Anda di halaman 1dari 2

Orientasi:

Pada suatu waktu, hiduplah dua orang anak. Kakak laki-laki yang bernama Faisal yang masih
bersekolah di bangku kelas 2 SMA, dan adik perempuannya Wendy yang masih duduk di bangku kelas 4
SD. Mereka hidup tanpa orang tua, yang membuat sang kakak harus sekolah sambil bekerja menafkahi
adiknya. Orang tua mereka meninggal saat Wendy masih TK, karena kecelakaan mobil. Untungnya
Faisal dan Wendy adalah anak yang tabah, mereka juga anak yang sabar dan bermurah hati.
Faisal melakukan beberapa pekerjaan agar mendapatkan cukup uang untuk membiayai
sekolahnya maupun sekolah Wendy adiknya. Ia bangun pagi-pagi membuat kue untuk dititipkan di kantin
sekolahnya ataupun melakukan catering. Saat pulang ia membantu tetangganya bekerja di warung hingga
sore. Tentu saja Wendy juga membantu sang kakak dengan merapikan rumah setiap harinya, agar
kakaknya bisa melepas penat saat pulang bekerja.
Rangkaian Peristiwa:
Di hari Senin pagi, Faisal bangun pukul 3 pagi untuk membuat bolu kukus coklat yang akan ia
titipkan di kantin sekolahnya. Sambil membuat kue, ia juga menyiapkan makanan untuk ia dan adiknya
sarapan. Walaupun Faisal seorang laki-laki, ia juga pandai memasak dan membuat banyak jenis kue,
karena itu tetangganya menawarkan ia bekerja dengannya. Walau hanya bekerja di warung, ia sudah
sangat bersyukur.
Jam sudah menunjukkan pukul 04.30, Faisal segera membangunkan adiknya.
"Wendi, ayo bangun, cepat mandi. Aku sudah membuat sarapan" ucap Faisal sambil menggoyangkan
tubuh adiknya.
Wendy yang masih setengah mengantuk, mengucek matanya, "ah.. iya, iya" sambil mengantuk ia berjalan
menuju kamar mandi.
Tak lama kemudian, Wendy duduk di meja makan dengan mengenakan seragam merah putih. Di meja
makan tersedia telur mata sapi dengan kecap dan segelas susu hangat. Lalu mereka menyantap sarapan
dengan lahap.
Sesudah sarapan mereka bersiap-siap berangkat sekolah. Faisal memasukkan kue bolu nya ke dalam
kotak anyaman.
"Wah sudah jam 6! Wendy ayo berangkat" ajak Faisal, sambil menenteng kotak kue, lalu digantungkan di
motornya.
"Iya kaak, sebentar" Wendy berlari keluar rumah lalu mengunci pintu.
Tak lama kemudian mereka berangkat ke sekolah. Faisal mengantarkan adiknya terlebih dahulu.
Sesampainya di sekolah Wendy, Faisal memberikan 3 potong kue untuk bekal adiknya, karena itu sudah
menjadi kebiasaan. Sesudah itu, mereka saling melambaikan tangan karena Faisal berangkat menuju
sekolahnya.
Sesampainya di sekolah, Faisal berjalan menuju Kantin sambil menyapa teman-teman yang berpapasan
dengannya. Satu sekolah sudah tahu kue buatan Faisal selalu enak, jadi pantas saja semua kue nya selalu
laris habis terjual.
Saat di kelas, ia duduk dengan Rion sahabatnya. Mereka berbincang hingga jam pelajaran dimulai. Selain
rajin, Faisal termasuk anak yang pandai, para guru sangat bangga kepadanya. Mereka juga kagum akan
kue yang dibuat oleh Faisal. Meski begitu, Faisal tidak pernah sombong.
Komplikasi:
Saat pulang sekolah, Rion menemani sahabatnya mengambil kotak kue di kantin. "Sal, hari ini tanggal 23
November loh! Ayo menonton ke bioskop ada film baru loh, nanti aku bayarin deh, ikut ya?" Saat Rion
bertanya, Faisal teringat sesuatu. Tiba-tiba wajahnya sedikit kaget. "Oh astaga! Besok itu ulang tahunnya
Wendy! Aduh kenapa aku hampir lupa"
Rion yang melihat temannya kebingungan, bertanya "memangnya kamu mau membelikan kado apa? Mau
beli sekarang? Aku nanti dijemput pakai mobil loh".
"Ah tidak usah, aku hanya ingin membelikan kue ulang tahun, tapi sepertinya uang ku akan habis kalau
beli sekarang.. harus menabung" Faisal menunduk lesu.
Mendengar itu, mata Rion berbinar "kamu ini bagaimana! Kan kamu bisa bikin kue, kenapa harus beli
hahaha" Rion menepuk punggung kawannya itu.
"Astaga kenapa tidak terpikirkan. Tapi masalahnya aku tidak punya bahan untuk membuat krim dan
sebagainya untuk hiasan" ucap Faisal.
Resolusi:
"Tenang saja, ibuku punya banyak bahan dan alat untuk membuat kue, mau mampir ke rumah ku dulu
tidak?" Rion menawarkan bantuan untuk Faisal. Faisal sangat bersyukur memiliki teman sebaik Rion.
Karena kata-kata Rion, Faisal membulatkan tekad untuk bercita-cita sebagai koki yang handal.

Anda mungkin juga menyukai