih
Muslim, Kitab. Imarah, Bab. Khiyar Al-Aim’mah Wasyirorihim, Beirut: Dar al-
Kitab al-ilmiyah,t.th.
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi,Al-Imam. (1999). Terjemahan Kitab
Riyadhus Shalihin, Jakarta: pustaka Amani, Cet IV
Ariani,Novi. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis terhadap
Disiplin Kerja Karyawan Pada PT.PP.London Sumatera Indonesia, Tbk.
Wilayah Bulukumba. Makassar: Skripsi Administrasi Perkantoran FIS
UNM.
Basuki, Sulityo. (1996). Dasar-Dasar Dokumentasi, Jakarta: Universitas Terbuka

Choliq ,Abdul. (2014). Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Penerbit Ombak


Fahmi, Irham. (2017). Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi. Bandung:
Alfabeta
John H. Jackson, Robert L. Mathis. (2006). Manajemen Daya Manusia, Jakarta:
Selemba Empat.
Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Moleong, Lexy J. (2003) Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nawawi,Hadari. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif, Jogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Prastowo, Andi. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Prespektif
Rancangan Penelitian. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Rivai, Veithzal dkk. (2014) Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi.
Jakarta: Rajawali Pers
Rosidah &, Ambar Teguh Sulistiyani. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia
Konsep Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik,
Jogyakarta: Graha Ilmu.
Siswanto. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta : PT Bumi Aksara,
Supandi. (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII
Press.
Sutarto. (1991). Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Tanzeh,Ahmad. (2009). Pengantar metode Penelitian Yogyakarta: Teras.
OUTLINE PENELITIAN

Halaman Judul

BAB I : PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

B. Fokus Penelitin

C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan Penelitian

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan

B. Pemimpin Menurut Pandangan Islam


C. Gaya Kepemimpinan

D. Gaya Kepemimpinan Demokratis

E. Kinerja

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

B. Kehadiran Peneliti

C. Lokasi Penelitian

D. Sumber Data

E. Metode Pengumpulan Data

F. Analisis Data

G. Pengecekan Keabsahan Data

H. Tahap-Tahap Penelitian

Anda mungkin juga menyukai