Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BUDAYA ORGANISASI

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi)


Dosen Pengampu : Dr. H. Suhermanudin,S.H., M.Si

Disusun oleh :

Ketua : Sefhia Dwi Aprilia (41152010200206)


Anggota: Febri Gunawan Saputra (41152015200173)
Neng Ai’ni Amelia Sari (41152010200152)
Rezki Gustina (41152010200093)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis sangat bersyukur mampu menyelesaikan makalah ini walaupun dalam proses
pengerjaannya. Dengan kerja sama atas kesabaran dan bantuan semua pihak anggota
kelompok, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban penulis sebagai
seorang mahasiswa.
Makalah yang berjudul “Budaya Organisasi” ini membahas budaya organisasi serta
mendeskripsikan bagaimana budaya organisasi.Penulisan makalah ini bertujuan sebagai salah
satu syarat untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Perilaku Organisasi. Penulis
menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang telah
memberikan dukungan serta bantuan moril maupun materil, yang diberikan secara langsung
maupun tidak langsung.

Maka, melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada Dr. H. Suhermanudin, S.H., M.Si selaku dosen mata kuliah Perilaku
Organisasi yang mengarahkan penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekeliruan, kekurangan,
dan kesalahan. Untuk itu penulis menerima kritik, saran, dan petunjuk yang bersifat
membangun. Semoga makalah ini berguna bagi penulis, dosen, mahasiswa lain, dan para
pembaca umumnya.

Bandung, juni 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................3
2.1 Pengertian Budaya Organisasi......................................................................................3
2.2 Teori-Teori Budaya Organisasi................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................... 5
3.1 Pengertian Budaya Organisasi.....................................................................................5
3.2 Tingkatan Budaya Organisasi.......................................................................................7
3.3 Elemen Budaya Organisasi..........................................................................................7
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................................9
4.1 Kesimpulan................................................................................................................... 9
4.2 Saran............................................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dipengaruhi oleh kebudayaan setempat, tempatnya bertempat tinggal. Misalnya,
seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga kelas menengah akan di didik
nilai-nilai,kepercayaan,dan perilaku-perilaku yang diharapkan, yang umum terjadi pada
keluarga dalam kelas tersebut. Kebudayaan merupakan cermin cara berpikir dan cara
bekerja manusia. Demikian juga yang terjadi dalam sejarah pertumbuhan suatu
organisasi. Ide yang menganggap organisasi-organisasi itu sebagai satuan-satuan budaya,
yang di dalamnya terdapat sebuah sistem yang dapat diartikan sama oleh setiap anggota
organisasi, adalah suatu feneomena yang masih relatif baru. Budaya organisasi dapat
membedakan antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lainnya.

Tidak bisa di pungkiri, setiap organisasi pasti akan selalu berusaha meningkatkan
kinerja pegawainya agar dapat mencapai tujuan yang lebih baik, dan agar dapat
memotivasi seluruh anggotanya untuk meningkatkan kinerja kerjanya. Demi
meningkatkan
kinerja pegawai, maka sering dilakukan pembenahan dan peningkatan sumber daya
manusia dari pegawainya. Namun seringkali kegiatan peningkatan kinerja dari pegawai
tidak mencapai hal yang diharapkan. Meskipun telah memiliki pegawai yang berkualitas,
belum tentu mampu memberikan hasil kerja yang baik bagi organisasi perusahaan jika
pegawai masih berada dalam lingkaran budaya organisasi dan kepemimpinan yang
kurang
mendukung.

Kinerja pegawai dapat ditentukan oleh keberhasilan budaya organisasi dan gaya
kepemimpinan perusahaan yang dimilikinya (Brahmasari, & Suprayetno, 2008;
Satyawati,
& Suartana, 2014; Putra, 2015; Noor, & Juhji, 2020). Budaya organisasi dapat diartikan
sebagai nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan
kewajibannya dan juga perilakunya di dalam suatu organisasi. Dari sisi fungsi, budaya
organisasi mempunyai beberapa fungsi salah satunya adalah mempermudah timbulnya
pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan individual
(Ariani, 2018). Budaya organisasi juga berkaitan erat dengan pemberdayaan karyawan
disuatu perusahaan. Semakin kuat budaya organisasi, semakin besar dorongan para
karyawan untuk maju bersama dengan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian budaya organisasi?
2. Tingkatan budaya organisasi?
3. Elemen budaya organisasi?

