Anda di halaman 1dari 31

Memilih dan Melatih Pemimpin,

Pembinaan Kepemimpinan
Pemuda
Oleh

1. Luluk Indah Wati (034)


2. Tasya Gilar A.S (036)
3. Nurullah (052)
1 4
Syarat memilih calon kriteria keberhasilan
pemimpin kepemimpinan
3
Penyebabkan kegagalan dalam
2 proses memilih pemimpin
5
landasan dalam pembinaan
kepemimpinan pemuda Langkah-langkah dalam proses
program latihan kepemimpinan
1 Syarat memilih calon
pemimpin
MEMILIH CALON PEMIMPIN

Untuk memenuhi kebutuhan kepemimpinan suatu


organisasi, seorang pemimpin tertinggi atau
top-manajer diharuskan memilih pembantu-pemb
antunya untuk memimpin kelompok, bidang, bagia
n, seksi dan urusan, yang menjadi bagian dari orga
nisasi tersebut.
Persyaratan paling utama bagi seorang calon pem
impin ialah dapat memimpin oranglain ke arah pe
ncapaian tujuan organisasi, dan dapat menjalin k
omunikasi antarmanusia, karena organisasi itu sel
alu bergerak atas dasar interaksi manusia.
Manurut O.Jeff Harris, orang-orang yang perlu dipilih sebagai calon pemimpin
adalah mereka yang mempunyai kualifikasi antara lain sebagai berikut:

Memiliki kemauan untuk memilikul tanggung jawab. Kemampuan untuk menjadi perseptif.

1 2
5 Kemampuan untuk berkomunikasi

3 4
Kemampuan untuk menanggapi secara objektif. Kemampuan untuk menetapkan prioritas secara
tepat.
2 landasan dalam pembinaan
kepemimpinan pemuda
ADD YOU TITLE

1 2 3 4 5

Landasan ideologi Landasan kultural Landasan oprasional


Landasan Landasan strategis
konstitusional
LANDASAN IDEOLOGI
Pancasila sebagai sumber hukum dari segala hukum yang berlaku disegenap
wilayah Negara Republik Indonesia harus menjadi landasan idiologi
sekaligus juga merupakan pancaran sikap setiap insan Indonesia.

LANDASAN KONSTITUSIONAL
Undang-undang dasar 1945 merupakan pula bagi yang tidak terpisahkan dari
pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa serta
mengikat setiap warga Negara Republik Indonesia secara yuridis
formal-inklusif para pemimpin.
LANDASAN KULTURAL
Sikap hidup kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai nilai-nilai luhur
kultural bangsa Indonesia harus melandasi cara berfikir dan berperilaku
pemimpin Indonesia.

LANDASAN STRATEGIS
Landasan strategis dalam mewujudkan pelatihan kepemimpinan pemuda
Indonesia adalah Garis-Garis Besar Haluan Negara
(TAP MPR No. IV/MPR/1978), antara lain berisi :
1. Pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader-ka
der penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, dengan me
mberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kr
easi, patriotism, idealism, kepribadian dan budi pekerti yang luhur.
2. Pengembanan wadah pembinaan generasi muda seperti sekolah-sekolah,
organisasi-organisasi fungsional kepemudaan, pramuka, organisasi olahraga
dan lain-lainnya, perlu terus ditingkatkan.
3. Perlu adanya suatu kebijaksanaan nasional tentang kepemudaan secara menyel
uruh dan terpadu bagi upaya pengembangan segenap potensi dan bakat gener
asi muda Indonesia dalam menempuh perjalanan kehidupan berbangsa bagi se
tiap insan warga Negara Indonesia.

LANDASAN OPRASIONAL
• Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0323/1978, tentang Pola
Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, yang memberikan penjela
san tentang landasan, pengertian-pengertian, masalah, dan potensi generasi mu
da; asas, arah, dan tujuan pembinaan serta pengembangan generasi muda, strat
egi dan sasaran, jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda serta melak
sanakan kebijaksaan yang menyeluruh dan terpadu.
• Keputusan Presiden No. 23 tahun 1979 tentang Badan Koordinasi Pen
yelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, merup
akan perwujudan dari amanat GBHN, untuk lebih meningkatkan koor
dinasi dan penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan generasi
muda secara menyeluruh dan terpadu
3 Penyebabkan kegagalan dalam
proses memilih pemimpin
ADD YOU TITLE

Tanpa melalui sistem tes secara objektif, s


Kurang tepatnya cara pemilihan eleksi dan pengujian fisik serta mental terl
calon pemimpin misalnya lewat siste ebih dahulu. Ditambah kurang matangnya
m katabelletje, pilih kasih, sistem krui persiapan dan masa training, sehingga pe
mimpin (orang-orang muda) yang baru dila
wagen, nepotisme, dan lain-lain.
tih itu tidak mampu menjalankan tugas-tug
asnya.

