Industri penerbangan merupakan industri yang sangat rentan dipengaruhi oleh faktor
ekonomi, politik dan sosial. Kondisi makroekonomi yang tidak stabil, persaingan usaha,
fluktuasi harga bahan bakar, pertukaran mata uang asing, dan suku bunga menyebabkan
terciptanya tren Low Profit Margin di industri penerbangan saat ini. Peningkatan mutu, kinerja
dan kualitas SDM juga merupakan faktor internal yang berperan penting dalam menghadapi
tantangan dunia penerbangan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dan target Perseroan maka
diperlukan suatu hubungan erat dan berkesinambungan antara perencanaan yang tepat,
perhitungan yang matang, serta pengelolaan risiko yang efektif.
Setiap tahun VP Internal Audit menetapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)
berbasis risiko dengan mengakomodasi isu-isu penting yang diperoleh dari program perusahaan
tahun berjalan, profil risiko perusahaan terbaru, permintaan khusus Komite Audit dan Direksi,
selain itu VP Internal Audit juga menetapkan Anggaran Pemeriksaan Tahunan. Dalam
melaksanakan tugasnya, VP Internal Audit memiliki akses untuk memeriksa dokumen,
pencatatan, personal, dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh unit kerja guna mendapatkan data
dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas audit. Di samping itu VP Internal Audit
juga berkewajiban menerapkan nilai-nilai budaya perusahaan dalam setiap aktivitas di
lingkungan kerjanya dan konsisten melakukan pembinaan serta pengawasan terhadap
implementasinya pada seluruh SDM di unit kerjanya. Selama tahun 2018 Internal Audit
Perusahaan telah merealisasikan Program Kerja Pengawasan tahunan (PKPT) sebanyak 19
program pemeriksaan dan 15 Pemeriksaan khusus, termasuk dalam rangka menindaklanjuti
laporan pengaduan yang berasal dari Whistleblowing System (WBS) dan media laporan lainnya
yang merupakan sarana yang disediakan perusahaan untuk menerima laporan dan pengaduan
baik yang berasal dari karyawan maupun masyarakat.
Standar Audit SA 330 : Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai
Ruang lingkup : Standar audit ini berkaitan dengan tanggungjawab auditor untuk merancang
dan menerapkan respon terhadap risiko kesalaahn penyajian material yang teridentifikasi
dan dinilai oleh auditor berdasarkan SA 315 dalam suatu audit atas laporan keuangan.
Tujuan : tujuan auditor adalah untuk memperoleh cukup dan tepat yang berkaitan dengan
penilaian risiko kealahan penyajian material melalui pendesainan dan penerapan respons
yang tepat terhadap risiko tsb.
Ketentuan respons keseluruhan : auditor harus merancang dan mengimplementasikan respon
keseluruhan untuk menanggapi risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada
tingkat laporan keuangan.
Kasner Sirumapea yang merupakan akuntan dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang dan Rekan telah mengaudit laporan keuangan
konsolidasian PT Garuda Indonesia (persero) Tbk dan entitias anak. Manajemen memiliki
tanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian tsb sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, dan atas untuk memungkinkan penyusunan
laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Tanggung jawab seorang auditor adalah untuk
menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian tsb berdasarkan hasil temuan audit.
Auditor sudah melaksanakan audit berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia. Standar tsb mengharuskan auditor untuk mematuhi ketetntuan etika
serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan konsolidasian tsb bebas dari kesalahan penyajian material.
Opini audit yang dihasilkan Kasner Sirumapea yang merupakan akuntan dari Kantor
Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang dan Rekan yaitu laporan keuangan
konsolidasian yang terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan konsolidasian PT Garuda Indonesia Tbk dan entitas anak tanggal 31 Desember 2018,
serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tsb,
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Sistem Pengendalian Internal dirancang untuk menunjang organ Komite Audit, Internal
Audit dan Audit Eksternal dalam pelaksanaan fungsi pengawasan aktivitas dan pengelolaan
Perseroan. Implementasinya mengadopsi pasal 26 Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor PER-09/ MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012 perihal Penerapan Praktik Good
Corporate Governance pada BUMN, Upaya pengendalian internal ini secara khusus diterapkan
dalam aspek-aspek penting seperti aspek operasional, keuangan, SDM, dan juga kepatuhan
terhadap perundang-undangan. Selain itu, sistem pengendalian internal juga dimaksudkan untuk
menekan potensi risiko usaha maupun praktik penyimpangan etika bisnis yang berdampak
negatif pada kinerja Perseroan.
Test of Control (TOC) merupakan salah satu unsur kegiatan pemeriksaan intern yang
bertujuan untuk menentukan dan mengawasi apakah pelaksanaan aktivitas-aktivitas dalam
perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan
perusahaan. Sehingga TOC ini sering diartikan sebagai prosedur audit untuk menguji efektivitas
operasional dari pengendalian dalam mendukung pengurangan resiko pengendalian yang dinilai.
Tujuan pengujian pengendalian (test of control) adalah untuk menentukan dan mengawasi
apakah pelaksanaan aktivitas-aktivitas dalam perusahaan termasuk di dalamnya setiap transaksi
yang terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah
ditetapkan perusahaan, dan untuk menguji efektivitas operasional dari pengendalian dalam
mendukung pengurangan resiko pengendalian yang dinilai. Penilaian TOC pada PT Garuda
Indonesia dapat dilihat dari :
Menurut IAPI (2011;319.2), Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen dan personel, manajemen dan personel lain entitas yang didesain
untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut:
Pengendalian intern adalah suatu proses yang terdiri dari usaha atau tindakan-tindakan yang tepat
dan terintegrasi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan pengendalian intern
melibatkan seluruh anggota organisasi bukan dibebankan pada bagian tertentu saja, sehingga
memberikan keyakinan terpercaya atas seluruh kegiatan organisasi yang meliputi realibility dari
pelaporan keuangan, efisiensi dan keefektifan atas kegiatan atau operasi perusahaan dan
kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku.
Peran dan Tanggung Jawab Dalam Melakukan Perencanaan dan Pengujian Pengendalian
Internal
Menurut COSO :
Pengertian
Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) adalah suatu proses yang dirancang dan
dilaksanakan oleh manajemen perusahaan dalam rangka mencapai keandalan laporan keuangan,
efisiensi, dan efektivitas operasi, serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku untuk
memberikan keyakinan yang memadai.
Aturan
1. Diatur dalam SOX section 404 yang mengatur bahwasanya manajemen di perusahaan
yang terdaftar pada pasar modal wajib melakukan pelaporan atas efektivitas ICoFR serta
wajib menyertakan atestasi auditor pula atas efektivitas ICoFR nya
2. Peraturan BPK RI No 1 tahun 2007, PSP 03 mengatur standar pelaporan pemeriksaan
keuangan yang berkaitan terhadap pengendalian internal, sehingga efektivitas atas
internal control pelaporan keuangan menjadi suatu keharusan bagi perusahaan
3. Konferensi IFRS
Tujuan
Memastikan pencatatan yang terperinci, akurat, dan wajar atas transaksi dan pengelolaan
transaksi perusahaan. Sehingga memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi telah
dicatat dengan benar berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta keyakinan
memadai akan upaya pencegahan atau identifikasi perolehan, penggunaan, pengelolaan asset
perusahaan tanpa otorisasi yang berdampak material atas laporan keuangan
Berdasarkan analisis kami terkait pengendalian internal PT Garuda Indonesia Tbk dapat kami
sampaikan diantaranya:
`
Sehubungan dengan analisis tersebut yang perlu di evaluasi adalah sebagai berikut:
Perseroan memandang bahwa sistem pengendalian internal secara umum sudah berjalan
dengan baik, efektif dan efisien namun masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan
dalam aspek sistem maupun kebijakan seperti yang telah dijabarkan dalam laporan hasil
audit dan rekomendasi yang dibuat oleh Unit Internal Audit selama tahun 2018. Dalam
upaya mengevaluasi atas efektivitas pengendalian intern di tingkat operasional dan bisnis
proses, pada setiap tujuan pemeriksaan mencantumkan aktivitas di antaranya sebagai
berikut:
Memastikan bahwa penilaian risiko telah dilakukan secara memadai oleh unit bisnis
untuk meminimalisir risiko.
Memastikan unit bisnis telah mengembangkan kegiatan pengendalian umum atas
teknologi informasi yang digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
Memastikan bahwa unit bisnis menerapkan aktivitas pengendalian pada setiap kebijakan
dan prosedur yang dibuat.
Sumber
SA 300
http://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/12/12/pengendalian-internal/
https://www.warsidi.com/2016/03/pengendalian-internal-intern-control-definisi-komponen-
prinsip-coso-arti-pengertian-apa-yang-dimaksud.html