BALANCED SCORECARD
Dosen Pengampu:
Kelompok 3 D4-7B:
JURUSAN AKUNTANSI
2019
AUDIT BERDASARKAN BALANCED SCORECARD
atau kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat skor hasil kinerja manajemen. Melalui kartu
skor, skor yang hendak diwujudkan manajemen di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja
secara berimbang dari dua perspektif; keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka
panjang, intern dan ekstern. Tercapainya target keuangan yang strategis sehingga mampu
meningkatkan shareholder value akan dengan mudah dicapai oleh perusahaan jika memiliki
karyawan dengan kemampuan yang tepat serta sikap yang baik dan mampu melaksanakan
a. Membuka peluang untuk memanfaatkan secara optimal alat manajemen dalam mendongkrak
c. Menjadikan sistem manajemen strategik sekarang berbeda secara signifikan dengan sistem
strategik yang memiliki karakteristik strategik antara lain komprehensif, koheren, seimbang,
dan terukur.
1
Selain keunggulan, Balanced Scorecard juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya:
a. Terjadi hubungan yang buruk antara ukuran perspektif nonfinansial dengan hasil yang
diperoleh.
b. Hanya terpaku pada hasil keuangan sehingga manajer lebih peduli terhadap aspek finansial
c. Terlalu banyak pengukuran yang dipakai oleh suatu perusahaan sehingga dapat
menghilangkan fokus manajemen dan tidak menutup kemungkinan bagi manajer untuk
d. Balanced Scorecard belum bisa menetapkan sistem kompensasi secara tepat sebagai tindak
e. Belum adanya standar ukuran yang baku terhadap kinerja perusahaan jika menggunakan
Penilaian kinerja organisasi yang terintegrasi harus dilihat dari empat aspek, dimana keempat
b. Proses internal mana yang harus kita atasi? (perspektif proses bisnis internal)
c. Dapatkah kita bertahan dalam perbaikan secara terus menerus dan menilai kreativitas?
kebutuhan tiap-tiap pemangku kepentingan dan jika balanced scorecard diterapkan pada
2
perusahaan, maka perusahaan bisa mengawasi atau memantau hasil yang didapatkan perusahaan
dalam short term ataupun long term. Berikut ini merupakan empat perspektif balanced scorecard:
kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu:
a. Growth (pertumbuhan): pada tahap ini perusahaan berusaha menggunakan sumber daya
b. Sustain (bertahan): pada tahap ini perusahaan mempertahankan pangsa pasar yang ada,
berusaha bertumbuh secara stabil. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada
besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang telah dilakukan. Pengukuran yang
sering digunakan pada tahapan ini adalah: ROI (return on investment), net profit margin,
investasi di tahap-tahap sebelumnya, tidak ada lagi investasi besar baik ekspansi
perbaikan fasilitas.
Kemampuan perusahaan untuk tetap berkembang dan bertahan ditentukan oleh sesuai
3
pelanggan akan merasa puas dan merasa tidak perlu lagi mencari produsen lain. Kinerja yang
buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan dalam jangka waktu yang
panjang meskipun pada saat ini terlihat kinerja keuangan yang baik.
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis
untuk memberi value proporsition yang mampu menarik dan mempertahankan pelangganya
di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui
financial returns. Dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa
baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi
pelanggan.
Perspektif ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun oleh perusahaan untuk
pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur
organisasi, sedangkan implementasi dari perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya
Audit berdasarkan balanced scorecard pada dasarnya adalah suatu proses audit yang melihat
keseimbangan antara empat perspektif yang ada dan tidak hanya terpaku pada satu perspektif saja
sehingga akar masalah yang sebenarnya (real root causes) dapat diidentifikasi dan suatu
4
Dalam melakukan pemeriksaan manajemen dengan pendekatan balanced scorecard,
1. Proaktif, yaitu mengetahui permasalahan yang terjadi dengan cara mampu mendengarkan
keluhan serta problem pekerja yang dihadapi oleh auditee kemudian memahami masalah
2. Selalu berpikir positif dan terbuka terhadap informasi yang diterima sehingga memperoleh
yang ada.
permasalahan finansial (rendahnya nilai penjualan dan turunnya profit) yang diakibatkan karena
konsumen tidak membeli atau menggunakan produk/jasa yang ditawarkan perusahaan. Kemudian
harus dilakukan penelusuran untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya permasalahan finansial
yang biasanya terletak pada internal business process dimana proses kerja yang dilakukan oleh
perusahaan bisa saja tidak efisien sehingga harga produk menjadi lebih mahal dan tidak kompetitif.
Permasalahan pada internal business process biasanya terjadi karena perspektif learning &
growth belum diimplementasikan dengan baik, maka diperlukannya penelusuran lebih lanjut untuk
mengetahui letak permasalahan apakah pada SDM, sistem atau prosedur organisasi sehingga pihak
auditor dapat memberikan rekomendasi yang tepat terkait permasalahan yang dialami perusahaan.
5
DAFTAR PUSTAKA
Arsana, I Made Marsa & Sudana, I Made. 2016. Pemeriksaan Manajemen. Politeknik Negeri Bali
Maharani, Rika. 2018. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Perusahaan
(PT. Gde Kadek Brothers Layar Antarnusa – Bounty Cruises). E-Jurnal Akuntansi