Anda di halaman 1dari 25

Kertas Kerja Audit

( Audit Working Paper)


Definisi dan Tujuan Kertas Kerja
Menurut SA Seksi 339, definisi kertas kerja
adalah catatan – catatan yang dibuat atau
dikumpulkan dan disimpan oleh akuntan publik
mengenai:
• Prosedur Pemeriksaan yang Ditempuhnya
• Pengujian yang Dilakukannya
• Keterangan yang Diperoleh, dan
• Kesimpulan yang Ditariknya Sehubungan
dengan Pemeriksaannya
Tujuan umum kertas kerja adalah untuk membantu
auditor memberikan keyakinan memadai bahwa audit
yang layak telah dilakukan sesuai dengan standar
auditing yang telah ditetapkan oleh IAI

Tujuan Khusus Kertas Kerja adalah:


• Dasar untuk Perencanaan Audit
• Catatan Bahan Bukti yang Dikumpulkan dan Hasil
Pengujian
• Data untuk Penentuan Jenis Laporan Audit yang Pantas,
dan
• Dasar untuk Penelaahan oleh Supervisor Maupun
Partner
Jenis – Jenis Kertas Kerja
Didalam suatu audit terdapat banyak kertas
kerja yang meliputi:
a. Program Audit
b. Kertas Kerja Neraca Saldo
c. Ringkasan Jurnal Adjustment dan Jurnal
Reklasifikasi
d. Skedul Utama
e. Skedul Pendukung
a. Program Audit
Program Audit merupakan daftar prosedur audit
untuk seluruh audit unsur tertentu, sedangkan
Prosedur Audit adalah instruksi rinci untuk
mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang
harus diperoleh pada saat tertentu dalam
audit.
Program Audit berfungsi sebagai suatu alat yang
bermanfaat untuk menerapkan jadwal
pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan audit.
Contoh Program Audit:
Program Audit untuk Indeks Tanggal Pelaksanaan
Pengujian Subtansif Kertas Pelaksanaan
Kerja

Prosedur Audit Awal:


1. Usut saldo kas yang
tercantum dalam
neraca ke saldo akun
kas yang berkaitan
dalam buku besar.
2. Hitung kembali saldo
akun kas dalam buku
besar.
b. Kertas Kerja Neraca Saldo
(Working Trial Balance)

Kertas Kerja Neraca Saldo adalah suatu daftar


yang berisi saldo – saldo akun buku besar
pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir
tahun sebelumnya, kolom – kolom untuk
adjustment dan penggolongan kembali yang
diusulkan oleh auditor, serta saldo – saldo
setelah koreksi audit yang akan tampak dalam
laporan keuangan auditor.
TTD Tanggal
Dibuat Oleh
Direviu Oleh
(dalam Rp, 000)

Kode Nama Indeks Saldo Saldo Adjustment Saldo 31


Akun Akun Kertas Akhir Menurut dan Des ‘13
Kerja 31 Des Buku 31 Reklasifikasi Menurut
‘12 Des ‘13 Hasil
Audit
D K D K D K D K

101 Kas 3,453 4,230 1) 50 4,180


525 Bank 1) 50 50
Lain
c. Ringkasan Jurnal Adjustment dan Reklasifikasi

Bila dalam proses auditnya, auditor menemukan


kekeliruan dalam laporan keuangan dan catatan
akuntansi kliennya, maka auditor akan membuat draft
jurnal adjustment yang nantinya akan dibicarakan
dengan klien.
Selain itu auditor juga membuat jurnal penggolongan
kembali (Reclasiffication Entries) untuk unsur yang
meski tidak salah catat klien namun untuk kepentingan
penyajian laporan keuangan yang wajar, harus
digolongkan kembali.
Jurnal Adjustment yang diusulkan biasanya diberi nomer
urut dan jurnal reklasifikasi diberi identitas huruf. Setiap
ayat jurnal harus diberi penjelasan yang lengkap.
Berikut adalah contoh ringkasan jurnal adjustment:

TTD Tanggal
Dibuat Oleh:
Direviu Oleh:

PT. ABC
Ringkasan Jurnal Adjustment
31 Des 2018

Indeks Nomer Nama Akun dan Penjelasan Debit Kredit


Kertas Kerja Kode Akun Jurnal Adjustment

A–1 525 Biaya Lain – Lain 50


101 Kas 50
d. Skedul Utama
Kertas kerja yang digunakan untuk meringkas
informasi yang dicatat dalam skedul pendukung
untuk akun – akun yang berhubungan skedul
utama ini digunakan untuk menggabungkan akun
– akun buku besar yang sejenis yang jumlah
saldonya akan dicantumkan didalam laporan
keuangan dalam satu jumlah.
Contoh:
Skedul utama kas merupakan penggabungan akun
– akun buku besar kas di tangan, kas di bank dan
dana kas kecil.
e. Skedul Pendukung
Auditor membuat berbagai jenis kertas kerja pendukung untuk
menguatkan informasi keuangan dan operasional yang
dikumpulkannya.
Dalam setiap skedul pendukung harus dicantumkan pekerjaan
yang telah dilakukan auditor dalam memverifikasi dan
menganalisis unsur – unsur yang dicantumkan dalam daftar
tersebut.
Metode verifikasi yang digunakan, pertanyaan yang timbul
dalam audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut.

