PENGENDALI KUALITAS
Klausul standar ini diterapkan untuk organisasi (perusahaan) yang menghasilkan suatu
produk tertentu.Penerapan standar manajemen mutu ini berdasarkan aspek Quality
Control, Quality Assurance, dan Quality Management.
Dalam klausul juga ditambahkan simbol angka yang bertujuan untuk pengelompokan
klausul menurut ranah 3Q.
MMT juga diasumsikan sebagai suatu filosofi manajemen yang melembagakan sumber
daya yang ada, terencana, berkesinambungan dan mengasumsikan peningkatan kualitas
dari hasil semua aktivitas yang terjadi dalam organisasi: bahwa semua fungsi manajemen
yang ada dan semua tenaga untuk berpartisipasi dalam proses perbaikan.
Dengan peningkatan sistem kualitas dan budaya kualitas, proses MMT bermula dari
pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula. Proses MMT memiliki input yang spesifik
(keinginan, kebutuhan dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input
dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan
kepuasan kepada pelanggan (output).
Konsep MMT pada dasarnya adalah menekankan pada kepuasan pelanggan dan
pelayanan yang bermutu. Dalam dunia pendidikan, manfaat penerapan MMT adalah
perbaikan, pelayanan, penguragan biaya, dan kepuasan pelanggan.
3.1 Mutu
Sebelum kita simpulkan pengertian mutu kita analisis mutu menurut tiga tokoh
mutu yaitu W Edwards Deming, Joseph Juran dan Philip Crosby, Menurut W Edward
Deming, Mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan
yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya
sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen.
Jika konsumen merasa puas, maka mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan
baik berupa barang maupun jasa.
Menurut Jhosep Juran, Mutu ialah kecocokan penggunaan produk (fitness for use)
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan pengguna produk
tersebut didasarkan atas lima ciri utama yaitu
(1) teknologi, yaitu kekuatan
(2) psikologis, yaitu rasa atau status
(3) waktu, yaitu kehandalan
(4) kontraktual, yaitu ada jaminan
(5) etika, yaitu sopan santun
Dalam buku yang berjudul Out of the Crisis, W. Edwards Deming mengemukakan “Ini
bukanlah sebuah rekonstruksi struktur atau revisi kerja … Manajemen Amerika
memerlukan struktur baru secara keseluruhan, dari dasar hingga ke atas.” Deming
prihatin terhadap kegagalan manajemen Amerika dalam merencanakan masa depan dan
meramalkan persoalan yang belum muncul. Sehingga Deming menyimpulkan bahwa
masalah mutu terletak pada masalah manajemen.
Menurut Deming ada 14 prinsip yang harus dilakukan untuk mencapai suatu mutu dari
produk/jasa, yaitu:
1. Tumbuhkan terus menerus tekad yang kuat dan perlunya rencana jangka panjang
berdasarkan visi ke depan dan inovasi baru untuk meraih mutu.
2. Adopsi filosofi yang baru. Termasuk didalamnya adalah cara-cara atau metode
baru dalam bekerja.
3. Hentikan ketergantungan pada pengawasan jika ingin meraih mutu. Setiap orang
yang terlibat karena sudah bertekat menciptakan mutu hasil produk/jasanya, ada
atau tidak ada pengawasan haruslah selalu menjaga mutu kinerja masing-masing.
4. Hentikan hubungan kerja yang hanya atas dasar harga. Harga harus selalu terkait
dengan nilai kualitas produk atau jasa.
5. Selamanya harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap kualitas dan
produktivitas dalam setiap kegiatan.
6. Lembagakan pelatihan sambil bekerja (on the job training), karena pelatihan
adalah alat yang dahsyat untuk pengembangan kualitas kerja untuk semua
tingkatan dalam unsure lembaga.
7. Lembagakan kepemimpinan yang membantu setiap orang untuk dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik misalnya,; membina, memfasilitasi, membantu
mengatasi kendala, dll.
Poin diatas merupakan intisari dari teori manajemennya, sementara ‘tujuh penyakit
mematikan’, yang maksudnya adalah konsep tentang kendala bagi perbaikan mutu. Dari
konsep ‘tujuh penyakit mematikan’ atau kendala-kendala corak baru manajemen yang
sebagian besar didasarkan pada kultur industri Amerika, ada lima penyakit yang
signifikan dalam konteks pendidikan. Karena lima fakta tersebut dapat digunakan dalam
menganalisa hal-hal yang mencegah munculnya pemikiran baru. Penyakit pertama adalah
kurang konstannya tujuan. Penyakit kedua yaitu pola piker jangka pendek. Penyakit yang
ketiga yaitu berkaitan dengan evaluasi prestasi individu melalui proses penilaian atau
tinjauan kerja tahunan. Penyakit keempat adalah rotasi kerja yang terlalu tinggi. Dan
penyakit yang kelima menurut Deming adalah manajemen yang menggunakan prinsip
angka yang tampak.
