Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PERILAKU DAN BUDAYA ORGANISASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perilaku dan budaya organisasi

Disusun Oleh :

Agusra Ikhwan 2110206062

Dosen Pengampu :

Aan Pranata,SE,MM

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt atas karunia-Nya yang
dilimpahkan kepada kami selaku hamba-Nya yang lemah hingga kami akhirnya
memperoleh kekuatan/kemampuan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“PERILAKU DAN BUDAYA ORGANISASI”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah sederhana ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik isi maupun tata letak desainnya, karena
kami masih dalam proses tahap pembelajaran. Oleh karena itu kritik dan saran dari dosen
serta teman-teman sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan ide-ide serta
dukungan dalam proses penyusunan makalah ini, kami ucapkan terimakasih sebesar-
besarnya.

Sungai penuh, 06 Desember 2022

Agusra Ikhwan

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................6
C. TUJUAN.............................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
PEMBAHASAN............................................................................................................7
A. PENGERTIAN ORGANISASI..........................................................................7
B. PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI.....................................................9
C. SEJARAH PERILAKU ORGANISASI...........................................................11
D. JENIS JENIS BUDAYA ORGANISASI.........................................................15
E. TINGKATAN BUDAYA ORGANISASI.......................................................17
BAB III........................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................19
A. KESIMPULAN................................................................................................19
B. SARAN.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Budaya organsasi merupakan hal yang sangat penting, untuk membangun


sistem sosial dan menciptakan interaksi yang baik antar sesama serta menjaga
keharmonisan didalam bekerja, yang akan membawa organisasi kepada kinerja
yang baik dan mencapai kesuksesan. Dalam kajian budaya menyatakan, budaya
organisasi dapat menentukan kinerja perusahaan, penampilan organisasi dan
kemajuan organisasi.
Budaya organisasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang diciptakan
dalam sebuah organisasi sebagai agen perubahan menuju arah yang positif untuk
menciptakan Sumber Daya Manusia yang siap, dalam menghadapi perubahan-
perubahan yang terjadi, baik untuk menyesuaikan perubahan yang diharapkan atau
keadaan yang terjadi diluar dugaan organisasi.
Budaya organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
perusahaan atau instansi, untuk membentuk sikap, nilai-nilai dan pola perilaku
individu, sehingga seluruh anggota dapat bekerjasama dengan baik untuk
mencapai tujuan bersama, dimana nilai-nilai atau pola perilaku, beserta keyakinan
yang telah tertanam tersebut, dapat diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya.
Menurut Robbins dalam Sutrisno, budaya organisasi berfungsi sebagai
suatu pembeda bagi satu perusahaan dengan perusahan lainnya, sehingga mudah
untuk dikenali oleh berbagai kalangan, baik bagi para pekerja itu sendiri sebagai
identitas diri, konsumen atau pemangku kepentingan lainnya,
Kemudian dapat memberikan simbol kepada organisasi tersebut, serta
menciptakan berbagai komitmen kerja antar karyawan yang dapat membantu
pengembangan Sumber Daya Manusia yang unggul dan memenuhi segala
kewajiabannya dalam bekerja tanpa diperintah secara paksa, sehingga akan

4
memberikan kontribusi yang baik dalam mencapai kesuksesan dan menunjang
terciptanya efektivitas dalam perusahaan. Kinerja perusahaan dan individu

