Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Teori, Perilaku, dan Budaya
Organisasi
Dosen Pengampu;
Disusun oleh:
MPI-B/VI
Kelompok 4
Sandra Herliyani Nur Imani 1172010073
Yushi Arifah 11720100
i
mekanisme diataranya: Pendekatan pada Manusia, Proses Perubahan, Agen
Perubahan, dan penelitian.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Budaya Dan Pengembangan Organisasi”.
Tujuan dari pada makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr.
Wahyu Hidayat, M.A. mata kuliah Teori, Perilaku, dan Budaya Organisasi. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.
Kelompok 11
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Makalah.........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Pengertian Budaya Pengembangan Organisasi.........................................3
B. Komponen Budaya Pada Suatu Organisasi...............................................8
C. Mekanisme Pengembangan Organisasi...................................................11
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................15
B. Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam materi
ini sebagai batasan dalam pembahasan. Beberapa masalah tersebut antara lain :
1
2. Apa saja komponen budaya pada suatu organisasi?
3. Bagaimana mekanisme pengembangan organisasi?
C. Tujuan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Budaya
Oleh karena itu budaya perlu diajarkan dan diwariskan kepada angota-
anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan dan merasakan
terkait degan masalah-masalah tersebut.
3
sesuai dengan terminologi mereka, yang kemudian akan saling dipertukarkan
untuk menjadi budaya dalam organisasi. Ketiga, budaya organisasi adalah suatu
gambaran tentang bagaimana para anggota mempersepsikan organisasi menurut
mereka, bukan hanya berkaitan dengan hasil evaluasi
Budaya organisasi itu merupakan bentuk keyakinan, nilai, cara yang bisa
dipelajari untuk mengatasi dan hidup dalam organisasi, budaya organisasi itu
cenderung untuk diwujudkan oleh anggota organisasi (Brown, 1998: 34).
Robbins, (2003: 525) menjelaskan budaya organisasi merupakan suatu system
nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi, sehingga hal yang
sedemikian tersebut bisa membedakan organisasi tersebut dengan organisasi
lainnya. System nilai tersebut dibangun oleh 7 karakteristik sebagai sari (essence)
dari budaya organisasi, 7 karakteristik tersebut adalah:
4
c. Orientasi hasil (Outcome orientation). Tingkatan dimana manajemen
memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang
digunakan untuk mencapai hasil.
d. Orientasi pada manusia (People orientation). Suatu tingkatan dimana
keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang
anggota organisasi itu.
e. Orientasi tim (Team orientation). Suatu tingkatan dimana kegiatan kerja
diorganisir di sekitar tim-tim, bukannya individu-individu.
f. Keagresifan (Aggressiveness). Suatu tingkatan dimana orang-orang
(anggota organisasi) itu memiliki sifat agresif dan kompetitif dan
bukannya santai-santai.
g. Stabilitas (Stability). Suatu tingkatan dimana kegiatan organisasi
menekankan di pertahankannya status quo daripada pertumbuhan.
Untuk itu perlu ada indikator sebagai suatu alat analisis. Cameron 1999,
menyampaikan dua dimensi utama budaya organisasi, yaitu : (i). Flexibility and
Discreation (People) dan Stability and Contol (Process); dan (ii). External focus
and Differentiation (Strategyc) dan Internal Focus and Integration (operational).
Pertama, dimensi ini memandang bahwa organisasi dikatakan efektif bila mampu
untuk melakukan perubahan dan dapat beradaptasi serta bersifat organik. Disisi
lain organisasi dipandang efektif jika mereka stabil dapat diramalkan dan
mekanistik. Kedua, dimensi ini dipandang efektif bila memiliki karakteristik
keharmonisan internal. Disisi lain organisasi dipandang efektif jika mereka fokus
berinteraksi dan berkompetisi dengan pihak luar dari batasan organisasinya.
5
b. The Market Culture, jenis organisasi ini diorientasikan menuju lingkungan
eksternal daripada internal. Fokusnya pada transasksi dengan konstituante
ekternal mencakup pemasok, pelanggan, kontraktor, pemegang lisensi.
c. The Clan Culture; jenis organisasi ini mirip dengan keluarga besar. Nilai
dan tujuan yang dibagi, kesatupaduan, kepribadian, partisipatif, dan rasa
kebersamaan yang diserap. Karakteristikny adalah kerja tim, program
keterlibatan pegawai, dan komitmen institusi pada pegawai.
d. The Adhocracy Culture, Asumsi jenis organisasi ini memandang bahwa
inovatif dan memelopori inisiatif adalah membawa sukses organisasi ini,
terutama dalam mengembangkan produk atau program baru dan jasa baru.
