Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“INOVASI DAN KREATIVITAS”

Dosen Pengampu :

Suwaldiyana, S.E, MM

Oleh Kelompok 7 :

1. Twovindarista Permatasari (16311096)


2. Nanik Asifah (16311141)
3. Syahryan Habib (16311105)
4. Zuhro Araswati (16311138)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat


limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah
Makalah Budaya Organisasi dengan judul “Inovasi dan Kreativitas”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
tugas perkuliahan pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Gresik.
Dengan tersusunnya makalah ini kami berharap pada Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Budaya Organisasi berkenan meluangkan waktu untuk membina dan
membimbing pembuatan makalah yang ditugaskan kepada kelompok kami.Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Suwarno, S.E, M.Si selaku Dekan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Gresik.
2. Ibu Anita Handayani, S.E, M.SM selaku Ka Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik.
3. Bapak Suwaldiyana, S.E, MM selaku pembimbing Mata Kuliah Budaya Organisasi
yang dengan telaten dan sungguh-sungguh dalam menyampaikan materinya.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya.


Untuk itu dengan kerendahan hati kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian untuk menjadikan periksa dan kami berharap atas kritik dan saran,
guna perbaikan dalam penulisan makalah ini.
Gresik, 20 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................. i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.4. Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Inovasi dan Kreativitas…..……………………………………………... 3
2.2. Pengertian Inovasi......…........................................................................... 4
2.3. Jenis Inovasi……….................................................................................. 9
2.4. Berinovasi…….………………………………………………………… 10
2.5. Kreativitas...........……………………………………………………….. 10
2.6. Kreativitas Dalam Organisasi Belajar…………………..………………..10
2.7. Meningkatkan Kreativitas.......................……………………………….. 11
2.8. Mengetahui Model Pengukuran Kreativitas……….……………………..13
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .............................................................................................. 14
3.2. Saran ........................................................................................................ 14
Daftar Pustaka ................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring perubahan lingkungan bisnis yang semakin ketat, kreativitas
dan inovasi telah menjadi kegiatan yang utama dan rutin bagi perusahaan,
seperti halnya kegiatan pemasaran keuangan, SDM, dan lainya. Inovasi
memegang peranan penting dalam rangka meyelaraskan kepentingan
organisasi (visi, misi dan strategi ) dengan lingkungan eksternal
(pelanggan, masyarakat, dan lain-lain). Itulah sebabnya inovasi yang terus-
menerus kunci bagi keberhasilan dalam jangka panjang.
Heerwagen (dalam Bake, 2004) menyatakan bahwa meskipun
kreativitas dan inovasi merupakan konsep kembar yang terkait satu sama
lain, namun seringkali dikaji secara terpisah dengan menggunakan
metodologi dan model yang berbeda.
Meskipun pemisah tidak menguntungkan karena kreatifitas mewakili
aspek perubahan organisasi yang membuka kunci untuk memahami
fenomena perubahan, efektivitas dan kelangsungan hidup organisasi,
namun perlu melakukan pemisahan agar fokus pembahasan ini jelas dan
dapat menunjukan pebedaan karakteristik kreativitas dan inovasi.

4
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Inovasi dan Kreativitas?
2. Apa yang dimaksud dengan Inovasi?
3. Apa saja jenis inovasi?
4. Bagaimana cara berinovasi?
5. Apa yang dimaksud dengan Kreativitas?
6. Bagaimana kreativitas dalam organisasi belajar?
7. Bagaimana meningkatkan kreativitas?
8. Bagimana model pengukuran kreativitas?

1.3. Tujuan

1. Untuk Mengetahui apa itu Inovasi Dan Kreativitas ?


2. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Inovasi ?
3. Untuk Mengetahui Jenis Inovasi ?
4. Untuk Mengetahui bagaimana cara Berinovasi ?
5. Untuk Mengetahui apa itu Kreativitas ?
6. Untuk Mengetahui seperti apa Kreativitas Dalam Organisasi
Belajar ?
7. Untuk Mengetahui bagaimana cara Meningkatkan Kreativitas ?
8. Untuk Mengetahui Model Pengukuran Kreativitas ?