5
berada pada lingkup organisasi sangat dipengaruhi oleh penerapan budaya
yang kuat dalam lingkungan yang bersaing.
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi dan bekerja
sama. Kumpulan individu yang datang dari berbagai latar belakang berbeda dapat
disatukan dengan hadirnya budaya yang disepakati secara bersama-sama. Kerja
tim yang dilandasi dengan budaya yang positif akan menghasilkan kerja sama dan
menciptakan interaksi positif. Penciptaan Iklim atau suasana ditempat kerja
merupakan suatu faktor yang mampu mendorong kenyamanan anggota organisasi
dalam menjalankan tanggung jawabnya.
Secara implisit manusia diatur oleh lingkungan dimana ia hidup dan
berkembang, lingkungan yang baik akan menciptakan iklim atau suasana yang
baik dan harmonis. Keharmonisan dalam sebuah organisasi, didorong oleh budaya
organisasi yang mampu menggerakkan sikap dan tindakan yang positif pada
masing- masing individu, dalam melakukan mu’amalah ma’an naas dan
mu’amalah ma’al bi’ah. Tercapainya keharmonisan mampu diciptakan, sehingga
urgensi budaya organisasi sangatlah mendorong terciptanya hal tersebut.
Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua kelompok , yaitu dalam
arti statis dan dalam arti dinamis. Dalam pandangan statis, Organisasi dipandang
sebagai wadah atau sebagai alat (tool), sebagai jaringan dari hubungan kerja yang
bersifat formal, dan dipandang sebagai saluran hirarki kedudukan yang ada dan
menggambarkan secara jelas tentang garis wewenang. Jadi arti statis adalah
Wadah kegiatan administrasi dengan gambaran yang jelas tentang hirarki
kedudukan atau wewenang dari suatu kelompok.
Sedangkan dalam pandangan dinamis organisasi dianggap sebagai
sesuatu yang selalu bergerak mengadakan pembagian tugas sesuai dengan sistem
yang telah ditentukan dan sesuai pola organisasi tersebut, memandang organisasi
itu dari segi isinya, yaitu sekelompok orang yang melakukan kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, dan organisasi itu akan mati, hal ini merupakan
tantangan yang harus diatasi.

6
Organisasi digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material,
mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat
disekitarnya. Organisasi yang berhasil adalah yang menanggapi dan menerima
perubahan dengan cepat dan sukses dalam meraih tujuannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian organisasi?


2. Apa pengertian perilaku organisasi?
3. Bagaimana sejarah perilaku organisasi?
4. Apa saja jenis jenis budaya organisasi?
5. Bagaimana tingkatan budaya organisasi?

C. TUJUAN

1. Menjelaskan apa perngertian dari organisasi


2. Menjelaskan apa pengertian perilaku organisasi
3. Menjelaskan bagaimana sejarah dari perilaku organisasi
4. Menjelaskan apa saja jenis jenis budaya organisasi
5. Menjelaskan bapa saja tingkatan budaya organisasi

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ORGANISASI

Organisasi adalah sekelompok manusia yang diatur untuk bekerja sama


dalam rangka mencapai tujuan bersama .Jadi, dalam setiap organisasi mesti ada
tujuan bersama. Dari pengertian tersebut, kita dapat mengetahui organisasi.
Organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa
tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab. Pendapat
lain menyatakan bahwa organisasi adalah kerjasama dua orang atau lebih, suatu
sistem aktivitas-aktivitas atau kekuatan-kekuatan yang di koordinasikan secara
sadar. Sedangkan pengorganisasian merupakan proses membangun kekuatan
dengan melibatkan konstituen sebanyak mungkin melalui proses menemukan
ancaman yang ada secara bersama-sama, menemu kenali penyelesaian-
penyelesaian yang di inginkan terhadap ancaman-ancaman yang ada, menemu
kenali orang dan struktur birokrasi, perangkat yang ada agar proses penyelesaian
yang dipilih mungkin dilakukan, menyusun saran saran yang harus dicapai, dan
membangun sebuah institusi yang secara demokratis diawasi oleh seluruh
konstituen sehingga mampu mengembangkan kapasitas untuk mnangani ancaman
dan menampung semua keinginan dan kekuaan kosntituen yang ada, merupakan
proses pengorganisasian.
Pengorganisasian dengan demikian merupakan proses refleksi dari
kesadaran yang muncul dari pengalaman yang dialami . dengan mengemu kenali
ancaman atau masalah, siapa saja yang terlibat dalam lingkaran masalah itu,
kemudian mendorong kesadaran dan motifasi untuk melakukan sesuatu. Selain
mencerminkan kesadaran lewat pengalaman, pengorganisasian juga mencerminkan
lingkar aksi-refleksi-aksi yang progresif. Lingkar seperti ini, menemukan
persiapan, displin dan keterlibatan yang melibatkan rakyat sebanyak mungkin.