3. Pengembangan Organisasi
6
Tuntutan kebutuhan perubahan hendaknya tidak dipandang sebagai
tekanan yang menimbulkan ketegangan ataupun gejolak yang membahayakan.
Jika organisasi ingin tetap hidup maka organisasi harus tetap berinteraksi terhadap
perubahan situasi. Atas dasar tersebut, maka setiap organisasi akan melakukan
pilihan perubahan baik dalam perspektif sistem, orang, organisasi maupun budaya
hendaknya mengacu pada model perubahan yang direncanakan (Cummings,
2005). Model Umum perubahan tersebut dilakukan melalui beberapa tahap
sebagai berikut:
7
d. Evaluasi dan melembagakan perubahan.
a. Nilai-Nilai
Adalah konsep abstrak mengenai hal-hal yang sangat penting dan bernilai
dalam kehidupan manusia. Nilai-nilai merupakan dasar budaya perusahaan. Suatu
budaya yang produktif perlu didukung oleh nilai-nilai yang mampu mengubah
perilaku anggotanya menjadi lebih produktif.
Contoh, nilai-nilai pelayanan dan integritas merupakan suatu konsep yang wujud
perilakunya dapat memberikan nilai tambah bagi loyalitas pelanggan perusahaan.
b. Norma
Adalah aturan sebagai panduan dan pengendali tingkah laku yang diterima
oleh anggota kelompok. Norma berfungsi sebagai kaidah atau ukuran yang
dipakai untuk menilai atau memperbandingkan sesuatu. Untuk mendorong
perubahan budaya perusahaan agar lebih produktif melalui perubahan norma,
maka pimpinan perlu membuat suatu standar minimum perilaku atau kinerja yang
8
tinggi yang dapat diterima, supaya menjadi norma-norma baru perilaku/kinerja
karyawan.
Contoh, dalam suatu perusahaan ketika seorang karyawan yang terlambat 10
menit dibiarkan sedangkan yang terlambat 15 menit diberi teguran, maka
terlambat sebelum 15 menit menjadi ukuran norma bagi orang-orang yang
terlambat.
c. Kepercayaan
Adalah keyakinan pada sesuatu hal yang dianggap sebagai kebenaran.
Karena kepercayaan merupakan suatu sikap, maka kepercayaan tidak selalu benar.
Untuk mendorong perubahan budaya perusahaan agar lebih produktif melalui
perubahan kepercayaan, maka pimpinan perusahaan perlu membongkar
kepercayaan lama dan mewujudkan terobosan-terobosan kinerja. Kepercayaan
baru dengan standar kinerja yang lebih tinggi diperkuat dengan pemberian
penghargaan dan hukuman.
Contoh, kepercayaan bahwa tidak mungkin melipatgandakan pendapatan
perusahaan 100% dalam setahun, dapat diubah apabila pimpinan perusahaan
bersama seluruh karyawan mampu mewujudkannya berturut-turut dalam dua
tahun.
d. Symbol
Adalah sesuatu yang mewakili keyakinan, ide, proses atau gambaran fisik.
Tujuan penggunaan symbol perusahaan berupa slogan, cerita, logo, pakaian kerja
hingga rancangan gedung dan interior ruangan. Manfaat symbol bagi suatu
perusahaan yaitu memberikan identitas dan kebanggan kepada karyawan. Untuk
mengubah budaya perusahaan melaui symbol, maka pimpinan perusahaan perlu
mengganti symbol lama dan menggunakan symbol baru yang melambangkan era
baru atau identitas baru.
Contoh, untuk mengubah suatu perusahaan yang memiliki budaya
birokratis menjadi kreatif yaitu dengan menghilangkan kewajiban memakai
seragam pada aturan perusahaan.
e. Aturan
9
Pernyataan seseorang atau suatu lembaga dengan otoritas yang
mengharuskan sesuatu hal dilakukan atau tidak boleh dilakukan dalam suatu
situasi. Aturan bersifat eksplisit dan umumnya dibuat tertulis atau
dikomunikasikan. Aturan perusahaan berpengaruh pada budaya perusahaan
Karena mempengaruhi perilaku karyawan.
Kode etik yaitu pola aturan, tata cara dan pedoman etis dalam melakukan
suatu kegiatan atau pekerjaan. Tujuan kode etik yaitu agar professional
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau pelanggannya. Adanya
kode etik akan melindungi stakeholder perusahaan misalnya pemegang saham dan
pelanggan, dari perbuatan insan perusahaan yang tidak professional.
Contoh, pedoman perilaku PT Jamsostek (Persero) untuk nilai integritas
yaitu insan Jamsostek harus dapat dipercaya, sehingga selalu menunjukkan
komitmen, berani mengemukakan pendapat secara jujur dan ralistis serta selalu
bersikap terbuka.
g. Motivasi
Teori motivasi merupakan konsep yang bersifat memberikan penjelasan
tentang kebutuhan dan keinginan seseorang serta menunjukkan arah tindakannya.