1.4. Manfaat
1. Mahasiswa paham dan mengerti tentang Inovasi dan kreativitas.
2. Mahasiswa paham dan mengerti jenis Inovasi.
3. Mahasiswa paham dan mengerti bagaimana cara berinovasi.
4. Mahasiswa paham dan mengerti seperti apa kreativitas dalam
organisasi belajar.
5. Mahasiswa paham dan mengerti bagaimana cara meningkatkan
kreativitas.
6. Mahasiswa paham dan mengerti Model pengukuran Kreativitas.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Inovasi dan Kreativitas


Seiring perubahan lingkungan bisnis yang semakin ketat, kreativitas
dan inovasi telah menjadi kegiatan yang utama dan rutin bagi perusahaan,
seperti halnya kegiatan pemasaran keuangan, SDM, dan lainya. Inovasi
memegang peranan penting dalam rangka meyelaraskan kepentingan
organisasi (visi, misi dan strategi ) dengan lingkungan eksternal
(pelanggan, masyarakat, dan lain-lain). Itulah sebabnya inovasi yang terus-
menerus kunci bagi keberhasilan dalam jangka panjang.
Heerwagen (dalam Bake, 2004) menyatakan bahwa meskipun
kreativitas dan inovasi merupakan konsep kembar yang terkait satu sama
lain, namun seringkali dikaji secara terpisah dengan menggunakan
metodologi dan model yang berbeda.
Meskipun pemisah tidak menguntungkan karena kreatifitas mewakili
aspek perubahan organisasi yang membuka kunci untuk memahami
fenomena perubahan, efektivitas dan kelangsungan hidup organisasi,
namun perlu melakukan pemisahan agar fokus pembahasan ini jelas dan
dapat menunjukan pebedaan karakteristik kreativitas dan inovasi. Yang
akan dilakukan agar mengarah pada inovasi yang berhasil yaitu :
1) Melahirkan gagasan.
2) Menyampaikan hal lain yang signifikan.
3) Menjual gagasan secara efektif.
4) Merencanakan proses perkembangan.
5) Mengatasi berbagai rintangan ( waktu, relevansi).

6
2.2. Pengertian Inovasi
Konsep inovasi akan berbeda pengertianya menurut prespektif dan
jenis organisasinya. Beberapa pakar menekankan inovasi pada segi
kebaruan, termasuk penilaian menjadi sesuatu yang baru dilakukan oleh
anggota organisasi.
Quinn (1996), menegaskan bahwa inovasi terdiri dari proses
teknologis, manajerial dan sosial, dimana gagasan atau konsep baru
pertama kali diperkenalkan untuk dipraktikan dalam satu kultur. Inovasi
disamakan dengan perbaikan-perbaikan dan perubahan-perubahan
mendasar namun bukan perubahan revolusioner (Merritt, 1984).
West (2000) inovasi adalah pengenalan cara baru yang lebih baik
dalam mengajarkan berbagai hal di tempat kerja. Perubahan tersebut
dianggap baru bagi seorang, kelompok , atau organisasi yang
memperkenalkanya.
Salah satu penentu utama inovasi adalah tantangan dalam lingkungan
organisasi, karena organisasi inovatif member tekanan kuat pada kualitas
dan dukungan managerial untuk inovasi dan sangat menentukan apabila
seluruh individu ingin mengembangkan dan mengimplementasikan ide
mengenai cara-cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal.
Daft (1992) memandang proses inovasi sebagai proses yang
melibatkan lima tahap , yaitu sebagai berikut :
1. Kebutuhan1: suatu kesenjangan kinerja dikenali dan alternative
inovasi dipertimbangkan.
2. Ide: suatu ide cara kerja baru yang lebih baik diketengahkan.
3. Adopsi: terjadi ketika para pembuat keputusan mendukung
implementasi ide yang diajukan.
4. Implementasi: terjadi ketika anggota organisasi mulai menggunakan
ide, teknik, atau proses, baru tersebut pada praktik, dalam pekerjaan
mereka.

7
5. Sumber-sumber: energy manusia dan kegiatan diperlukan untuk
menghasilkan perubahan.
Selanjutnya inovasi dapat dinilai dari besar kecilnya inovasi dan
pengaruh yang mungkin ditimbulkanya.Pemanfaatan peluang
inovatif secara sistematis dan bertujuan dimulai dari analisis sumber-
sumber peluang.
Akan tetapi, apa pun situasinya, para innovator harus
menganalisis semua sumber-sumber peluang yang ada. Sering kali
inovasi yang efektif adalah inovasi yang sederhana namun terfokus
dan bertujuan.
Kegagalan inovasi umumnya bersumber dari ketidakpedulian
anggota organisasi pada inovasi itu sendiri. Dengan hubungan
faktor-faktor ini, persoalan yang muncul ada tidaknya faktor-faktor
ini, persoalan yang muncul ada tidaknya visi diantara anggota
organisasi (termasuk pimpinan) untuk menempatkan inovasi sebagai
mesin pendorong kinerja organisasi. Organisasi gagal melakukan
inovasi karena memiliki pandangan yang kaku terhadap organisasi
sebagai entitas terpisahnya dari lingkungan.
Jadi, inovasi memiliki makna yang luas termasuk kreativitas.
Konsepsi, adopsi dan implementasi gagasan dan pelayanan baru.

2.3. Jenis Inovasi


Inovasi dapat mengarah pada perubahan produk atau jasa yang
ditawarkan perusahaan dan dapat pula mengarah pada perubahan dalam
cara membuat dan menyampaikan produk. Sebuah konsekuensi logis bila
produk baru tersebut memang belum pernah ada sebelumnya dan
menafaatkan teknologi yang berbeda dari yang sudah ada.
Apakah inovasi selalu terkait dengan teknologi ? Ya, karena teknologi
mangandung dua arti sekaligus (1) alat teknis yang dikembangkan untuk
memperbaiki keadaan sekeliling manusia (2) pengetahuan dalam
menggunakan peralatan dan mesin untuk mengerjakan tugas lebih efisien.

8
Oleh karena itu, sebuah inovasi tidak selalu diikuti dengan perubahan
kondisi fisik misalnya, cara produksi yang dilakukan di Jepang yang
dikenal “lean manufacturing”. Ini adalah cara baru yang banyak diadopsi
perusahaan-perusahaan di Barat dalam mengelola dan mengorganisasi
mesin-mesin inti dan tahapan proses produksi. Cara-cara lama yang telah
dipakai sejak Henry Ford berangsur diganti oleh Jepang ini.
Beberapa ahli menyebutkan inovasi yang bersifat intangible ini
sebagai administrasi atau inovasi manajerial. Selain ini (1994)
mendifinisikan inovasi teknik sebagai implementasi ide untuk suatu
kebijakan baru, rekrutmen karyawan, alokasi sumber daya,
menstrukturkan tugas, otoritas, dan balas jasa. Dalam sebuah penelitian,
inovasi teknikal yang menjadi objek adalah Apllication Advanced
Manufacturing (AMT), sedangkanAdvanced Cost Manajemen (ACM)
dijadikan objek dari inovasi administratif.
Perubahan dalam inovasi administratif tidak langsung terlihat namun
memengaruhi aktivitas kerjamen dasar dalam organisasi. Misalnya:
perubahan dalam kebijakan, aturan, tanggung jawab, proses adiministrasi,
atauaktivitas rutin organisasi.