8
Dari ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kumpulan manusia
2. Tujuan bersama
3. Kerja sama.
4. Pengaturan
Kumpulan manusia merupakan cikal bakal sekaligus cirri pertama organisasi.
Karena berupa kumpulan kupulan, sebuah organisasi tidak mungkin terdiri atas
satu orang saja. Sebuah organisasi pastilah terdiri atas dua orang atau lebih.
Sekumpulan manusia saja belum bisa disebut sebagai sebuah organisasi. Untuk
dapat disebut sebagai organisasi, sekumpulan manusia haruslah mempunyai tujuan
bersama. Sekumpulan manusia yang mempunyai tujuan sendiri-sendiri bukanlah
sebuah organisasi. Perhatikan keadaan sekeliling kalaian sewaktu berangkat
sekolah.kalian akan menjumpai serombongan orang sedang menunggu bus. Ada
juga serombongan orang sedang berangkat ketempat kerja masing-masing.
Rombongan atau kumpulan manusia itu tidak dapat dianggap sebagai organisasi.
Alasannya, setiap orang didalam rombongan itu mempunyai tujuan sendiri-
sendiri.
Sekelompok manusia yang mempunyai tujuan bersama, namun dikerjakan
sendiri, belum bisa disebut organisasi. Untuk dapat disebut organisasi, tujuan
bersama harus dicapai bersama-sama artinya, harus ada kerja sama dalam
mencapai tujuan bersama. Kerja sama tersebut harus melibatkan semua orang di
dalam kelompok terbut. Jadi, semua orang dalam kelompok tersebut harus
bersepakat untuk bekerja sama semua orang dalam kelompok tersebut harus
berusaha mencapai tujuan bersama. Bila salah satu tidak turut serta
mengusahakannya, organisasi menjadi mecet.
Untuk dapat melakukan kerja sama sama dibutuhkan aturan maksud aturan
ini adalah agar semua orang dalam kelompok terlibat dalam kerja sama. Agar
semuanya terlibat, setiap orang mendapatkan tugasnya masing-masing. Dengan
demikian, organisasi dapat berjalan.Dengan organisasi yang rapi, sebuah kegiatan

9
dapat terlaksana dengan sukses. Misalnya, kegiatan upacara yang dilakukan setiap
hari senin. Tanpa organisasi yang rapi, tetu saja pelaksaan upacara akan kacau.

10
Organisasi juga ibaratkan sapu lidi. Tujuan pembuatan sapu lidi adalah
sebagai alat unruk membersihkan sampah. Sapu lidi terdiri atas banyak lidi. Lidi-
lidi itu disatukan dalam satu ikatan.

B. PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI

Robbins (2005) mengemukakan bahwa perilaku organisasi adalah cara


berfikir yang meneliti dampak perilaku dari individu, kelompok, dan struktur
organisasi yang bertujuan untuk meraih pengetahuan dalam mengembangkan
efektifitas organisasi.

Definisi tersebut menegaskan kepada kita bahwa perilaku organisasi


menggabarkan sejumlah hal sebagai berikut:
1. Perilaku organisasi adalah cara berpikir. Perilaku ada pada diri individu,
kelompok, dan tingkat organisasi. Pendekatan ini menyarankan pada kita
bahwa pada saat mempelajari perilaku organisasi, maka harus diidentifikasi
dengan jelas tingkat analisisnya, apakah individu, kelompok dan/atau
organisasi yang digunakan.
2. Perilaku organisasi adalah multi disiplin. Yaitu menggunakan prinsip , model,
teori, dan metode-metode dari disiplin ilmu lain.
3. Perilaku organisasi berorientasi pada orientasi kemanusiaan. Manusia dan
perilaku mereka, persepsi, kapasitas pembelajar, perasaan, dan sasaran.
4. Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja. Sebuah organisasi akan berjalan
sesuai harapan apabila organisasi tersebut dapat memacu dan memaksimalkan
potensi individu didalamnya dengan baik dalam kinerja yang baik.
5. Lingkungan eksternal memberikan dampak signifikan terhadap perilaku
organisasi.
6. Metode ilmiah sangat penting dalam mempelajari perilaku organisasi, yaitu
dalam mempeajari variable dan keterkaitanya.

