Juran
http://miftah19.wordpress.com/2010/08/01/tqm-ala-joseph-m-juran
A. Pendahuluan
Pembangunan bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersa-sama dengan
masyarakat dalam rangka upaya pengejawantahan salah satu cita-cita yang sangat mulia dan
luhur, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktup dalam UUD 45.
Dalam upaya tersebut, masyarakat juga pemerintah bahu-membahu dalam upaya mencerdaskan
seluruh komponen bangsa dengan pendidikan baik formal maupun non formal, baik melalui
sekolah maupun luar sekolah, sehingga diharapkan seluruh komponen bangsa bisa mengenyam
dan menikmati pendidikan sebagai kebutuhan primer masyarakat.
Disaat yang besamaan nampaknya sangat urgen dalam upaya adanya peningkatan kualitas
pendidikan untuk memberikan peningkatan mutu secara signifikan dalam pengembangan sumber
daya manusia. Hal ini berlaku bagi orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan, sehingga
kualitas
benar-benar
menjadi
tujuan
yang
mendasar.
Dengan demikian, lembaga pendidikan harus diusahakan berupa langkah-langkah adanya
inovasi-inovasi pendidikan secara profesional dengan manajemen yang handal, sehingga
lembaga pendidikan tersebut bisa mencetak kader-kader yang ready for yours di tengah-tengah
masyarakat, baik siap dalam intelektualnya, keterampilannya, maupun spiritualnya.
Pada zaman globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang semakin
canggih terus menggelobal dan berdampak pada hampir smua sistem kehidupan umat manusia di
muka bumi dewasa ini .
Lembaga pendidikan sebagai organisasi merupakan salah satu sistem juga tidak dapat terhindar
dampak dari kemajuan tersebut, dengan demikian maka di setiap lembaga pendidikan dituntut
untuk
dapat
mengantisipasi
berbagai
perubahan-perubahan
tersebut.
Keberadaan TQM yang digunakan dalam penerapan di dunia bisnis menuai hasil yang sangat
signifikan, sehingga TQM memiliki daya tarik tersendiri, untuk bisa diaplikasikan pada objekobjek kelembagaan atau organisasi yang lain, baik dalam bidang politik, sosial, termasuk dalam
dunia pendidikan. Hal ini dalam rangka efektivitas dan hasil yang baik sebagai target yang
diidam-idamkan.
Begitu banyak tokoh-tokoh yang membuat formulasi TQM guna meningkatkan kualitas dalam
berbagai bidang termasuk di dalamnya pendidikan. Salah satu tokoh TQM yang akan penulis
bahas adalah Josep M. Juran. Dia adalah salah tokoh yang mempelopori TQM yang berasal dari
Amerika Serikat. Untuk lebih jelasnya mengenai pemikiran dia dalam TQM akan dibahas lebih
lanjut pada bahasan berikutnya.
B. Biografi Singkat Joseph M. Juran
Nama Joseph M. Juran layak disejajarkan dengan nama-nama tokoh manajemen kualitas dunia
lainnya seperti W. Edward Deming yang terkenal dengan Demings 14 point, Philip B Crosby
dengan Quality is free-nya, A.V. Feigenbaum yang mencetuskan konsep Three steps to quality
Walter A Shewart, Kaoru Ishikawa dan Genichi Taguchi, serta sederet nama populer dan para
tokoh pionir manajemen kualitas yang dikenal dunia.
Joseph lahir pada 24 Desember tahun 1904 di Braila-Moldova, Dr. Joseph M. Juran
mengemukakan kerisauannya akan perkembangan manajemen kualitas dunia saat itu dengan
pernyataannya bahwa telah terjadi krisis kualitas. Anak dari Jakob (seorang pembuat sepatu
desa ini), mempunyai pemahaman bahwa cara tradisional tidak akan mampu lagi menghadapi
krisis kualitas yang terjadi.
Pendapat ini tentu bisa diterima mengingat pada saat itu dunia industri masih banyak yang
memakai sistem manajemen kualitas konvensional dan kondisi ini sangat mengusik pengalaman
industri dan intelektualitas seorang Dr. Joseph M. Juran.
Juran mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu pimpinan Jepang di
dalam menstrukturisasi industri sehingga mampu mengekspor produk ke pasar dunia. Ia
membantu Jepang untuk mempraktekkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk pabrik
ke dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar bagi suatu management process yang terpadu
.C. Total Quality Manajement menurut Joseph M. Juran
Karakteristik TQM
Adapun karakteristik Total Quality Manajement (TQM) menurut Joseph M. Juran adalah
meliputi;
1. Kualitas menjadi bagian dari setiap agenda managemen
2. Sasaran kualitas dimasukkan dalam rencana bisnis.
3. Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking: fokus adalah pada pelanggan dan pada
kesesuaian kompetisi, di sana adalah sasaran untuk peningkatan kualitas tahunan.
4. Sasaran disebarkan ke tingkat yang mengambil tindakan.
5. Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat.