2.4. Bagaimana Berinovasi


Tidak semua perusahaan melakukan inovasi dan tidak semua
inovasi sukses dipasaran. Dapat kah perusahaan merencanakan inovasi?
Perusahaan dapat merencanakan inovasi dilihat dari bagaimana sebuah
inovasi dalam industry dipandang. Setidak nya ada 3 pemikiran yang
menjelaskanhaltersebut.

Yang pertama, Aliran ekonomi klasik dan neoklasik dipandang


sebagai tindakan rasional individu sebagai agen ekonomi yang turut
memengaruhi keseimbangan permintaan dan penawaran pada tingkat
makro. Berbeda dengan ekonomi klasik, aliran neoklasik
mempertimbangkan pertumbuhan dinamis dengan memasukkan unsur
tindakan individu sebagai variable yang memengaruhi efisiensi produksi,

9
sehingga dapat dikatakan memengaruhi posisi dan bentuk kurva produksi.
Inovasi merupakan hal penting untuk memperoleh kekuatan monopoli dan
memperoleh keuntungan lebih dari normal.

Yang kedua, aliran ekonomi evolusioner, inovasi dilihat dengan


cara yang sama dengan aliran klasik dan neoklasik namun inovasi tidak
lagi dianggap sebagai faktor eksogen usnaun dimasukkan kedalam system
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dijelaskan sebagai proses dinamis yang
terjadi akibat adannya inovasi ilmiah & teknologi dan peran yang
dimainkan oleh entrepereneur. Inovasi terjadi menghasilkan ketidak
seimbangan yang mendorong individu dan organisasi terusber adaptasi
untuk bias bertahan hidup.

Yang ketiga, teori proses respons kompleks. Melihat pada


pengalaman sesungguhnya, proses inovasiyang terjadi tidak sepenuhnya
bisa diterangkan sepenuhnya oleh aliran ekonomi klasik dan aliran
ekonomi neoklasik. Menurut teori ini, inovasi terjadi setelah adanya
interaksi langsung antara satu orang dengan orang lain dalam bentuk
percakapan. Interkasi antara orang ini dapat dikatakan sebagai suatu proses
belajar, menginterpretasikenyataan, fakta, tanda-tanda di lapangan bukan
dengan kerangka asumsi dan keyakinan yang selama ini sudah ada.

2.5. Kreativitas

Kreativitas menyangkut akumulasi pengetahuan/informasi yang


telah dimiliki seorang individu dan kemampuannya, untuk
menggabungkan berbagai informasi tersebut sehingga terbentuk
pengetahuan baru.

David Campbell (1986) mendifinisikan kreativitas sebagai


kegiatan yang mendatangkan hasil, dengan ciri inovatif, berguna, dan
dapat dimengerti. Sedangkan menurut James R. Evan (1991) menyatakan
bahwa kreativitas adalah keterampilan untuk menentukan pertalian baru,

10
melihat subjek dari prespektif baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi
baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran.

Berbagai pengetahuan baru akan mampu dikembangkan oleh


seorang atau sekelompok yang bersifatunik, dan oleh karena itu suka
runtuk ditiru, dan bermuara pada pembentukan kompetensi inti yang
bersifat strategis, jelas merupakan peluang bagi pembentukan competitive
advantage pemilik kelompok tersebut.

West (2000) mengatakanbahwaciri-ciriindividu yang secara


konsisten kreatif adalah sebagai berikut:

1. Nilai-nilai intelektual dan artistik.


2. Ketertarikan pada kompelksitas.
3. Kepedulian pada pekerjaan dan pencapaian.
4. Ketekunan.
5. Pemikiran yang mandiri.
6. Otonom.
7. Kepercayaandiri.
8. Kesiapanmengambilresiko.
Studi kontempoter mengenai ini menunjukkan bahwa kebanyakan
orang hanya menggunakan kurangdari 1% dari kapasitas otak yang
dimiliki, dan menggunakan nya dengan cara yang tidak disukai oleh otak
mereka. Hal ini berarti bahwa untuk menjadikan organisasi kreatif tidak
diperlukan perekrutan staf yang ada dengan memaksimalkan
pendayagunaan kemampuan mereka melalui serangkaian proses
manajemen SDM.