1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Bagi Penulis : Memenuhi tugas mata kuliah perilaku organisasi dan menambah wawasan
serta dapat memahami tentang Budaya Organisasi.

Bagi Pembaca : Makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan
ilmu pengetahuan tentang Materi Budaya Organisasi.

Tujuan pembuatan makalah ini yaitu :


1. Mengerti dan memahami maksud dari budaya organisasi.
2. Mengerti dan memahami tingkatan budaya organisasi.
3. Mengerti dan memahami elemen budaya organisasi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Budaya Organisasi


Budaya Organisasi merupakan sebuah karakteristik yang ada dan dijunjung tinggi
dalam sebuah organisasi ataupun kehidupan masyarakat sehari-hari, hal ini tidak terlepas dari
ikatan budaya yang diciptakan. Budaya organisasi berkaitan dengan norma perilaku (Ismail,
2018) dan nilai-nilai yang dipahami serta diterima oleh semua anggota organisasi dan
digunakan sebagai dasar dalam aturan perilaku dalam organisasi tersebut. Asal muasal
budaya organisasi bersumber dari pendirinya karena pendiri dari organisasi tersebut memiliki
pengaruh besar akan budaya awal organsiasi baik dalam hal kebiasaan atau ideology. Budaya
mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan. Budaya Organisasi
(Habudin) 25 pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak (Qohar,
& Rosyidi,2017).
Secara sederhana, budaya organisasi juga dapat diartikan bagaimana segala sesuatu
diselesaikan di tempat tersebut. Budaya dalam sebuah organisasi melibatkan sekumpulan
pengalaman, filosofi, pengalaman, ekspektasi dan juga nilai yang terkandung di dalamnya
yang nanti akan tercermin dalam perilaku anggota, mulai dari inner working, interaksi dengan
lingkungan di luar organisasi, sampai ekpsktasi di masa depan. Ada beberapa ahli yang
mengemukakan pendapatnya mengenai defenisi Budaya organisasi.
Budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan
oleh organisasi (Mujiasih, & Ratnaningsih, 2012) dimana hal itu menuntun perilaku dari
anggota organisasi itu sendiri. Sedangkan menurut Munandar dalam Samsudin (2013),
budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola
tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. Robbins
dalam Koesmono (2005) berpendapat bahwa budaya organisasi merupakan sebuah sistem
makna bersama yang dianut oleh masing-masing anggota yang membedakan sebuah
organisasi dengan organisasi yang lain. Kemudian, Lathans dalam Alisanda (2018)
berpendapat bahwa budaya organisasi merupakan sebuah norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi. Semua anggota organisasi akan berperilaku sesuai
dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya. Hodge, et al., dalam Ningsih
dan Setiawan (2019) memberi pengertian bahwa budaya organisasi adalah konstruksi dari
dua tingkat karakteristik, yaitu karakteristik organisasi yang ke-lihatan (observable) dan yang
tidak kelihatan (unoservable).
Schein, pengertian budaya organisasi menurut Schein adalah sebuah pola dari
berbagai asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan, atau dikembangkan oleh sebuah
kelompok dengan tujuan agar organisasi belajar mengatasi dan menganggulangi masalah-
masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan
dengan cukup baik. Dengan begitu, budaya organisasi harus diajarkan kepada semua anggota
baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan, dan merasakan berkenaan
dengan masalah-masalah tersebut. Dan menurut Mondy dan Noe (1996) Budaya Organisasi
adalah sistem dari shared values, keyakinan, dan kebiasaan yang ada pada sebuah organisasi
yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya.

Demikian dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah basic atau dasar
pendapat dan kepercayaan juga nilai praktek yang dimiliki bersama-sama oleh seluruh
civitas dalam suatu organisasi. Bagi perusahaan penerpan budaya organisasi dianggap perlu
karena budaya organisasi merupakan suatu prinsip bisnis dan tradisi yang dianut oleh seluruh

3
karyawan disuatu perusahaan atau organisasi yang menjadi sumber bergerak dan pola
perilaku karyawan sehingga dianggap sebagai salah satu pemicu kesuksesan sebuah
perusahaan dalam mewujudkan tujuannya.