Skedul pendukung harus memuat juga berbagai kesimpulan


yang dibuat oleh auditor.
Pemberian Indeks Pada Kertas Kerja
Kertas kerja harus diberi indeks, sub–indeks dan indeks silang
dalam audit atau pada saat pekerjaan audit selesai
dilakukan. Pemberian indeks terhadap kertas kerja akan
memudahkan pencarian informasi dalam berbagai daftar
yang terdapat di berbagai tipe kertas kerja.

Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam pemberian


indeks kerja:
• Setiap kertas kerja harus diberi indeks, dapat disudut atas
atau disudut bawah
• Pencantuman indeks silang (cross index)
Pencantuman indeks silang (cross index) harus dilakukan sebagai berikut:
1. Indeks silang dari skedul pendukung ke skedul utama.
Rincian jumlah yang tercantum dalam suatu skedul pendukung diberi
indeks silang dengan menunjuk indeks skedul utama yang berkaitan yang
memuat jumlah tersebut.
Pencantuman indeks hilang dalam skedul pendukung dilakukan dengan
cara berikut: “ke A” sedangkan dibelakang angka yang berkaitan dalam
skedul utama harus diberi indeks skedul pendukung yang berkaitan.

Contoh : Skedul Utama

KAP......... Index: 6
Klien: PT. ABC
Akun : Tanah
Periode Audit: Tahun 2018

Buku Besar Adjustment/Reklasifikasi Saldo Setelah Audt


500.000.000 - 500.000.000
2. Indeks silang dari skedul akun pendapatan dan biaya.
Seringkali analisis akun neraca berhubungan dengan analisis
akun – akun L/R. Oleh karena itu, kertas kerja yang
berhubungan dengan akun neraca harus diberi indeks silang
dengan kertas kerja yang berhubungan dengan akun L/R.
3. Indeks silang antar skedul pendukung
Seringkali skedul pendukung tertentu memuat informasi yang
berkaitan dengan informasi lain yang tercantum dalam skedul
pendukung lain. Untuk menghubungkan informasi yang saling
berkaitan yang terdapat dalam berbagai skedul pendukung,
diperlukan indeks silang antar skedul pendukung.
4. Indeks silang dari skedul pendukung ke ringkasan jurnal
adjustment
Setiap jurnal adjustment yang dicatat dalam kertas kerja,
ringkasan jurnal adjustment harus diberi indeks silang, dengan
cara mencantumkan indeks skedul pendukung dibelakang
jurnal adjusrment yang dicantumkan kedalam ringkasan jurnal
adjustment tersebut.
5. Indeks silang dari skedul utama ke working trial balance
Indeks skedul utama dicantumkan pada working trial
balance agar memudahkan pencarian kembali informasi
yang lebih rinci dari work trial balance ke skedul utama.
6. Indeks silang juga dapat digunakan untuk
menghubungkan program audit dengan kertas kerja.
Indeks kertas kerja dicantumkan pada program audit
untuk menunjukkan di kertas kerja mana hasil
pelaksanaan audit tersebut.

• Jawaban konfirmasi pita mesin hitung, print-out


komputer dan sebagainya, tidak diberi indeks kecuali
jika dilampirkan dibelakang kertas kerja yang berindeks.
Metode Pemberian Indeks Kertas Kerja
Ada 3 metode pemberian indeks terhadap kertas kerja:
1. Indeks Angka.
Kertas kerja utama (Program Audit, Working Trial Balance,
Ringkasan Jurnal Adjustment) Skedul Utama dan Skedul
Pendukung, diberi kode angka.
Kertas kerja utama dan skedul utama diberi indeks dengan
angka sedangkan skedul pendukung diberi sub indeks dengan
mencantumkan nomer kode skedul utama yang berkaitan.
contoh:
6 Skedul Utama Kas 7 Skedul Utama Piutang Usaha
6-1 Kas di Bank 7-1 Piutang Usaha
6-2 Konfirmasi Bank 7-2 Konfirmasi Piutang Usaha
6-3 Kas Kecil 7-3 Penyisihan Piutang Tagih
2. Indeks Kombinasi Angka dan Huruf
Kertas kerja diberi kode berupa kombinasi angka dan huruf. Kertas
kerja utama dan skedul utama diberi kode huruf, sedangkan skedul
pendukungnya diberi kode kombinasi huruf dan angka
Contoh:
A Skedul Utama Kas
A-1 Kas dan Bank
A-2 Konfirmasi Bank
A-3 Dana Kas Kecil