2.6. Kreativitas Dalam Organisasi Belajar


Senge (1990), mengatakan organisasi pembelajaran tidak saja
melakukan inovasi dalam output mereka (barang dan jasa yang diproduksi)
melainkan juga inovasi pada sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu,

11
pembentukan organisasi belajar membutuhkan proses yang terus menerus
dalam pendayagunaan.
Kreativitas individu dan transformasi proses kreativitas dimulai
dengan perluasan know ledge base baik pada tingkat individu maupun
organisasi. Hal ini berarti bahwa adanya budaya yang menghargai dan
mendukung kreativitas, dan dilain sisi perhatian pada fasilitas untuk
mengembangkan kreativitas baik dalam bentuk kesempatan belajar dalam
rangka meningkatkan know ledge base maupun dalam bentuk penyediaan
sarana penambah know ledge base bukan hanya smpai pada tingkat
akomodatif melainkan harus sampai pada tingkat kewajiban.

2.7. Meningkatkan Kreativitas

Kreativitas hanya mungkin ditingkatkan dengan menggunakan


komampuan otak secara optimal, yaitu dengan cara menggunakan belahan
otak kiri / kanan secara simultan dan dengan cara yang disukai oleh otak
manusia. Cara berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, dan rasional.
Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas verbal, asosiasi auditorial,
menempatkan detail secara terstruktur. Cara berpikir otak kiri dapat
diakses pada sembarang situasi: santai maupun tergesa-gesa.

Sedangkan otak kanan berpikir secara lateral, holistis, danacak.


Cara berpikir ini sesuai untuk tugas-tugas penangkapan kesadaran:
keadaan emosional, ruang, bentuk / pola. Akan tetapi, cara berpikir otak
kanan lebih mudah diakses pada situasi santai. Otak manusia lebih
menyukai cara pandang yang holistis, yang mencoba mengakses titik-titik
informasi yang terdapat pada sel-sel syaraf yang disebut neuron. Semakin
holiti secara berpikir sesorang, makazat-zat myelin akan diproduksi untuk
menghubungankan neuron satu dengan neuron yang lain, sehingga
semakin banyak sel-sel syaraf. Apabila berbagai informasi lateral dan
relevan tersabung dalam sebuah proses analisis, maka berbagai

12
kemungkinan pemahaman akan dihasilkan, yang akan memperkaya solusi-
solusi yang dibutuhkan.

1. Produk pemikiran mengandung unsur kebaruan atau bernilai


(baik bagi pemikir maupun bagi pengembangan budaya).
2. Pemikiran yang dihasilkan tidak konvensional dalam arti
menuntut modifikasi atau penolakan terhadap gagasan yang
diterima sebelumnya.
3. Pemikiran yang dihasilkan mensyaratkan agar motivasi dan
ketentuan dilakukan dalam rentang waktu tertentu atau
dengan intensitas yang tinggi.
4. Masalah yang dihadapi semula masih kabur dan belum di
definisikan secara jelas.

Meskipun simon menyatakan bahwa hanya satu atau lebih dari


empat syarat diatas yang meati dipenuhi namun juga diaepakati bahwa
keempat syarat teraebut semuanya penting. Scott (1995), kreativitas
diartikan sebagai proses menggunakan imajinasi dan keahlian untuk
melahirkan produk dan pemikiran yang baru dan unik.

Kreativitivitas berorientasi pada produk ini ditentukan dan


secara langsung terkait dengan keberhasilan produk tertentu. Menurut De
Buono (1993) bahwa kreativitas murni dilahirkan ekuivalen dwngan
istilah "kreativitas artiatik"

Meskipun definisi kreativitas teraebut berbeda satu sama lain,


namun sebagian pakar, sepakat bahwa dalam definisi kreativitas
terkandung ciri orisinalitas dan utilitas potensial suatu produk, proses,
gagasan, mode atau perilaku yang dihasilkan.