11
Lebih lanjut Gibson (1996) mendefinisikan perilaku organisasi sebagai
bidang studi yang mencakup teori, metode, dan prinsip-prinsip dari berbagai
disiplin guna mempelajari persepsi indivdu, nilai-nilai, kapasitas pembelajar
individu, dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam kelompok dan dalam
organisasi secara keseluruhan, menganalisis akibat lingkungan eksternal terhadap
organisasi dan sumberdayanya, misi sasaran dan straegi.
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini
adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi,
dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik,
antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini
adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku
organisasi.
Unsur pokok dalam perilaku organisasi adalah orang, struktur, teknologi,
dan lingkungan tempat organisasi beroperasi. Apabila orang-orang berkgabung
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan, diperlukan jenis struktur tertentu.
Orang- orang juga menggunakan teknologi untuk membantu penyelesaian
pekerjaan, jadi ada interaksi antara orang, struktur, dan teknologi. Disamping itu,
unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh lingkungan luar. Masing-masing unsur
perilaku organisasi itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Orang
Orang-orang membentuk system sosail intern organisasi. Mereka terdiri
dari orang-orang dan kelompok, baik kelompok besar maupun kecil. Selain itu
ada juga kelompok tidak resmi dan informal. Orang-orang adalah makhluk
hidup yang berjiwa, berpikiran, dan berperasaan yang menciptakan organisasi
untuk mencapai tujuan mereka.Organisasi dibentuk untuk melayani manusia,
dan bukan sebaliknya orang hidup untuk melayani organisasi.
2. Struktur
Struktur menentukan hubungan resmi orang-orang dalam organisasi.
Berbagai pekerjaan yang berbeda diperlukan untuk melakukan semua aktivitas

12
organisasi. Orang-orang ini harus dihubungkan dengan cara tertentu yang
terstruktur agar pekerjaan mereka efektif. Semua hubungan ini
menimbulkan

13
berbagai masalah kerjasama, perundingan, dan pengambilan keputusan yang
rumit.
3. Teknologi
Teknologi menyediakan sumber daya yang digunakan orang-orang untuk
bekerja dan sumber daya itu mempengaruhi tugas yang mereka lakukan.
Teknologi yang dihasilkan menimbulkan pengaruh signifikan atas hubungan
kerja. Teknologi yang besar berguna sebagai sarana memungkinkan manusia
melakukan lebih banyak pekerjaan dengan kualitas yang lebih baik. Tetapi
teknologi juga menghambat orang-orang dalam berbagai cara. Teknologi
mengandung kerugian dan juga maslahat bagi manusia.
4. Lingkungan.
Organisasi merupakan bagian dari system yang lebih besar yang memuat
banyak unsur lain, seperti pemerintah, keluarga, dan organisai lainnya. Semua
unsur ini saling mempengaruhi dalam suatu system yang rumit yang menjadi
corak hidup sekelompok orang. Suatu organisasi tidak dapat menghindar dari
pengaruh lingkunga luar. Lingkungan luar mempengaruhi sikap orang-orang,
mempengaruhi kondisi kerja, dan menimbulkan persaingan untuk memperoleh
sumber daya dan kekuasaan. Oleh sebab itu, lingkungan luar harus
dipertimbangkan untuk menelaah perilaku manusia dalam organisasi.

C. SEJARAH PERILAKU ORGANISASI

Sejarah perilaku organisasi terbagi menjadi dua diantaranya:


1. Masa Praktik Awal.
Ada tiga nama penting pada praktik awal perilaku organisasi yang sangat
berpengaruh besar menentukan arah dan batasan dari perilaku organisasi,
yaitu:
a. Adam Smith (1776)
Adam Smith telah memberikan kontribusi yang sangat penting

14
dengan doktrin ekonominya, yaitu spesialis bidang kerja atau
pembagian tugas dengan berbagai argumentasi yang sangat dalam.
Adam Smith memberikan contoh pembagian tugas dengan speliasasi
bidang kerja