Tugas-tugas yang harus dipikul oleh “calo Tidak diterima oleh bawahan, kar
n pemimpin” tadi ada jauh diatas dayu-pi na pimpinan yang diangkat itu tid
kul dan kapabilitasnya serta Oleh peruba
han tugas atau mutasi yang mendadak d ak mampu menyesuaikan diri dal
an kurang adanya adaptasi (daya penyes am iklim sosial dan iklim psikis ba
uaian diri), dan kurang kemampuan tekn ru
isnya.
4 kriteria keberhasilan
kepemimpinan
KRITERIA KEBERHASILAN KEPEMIMPINAN

Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya di


ukur dari produktivitas dan efektivitas
pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pa
da dirinya. Bila produktivitas naik dan semua
tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia di
sebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedan
g apabila produktivitasnyq menurun dan kepe
mimpinannya dinilai tidak efektif dalam jangk
a waktu tertentu, maka ia disebut sebagai
pemimpin yang gagal.
memastikan keberhasilan kepemimpinan seseorang secara tepat dan cermat adalah

Sukar menilai tingkah laku manusia yang sering “tersembunyi”, tertutup, dan tidak
terduga-duga
Sulit menentukan kriteria objektif sebagai panutan untuk menilai.
Sukar pula untuk menilai secara murni objektif, karena semua penilai pasti
mengandung unsur subyektifitas.
Sulit menilai “keberhasilan”, karena harus ditinjau dan dikaitkan dengan macam-mac
am aspek yaitu aspekteknis, administratif-manajerial, dan sosial atau manusiawi.
Beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan kepemimpin
an dalam suatu organisasi

Meningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh organisasi.

Semakin rapinya sistem administrasi dan makin efektifnya manajemen.

Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang lebih


human sifatnya.
Langkah-langkah dalam proses
program latihan kepemimpinan
Untuk dapat menyusun suatu program latihan yang tepat dan sukses,

MENENTUKAN
1 TUJUANNYA

keterampilan dan mata pelajaran yang tepat dan dapat me


pengetahuan apa yang mberikan motivasi untuk mengadakan pe
2 masih belum dikuasai
oleh (calon-calon) 3 rubahan sikap, dapat melancarkan komu
nikasi, serta membangun kerjasama deng
pemimpin an semua pihak, yaitu dengan atasan, te
man sejawat yang sederajat, dan dengan
bawahan.
Usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin dan mengembangkan kemampuan
para pemimpin itu tidak selalu harus melalui latihan-latihan khusus yang formal (
pendidikan khusus) saja, melainkan juga dapat dilaksanakan sambil bekerja diten
gah lingkungan kerja melalui:

1 2 3 4
Memlalui
Memberikan diskusi-diskusi
Pemberian
.
tugas-tugas
In-service
seminar-
koreksi dan dan latihan training
seminar, dan
petunjuk, tambahan, rapat-rapat
kerja,
PELATIHAN KOMUNIKASI
DAN PENDEKATAN

1 2 3

METODE ROLE
BELAJAR
KONVERENSI
SINDIKAT DISKUSI PLAYING
KEUNTUNGAN
BELAJAR SINDIKAT
Peserta dipaksa melatih mengungkapkan
pikirannya untuk memecahkan masalah. 1

Didalam sindikat pada situasi kerja orang harus selalu bekerjasama


dengan orang lain, bersikap dan bertindak dengan memperhatikan k
ondisi lingkungan dan kepentingan pribadi lain 2

Kelompok sindikat ini memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk


belajar dari pengalaman kepandaian ketrampilan beserta lainnya 3

Kelomok sindikat tersebut mendorong peserta untuk aktif


berpartisipasi dalam kegiatan kelompok 4
4 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM BELAJAR SINDIKAT

1 MATERI YANG DISAJIKAN


HARUSLAH MENARIK

Prosedur atau cara


2 kelompok mengorganisa
sikan diri
Intraksi dalam intraksi ini perlu

3 diperhatikan pola komunikasi d


an kualitas komunikasi.