2.8. Model Pengukuran Kreativitas

13
Berdasarkan pendekatan 4-P kreatif yang dikemukakan di atas,
maka berikut ini dikembangkan indikator pengukurannya dengan cara
memadukan instrumen pengukuran kreativitas dari para pakar.
1. Produk kreatif
Dimensi produk kreatif meliputi karakteristik:
 Produk desain atau pelayanan baru yang meningkatkan
profitabilitas , kualitas, produktivitas, dan memenuhi kebutuhan
pelanggan
 Temuan baru yang dihasilkan dapat memecahkan masalah pelanggan.
 Gagasan dan terobosan baru atau langkah-langkah sederhana
dibangun dari pengalaman masa lalu untuk membangkitkan solusi yang
lebih baik.
 Tekhnik-tekhnik yang tidak lazim untuk mengatasi rintangan bagi
keperhasilan kehiatan atau proyek.
 Bentuk pengorganisasian tugas inovatif , sehingga berhasil
menyatukan orang-orang berbeda yang sebelumnya belum saling
mengenal
 Pertanyaan tegas yang menyebabkan orang-orang melihat suatu
permasalahan secara berbeda.
 Jalur yang berbeda untuk menyelesaikan konflik,bekerja dalam suatu
tim dan memotivasi orang lain, untuk tumbuh berkembang.
 Pendekatan yang tidak lazim untuk menciptakan suasana yang
membuat setiap orang saling merespek, mendorong dari menantang untuk
mencapai hasil yang terbaik.
2. Person
Dimensi person kreatif inovatif meliputi:
 Pekerjaan tertentu yang dihadapi bersama dipikirkan dalam kaitannya
dengan hal lain yang terkait.
 Pekerjaan didekati dari sisi yang tidak di duga, bahkan sering kali
tidak mengikuti prosedur dan dianggap tidak efisien.

14
 Asumsi dasar permasalahan disusun atau dimanipulasi bersama.
 Memecahkan masalah dengan cara-cara tertentu yang berbeda
meskipun ada aturan.
 Katalis menempatkan kelompok dan pandangan yang dipahami
versama: radikal tetapi memelas, dan meciptakantakan ketidak sepahaman
atau disonasi.
 Mengubah tatanan yang ada sering kali menentang aturan, kebiasaan,
dan pandangan yang disepakati bersama.
 Berani melakukan tugas.
 Menghasilkan sejumlah gagasan, termasuk gagasan yang kelihatannya
tidak relevan, tidak masuk akal, dan tidak menggairahkan

3. Proses Kreatif

Model proses kreatif yang paling awal dikembangkan ialah model proses
kreatif yang meliputi empat tahap, yakni (I) tahap persiapan; definisi isu,
observasi, dan studi pendahuluan; (2) tahap inkubasi: menempatkan isu
sesuai waktu yang tepat; (3) tahap iluminasi: saat gagasan baru akhirnya
muncul; (4) tahap verifikasi: mengecek penyelesaian. Model proses kreatif
ini berfungsi sebagai basis bagi variasi dan perbaikan yang diajukan oleh
sejumlah peneliti sepanjang tahun.

Dimensi proses kreatif yang dimaksud dalam tulisan ini ialah kualitas
proses pemecahan masalah kreatif dalam perusahaan. Dimensi proses
meliputi:

 Kualitas identifikasi permasalahan, tantangan, dan solusi masalah


yang dihadapi organisasi atau perusahaan
 Kualitas rumusan tujuan-tujuan dan sasaran yang akan dicapai atas
setiap permasalahan yang dihadapi organisasi.
 Kualitas alternatif yang ditawarkan atas permasalahatn yang dihadapi
organisasi.
 Ketepatan memilih solusi yang terbaik atas permasalahan organisasi.

