Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Alfian

NIM : 19101020027
Fakultas / Jurusan : FAIB / SKI

SESI 4: PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL

Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, menyerang,


dan/atau perbuatan lainnya terhadap tubuh, hasrat seksual seseorang, dan/atau fungsi
reproduksi, secara paksa, atau bertentangan dengan kehendak seseorang serta dalam kondisi
seseorang itu serta tidak mampu memberikan persetujuan dalam keadaan bebas karena
ketimpangan relasi kuasa dan/atau relasi gender, yang berakibat atau dapa berakibat
penderitaan atau kesengsaraan secara fisik, psikis, seksual bagi korban.

Ada lima belas jenis kekerasan seksual yang ditemukan Komnas Perempuan dari hasil
pemantauannya selama lima belas tahun (1998-2013), yaitu:

1. Perkosaan
2. Intimidasi seksual termasuk ancaman atau percobaan perkosaan
3. Pelecehan seksual
4. Eksploitasi seksual
5. Perdagangan perempuan untuk tujuan seksual
6. Prostitusi paksa
7. Perbudakan seksual
8. Pemaksaan perkawinan, termasuk cerai gantung
9. Pemaksaan kehamilan
10. Pemaksaan aborsi
11. Pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi
12. Penyiksaan seksual
13. Penguhukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual
14. Praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendeskriminasi
perempuan
15. Kontrol seksual, termasuk lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama

Pelecehan Seksual
Adalah perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang tak
diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya yang secara
verbal ataupun fisik merujuk pada seks. Pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja baik di
tempat umum seperti bis, pasar, sekolah, kantor, maupun di tempat pribadi seperti rumah.

Pelecehan seksual juga adalah tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun non-fisik
dengan sasaran organ seksual atau seksualitas korban. Ia termasuk menggunakan siulan, main
mata, ucapan bernuansa seksual, mempertunjukan materi pornografi dan keinginan seksual,
colekan atau sentuhan di bagian tubuh, gerakan atau isyarat yang bersifat seksual sehingga
mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa direndahkan martabatnya, dan
mungkin sampai menyebabkan masalah kesehatan dan keselamatan.

Bentuk-bentuk pelecehan seksual bisa seperi: ajakan seksual, sentuhan seksual,


isyarat seksual, komentar seksual, menyebarkan tentang aktivitas seksual orang lain, graviti
seksual, menyentuh diri sendiri secara seksual di hadapan orang lain, berbicara tentang
kegiatan seksual, menampilkan gambar/cerita/benda seksual, dan lelucon kotor seksual.

Contoh pelecehan seperti: Non-verbal: tatapan nafsu. Fisik: Sentuhan, meraba, atau
mengelus. Visual: memotret tanpa izin. Emosional: ajakan terus menerus. Lisan: komentar
bagian tubuh.

Kekerasan dan pelecehan seksual biasa terjadi pada beberapa kesempatan. sebut saja
seperti pada bimbingan dengan dosen, masa orientasi mahasiswa, KKN, dan lainnya.
Kekerasan dan pelecehan bisa saja dilakukan oleh civitas akademika di kampus seperti dosen,
tenaga pendidik, dan mahasiswa. Pada kegiatan KKN juga kekerasan dan pelecehan bisa
dilakukan oleh oknum masyarakat di lokasi atau bisa saja dilakukan oleh sesama mahasiswa.

Upaya pencegahan dari perlakuan pelecehan yang dapat dilakukan pertama kali
adalah berkata tidak dengan tegas. Kemudian jika masih mendapat perlakuan tersebut segera
laporkan ke orang yang dipercaya, LPPM, DPL, atau hotline Pusat Layanan Terpadu UIN
Sunan Kalijaga (0821-3768-3535).

Pusat Layanan Terpadu

Berkedudukan di lingkungan kampus UIN Sunan Kalijaga. Pusat Layanan Terpadu


dikelola oleh pengurus dan anggota yang dibentuk berdasarkan SK Rektor.
1. Pecegahan: sosialisasi bentuk kekerasan seksual dan sanksi hukum yang berlaku di
kampus.
2. Penanganan/pemulihan korban: integratif, melibatkan beberapa lembaga terkait, dari
layanan konseling hingga medis.
3. Penanganan pelaku: laporan, penyidikan, rekomendasi pada rektor.

Bentuk layanan:

- Layanan medis dan/atau psikososial, konseling


- Pendampingan
- Perlindungan keamanan
- Penyediaan tempat tinggal (jika diperlukan)
- Perlindungan atas kerahasiaan identitas
- Penentuan kualifikasi jenis kekerasan seksual, penyusunan kronologi kejadian, dan
dokumentasi laporan
- Layanan lain yang diperlukan

Pendampingan:

- Konselor
- Psikolog
- Psikiater
- Pekerja sosial
- Pendampingan hukum dan/atau pendamping keagamaan
- Pendampingan lain sesuai dengan kebutuhan.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KERJA KKN

Monitoring dan evaluasi (monev) ini bukan bermaksudd untuk menghakimi atau
mencari kesalahan mahasiswa KKN, akan tetapi lebih kepada pengontrolan dan pencarian
informasi tentang sejauh mana perkembangan mahasiswa menjalankan program-program
kerja KKN.

Apabila ditemukan permasalahan di lapangan, bisa dicarikan solusi bersama-sama


oleh mahasiswa KKN, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), dan pihak panitia KKN, yang
dalam ini berarti di bawah naungan LPPM-UIN Sunan Kalijaga.
Siapa dan Kapan Pelaksanaan Monev?

- Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) > Reguler


- Panitia KKN > Random
- Pimpinan Universitas dan Fakultas > Random

Tujuan Monev

- Monitoring
- Report
- Evaluasi
- Pengembangan

Lesson Learned/Apa Yang Bisa Kita Lakukan

- Optimalkan fungsi DPL > Posisikan DPL sebagai mitra/partner, tapi tetap
memperhatikan etika/sopan santun
- Optimalkan aplikasi KKN, sebagai bagian penting untuk proses monitoring dan
evaluasi:
o Profil kelompok
o Kegiatan harian
o Program kerja
o Laporan akhir
o Penilaian
- Evaluasi/Penilaian KKN
o Selesaikan semua bentuk laporan yang diminta sebelum pulang/ditarik
o Tidak perlu panik saat ujian KKN karena materi ujian adalah kegiatan
keseharian anda selama KKN
o Biasanya, selama anda tidak meninggalkan masalah di lokasi KKN,
kemungkinan besar KKN anda dinilai sukses.

Anda mungkin juga menyukai