3. Indeks Angka Berurutan


Kertas kerja diberi kode angka yang berurutan
Contoh:
1 Skedul Utama Kas
2 Kas dan Bank
3 Konfirmasi Bank
4 Dana Kas Kecil
Penyusunan dan Pengarsipan Kertas
Kerja
Teknik – teknik dasar yang harus diperhatikan untuk menyusun
kertas kerja yang baik adalah:
• Judul (Heading)
Setiap Kertas Kerja harus memuat nama klien, judul deskriptif
yang dapat mengidentifikasi isi kertas kerja tersebut, serta
tanggal / periode menjadi ruang lingkup audit.
• Nomer Indeks
Setiap kertas kerja diberi nomer indeks atau nomer referensi
untuk tujuan identifikasi atau pengarsipan.
• Referensi Silang (Cross Referencing)
Data dalam kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lainnya
harus diberi referensi silang
• Tanda Koreksi (Tick Marks)
Tanda koreksi berupa simbol seperti tanda pengecekan (√)
yang digunakan dalam kertas kerja menunjukkan bahwa
auditor telah melaksanakan sejumlah prosedur pada item –
item dimana tanda pengecekan tersebut diberikan.
Dapat juga berarti bahwa informasi tambahan tentang item
tersebut dapat diperoleh pada bagian lain dalam kertas kerja
tersebut.

• Tanda Tangan dan Tanggal (Signature and Date)


Setelah menyelesaikan masing – masing tugasnya, penyusun
maupun pe-reviu kertas kerja tersebut harus membubuhkan
paraf dan tanggal pada kertas kerja tersebut. Hal ini
diperlukan untuk menetapkan tanggung jawab atas
pekerjaan dan reviu yang dilaksanakan
Pengarsipan Kertas Kerja
Kertas kerja diarsipkan menurut 2 kategori yaitu:
1. Arsip Tahun Berjalan
Arsip tahun berjalan memuat informasi penguat
yang berkenaan dengan pelaksanaan program
audit tahun berjalan saja.
2. Arsip permanen
Arsip permanen memuat data yang diharapkan
tetap bermanfaat bagi auditor dalam banyak
perikatan dengan klien di masa depan.
Item – item yang dijumpai dalam berkas permanen adalah:
• Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien.
• Bagan akun dan manual atau pedoman prosedur.
• Struktur organisasi.
• Tata letak pabrik, proses produksi dan produk – produk utama.
• Ketentuan – ketentuan dalam modal saham dan penerbitan
obligasi.
• Copy kontrak jangka panjang, seperti sewa guna usaha, rencana
pensiunan, perjanjian pembagian laba dan bonus.
• Skedul amortisasi jangka pnjang serta penyusutan aktifa pabrik.
• Ikhtisar prinsip – prinsip akuntansi yang digunakan oleh klien.
Kepemilikan dan Penyimpanan Kertas Kerja

Kertas kerja menjadi milik kantor akuntan, bukan milik klien


atau pribadi auditor kecuali digunakan pengadilan sebagai
bahan bukti yuridis formal.

Namun hak kepemilikan oleh kantor akuntan tersebut masih


tunduk pada perbatasan – perbatasan yang diatur dalam kode
etik profesi auditor itu sendiri.

Seorang auditor dilarang untuk mengungkapkan setiap


informasi rahasia yang diperoleh selama pelaksanaan
penguasaan profesional tanpa izin klien, kecuali untuk kondisi
tertentu sebagaimana ditetapkan dalam peraturan.
Kerahasiaan Kertas Kerja
Sesuai dengan kode etik IAI, Pasal 6:
Setiap anggota harus menjaga kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama pekerjaannya dan tidak boleh terlibat dalam
pengungkapan fakta atau informasi tersebut bila tidak
diperoleh izin khusus kecuali dikehendaki oleh hukum atau
negara atau profesinya.

Ia tidak boleh menggunakan untuk keuntungan sendiri atau


untuk keuntungan pihak ketiga, suatu pengetahuan atau
informasi yang diperolehnya dari pelaksanaan tugasnya. Kertas
kerja dapat diberikan kepada siapa saja atas persetujuan klien.
Bila KAP menjual praktiknya kepada KAP lain,
penyerahan kertas kerja harus seizin klien.
Namun tidak diperlukan persetujuan klien jika:
• Kertas kerja diminta pengadilan.
• Kertas kerja digunakan KAP lain sebagai bagian
dari program penelaahan mutu yang
diwajibkan.

Anda mungkin juga menyukai