15
 Kualitas perencanaan dan pelaksanan alternatif pemecahan masalah
organisasi.
 Waktu yang disediakan untuk melakukan refleksi dalam proses
pemecahan masalah.

4. Pers (Lingkungan)

Dimensi pers (lingkungan) ialah faktor-faktor di luar diri individu atau


faktor lingkungan internal organisasi yang berpengaruh terhadap
kreativitas organisasi. Dimensi lingkungan kreatif meliputi:

 Manajer dikuti berdasarkan komitmen yang dibangun.


 Manajer mengomunikasikan tujuan-tujuan dan pertanggungjawaban
pekerjaan secara jelas.
 Manajer mengambil tindakan terhadap gagasan baru yang disediakan
oleh pekerja.
 Manajer konsisten memperlakukan setiap orang atas dasar respek.
 Manajer menginspirasi komitmen mengenai misi dan tujuan-tujuan
penjualan.
 Manajer memerhatikan, baik penjualan, maupun pekerja ketika
membuat keputusan.
 Pekerjaan didistribusikan secara jujur kepada pekerja.
 Para pekerja saling percaya satu sama lain.
 Para pekerja mengaku bangga bekerja di sini sekarang.
 Para pekerja akan tetap di bagian meskipun ditawari pekerjaan di
tempat lain.
 Para pekerja tahu bahwa dirinya dinilai.
 Para pekerja mau berkorban secara pribadi, ketika diperlukan, guna
membantu keberhasilan kepemimpinan.
 Para pekerja akan merekomendasikan tempat kerjanya sebagai tempat
yang baik untuk bekerja.
 Pekerja membangun kerja sama yang baik dengan manajernya.

16
 Pekerja bertanggung jawab mengembangkan dan mempertahankan
relasi dengan pelanggan.
 Pekerja bertanggung jawab menyediakan layanan superior kepada
pelanggan.
 Pekerja secara konsisten mengantisipasi kebutuhan pelanggan dan
melakukan tindakan yang sesuai untuk memuaskan kebutuhannya.
 Para pekerja merekomendasikan produk dan layanan perusahaannya .

17
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Salah satu penentu utama inovasi adalah tantangan dalam


lingkungan organisasi, karena organisasi inovatif memberi tekanan kuat
pada kualitas, dan dukungan manajerial untuk inovasi dan sangat
menentukan apabila seluruh individu ingin mengembangkan dan
mengimplementasikan ide mengenai cara-cara baru yang lebih baik
dalam mengerjakan berbagai hal.

Inovasi dapat mengarah pada perubahan produk atau jasa yang


ditawarkan perusahaan dan dapat pula mengarah pada perubahan dalam
cara membuat dan menyampaikan produk. Inovasi jenis pertama sering
disebut inovasi produk sedangkan yang kedua disebut inovasi proses.
Pada kenyataannya sering kali kedua jenis ini terbaur: sebuah inovasi
produk baru terjadi bersamaan dengan inovasi proses dalam menciptakan
dan menyampaikan produk baru itu. Sebuah konsekuensi logis bila
produk baru tersebut memang belum pernah ada sebelumnya dan
memanfaatkan teknologi yang berbeda dari yang sudah ada.

Berbagai pengetahuan baru akan mampu dikembangkan oleh


seseorang atau sekelompok orang, bersifat unik, dan oleh karenanya
sukar untuk ditiru, dan bermuara pada pembentukan kompetensi inti yang
bersifat strategis, jelas merupakan peluang bagi pembentukan
competitiveadvantage pemilik kelompok tersebut.

3.2. Saran
Perusahaan dalam mengembangkan Inovasi dan Kreativitas harus
diimbangi dengan peningkatan Teknologi untuk mencapai tujuan sebuah
perusahaan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, Edi 2010. Budaya Organisasi. Jakarta : Penerbit Prenademedis Group

19

Anda mungkin juga menyukai