Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perilaku dan budaya organisasi
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Aan Pranata,SE,MM
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt atas karunia-Nya yang
dilimpahkan kepada kami selaku hamba-Nya yang lemah hingga kami akhirnya
memperoleh kekuatan/kemampuan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“PERILAKU DAN BUDAYA ORGANISASI”
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah sederhana ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik isi maupun tata letak desainnya, karena
kami masih dalam proses tahap pembelajaran. Oleh karena itu kritik dan saran dari dosen
serta teman-teman sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan ide-ide serta
dukungan dalam proses penyusunan makalah ini, kami ucapkan terimakasih sebesar-
besarnya.
Agusra Ikhwan
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................6
C. TUJUAN.............................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
PEMBAHASAN............................................................................................................7
A. PENGERTIAN ORGANISASI..........................................................................7
B. PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI.....................................................9
C. SEJARAH PERILAKU ORGANISASI...........................................................11
D. JENIS JENIS BUDAYA ORGANISASI.........................................................15
E. TINGKATAN BUDAYA ORGANISASI.......................................................17
BAB III........................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................19
A. KESIMPULAN................................................................................................19
B. SARAN.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
memberikan kontribusi yang baik dalam mencapai kesuksesan dan menunjang
terciptanya efektivitas dalam perusahaan. Kinerja perusahaan dan individu
5
berada pada lingkup organisasi sangat dipengaruhi oleh penerapan budaya
yang kuat dalam lingkungan yang bersaing.
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi dan bekerja
sama. Kumpulan individu yang datang dari berbagai latar belakang berbeda dapat
disatukan dengan hadirnya budaya yang disepakati secara bersama-sama. Kerja
tim yang dilandasi dengan budaya yang positif akan menghasilkan kerja sama dan
menciptakan interaksi positif. Penciptaan Iklim atau suasana ditempat kerja
merupakan suatu faktor yang mampu mendorong kenyamanan anggota organisasi
dalam menjalankan tanggung jawabnya.
Secara implisit manusia diatur oleh lingkungan dimana ia hidup dan
berkembang, lingkungan yang baik akan menciptakan iklim atau suasana yang
baik dan harmonis. Keharmonisan dalam sebuah organisasi, didorong oleh budaya
organisasi yang mampu menggerakkan sikap dan tindakan yang positif pada
masing- masing individu, dalam melakukan mu’amalah ma’an naas dan
mu’amalah ma’al bi’ah. Tercapainya keharmonisan mampu diciptakan, sehingga
urgensi budaya organisasi sangatlah mendorong terciptanya hal tersebut.
Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua kelompok , yaitu dalam
arti statis dan dalam arti dinamis. Dalam pandangan statis, Organisasi dipandang
sebagai wadah atau sebagai alat (tool), sebagai jaringan dari hubungan kerja yang
bersifat formal, dan dipandang sebagai saluran hirarki kedudukan yang ada dan
menggambarkan secara jelas tentang garis wewenang. Jadi arti statis adalah
Wadah kegiatan administrasi dengan gambaran yang jelas tentang hirarki
kedudukan atau wewenang dari suatu kelompok.
Sedangkan dalam pandangan dinamis organisasi dianggap sebagai
sesuatu yang selalu bergerak mengadakan pembagian tugas sesuai dengan sistem
yang telah ditentukan dan sesuai pola organisasi tersebut, memandang organisasi
itu dari segi isinya, yaitu sekelompok orang yang melakukan kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, dan organisasi itu akan mati, hal ini merupakan
tantangan yang harus diatasi.
6
Organisasi digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material,
mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat
disekitarnya. Organisasi yang berhasil adalah yang menanggapi dan menerima
perubahan dengan cepat dan sukses dalam meraih tujuannya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ORGANISASI
8
Dari ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kumpulan manusia
2. Tujuan bersama
3. Kerja sama.
4. Pengaturan
Kumpulan manusia merupakan cikal bakal sekaligus cirri pertama organisasi.