Peranan pelatih dan peserta didala


m sindikat peranan pelatih dalam
4 mengelola kelompok melaksanaka
n tugas-tuganya
Dalam sindikat ini teknik pemecahan mas
alah berlangsung melalui proses berikut:

1 2 3 4 5
Tugas-tugas telah dis
Para peserta dan p Pelatih membe Para peserta me Mereka berdiskusi, elesaikan. Kemudian d
elatih berkumpul rikan masalah d ngorganisir diri membaca buku refer iadakan review di baw
bersama-sama. dan membuat re ensi, mediskusikan k ah pengawasan pelati
an pengarahan embali
ncana kerja. h
seperlunya
Beberapa metode yang bisa diterapkan pada pola-pola di atas

case study

conference

role playing
Case study ialah studi eksploratif dan analitis yang sangat cermat dan intensif
mengenai keadaan suatu unit atau kesatuan sosial. Misalnya peserta harus
mempelajari hubungan kerja, pendelegasian wewenang, human relation,
pertanggung jawaban pemimpin, keterampilan sosial dari pemimpin, dan
sebagainya.

1. Pelatih harus mengetahui sampai detail-detailnya kasus yang akan dibahas.


2. Pelatih memberikan waktu kepada para peserta untuk mempelajari dan membaca baik-baik
kasusnya.
3. Sebelumnya, pelatih menentukan sasaran latihan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kasus ter
sebut antara lain kelancaran dan kelmbatan dengan faktor-faktor penyebabnya serta pentimpangan;
kemudian dampak-dampak yang dapat ditimbulkan olehnya.
Metode Konverensi atau Diskusi Konverensi ialah pembicaraan, perundingan,
permusyawaratan. Sedangkan diskusi adalah semacam berbucara bebas yang
diarahkan kepada pemecahan masalah

1. Pembukaan, memberikan ulasan tentang latar belakang permasalahan, kemudian


prosedur diskusi
2. Pendekatan yang luwes, lalu memberikan bimbingan dan pengarahan agar diskusi
berjalan lancar.
3. Menyusun kesimpulan dan ringkasan mengenai hal-hal yang pokok.
Setelah diskusi pemecahan masalah itu selesai maka kelompok
memberikan laporan kepada pelatih. Kemudian diadakan review
(peninjauan ulang) tentang jalannya diskusi dan hasil diskusi. Dala
m hal ini pelatih dapat memberikan sumbangan sebagai berikut:

1 2
Membantu para peserta untuk melihat Mengajar para peserta untuk mahir
kembali/retropeksi mengenai cara kelompok menemukan hal-hal yang relevan dan
melaksanakan tugas-tugasnya, yang penting, mengoreksi kekeliruan. Dan
menyangkut masalah; materi pelajaran, mengajar para peseta menerapkan metode,
prosedur kerja, interaksi, dan komunikasi p teori, dan ilmu pengetahuan yang tepat.
ara peserta.
Role Playing Dalam role playing , setiap peserta boleh berbucara dan mereaksi de
ngan gaya dan perasaan sendiri, dan berusaha memahami para partnernya. Mereka
boleh dengan bebas berbicara dan bertindak menurut pertimbangan sendiri, sesuai
dengan kebiasaan dan emosi-emosi pribadinya.

1. Kepada tiga atau empat orang diberikan konsep mengenai peranan


masing-masing dan gambaran situasi.
2. Role playing dilakukan di muka kelas, dilihat oleh para peserta lainnya.
3. Setelah role playing selesai, dilakukan pembicaraan atau revirew dari pengamat.
4. Diberi penjelasan oleh pelatih untuk memberi pengkaitan dari teori-teori yang
sudah diterima oleh para peserta dengan kondisi riil di tengah masyarakat.
THANKS
ADD YOU TITLE

Add your words here,according to your need to draw the t


ext box size.Please read the instructions and more work at t
he end of the manual template.

Anda mungkin juga menyukai