Anda di halaman 1dari 5

 Langkah kedua adalah mencatat ide masing-masing anggota, satu persatu

secara berputar,
 Langkah ketiga masing-masing partisipan menyampaikan suar berdasarkan
jumlah respon terbatas yang dipilih dari kesimpulan daftar respon.
 Langkah keempat melibatka diskusi terbuka, klarifikasi dan evaluasi ide
 Langkah kelima adalah voting kedua dan final tentang sekumpulan respons
yang disukai

Penggunaan kelompok nominal telah menerima sedikit perhatian dalam riset


akuntansi keperilakuan. riset minimun yang sudah diselesaikan berfokus kepada
penggunaan teknik seperti metode riset dan bukan pada kemajuan potensial yang
diperoleh dari implementasi rapat kelompok tersebut.

ADAPTASI KELOMPOK TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN

Tujuannya adalah untuk membuat kelompok melakukan tugas dan operasi


mereka secara khusus yang diantisipasi untuk memperbaiki kinerja kelompok
dan mungkin juga kualitas keputusan. Meskipun demikian, pengarahan eksternal
tersebut mungkin bertentangan dengan tujuan internal dan strategi kelompok.

Teori struktural adaptif dapat berfungsi sebagai alat untuk memeahami


bagaimna kelompok beradaptasi terhadap struktur baru ini. Mereka mencatat
bahwa sistem adalah entitas sosial seperti kelompok, yang melakukan berbagai
praktik yang mrnimbulkan pola hubungandapat diamati yang sering kali terlihat
dalam kelompok atau organisasi. Struktur adalah aturan dan penggunaan faktor
sumber daya untuk menghasilkan dan mendukung sistem. Apropriasi merujk
pada cara di mana struktur diadaptasi oleh kelompok untuk digunakan sendiri
selam produksi, sementara reproduksi struktur secara kontinu selama interaksi
kelompok disebut strukturasi.

Teori strukturasi adaptif selanjutnya menyampaikan bahwa struktur adalah


tepatpada tiga dimensi:

1. Kesetiaan apropriasi merujuk kepada seberapa besar kelompok


menggunakan alat-alat teknologi dalam menjaga semengat yang hendak
digunakan. Apropriasi setia berhubungan dengan kepatuhan terhadap
semangat, sementara apropriasi ironis melanggar semngat
2. Sikap kelompok terhadap alat- alat atau teknologi meliputi tingkat
kesesuaian anggota kelompok terhadap alat-alat atau teknologi dan
tingkat anggota terhadapnya
3. Tingkat konsensus kelompok kelompok terhadap aproprias merujuk
kepada seberapa besar anggota kelompokn setuju terhadap bagaimana
alat-alat atau teknologi sebaiknya diapropriasi

Kepentingan utama dari teori strukturasi adaptif adalah persepsi bahwa


hasil (outcome ) kelompok tidak dihasilkan secara langsung dar efek manipulasi
tugas atau teknologi, melainkan merupakan hasil yang menggambarkan
bagaimana kelompok telah mengapropriasialat-alat atau teknologi secara tepat
berdasarkan konteks masalah. Sementara teori strukturasi adaptif secara khusus
dikembangkan untuk memberikan suatu teori guna memahami bagaimana
kelompok beradaotasi terhadap komputerisasi sistem dukungan kelompok, tidak
terdapat alasan untuk percaya bahwa teori tersebut seharusnya dibatasi pada
jenis alat-alat khusus ini. Satu fenomena yang mungkin secara khusus menarik
bagi peneliti akuntansi perilaku adalah bagaimana pergerakan terhadap sistem
komputer aplikasi kelompok (groupware) berdampak terhadap cara kerja
kelompok akuntansi dan bagaimana kelompok ini cenderung mengapropriasi
sistem tersebut dalam lingkungan mereka.