Tertentu dalam pabrik pembuatan peniti. Ada sepuluh orang pekerja


dalam pabrik tersebut, setiap orang mempunyau tugas tertentu dengan
mengerjakan suatu bagian kerja tertentu. Sepuluh orang pekerja
tersebut da[at membuat 48.000 upah peniti tiap harinya. Selanjutnya,
jika setiap pekerja mengambil kawat sendiri-sendiri kemudian
meluruskannya, membuatkan ujung batangnya, hasilnya setiap perkerja
dapat membuat satu peniti dalam satu hari, kalau ada sepuluh pekerja
maka dapat membuat sepuluh peniti setiap hari. Dan spesialis bidang
pekerjaan tertentu termotivasi oleh keuntungan yang berlipat ganda dari
doktrin Adam Smith pada 2 abad siilam
b. Charles Babbage
Babbage (1832) dari Inggris yang telah mengembangkan sistem
pembagian tugas yang telah diartikulasikan pertama kali oleh Adam
Smith.Babbage menambahkan beberapa keuntungan dengan sistem
pembagian tugas, yang telah dikemukkan oleh Adam Smith. Selain
keterampilan, menghemat waktu yang terkadang sering disia-siakan
terbuang ketika penggantian tugas satu ke tugas yang lain.
c. Robert Owen (1825)
Robert Owen adalah orang penting dan berjasa dalam sejarah
perilaku organisasi karena ia adalah seorang insdustrialis pertama yang
mengingatkan bagaimana sistem pabrik yang sedang tumbuh dan
berkembang telah merendahkan para pekerja. Ia menolak praktik-
praktik kekerasan yang ia lihat di pabrik-pabrik, seperti anak yang
bekerja di bawah umur 10 tahun, 13 jam dkerja tiap hari dengan kondisi
kerja yang menyedihkan.
Owen menjadi seorang reformer, ia mencek para pemilik pabrik
yang memperlakukan peralatan lebih baik dibandingkan dengan para

15
karyawannya, ia mengkritik mereka yang membeli mesin dengan harga
mahal sementara membayar para pekerja yang menjalankan mesin
tersebut dengan harga sangat murah.

16
Owen mengatakan bahwa mempergunakan uang untuk
meningkatkan para pekerja merupakan salah satu investasi terbaik yang
menjadi pilihan para eksekutif bisnis, ia mengklaim bahwa
memperlihatkan consern kepada para karyawan akan sangat
menguntungkan kesengsaraan manusia. Untuk ukuran zaman Owen ia
tentu sangat idealis tapi seratus tahun setelah tahun 1825 ditetapkan
jam kerja untuk semua, undang-undang perburuhan anak, pendidikan
untuk umum, perusahaan memberikabn makan pada waktu kerja.
2. Masa Masa Klasik.
a. Frederick Winslow Taylor
Taylor adalah insinyur mesin yang bekerja di perusahaan Midvale
dan Bethlehem Stell di Pennsylvania. Berdasarkan pengamatannya
mengenai metode kerja pada saat itu, bahwa hasil kerja para pekerja kira-
kira hanya sepertiga dari yang sebetulnya dapat dihasilkan. Ia berusaha
memperbaiki situasi tersebut dengan menggunakan metode ilmiah terhadap
tugas-tugas di dalam pabrik. Keinginannya untuk mendapatkan suatu cara
terbaik tentang bagaimana setiap pekerjaan harus dilaksanakan merupakan
bagian dari apa yang sekarang kita kenal sebagai masalah desain pekerjaan.

Setelah melakukan percobaan selama beberapa tahun lamanya


dengan para pekerja, ia mengusulkan empat prinsip scientific management,
yang akan menghasilkan kenaikan yang berarti dalam produktivitas:

a) Penggantian metode kira-kira untuk menentukan setiap elemen dari


pekerjaaan seorang pekerja yang ditentukan secara ilmiah.
b) Seleksi dan pelatihan para pekerja secara ilmiah
c) Kerja sama antara manajemen dan buruh untuk menyelesaikan
tujuan pekerjaan, yang sesuai dengan metode ilmiah.
d) Pembagian tanggung jawab yang lebih merata di antara manajer
dan para pekerja, yaitu pihak pertama sebagai perencana dan

17
supervisi, sedangkan yang kedua sebagai pelaksana.

18
Jika ditinjau kembali, kita mengetahui bahwa fokus pemikiran
Taylor hanya terbatas mengenai organisasi. Ia hanya melihat
pengorganisasian pekerjaan pada tingkat yang paling bawah dari organisasi
sesuai dengan pekerjaan manajerial dari seorang supervisi. Walaupun
berfokus pada segmen yang terbatas dari aktivitas organisasi, ia telah
merenovasi pekerjaan seorang manajer. Ia memperlihatkan dengan jelas
bahwa para manajer harus mempelajari dengan hati-hati cara terbaik untuk
melaksanakan suatu pekerjaan untuk memaksimalkan efisiensi. Manajer
memiliki tanggung jawab untuk secara eksplisit menyeleksi, melatih, dan
memotivasi para pekerja guna memastikan bahwa cara yang mereka ikuti
adalah yang terbaik.

b. Henry Fayol

Pada saat Taylor menuliskan hasil penelitiannya mengenai


manajemen pabrik di Amerika Serikat, Henry Fayol, orang Perancis,
mengkonsolidasikan prinsip-prinsip organisasinya. Meskipun mereka
menulis pada waktu yang bersamaan, fokus dari Taylor dan Fayol cukup
berbeda. Henry Fayol menerbitkan bukunya yang terkenal yakni
Administrasi Industri dan Umum (General and Industrial Administration)
pada tahun 1919 dan secara cepat pula bisa mempengaruhi pemikiran
manajemen di Eropa.