Karena berupa kumpulan kupulan, sebuah organisasi tidak mungkin terdiri atas
satu orang saja. Sebuah organisasi pastilah terdiri atas dua orang atau lebih.
Sekumpulan manusia saja belum bisa disebut sebagai sebuah organisasi. Untuk
dapat disebut sebagai organisasi, sekumpulan manusia haruslah mempunyai tujuan
bersama. Sekumpulan manusia yang mempunyai tujuan sendiri-sendiri bukanlah
sebuah organisasi. Perhatikan keadaan sekeliling kalaian sewaktu berangkat
sekolah.kalian akan menjumpai serombongan orang sedang menunggu bus. Ada
juga serombongan orang sedang berangkat ketempat kerja masing-masing.
Rombongan atau kumpulan manusia itu tidak dapat dianggap sebagai organisasi.
Alasannya, setiap orang didalam rombongan itu mempunyai tujuan sendiri-
sendiri.
Sekelompok manusia yang mempunyai tujuan bersama, namun dikerjakan
sendiri, belum bisa disebut organisasi. Untuk dapat disebut organisasi, tujuan
bersama harus dicapai bersama-sama artinya, harus ada kerja sama dalam
mencapai tujuan bersama. Kerja sama tersebut harus melibatkan semua orang di
dalam kelompok terbut. Jadi, semua orang dalam kelompok tersebut harus
bersepakat untuk bekerja sama semua orang dalam kelompok tersebut harus
berusaha mencapai tujuan bersama. Bila salah satu tidak turut serta
mengusahakannya, organisasi menjadi mecet.
Untuk dapat melakukan kerja sama sama dibutuhkan aturan maksud aturan
ini adalah agar semua orang dalam kelompok terlibat dalam kerja sama. Agar
semuanya terlibat, setiap orang mendapatkan tugasnya masing-masing. Dengan
demikian, organisasi dapat berjalan.Dengan organisasi yang rapi, sebuah kegiatan
9
dapat terlaksana dengan sukses. Misalnya, kegiatan upacara yang dilakukan setiap
hari senin. Tanpa organisasi yang rapi, tetu saja pelaksaan upacara akan kacau.
10
Organisasi juga ibaratkan sapu lidi. Tujuan pembuatan sapu lidi adalah
sebagai alat unruk membersihkan sampah. Sapu lidi terdiri atas banyak lidi. Lidi-
lidi itu disatukan dalam satu ikatan.
11
Lebih lanjut Gibson (1996) mendefinisikan perilaku organisasi sebagai
bidang studi yang mencakup teori, metode, dan prinsip-prinsip dari berbagai
disiplin guna mempelajari persepsi indivdu, nilai-nilai, kapasitas pembelajar
individu, dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam kelompok dan dalam
organisasi secara keseluruhan, menganalisis akibat lingkungan eksternal terhadap
organisasi dan sumberdayanya, misi sasaran dan straegi.
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini
adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi,
dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik,
antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini
adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku
organisasi.
Unsur pokok dalam perilaku organisasi adalah orang, struktur, teknologi,
dan lingkungan tempat organisasi beroperasi. Apabila orang-orang berkgabung
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan, diperlukan jenis struktur tertentu.
Orang- orang juga menggunakan teknologi untuk membantu penyelesaian
pekerjaan, jadi ada interaksi antara orang, struktur, dan teknologi. Disamping itu,
unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh lingkungan luar. Masing-masing unsur
perilaku organisasi itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Orang
Orang-orang membentuk system sosail intern organisasi. Mereka terdiri
dari orang-orang dan kelompok, baik kelompok besar maupun kecil. Selain itu
ada juga kelompok tidak resmi dan informal. Orang-orang adalah makhluk
hidup yang berjiwa, berpikiran, dan berperasaan yang menciptakan organisasi
untuk mencapai tujuan mereka.Organisasi dibentuk untuk melayani manusia,
dan bukan sebaliknya orang hidup untuk melayani organisasi.
