Anda di halaman 1dari 7

AUDIT BERDASARKAN

BALANCED SCORECARD

Dosen Pengampu:

I Made Marsa Arsana, SE., M.M.A., Ak., CA

Kelompok 3 D4-7B:

Ni Putu Vega Mas Sheranita 1615644009

Desak Made Dwita Narayani 1615644014

Ni Made Winna Astari 1615644131

PROGRAM STUDI DIV AKUNTANSI MANAJERIAL

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BALI

2019
AUDIT BERDASARKAN BALANCED SCORECARD

A. Pengertian Balanced Scorecard

Balanced Scorecard merupakan suatu sistem pengukuran keberhasilan kinerja manajemen

atau kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat skor hasil kinerja manajemen. Melalui kartu

skor, skor yang hendak diwujudkan manajemen di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja

sesungguhnya kemudian dimanfaatkan untuk menunjukkan bahwa kinerja manajemen diukur

secara berimbang dari dua perspektif; keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka

panjang, intern dan ekstern. Tercapainya target keuangan yang strategis sehingga mampu

meningkatkan shareholder value akan dengan mudah dicapai oleh perusahaan jika memiliki

karyawan dengan kemampuan yang tepat serta sikap yang baik dan mampu melaksanakan

strategic business prosess.

B. Keunggulan dan Kelemahan Balanced Scorecard

Balanced Scorecard memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

a. Membuka peluang untuk memanfaatkan secara optimal alat manajemen dalam mendongkrak

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan.

b. Adanya peluang untuk melipat gandakan kinerja keuangan perusahaan.

c. Menjadikan sistem manajemen strategik sekarang berbeda secara signifikan dengan sistem

manajemen strategik dalam manajemen tradisional.

d. Dalam sistem perencanaan strategik Balanced Scorecard mampu menghasilkan rencana

strategik yang memiliki karakteristik strategik antara lain komprehensif, koheren, seimbang,

dan terukur.

1
Selain keunggulan, Balanced Scorecard juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya:

a. Terjadi hubungan yang buruk antara ukuran perspektif nonfinansial dengan hasil yang

diperoleh.

b. Hanya terpaku pada hasil keuangan sehingga manajer lebih peduli terhadap aspek finansial

perusahaan daripada aspek lainnya.

c. Terlalu banyak pengukuran yang dipakai oleh suatu perusahaan sehingga dapat

menghilangkan fokus manajemen dan tidak menutup kemungkinan bagi manajer untuk

melakukan terlalu banyak hal dalam waktu yang bersamaan.

d. Balanced Scorecard belum bisa menetapkan sistem kompensasi secara tepat sebagai tindak

lanjut dari hasil penilaian kinerja.

e. Belum adanya standar ukuran yang baku terhadap kinerja perusahaan jika menggunakan

metode Balanced Scorecard.

C. Perspektif Balanced Scorecard

Penilaian kinerja organisasi yang terintegrasi harus dilihat dari empat aspek, dimana keempat

aspek tersebut mampu menjawab pertanyaan kunci diantaranya:

a. Bagaimana seharusnya kita di mata pelanggan? (perspektif pelanggan)

b. Proses internal mana yang harus kita atasi? (perspektif proses bisnis internal)

c. Dapatkah kita bertahan dalam perbaikan secara terus menerus dan menilai kreativitas?

(perspektif pembelajaran dan pertumbuhan)

d. Bagaimana seharusnya kita dalam pandangan pemegang saham? (perspektif finansial)

Perspektif-perspektif yang dijabarkan dalam balanced scorecard dapat merefleksikan

kebutuhan tiap-tiap pemangku kepentingan dan jika balanced scorecard diterapkan pada

2
perusahaan, maka perusahaan bisa mengawasi atau memantau hasil yang didapatkan perusahaan

dalam short term ataupun long term. Berikut ini merupakan empat perspektif balanced scorecard:

1. Perspektif Finansial (Financial Perspective)

Ukuran keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan

memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuntungan perusahaan. Pengukuran

kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu:

a. Growth (pertumbuhan): pada tahap ini perusahaan berusaha menggunakan sumber daya

yang dimiliki untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya seperti menanamkan

investasi sebanyak-banyaknya, membangun fasilitas produksi, membuat jaringan

distribusi serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Ukuran

yang digunakan adalah presentase pertumbuhan penjualan.

b. Sustain (bertahan): pada tahap ini perusahaan mempertahankan pangsa pasar yang ada,

berusaha bertumbuh secara stabil. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada

besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang telah dilakukan. Pengukuran yang

sering digunakan pada tahapan ini adalah: ROI (return on investment), net profit margin,

serta operating ratio.

c. Harvest (panen): pada tahap ini perusahaan benar-benar menuai/memanen hasil

investasi di tahap-tahap sebelumnya, tidak ada lagi investasi besar baik ekspansi

maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan

perbaikan fasilitas.

2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)

Kemampuan perusahaan untuk tetap berkembang dan bertahan ditentukan oleh sesuai

tidaknya perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga konsumen atau

3
pelanggan akan merasa puas dan merasa tidak perlu lagi mencari produsen lain. Kinerja yang

buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan dalam jangka waktu yang

panjang meskipun pada saat ini terlihat kinerja keuangan yang baik.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective)

Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis

untuk memberi value proporsition yang mampu menarik dan mempertahankan pelangganya

di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui

financial returns. Dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa

baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi

pelanggan.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective)

Perspektif ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun oleh perusahaan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang. Proses pembelajaran dan

pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur

organisasi, sedangkan implementasi dari perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya

perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu serta organisasi.

D. Audit Berdasarkan Balanced Scorecard

Audit berdasarkan balanced scorecard pada dasarnya adalah suatu proses audit yang melihat

keseimbangan antara empat perspektif yang ada dan tidak hanya terpaku pada satu perspektif saja

sehingga akar masalah yang sebenarnya (real root causes) dapat diidentifikasi dan suatu

rekomendasi yang realitas serta tepat dapat diberikan kepada auditee.

4
Dalam melakukan pemeriksaan manajemen dengan pendekatan balanced scorecard,

seorang auditor dituntut untuk:

1. Proaktif, yaitu mengetahui permasalahan yang terjadi dengan cara mampu mendengarkan

keluhan serta problem pekerja yang dihadapi oleh auditee kemudian memahami masalah

tersebut sebelum memberikan solusi yang tepat.

2. Selalu berpikir positif dan terbuka terhadap informasi yang diterima sehingga memperoleh

solusi yang kreatif atas segala permasalahan auditee.

3. Membentuk sinergi dengan cara mengaitkan serta menyeimbangkan keempat perspektif

yang ada.

E. Proses Audit Manajemen Berdasarkan Balanced Scorecard

Proses pemeriksaan manajemen berdasarkan balanced scorecard diawali dengan

permasalahan finansial (rendahnya nilai penjualan dan turunnya profit) yang diakibatkan karena

konsumen tidak membeli atau menggunakan produk/jasa yang ditawarkan perusahaan. Kemudian

harus dilakukan penelusuran untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya permasalahan finansial

yang biasanya terletak pada internal business process dimana proses kerja yang dilakukan oleh

perusahaan bisa saja tidak efisien sehingga harga produk menjadi lebih mahal dan tidak kompetitif.

Permasalahan pada internal business process biasanya terjadi karena perspektif learning &

growth belum diimplementasikan dengan baik, maka diperlukannya penelusuran lebih lanjut untuk

mengetahui letak permasalahan apakah pada SDM, sistem atau prosedur organisasi sehingga pihak

auditor dapat memberikan rekomendasi yang tepat terkait permasalahan yang dialami perusahaan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Arsana, I Made Marsa & Sudana, I Made. 2016. Pemeriksaan Manajemen. Politeknik Negeri Bali

Maharani, Rika. 2018. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Perusahaan

(PT. Gde Kadek Brothers Layar Antarnusa – Bounty Cruises). E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana Vol.25

https://dosenakuntansi.com/keunggulan-dan-kelemahan-balanced-scored-card. Diakses pada

tanggal 25 September 2019.

Anda mungkin juga menyukai