Ide-ide Taylor didasarkan atas penelitian ilmiah, sedangka Fayol


menulis atas dasar pengalamannya bertahun-tahun sebagai seorang praktisi
eksekutif. Fayol mencoba mengembangkan prinsip-prinsip umum yang
dapat diaplikasikan pada semua manajer dari semua tingkatan organisasi,
dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer.

Sedangkan Taylor memusatkan perhatian pada tingkat yang paling


rendah dari organisasi manajemen, yaitu pada tingkat paling rendah dari

19
sebuah pabrik (shop level management). Fayol mengusulkan empat
belas

20
prinsip organisasi yang meskipun kurang keuniversalannya, diikuti
secara luas oleh para manajer dewasa.

D. JENIS JENIS BUDAYA ORGANISASI

Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) bahwa secara umum terdapat tiga
(3) jenis budaya organisasi yaitu:

1. Budaya konstruktif

Budaya kontruktif adalah budaya dimana para karyawan didorong


untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengajarkan tugas dan proyeknya
dengan cara yang membantu mereka dalam memuaskan kebutuhannya
untuk tumbuh dan berkembang. Tipe budaya ini mendukung keyakinan
normatif yang herhubungan dengan pencapaian tujuan aktualisasi diri,
penghargaan yang manusiawi dan persatuan.

2. Budaya pasif-defensif
Budaya pasif defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan
bahwa karyawan berinteraksi dengan karyawan lain dengan cara yang tidak
mengancam keamanan kerja sendiri. Budaya ini mendorong keyakinan
normatif yang berhubungan dengan persetujuan, konvensional.
ketergantungan, dan penghidupan.
3. Budaya agresif
Budaya agresif - defensif mendorong karyawannya untuk
mengerjakan tugasnya dengan kerja keras untuk melindungi keamanan
kerja dan status mereka. Tipe budaya ini lebih bercirikan keyakinan
normatif yang mencerminkan oposisi, kekuasaan, kompetitif dan
perfeksionis.
4. Budaya organisasi yang kuat
Budaya organisasi yang kuat adalah jenis budaya organisasi yang
21
mengacu pada kondisi di mana karyawan bisa menyesuaikan diri,
menghormati kebijakan organisasi, dan mematuhi semua pedoman

22
organisasi. Setiap anggota akan merasa sangat menikmati pekerjaannya dan
menganggap setiap pekerjaannya sebagai pengalaman baru dalam budaya
organisasi yang kuat. Artinya, mereka akan menerima peran dan tanggung
jawabnya di sebuah organisasi atau perusahaan dengan sepenuh hati atau
sukarela.

5. Budaya organisasi yang lemah


Budaya organisasi yang lemah adalah jenis budaya organisasi yang
setiap anggotanya menerima peran dan tanggung jawabnya hanya karena
rasa takut pada pimpinan. Mereka takut dengan segala macam kebijakan
organisasi, sehingga mereka lebih menganggap organisasi sebagai platform
untuk mencuri penghasilan. Tapi, mereka juga tidak merasa terikat dengan
organisasi atau perusahaan tersebut.

Jenis-jenis Budaya Organisasi Menurut Ahli

Menurut Noe dan Mondy (1996), budaya organisasi juga terbagi menjadi
dua tipe, antara lain:

1. Budaya organisasi yang terbuka dan partisipatif


Budaya organisasi yang terbuka dan partisipatif ditandai dengan adanya
pencapaian tujuan yang lebih tinggi dan rasa saling percaya pada bawahan atau
anggota organisasi.

Budaya organisasi yang terbuka dan partisipatif juga memiliki sifat


komunikasi yang lebih terbuka, kepemimpinan yang suportif dan perhatian,
penyelesaian masalah bersama, otonomi pekerja, serta berbagai segala
informasi.