2. Struktur
Struktur menentukan hubungan resmi orang-orang dalam organisasi.
Berbagai pekerjaan yang berbeda diperlukan untuk melakukan semua aktivitas
12
organisasi. Orang-orang ini harus dihubungkan dengan cara tertentu yang
terstruktur agar pekerjaan mereka efektif. Semua hubungan ini
menimbulkan
13
berbagai masalah kerjasama, perundingan, dan pengambilan keputusan yang
rumit.
3. Teknologi
Teknologi menyediakan sumber daya yang digunakan orang-orang untuk
bekerja dan sumber daya itu mempengaruhi tugas yang mereka lakukan.
Teknologi yang dihasilkan menimbulkan pengaruh signifikan atas hubungan
kerja. Teknologi yang besar berguna sebagai sarana memungkinkan manusia
melakukan lebih banyak pekerjaan dengan kualitas yang lebih baik. Tetapi
teknologi juga menghambat orang-orang dalam berbagai cara. Teknologi
mengandung kerugian dan juga maslahat bagi manusia.
4. Lingkungan.
Organisasi merupakan bagian dari system yang lebih besar yang memuat
banyak unsur lain, seperti pemerintah, keluarga, dan organisai lainnya. Semua
unsur ini saling mempengaruhi dalam suatu system yang rumit yang menjadi
corak hidup sekelompok orang. Suatu organisasi tidak dapat menghindar dari
pengaruh lingkunga luar. Lingkungan luar mempengaruhi sikap orang-orang,
mempengaruhi kondisi kerja, dan menimbulkan persaingan untuk memperoleh
sumber daya dan kekuasaan. Oleh sebab itu, lingkungan luar harus
dipertimbangkan untuk menelaah perilaku manusia dalam organisasi.
14
dengan doktrin ekonominya, yaitu spesialis bidang kerja atau
pembagian tugas dengan berbagai argumentasi yang sangat dalam.
Adam Smith memberikan contoh pembagian tugas dengan speliasasi
bidang kerja
15
karyawannya, ia mengkritik mereka yang membeli mesin dengan harga
mahal sementara membayar para pekerja yang menjalankan mesin
tersebut dengan harga sangat murah.
16
Owen mengatakan bahwa mempergunakan uang untuk
meningkatkan para pekerja merupakan salah satu investasi terbaik yang
menjadi pilihan para eksekutif bisnis, ia mengklaim bahwa
memperlihatkan consern kepada para karyawan akan sangat
menguntungkan kesengsaraan manusia. Untuk ukuran zaman Owen ia
tentu sangat idealis tapi seratus tahun setelah tahun 1825 ditetapkan
jam kerja untuk semua, undang-undang perburuhan anak, pendidikan
untuk umum, perusahaan memberikabn makan pada waktu kerja.
2. Masa Masa Klasik.
a. Frederick Winslow Taylor
Taylor adalah insinyur mesin yang bekerja di perusahaan Midvale
dan Bethlehem Stell di Pennsylvania. Berdasarkan pengamatannya
mengenai metode kerja pada saat itu, bahwa hasil kerja para pekerja kira-
kira hanya sepertiga dari yang sebetulnya dapat dihasilkan. Ia berusaha
memperbaiki situasi tersebut dengan menggunakan metode ilmiah terhadap
tugas-tugas di dalam pabrik. Keinginannya untuk mendapatkan suatu cara
terbaik tentang bagaimana setiap pekerjaan harus dilaksanakan merupakan
bagian dari apa yang sekarang kita kenal sebagai masalah desain pekerjaan.
17
supervisi, sedangkan yang kedua sebagai pelaksana.