Motivasi seseorang berasal dari interen dan eksteren. Herpen et al. (2002); hasil
penelitiannya mengatakan bahwa motivasi seseorang berupa intrinsik dan
ekstrinsik Sedangkan Gacther and falk (2000), Kinman and Russel (2001);
Motivasi intrinsik dan ekstrinsik sesuatu yang sama-sama mempengaruhi tugas
seseorang. Kombinasi insentive intrinsik dan ekstrinsik merupakan kesepakatan
yang ditetapkan dan berhubungan dengan psikologi seseorang.
h. Kepuasan Kerja
10
Ada dua kata yaitu kepuasan dan kerja. Kepuasan adalah sesuatu perasaan
yang dialami oleh seseorang dimana apa yang diharapkan telah terpenuhi atau
bahkan apa yang diterima melebihi apa yang diharapkan, sedangkan kerja
merupakan usaha seseoranguntuk mencapai tujuan dengan memperoleh
pendapatan atau kompensasi dari kontribusinya kepada tempat pekerjaannya.
Dole and Schroeder (2001); Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai
perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya, sedangkan
menurut Testa (1999)dan Locke (1983); Kepuasan kerja merupakan kegembiraan
atau pernyataan emosi yang positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan atau
pengalaman-pengalaman pekerjaan.
i. Kinerja
Seseorang akan selalu mendambakan penghargaan terhadap hasil
pekerjaanya dan mengharapkan imbalan yang adil. Penilaiaan kinerja perlu
dilakukan seobyektif mungkin karena akan memotivasi karyawan dalam
melakukan kgiatannya. Disamping itu pula penilaan kinerja dapat memberikan
informasi untuk kepentingan pemberian gaji, promosi dan melihat perilaku
karyawan.Waldman (1994); kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi
dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada
pada masing-masing individu dalam organisasi. Sedangkan menurut
Mangkunegara (2001:67); kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Cascio (1995:275) mengatakan bahwa kinerja merupakan prestasi karyawan dari
tugas-tuganya yang telah ditetapkan. Soeprihantono (1988 :7); mengatakan bahwa
kinerja merupakan
11
mengubah keseluruhan sistem dalam organisasi berdasarkan pengetahuan perilaku
dan membantu organisasi memecahkan permasalahan mereka sendiri.
1) Unfreezing
Proses perubahan pada tahap ini berusaha membangun
ketidakstabilan terhadap kenyamanan kondisi yang hendak diubah.
Unfreezing berhadapan dengan hambatan-hambatan perubahan. Terdapat
beberapa orang yang menolak berubah. Merupakan tanggung jawab
12
manajemen untuk menunjukkan kepada karyawan mengapa mereka perlu
berubah.
2) Changing
Pada tahap ini dilakukan proses pembelajaran dan melaksanakan
perubahan perilaku. Untuk memperoleh paradigm dan pengetahuan yang
baru, karyawan perusahaan membutuhkan proses pembelajaran melalui
pelatihan dan mengimplementasikannya secara langsung dalam pekerjaan
dan lingkungan kerja.
3) Refreezing
Pada tahap ini perusahaan membangun stabilitas terhadap norma
dan perilaku yang baru. Aplikasi karyawan terhadap perilaku dan keahlian
baru diperkuat dengan memberikan pemahaman, dorongan serta imbalan
dan hukuman sehingga perilaku tersebut terulang kembali pada situasi
yang sama
c. Agen Perubahan
Salah satu tugas agen perubahan yang sulit yaitu menciptakan suasana
yang aman untuk belajar dan berubah di tengah hambatan perubahan. Tanggung
jawab seorang agen perubahan yaitu:
13
5) Mendorong komunikasi terbuka pada organisasi internal maupun dengan
mitra eksternal
d. Penelitian
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya organisasi itu merupakan bentuk keyakinan, nilai, cara yang bisa
dipelajari untuk mengatasi dan hidup dalam organisasi, budaya organisasi itu
cenderung untuk diwujudkan oleh anggota organisasi. Pengembangan Organisasi
adalah suatu proses sadar dan terencana umtuk mengembangkan kemampuan
suatu organisasi, sehingga mencapai dan mempertahankan suatu tingkat optimum
prestasi yang diukur berdasarkan efisiensi, efektivitas, dan kesehatan.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Frost, P.J, et.al (1985) Organizational Culture. Sage Publication, Inc, London
Gibson & Ivanicevich & Donnely. (1996), Organisasi : Prilaku, struktur, Proses.
Penerjemah Adiarni, N. Binarupa Aksara, Jakarta
16