2. Budaya organisasi yang tertutup dan otokratis


Budaya organisasi yang tertutup dan otokratis ditandai dengan adanya
pencapaian tujuan yang tinggi, tetapi tidak didukung dengan rasa saling
23
percaya. Maksudnya, pencapaian tujuan dari organisasi ini lebih
dipaksakan oleh

24
pemimpin ke anggotanya. Bahkan, budaya organisasi yang tertutup ini juga
memiliki sifat kepemimpinan otokrasi yang kuat

Meskipun sebuah organisasi dapat menampilkan satu tipe budaya


organisasi secara menonjol, ia tetap dapat menunjukkan keyakinan normatif dan
karakteristik yang lain. Riset menunjukan bahwa organisasi dapat memiliki sub
budaya fungsional, sub budaya hierarkis berdasarkan posisi seseorang dalam
organisasi, sub budaya geografis, sub budaya pekerjaan berdasarkan pada gelar
atau posisi seseorang, sub budaya sosial yang diambil dari aktivitas sosial seperti
budaya liga bowling atau golf dan budaya berlawanan (Kreitner dan Kinicki, 2003

E. TINGKATAN BUDAYA ORGANISASI

Dalam mempelajari budaya organisasi ada beberapa tingkatan budaya


dalam sebuah organisasi dari yang terlihat dalam perilaku (puncak) sampai pada
yang tersembunyi. Schein (dalam Mohyi 1996: 85) mengklasifikasikan budaya
organisasi dalam tiga kelas, antara lain :
1. Artefak
Artefak merupakan aspek-aspek budaya yang terlihat. Artefak lisan,
perilaku, dan fisik dalam manifestasi nyata dari budaya organisasi.

2. Nilai-nilai yang mendukung


Nilai adalah dasar titik berangka evaluasi yag dipergunakan anggota
organisasi untuk menilai organisasi, perbuatan, situasi dan hal-hal lain yag ada
dalam organisasi.
3. Asumsi dasar
Adalah keyakinan yang dimiliki anggota organisasi tentang diri mereka
sendiri, tentang orang lain dan hubungan mereka dengan orang lain serta
hakekat organisasi mereka.

Sementara Lundberg (dalam Mohyi, 1999:196) dalam studinya yang


melanjutkan penelitian (pendapat) Schein dan menjadikan tingkatan budaya

25
organisasi sebagai topik utama mengklasifikasikan budaya organisasi dalam
empat kelas, yaitu:

1. Artefak
Artefak merupakan aspek-aspek budaya yang terlihat. Artefak lisan,
perilaku, dan fisik dalam manifestasi nyata dari budaya organisasi.
2. Perspektif
Perspektif adalah aturan-aturan dan norma yag dapat diaplikasikan
dalam konteks tertentu, misalnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi, cara anggota organisasi mendefinisikan situasi-siatuasi yang muncul.
Biasanya anggota menyadari perspektif ini.
3. Nilai
Nilai ini lebih abstrak dibanding perspektif, walaupun sering
diungkap dalam filsafat organisasi dalam menjalankan misinya.
4. Asumsi
Asumsi ini seringkali tidak disadari lebih dalam dari artefak,
perspektif dan nilai.

26
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Perilaku organisasi saat ini
merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada
umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas
yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti
Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi
praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global
ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja
bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikritik
sebagai suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-
kapitalis.
Setiap organisasi mempunyai budaya yang berbeda-beda. Tidak aka nada
dua organisasi yang mempunyai budaya yang sama persis. Ini biasanya sangat
berpengaruh pada siapa pendirinya.

B. SARAN

Sebagai penulis kami menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kata
sempurna,untuk itu kami sangat menerima kritikan untuk memperbaiki makalah
kami ini demi kesempurnaan makalah kami berikutnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta:


Salemba Empat, 2016)

Suprapto,dkk. Budaya Sekolah dan Mutu Pendidikan,(PT.PENACITRA SATRIA


Jakarta: 2008).

Setiati Widihastuti, Pendidikan kewarganegaraan SD/MI Kelas V, (PT. Pustaka


Insan Madina Jakarta :2008).
Ahmar Nur alam dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas v,
(Erlangga Jakarta :2000).

Siswanto dan Agus Sucipto. "Teori dan perilaku Organisasi". Malang: UIN-
Malang Press, 2008.

Sopiah. "Perilaku Organisasional". Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008.

28

Anda mungkin juga menyukai