18
Jika ditinjau kembali, kita mengetahui bahwa fokus pemikiran
Taylor hanya terbatas mengenai organisasi. Ia hanya melihat
pengorganisasian pekerjaan pada tingkat yang paling bawah dari organisasi
sesuai dengan pekerjaan manajerial dari seorang supervisi. Walaupun
berfokus pada segmen yang terbatas dari aktivitas organisasi, ia telah
merenovasi pekerjaan seorang manajer. Ia memperlihatkan dengan jelas
bahwa para manajer harus mempelajari dengan hati-hati cara terbaik untuk
melaksanakan suatu pekerjaan untuk memaksimalkan efisiensi. Manajer
memiliki tanggung jawab untuk secara eksplisit menyeleksi, melatih, dan
memotivasi para pekerja guna memastikan bahwa cara yang mereka ikuti
adalah yang terbaik.
b. Henry Fayol
19
sebuah pabrik (shop level management). Fayol mengusulkan empat
belas
20
prinsip organisasi yang meskipun kurang keuniversalannya, diikuti
secara luas oleh para manajer dewasa.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) bahwa secara umum terdapat tiga
(3) jenis budaya organisasi yaitu:
1. Budaya konstruktif
2. Budaya pasif-defensif
Budaya pasif defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan
bahwa karyawan berinteraksi dengan karyawan lain dengan cara yang tidak
mengancam keamanan kerja sendiri. Budaya ini mendorong keyakinan
normatif yang berhubungan dengan persetujuan, konvensional.
ketergantungan, dan penghidupan.
3. Budaya agresif
Budaya agresif - defensif mendorong karyawannya untuk
mengerjakan tugasnya dengan kerja keras untuk melindungi keamanan
kerja dan status mereka. Tipe budaya ini lebih bercirikan keyakinan
normatif yang mencerminkan oposisi, kekuasaan, kompetitif dan
perfeksionis.
4. Budaya organisasi yang kuat
Budaya organisasi yang kuat adalah jenis budaya organisasi yang
21
mengacu pada kondisi di mana karyawan bisa menyesuaikan diri,
menghormati kebijakan organisasi, dan mematuhi semua pedoman
22
organisasi. Setiap anggota akan merasa sangat menikmati pekerjaannya dan
menganggap setiap pekerjaannya sebagai pengalaman baru dalam budaya
organisasi yang kuat. Artinya, mereka akan menerima peran dan tanggung
jawabnya di sebuah organisasi atau perusahaan dengan sepenuh hati atau
sukarela.
Menurut Noe dan Mondy (1996), budaya organisasi juga terbagi menjadi
dua tipe, antara lain:
24
pemimpin ke anggotanya. Bahkan, budaya organisasi yang tertutup ini juga
memiliki sifat kepemimpinan otokrasi yang kuat
25
organisasi sebagai topik utama mengklasifikasikan budaya organisasi dalam
empat kelas, yaitu:
1. Artefak
Artefak merupakan aspek-aspek budaya yang terlihat. Artefak lisan,
perilaku, dan fisik dalam manifestasi nyata dari budaya organisasi.
2. Perspektif
Perspektif adalah aturan-aturan dan norma yag dapat diaplikasikan
dalam konteks tertentu, misalnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi, cara anggota organisasi mendefinisikan situasi-siatuasi yang muncul.
Biasanya anggota menyadari perspektif ini.
3. Nilai
Nilai ini lebih abstrak dibanding perspektif, walaupun sering
diungkap dalam filsafat organisasi dalam menjalankan misinya.
4. Asumsi
Asumsi ini seringkali tidak disadari lebih dalam dari artefak,
perspektif dan nilai.
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Perilaku organisasi saat ini
merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada
umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas
yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti
Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi
praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global
ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja
bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikritik
sebagai suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-
kapitalis.
Setiap organisasi mempunyai budaya yang berbeda-beda. Tidak aka nada
dua organisasi yang mempunyai budaya yang sama persis. Ini biasanya sangat
berpengaruh pada siapa pendirinya.
B. SARAN
Sebagai penulis kami menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kata
sempurna,untuk itu kami sangat menerima kritikan untuk memperbaiki makalah
kami ini demi kesempurnaan makalah kami berikutnya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Siswanto dan Agus Sucipto. "Teori dan perilaku Organisasi". Malang: UIN-
Malang Press, 2008.
28