SQM ( Strategic Quality Management ), adalah sebuah proses tiga bagian yang
didasarkan pada staf pada tingkat yang berbeda yang memberi kontribusi unik terhadap
peningkatan mutu. Pimpinan lembaga memiliki pandangan strategis tentang organisasi
atau lembaga, wakil pimpinan memiliki pandangan operasional tentang mutu, dan para
guru memiliki tanggung jawab terhadap kontrol mutu.
SQM ( Strategic Quality Management ), cocok diterapkan dalam konteks pendidikan
sejalan dengan gagasan Consultant at Work oleh John Miller dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan. John Miller berpendapat bahwa manajemen senior ( Dewan Rektor)
perlu menggunakan manajemen mutu strategis dengan cara menyusun visi, rioritas dan
kebijakan universitas.
Joseph Juran memperkenalkan tiga peroses kualitas atau mutu diantaranya sebagi berikut:
Dalam dunia pendidikan metode tanpa cacat menginginkan agar seluruh pelajar dan
murid dapat memperoleh kesuksesan dan mengembangkan potensi mereka. Tugas
peningkatan mutu dalam pendidikan adalah membangun system dan struktur yang
menjamin terwujudnya metode tersebut, memang ada banyak pihak yang menentang
metode tanpa cacat, terutama sekali ujian normative yang memustahilkan tujuan
metode tersebut, dan di samping itu, muncul pandangan bahwa standard-standar
metode tanpa cacat hanya bisa diperoleh setelah melalui tingkat kegagalan yang
tinggi
Cara untuk mencapai mutu dari produk atau jasa, menurut Crosby ada 14 langkah,
meliputi:
Dalam dunia bisnis dan industri, mutu atau kualitas barang dan jasa yang
dihasilkan adalah salah satu hal terpenting dalam memberikan pelayanan dan
memuaskan pelanggannya. Data dan informasi yang akurat sangat dibutuhkan
untuk menjaga, mengelola dan meningkatkan kualitasnya. Kualitas adalah
unsur yang mutlak dimiliki setiap produk dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan. Kualitas merupakan ukuran tingkat kesesuaian barang/jasa
dengan standar dan spesifikasi yang telah ditentukan/diterapkan. Dalam hal ini
peran statistika banyak digunakan.
dapat diterima atau produk yang ditolak karena rusak, sehingga produk yang
rusak tidak dijual kepada konsumen tetapi harus dimusnahkan.
Dalam hal ini tercermin bahwa produk yang sudah jadi (finished goods) yang
diperiksa kemudian diseleksi apakah memenuhi standar atau tidak untuk
dijual kepada konsumen. Jika secara statistik banyak data yang rusak maka
proses produksi dihentikan untuk dianalisis faktor penyebab rusaknya.
Namun, bila diketahui faktor penyebabnya maka faktor inilah yang diperbaiki
dan proses produksi berikutnya dapat dilanjutkan dan diawasi secara statistic
b. Kepemimpinan (Leadership)
a. Performance (Kinerja)
b. Features (Fitur)
Features atau Fitur merupakan karakteristik pendukung atau pelengkap
dari Karakteristik Utama suatu produk. Misalnya pada produk
Kendaraan beroda empat (mobil), Fitur-fitur pendukung yang
diharapkan oleh konsumen adalah seperti DVD/CD Player, Sensor atau
Kamera Mundur serta Remote Control Mobil.
c. Reliability (Kehandalan)
d. Conformance (Kesesuaian)
e. Durability (Ketahanan)
f. Serviceability
g. Aesthetics (Estetika/keindahan)
Mutu adalah suatu kebutuhan konsumen dan kepuasan pelanggan sepenuhnya terhadap suatu
barang yang di butuhkan atau mutu merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan
pelanggan terhadap sebuah produk.
Menurut W Edward Deming masalah mutu terletak pada masalah manajemen dalam hal ini mutu
dihadapkan pada lembaga pendidikan harus mengukur dari hal-hal yang berkaitan dengan
manajemen. Ada 14 poin W Edward Deming yang termasyhur dan merupakan kombinasi baru
tentang manajemen mutu dan seruan terhadap manajemen untuk merubah pendekatannya.14
poin diungkapkan Philip Crosby dan 3 poin oleh Joseph Juran mengenai kontribusi mereka
dalam manajemen mutu.
Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh W Edward Deming, Joseph Juran, dan Phlip B Crosby
tentang kontribusi strategi manajemen mutu pendidikan, pendapat mereka sangat unik dan
menarik untuk diterapkan di dunia pendidikan sekarang ini. Mereka berpendapat cukup logis.
W Edwors Deming cukup rinci dan sangat jelas, senada dengan teori yang diungkapkan oleh
Joseph Juran, yakni tiga aspek sebagai Quality Planing, Quality Qontrol dan Quality
Improvement, lebih kuat lagi teori yang di ungkapkan oleh Philip B Crosby Bahwa bekerja tanpa
salah adalah hal yang sangat mungkin, ungkapan ini mendorong untuk selalu berusaha agar
berhati-hati dalam setiap langkah yang meliputi input, seperti bahan ajar ( kognitif, afektif dan
piskomotorik ) metodologi, sarana prasarana dan sumber daya lainnya. Sedangkan Mutu dalam
kontek hasil pendidikan mengacu pada perestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA