Pembinaan Kepemimpinan
Pemuda
Oleh
Memiliki kemauan untuk memilikul tanggung jawab. Kemampuan untuk menjadi perseptif.
1 2
5 Kemampuan untuk berkomunikasi
3 4
Kemampuan untuk menanggapi secara objektif. Kemampuan untuk menetapkan prioritas secara
tepat.
2 landasan dalam pembinaan
kepemimpinan pemuda
ADD YOU TITLE
1 2 3 4 5
LANDASAN KONSTITUSIONAL
Undang-undang dasar 1945 merupakan pula bagi yang tidak terpisahkan dari
pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa serta
mengikat setiap warga Negara Republik Indonesia secara yuridis
formal-inklusif para pemimpin.
LANDASAN KULTURAL
Sikap hidup kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai nilai-nilai luhur
kultural bangsa Indonesia harus melandasi cara berfikir dan berperilaku
pemimpin Indonesia.
LANDASAN STRATEGIS
Landasan strategis dalam mewujudkan pelatihan kepemimpinan pemuda
Indonesia adalah Garis-Garis Besar Haluan Negara
(TAP MPR No. IV/MPR/1978), antara lain berisi :
1. Pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader-ka
der penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, dengan me
mberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kr
easi, patriotism, idealism, kepribadian dan budi pekerti yang luhur.
2. Pengembanan wadah pembinaan generasi muda seperti sekolah-sekolah,
organisasi-organisasi fungsional kepemudaan, pramuka, organisasi olahraga
dan lain-lainnya, perlu terus ditingkatkan.
3. Perlu adanya suatu kebijaksanaan nasional tentang kepemudaan secara menyel
uruh dan terpadu bagi upaya pengembangan segenap potensi dan bakat gener
asi muda Indonesia dalam menempuh perjalanan kehidupan berbangsa bagi se
tiap insan warga Negara Indonesia.
LANDASAN OPRASIONAL
• Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0323/1978, tentang Pola
Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, yang memberikan penjela
san tentang landasan, pengertian-pengertian, masalah, dan potensi generasi mu
da; asas, arah, dan tujuan pembinaan serta pengembangan generasi muda, strat
egi dan sasaran, jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda serta melak
sanakan kebijaksaan yang menyeluruh dan terpadu.
• Keputusan Presiden No. 23 tahun 1979 tentang Badan Koordinasi Pen
yelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, merup
akan perwujudan dari amanat GBHN, untuk lebih meningkatkan koor
dinasi dan penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan generasi
muda secara menyeluruh dan terpadu
3 Penyebabkan kegagalan dalam
proses memilih pemimpin
ADD YOU TITLE
Tugas-tugas yang harus dipikul oleh “calo Tidak diterima oleh bawahan, kar
n pemimpin” tadi ada jauh diatas dayu-pi na pimpinan yang diangkat itu tid
kul dan kapabilitasnya serta Oleh peruba
han tugas atau mutasi yang mendadak d ak mampu menyesuaikan diri dal
an kurang adanya adaptasi (daya penyes am iklim sosial dan iklim psikis ba
uaian diri), dan kurang kemampuan tekn ru
isnya.
4 kriteria keberhasilan
kepemimpinan
KRITERIA KEBERHASILAN KEPEMIMPINAN
Sukar menilai tingkah laku manusia yang sering “tersembunyi”, tertutup, dan tidak
terduga-duga
Sulit menentukan kriteria objektif sebagai panutan untuk menilai.
Sukar pula untuk menilai secara murni objektif, karena semua penilai pasti
mengandung unsur subyektifitas.
Sulit menilai “keberhasilan”, karena harus ditinjau dan dikaitkan dengan macam-mac
am aspek yaitu aspekteknis, administratif-manajerial, dan sosial atau manusiawi.
Beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan kepemimpin
an dalam suatu organisasi
MENENTUKAN
1 TUJUANNYA
1 2 3 4
Memlalui
Memberikan diskusi-diskusi
Pemberian
.
tugas-tugas
In-service
seminar-
koreksi dan dan latihan training
seminar, dan
petunjuk, tambahan, rapat-rapat
kerja,
PELATIHAN KOMUNIKASI
DAN PENDEKATAN
1 2 3
METODE ROLE
BELAJAR
KONVERENSI
SINDIKAT DISKUSI PLAYING
KEUNTUNGAN
BELAJAR SINDIKAT
Peserta dipaksa melatih mengungkapkan
pikirannya untuk memecahkan masalah. 1
1 2 3 4 5
Tugas-tugas telah dis
Para peserta dan p Pelatih membe Para peserta me Mereka berdiskusi, elesaikan. Kemudian d
elatih berkumpul rikan masalah d ngorganisir diri membaca buku refer iadakan review di baw
bersama-sama. dan membuat re ensi, mediskusikan k ah pengawasan pelati
an pengarahan embali
ncana kerja. h
seperlunya
Beberapa metode yang bisa diterapkan pada pola-pola di atas
case study
conference
role playing
Case study ialah studi eksploratif dan analitis yang sangat cermat dan intensif
mengenai keadaan suatu unit atau kesatuan sosial. Misalnya peserta harus
mempelajari hubungan kerja, pendelegasian wewenang, human relation,
pertanggung jawaban pemimpin, keterampilan sosial dari pemimpin, dan
sebagainya.
1 2
Membantu para peserta untuk melihat Mengajar para peserta untuk mahir
kembali/retropeksi mengenai cara kelompok menemukan hal-hal yang relevan dan
melaksanakan tugas-tugasnya, yang penting, mengoreksi kekeliruan. Dan
menyangkut masalah; materi pelajaran, mengajar para peseta menerapkan metode,
prosedur kerja, interaksi, dan komunikasi p teori, dan ilmu pengetahuan yang tepat.
ara peserta.
Role Playing Dalam role playing , setiap peserta boleh berbucara dan mereaksi de
ngan gaya dan perasaan sendiri, dan berusaha memahami para partnernya. Mereka
boleh dengan bebas berbicara dan bertindak menurut pertimbangan sendiri, sesuai
dengan kebiasaan dan emosi-emosi pribadinya.