6. Pengukuran ditetapkan seluruhnya.
7. Manajer teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan sasaran.
8. Penghargaan diberikan untuk performansi terbaik.
9. Sistem imbalan (reward system) diperbaiki
tujuan dan penilaian kinerja yang realistis serta sangat berguna di dalam memotivasi
setiap orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.
Mungkinkah TQM dapat diterapkan di Indonesia? Jawabnya mungkin saja kalau dipenuhi syaratsyarat berikut :
Memberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan dan para pemegang saham.
Memiliki wawasan jauh kedepan dalam mencari laba dan memberikan kepuasan.
Konsep Trilogi Kualitas pertama kali dikembangkan oleh Dr. Joseph M. Juran seorang ilmuwan
yang banyak mengabdikan dedikasinya pada bidang manajemen kualitas dan mempunyai
kontribusi penting dalam perkembangan dan kemajuan quality management khususnya di bidang
industri manufaktur. Pada tahun 1986, sarjana bidang electrical engineering yang mengawali
karirnya di perusahaan Western Electric ini mempublikasikan Trilogi Kualitas (The Quality
Trilogy), dengan mengidentifikasi aspek ketiga dalam manajemen kualitas yakni perencanaan
kualitas (quality planning).
Dunia akan senantiasa mengenang dan menerapkan konsep Trilogi Kualitas (The Quality
Trilogy) khususnya di industri manufaktur. Dengan adanya perencanaan kualitas yang baik akan
sangat bermanfaat bagi dunia industri dalam menetapkan serta membuat langkah strategis agar
para konsumen terpuaskan melalui ketersediaan dan pemakaian produk yang berkualitas. Dunia
pun pantas berterima kasih kepada salah seorang tokoh manajemen kualitas, Dr. Joseph M.
Juran.
Hal ini tergolong terobosan baru saat itu, dimana manajemen kualitas pada dunia industri masih
hanya mengenal dua aspek kualitas yang dikenal; pengendalian kualitas (quality control) dan
perbaikan kualitas (quality improvement). Penerapan konsep Trilogi Kualitas menjadikan
cakupan manajemen kualitas menjadi lebih luas dan kompleks. Membutuhkan keahlian dan
dukungan sumber daya dalam pelaksanaannya. Adapun rincian trilogy itu sebagai berikut :
1. Perencanaan Kualitas (quality planning)
Quality planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan
menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian mentransfer
pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan.
membentuk tim
D. Penutup
Manajemen merupakan keniscayaan bagi kehidupan umat manusia. Sebenarnya tanpa disengaja
manusia talah melaksanakan manajemen baik secara personal maupun secara kolektif
(kelompok), baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Namun efektivitas manajemen akan
tercapai bila mengetahui ilmu manajemen dan bisa biaplikasikan dalam keseharian.
Walaupun lembaga pendidikan telah melaksanakan manajemen dari sejak keberadaannya, namun
lembaga pendidikan perlu meningkatkan inovasi-inovasi manajemen dalam upaya semakin
meningkatkan kualitasnya. Diilhami keberhasilan konsep-konsep TQM yang dilahirkan untuk
peningkatan mutu produksi di pabrik, nampaknya lembaga pendidikan sangat perlu untuk
menerapkan konsep TQM dalam dunia pendidikan.
Apabila dunia industri meningkatkan mutu produknya berupa benda mati, lain halnya dengan
lembaga pendidikan, dimana yang diproduksi berupa benda hidup (bergerak), sehingga
nampaknya sangat urgen bila konsep TQM yang diaplikasikan kepada lembaga pendidikan untuk
di kembangkan kembali, karena bagaimanapun produk pabrik yang pasif tidak sepenuhnya bisa
disinkronisasi dengan produk pendidikan yang aktif.
Disamping itu barometer terhadap kepuasan pelanggan dalam dunia pendidikan masih
menimbulkan penilaian yang agak abstrak, hampir sama juga dengan kurang jelasnya
pengukuran
kualitas
output
yang
dihasilkan
oleh
lembaga.
Masyarakat pedalaman akan merasa puas terhadap prosesi kegiatan belajar mengajar, bahkan
terhadap output dari lembaga tersebut karena hanya anaknya bisa sekolah, dana yang relatif
murah, dan karena anaknya bisa baca dan menulis. Lain lagi dengan di perkotaan, tentunya akan
lain lagi kepuasan pelanggan terhadap pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran-ukuran
tersebut sangat kondisional dan tidak ada ukuran yang relatif sama dengan ukuran kualitas
barang
yang
tidak
bergerak.
Namun bagaimanapun konsep-konsep TQM saat ini masih sangat relevan untuk peningkatan
kualitas lembaga pendidikan, walaupun kita masih perlu melengkapi konsep tersebut dari segala
kekurangan-kekurangannya.
E. DAFTAR PUSTAKA
http://www.thefreelibrary.com/Joseph+M+Juran+:+Quality+ManagementQuality Management karya M. Juran
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/tmi/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-25403005-9705anugerah_raya-chapter2.pdf
http://www.Questia.com/Online_Library