2.2 Teori-Teori Budaya Organisasi


Sebuah teori komunikasi mengenai semua simbol komunikasi seperti tindakan,
rutinitas, dan percakapan dan makna yang dilekatkan pada simbol tersebut. Konteks
perusahaan, budaya organisasi dianggap sebagai salah satu strategi dari perusahaan dalam
meraih tujuan serta kekuasaan. Teori budaya organisasi ini memiliki beberapa asumsi dasar
yakni sebagai berikut: (a) anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan
perasaan yang dimiliki bersama akan suatu realitas organisasi, yang berakibat akan suatu
pemahaman yang lebih baik terhadap nilai-nilai sebuah organisasi. Inti dari asumsi ini adalah
nilai yang dimiliki organisasi. Nilai merupakan standard dan prinsip-prinsip yang terdapat
dalam sebuah budaya, (b) penggunaan dan interpretasi simbol yang sangat penting dalam
budaya organisasi, disaat seseorang memahami simbol tersebut, maka seseorang akan mampu
bertindak menurut budaya dari organisasinya, dan (c) budaya bervariasi dalam organisasi-
organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga bervariasi. Dimana
setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda-beda dan setiap individu dalam organisasi
tersebut memiliki penafsiran budaya dengan berbeda. Biasanya, perbedaan budaya dalam
organisasi justru menjadi kekuatan dari organisasi sejenis lainnya.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Budaya Organisasi


Pemahaman tentang budaya organisasi tentu tidak lepas dari konsep dasar tentang
budaya, yang merupakan salah satu terminologi dalam sosiologi. Menurut Edward
yang dikutip oleh Akdon, mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat.

Dari pengertian di atas, kita dapat berpijak pada dua kata kunci, yakni
“budi” dan “daya”. Budi artinya akal dan hati sebagai perwujudan dari daya yang
berarti karya, cipta dan karsa manusia.

Linda Smircich menyatakan bahwa ada dua pendapat berkaitan dengan budaya
organisasi. pendapat pertama berpandangan bahwa “organization is a culture”,
sehingga lebih menitikberatkan pada pentingnya penjelasan deskriptif atas sebuah
organisasi. Sedangkan pendapat yang kedua menganggap bahwa
“organization has a culture”, dengan begitu kubu ini lebih menekankan pada 1Hikmat,
“Manajemaen Pendidikan”, (Bandung: Pustaka Setia, 2011)
factor penyebab terjadinya budaya dalam organisasi dan implikasinya terhadap
organisasi tersebut. Menurut sobirin, pendapat kedua ini lebih tepat diterapkan
dalam kepentingan organisasi karena menitikberatkan pada pentingnya budaya
sebagai variabel yang dapat mempengaruhi efektivitas organisasi.

Dalam organisasi terdapat budaya organisasi, budaya organisasi mengacu


pada sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang
membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya.

Sedangkan menurut Robbins yang dikutip oleh Siswanto dan Sucipto,


mendefinisikan budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang didukung oleh
organisasi atau falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap
pegawai dan pelanggan, atau cara pekerjaan dilakukan di tempat kerja, atau
asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi.

Sistem nilai, norma, aturan, falsafah, kepercayaan dan sikap, kesemunya


dianut bersama oleh para anggota dan akan berpengaruh terhadap para pekerja
pola manajemen organisasi. Budaya organisasi tercermin pada pola piker,
berbicara dan perilaku yang konsisten pada para anggota.
Budaya organisasi tiak dapat dilihat oleh mata, tapi bisa dirasakan melalui
perilaku para anggota atau cara berpikir, merasa, menanggapi dan menuntut para
anggota organisasi dalam mengambil keputusanataupun dalam kegiatan lainnya.

Dengan demikian, budaya organisasi dapat diartikan sebagai nilai, norma,


aturan, falsafah, dan kepercayaan yang diyakini oleh sebuah organisasi yang
tercermin dala pola pikir dan perilaku para anggota organisasi.Budaya organisasi
merupakan sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi. Sehingga
budaya organisasi sering disebut dengan sistem bersama.

5
Ada tujuh karakteristik utama budaya organisasi, yakni:
a. Inovasi dan keberanian mengambil resiko, dalam hal ini terkait sejauhmana
anggota didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
b. Perhatian pada hal-hal rinci, yakni anggota diharapkan menjalankan presisi,
analisis, dan perhatian pada hal-hal kecil.
c. Orientasi hasil adalah tentang sejauh manajemen berfokus pada hasil
dibandingkan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut
d. Orientasi orang, terkait sejauh mana keputusan-keputusan manajemen
mempertimbangkan efek dari hasil tersebut terhadap orang yang ada dalam
organisasi.
e. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan keraj organisasi pada tim ketimbang
pada individu.
f. Keagresifan. Terkait sejauh mana orang bersifat agresif dan kompetitif
ketimbang santai.
g. Stabilits. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan
dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.

Menurut Luthans dalam Sopiah menyebutkan sejumlah karakteristik penting


dari budaya organisasi, meliputi:

a. Aturan-aturan perilaku, yakni bahasa, termonologi dan ritual yang biasa


dipergunakan oleh anggota organisasi.
b. Norma adalah standard perilaku yang meliputi petunjuk bagaimana
melakukan sesuatu.
c. Nilai-nilai dominan yakni niali utama yang diharapkan ari organisasi untuk
dikerjakan oleh para anggota, misalnya tingginya kualitas produk, rendahnya
tingkat absensi, dan lain-lain.
d. Filosofi terkait kebijakan yang dipercaya organisasi tentang hal-hal yang
disukai para karyawan dan pelanggannya.
e. Peraturan-peraturan yang tegas dari organisasi.
f. Iklim organisasi yakni keseluruhan perasaan yang meliputi hal-hal fisik,
bagaimana para anggota berintraksi dan bagaimana para anggota
mengendalikan diri dalam berelasi dengan pelanggan.

Menurut Jeffrey, dalam konteks budaya organisasi, terdapat tipologi budaya


yang erat hubungannya dengan karakteristik budaya organiasi. Yaitu:
a. Tipe akademi, yaitu suatu akademi adalah tempat untuk pemanjat ajek
(steady) yang ingin menguasai pekerjaan baru yang diterimanya. Perusahaan
ini suka merekrut para lulusan muda universitas, member mereka banyak
platihan istimewa, kemudian dengan seksama mengarahkan mereka melalui
ribuan pekerjaan khusus dalam fungsi tertentu.
b. Tipe kelab. Menurut Sonnenfield, kelab menaruh nilai tinggi pada kecocokan
dalam system kesetiaan dan pada komitmen. Senoiritas merupakan kunci.
c. Tipe bisbol, memandang bahwa organisasi adalah pelabuhan yang
diorientasikan pada wiraswasta bagi para pengambil risiko dan innovator.
Dengan mencari orang-orang yang berbakat dari segala usia dan pengalaman
untuk dipekerjakan, dan setiap hasil akan mendapat upah. Insentif tinggi
ditawarkan bagi yang mampu melaksanakan tugas engan hasil yang maksimal
pula.

6
d. Tipe benteng. Tipe ini lebih berorientasi pada upaya mempertahankan
stabilitas dan keamanan eksistensi organisasi. Organisasi ini lebih kuat
disbanding dengan organisasi lainnya.

3.2 Tingkatan Budaya Organisasi

Dalam mempelajari budaya organisasi ada beberapa tingkatan organisasi.


Menurut Schein, apabila disusun dalam suatu skema bertingkat, maka topik suatu
tingkatan budaya tersebut tersusun dari puncak sebagai berikut:
a. Artefak, pada tingkat ini budaya bersifat kasat mata, seringkali tidak dapat
diartikan,misalnya lingkungan fisik organisasi, teknologi dan cara berpakaian.
b. Nilai, hal ini sulit diamati secara langsung sehingga menyimpulkannya sering
diperlukan wawancara dengan anggota organisasi yang mempunyai posisi
kunci atau menganalisis dokumen. Selin itu, nilai meupakan titik kerangka
evaluasi yang dipergnakan anggota untuk menilai organisasi.
c. Asumsi dasar, merupakan keyakinan yang dimiliki anggota organisasi tentang
diri mereka sendiri, tentang orang lain dan tentang hubungan mereka dengan
orang lain, serta tentang hakikat organisasi mereka.

3.3 Elemen Budaya Organisasi

Sacara umum, elemen organisasi dapat dibagi menjadi dua, yakni yang
bersifat idealistic merupakan elemen yang menjadi idiologi organisasi yang tidak
mudah berubah. Elemen ini biasanya tidak tampak dipermukaan, hanya orang-
orang tertentu yang menyadarinya. Biasanya dipengaruhi oleh pendiri orgnisasi.
Idiologi pendiri orgnisasi akan sangat mempengaruhi arah organisasi. Idiologi
organisasi biasanya tercermn dalam visi dan misi.

Elemen yang lain adalah elemen behavioral, yang mana elemen ini merupakann elemen yang
kasat mata, yakni berupa perilaku sehari-hari anggota organisasi dan bentuk lain seperti
desain dan arsitektur organisasi. Sebagaimana yang disebutkan oleh Hofstede, ia menyebut
sebagai praktik-praktik manajemen. Dengan berbagai pertanyaan seperti bagaimana perilaku
manaajemen? Apakah berorientasi pada proses atau hasil? Apakah peduli pada karyawan?

Dalam lingkungan kehidupan, manusia dipengaruhi oleh budaya di mana


dia berada, seperti nilai-nilai, keyakinan, perilaku social. Hal yang sama juga
terjadi pada anggota sebuah organisasi, dengan segala nilai, keyakinan dan
perilakunya di dalam organisasi yang kemudian menciptakan budaya dalam
organisasi. Dengan demikian, bahwa budaya sebuah perusahaan atau organisasi
pada dasarnya mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota
organisasi yang masih didomonasi oleh pendiri. Budaya dapat berperan sebagai
sarana komunikasi pendiri kepada para anggota. Budaya organisasi memiliki kegunaan
sebagai:
a. Pembeda dengan organisasi lainnya.
b. Identitas anggota sebuah organisasi.
c. Komitmen anggota di atas kepentingan bersama.
d. Perekat sosial dengan menyediakan standar yang anggota harus lakukan dan
katakan.
e. Mekanisme kontrol yang membentuk perilaku anggota.

7
Budaya organisasi berpengruh pada perilaku anggota atau individu serta
kelompok di dalam suatu organisasi. Selain itu, terkait dengan perilaku akan

mempengaruhi prestasi sekaligus akan berpengaruh pada efektif-tidaknya


pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian budaya organisasi mempengaruhi
efektifitas organisasi.

Budaya dalam organisasi bisa kuat dan juga bisa lemah. Budaya organisasi
dikatakan kuat apabila nilai- nilai organisasi dipegang teguh dan dijunjung
bersama.kultur yang kuat akan memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku
anggota, karena kadar kebersamaan dan intensitas yang tinggi menciptakan
suasana internal berupa perilau yang tinggi.15 Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa budaya organisasi yang kuat apabila nilai, sikap dan kepercayaan bersama
diphami, dipegang teguh, sehingga terjalin kebersamaan. Namun sebaliknya,
budaya yang lemah tercermin pada kuangnya komitmen para anggota terhjadap
nilai-nilai, kepecayaan dan skap bersama yang dilakukan atau disepakati.

8
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Budaya organisasi dapat diartikan sebagai nilai, norma,
aturan, falsafah, dan kepercayaan yang diyakini oleh sebuah organisasi yang
tercermin dala pola pikir dan perilaku para anggota organisasi.
Dalam mempelajari budaya organisasi ada beberapa tingkatan organisasi.
Menurut Schein, apabila disusun dalam suatu skema bertingkat yaitu artefak,nilai dan asumsi
dasar.
Elemen organisasi dapat dibagi menjadi dua, yakni yang
bersifat idealistic merupakan elemen yang menjadi idiologi organisasi yang tidak
mudah berubah.
Elemen yang lain adalah elemen behavioral, yang mana elemen ini merupakann
elemen yang kasat mata, yakni berupa perilaku sehari-hari anggota organisasi dan bentuk lain
seperti desain dan arsitektur organisasi

4.2 Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk memperoleh
informasi mengenai budaya organisasi. Namun kami sadar bahwa dalam makalah ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu masukan serta saran dari para pembaca
sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai