Leaded by:
Kelompok IV :
Bella Morita Rahel P 197017032
Gabriella Lumbanbatu 197017044
Olive Lumbangaol 1970170
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................
1.2 TUJUAN.................................................................................................................................
1.3 HIPOTESIS TEORI AKUNTANSI........................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BABI
PENDAHULUAN
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik.
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(Responsibility Centers). Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab. Penilaian kinerja manajer sangat
penting karena dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui apakah manajer pusat
pertanggungjawaban tersebut melakukan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan
hubungan yang optimal antara sumber daya input yang diguakan dengan output yang dihasilkan
dikaitkan dengan target kinerja. Input diukut dengan jumlah sumber daya yang digunakan
sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan. Suatu organisasi
merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban. Adapun tujuan dibuatnya pusat
pertanggungjawaban tersebut adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya.
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
7. Sebagai alat pengendalian anggaran
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun latar belakang diatas mempunya perumusan masalah yakni pemaparan “Sistem
Pengendalian Stratejik-Penekanan pada Pengendalian Keuangan” yang terbagi atas antara
lain:
Jenis-jenis dan Pusat Pertanggungjawaban
Analisis Pusat Pertanggungjawaban (Variance Analysis)
Analisis Pusat Pertanggungjawaban Investment Center
Mampu memaparkan dan menjelaskan secara terperinci mengenai defenisi, jenis dan
Keuangan”
Pusat tanggung jawab merupaka organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Pada hakikatnya, perusahaan
merupakan sekumpulan pusat-pusat tanggung jawab, yang masing-masing diwakili oleh
sebuat kotak dalam bagan organisasi. Pusat-pusat tanggung jawab tersebut kemudian
membentuk suatu hierarki. Pada tingkatan terendah adalah pusat untuk seksi-seksi pergeseran
kerja dan unit organisasi kecil lainnya.
Pusat tanggung jawab muncul guna mewujudkan satu atau lebih maksud,
yang disebut dengan cita-cita. Perusahaan secara keseluruhan memiliki cita-cita
dan manajemen senior menentukan sejumlah strategi untuk mencapai cita-cita
tersebut.
2.1.2 Hubungan Antara Input dan Output
b) Revenue Center
Departemen yang diperlakukan sebagai revenue center bertanggungjawab terhadap
pendapatan yang diperoleh departemen tersebut. Namun departemen tersebut juga
bertanggungjawab terhadap biaya-biaya yang dikeluarkannya. Misalnya departemen
pemasaran dan penjualan bukan hanya bertanggungjawab terhadap pendapatan yang
dihasilkan, namun juga bertanggungjawab terhadap biaya yang dikeluarkannya.
c) Profit Center
Penilaian kinerja manajer yang mengepalai sebuah profit center, akan didasarkan pada
tingkat keuntungan yang diperoleh bagian tersebut. Ada 4 jenis profit, yaitu margin
kontribusi, controllable margin, divisional margin dan net profit.
Margin kontribusi berasal dari perhitungan pendapatan dikurangi biaya variabel.
Pendekatan ini kurang tepat dipakai untuk menilai kinerja dari manajer profti center,
karena masih terdapat banyak biaya, diluar banyak biaya variabel, yang masih dibawah
kendali dari manajer yang bersangkutan.
Penilaian kinerja dari seorang manajer profit center, sebaiknya dilakukan berdasarkan
controllable margin, sedangkan divisional margin lebih dipergunakan untuk
mengevaluasi kelayakan dari cabang tersebut, apakah sebaiknya tetap dibuka ataukah
ditutup.
d) Investment Center
Analisis pertanggungjawaban untuk investment center dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaiut:
1) Return On Ivestment/ROI (Tingkat Pengembalian atasa Investasi)
Pengukuran ini ingin melihat berapa besarnya tingkat pengembalian (return) yang
diperoleh terhadap investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Karena ROI pada
investment center dipergunakan untuk menilak kinerja, makan definisi investasi
sebaiknya dipakai adalah Total Aset yang dikelola dalam investment center
tersebut. Sedangkan defenisi laba yang dipakai adalah laba operasi dan bukan laba
bersih. Laba bersih tidak disarankan untuk dipakai, karena dalam perhitungan laba
bersih termasuk unsur-unsur pendapatan atau biaya yang bukan berasal dari
kegiatan operasional perusahaan, misalkan keuntungan karena penjualan aset
tetap.
2) Residual Income
Mengukur besarnya kelebihan keuntungan perusahaan diatas yang dipersyratkan.
Residual Income yang positif berarti perusahaan dapat memperoleh laba operasi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan minimal persyaratan yang ditentukan.
Model Residual Income ini dapat mengatasi masalah pertama yang terdapat dalam
ROI, yaitu mengenai masalah investasi baru dalam pusat investasi.
Contoh Kasus:
A. Konteks Kasus:
Dalam pertemuan, James King, pengawas anggaran staf bagian administrasi
Westport Electric Corporation, produsen besar dan penjual produk listrik dan elektronik,
sedang mendiskusikan ketidaksenangnya dengan kenaikan yang diusulkan dalam
anggaran dari kantor. Menurut dia, ini tidak dibenarkan dan indikasi yang jelas tentang
kesalahan dalam sistem anggaran perusahaan. Saat ini perusahaan memiliki enam staf
adminsitratif kantor seperti yang disebutkan dan mereka bertugas untuk memberikan
saran kepada manajemen puncak dan divisi operasi serta kantor staf lain. Mereka juga
berkoordinasi antara divisi tergantung pada bidang aktivitas mereka. Kantor-kantor staf
dianggarkan menggunakan persetujuan anggaran perusahaan prosedur, yang menurut
beberapa pejabat seperti King, membutuhkan banyak perbaikan.
B. Identifikasi Masalah:
Sistem penganggaran dari Westport harus dinilai untuk efisensi dan efektivitas
dan mengidentifikasi perubahan yang akan mengembangkan sistem saat ini.
C. Penyelesaian Kasus:
Dalam teorinya, Efisiensi adalah rasio output terhadap input, atau jumlah output per unit.
Pusat tanggung jawab A lebih efisien daripada pusat tanggung jawab B.
(1) Jika menggunakan jumlah sumber daya yang lebih sedikit daripada pusat tanggung
jawab B, namun memproduksi jumlah output yang sama
(2) Menggunakan jumlah sumber daya yang sama namun memproduksi jumlah output
yang lebih besar. Sementara, efektivtas ditentukan oleh huugan antara output yang
dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Semakin besar ouput
yang dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit tersebut.
Dari pembedahan tersebut, maka kelompok kami menentukan solusi dari masalah diatas.
Ada 2 alternatif yang bisa dilakukan:
Jika perusahaan ingin tetap mengadakan pelatihan dengan menyetujui jumlah
kenaikan anggaran yang diusulkan, sebaiknya ada peningkatan output yang
dihasilkan staf dari pelatihan tersebut
Jika output staf yang mengikuti pelatihan tersebut degan staf yang tidak
mengikuti pelatihan adalah sama, maka sebaiknya tidak perlu diadakan pelatihan
lagi. Dan anggaran yang seharusnya untuk pelatihan, dapat dialihkan untuk
kegiatan operasional lainnya yang dapat memberikan output yang lebih besar.
B A B III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
https://dokumen.tips/documents/penekanan-pada-pengendalian-keuangan.html