TEORI INTERAKSI WAKTU DAN KINERJA

McGrath memperkenalkan teori waktu, interaksi, dan kinerja dengan


tujuan khusus untuk mengintegrasikan literatur kelompok kecil yang terpecah-
pecah ke dalam teori integratif tunggal tentang bagaimana kelompok berperilaku
dan bagaimana perilaku ini dipengaruhi oleh kumpulan faktor-faktor lingkungan,
teknologi, sosiologi dan psikologi.

meskipun teori interaksi waktu dan kinerja tidak terlalu terstruktur untuk
dapat diaplikasikan secara luas pada berbagai lingkungan krlompok teori ini
menyampaikan sejumlah parameter konsisten yang sangat bermanfaat dalam
memantau dan menganalisis perilaku kelompok:

1. Teori ini mengakui bahwa kelompok bersifat multifungsi dan


memberika kontribusi pada 3 tingkat:
a. Terhadap sistem di mana mereka melekat( contoh, organisasi)
b. Terhadap bagian-bagian komponen mereka (contoh, anggota)
c. Terhadap kelompok itu sendiri sebagai struktur sosial yang utuh
2. Teori ini adalah disagresi aktivitas kelompok kedalam 4 mode yaitu:
a. Permulaan
b. Pemecahan masalah
c. Resolusi kelompok
d. Eksekusi

Secara keseluruhan, teori menampilkan 12 kategori aktivitas yang dapat


dilakukan oleh kelompok selama penyelesaian proyek. Kedua belas ini
didasarkan pada pernyataan bahwa untuk masing-masing keempat mode
aktivitas (miasalnya permulaan, pemecahan masalah, resolusi konflik, dan
eksekusi) yang dilakukan oleh kelompok, terdapat tiga fungsi (misalnya produksi,
dukungananggota, dan kebaikan kelompok) yang harus diselesaikan untuk
pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. Dampak seluruh aktivitas ini secara
bersama-sama adalah pola kompleks sementara yang menuntut kelompok untuk
membangun metode untuk melakukan sinkronisasi(entrainment). Entrainment
adalah sikronisasi perilaku dalam suatu kelompok untuk mencapai pendekatan
sistematis bagi resolusi masalah kelompok yang memastikan bahwa usaha
kelompok positif dan kesesuian kelompok terarah pada penyelesaian.

ISU METODOLOGI DALAM RISET KELOMPOK

Perhatian metodologis dalam riset kelompok bukanlah hal baru,


tetapi telah menjadi perhatian selama beberapa dekade lalulu. Hanya
baru-baru ini, peneliti mencurahkan lebih banyak usaha untuk
mengatasi masalah tersebut. Masalah tersebut dikonsolidasikan
kedalam dua area perhatian utama: 1) penggunaan umum kelompok
ad ac dan 2) masalah yang berhubungan dengan keanggotaan
1. KELOMPOK NATURAL VERSUS KELOMPOK AD HOC

Masalah yang paling menonjol dalam riset kelompok pada bidang


akuntansi keperilakuan atau pada bidang kelompok kecil, adalah adalah
pengguna kelompok ad hoc dalam eksprimen untuk membangun teori yang
berkaitan dengan kelompok natural. Kelompok ad hoc dibentuk berdasarkan
kebutuhan untuk melakukan tugas spesifik. Dalam lingkungan kerja, kelompok
tersebut jarang ditemui. Akan tetapi, kelompok biasanya dibentuk untuk bekerja
untuk waktu periode tertentu guna memecahkan masalah tertentu. Pada
umumnya kelompok ad hoc tidak dapat dianggap sebagai indikasi perilaku
kelompok natural. Tema ini adalah sentral bagi teori yang dibahas dalam bagian
sebelumnya. Adaptasi teknologi(seperti yang disampaikan oleh teori strukturasi
adaptif) dalam kelompok kerja sepertinya yang memungkinkan terjadi secara
efisien dalam kelompok yang telah familier satu sama lain dan telah membangun
pola kerja tertentu. Hal ini bahkan semakin penting didalam batasan teori
interaksi waktu dan kinerja dengan landasannya yang didasarkan pada
entrainment kelompok. Perlunya untuk menggunakan kelompok natural
menimbulkan rintangan sulit, khususnya bagi peneliti akuntansi keperilakuan.
Solusi bagi peneliti dan khususnya audit adalah mengunjungi perusahaan selam
sesi pelatihan untuk mendapatkan bantuan dari sejumlah besar profesional
praktik untuk melakukan studi riset dalam priode waktu satu atau dua jam.
Kesulitan peneliti kelompok adalah bahwa subjek tersebutv pada umumnya
terletak pada lokasi yang menyebar dan oleh karena itu, individu tidak
mengalami kerja bersama sebelumnya, sehingga mempunya sedikit harapan
untuk bekerja secara konsisten seperti kelompok naturan.

2. KEANGGOTAAN DAN KOMPOSISI KELOMPOK

Masalah keanggotaan pertama yang sering kali dihadapi adalah


mendapatkan subjek yang memadai untuk berpartisipasi dalam studi riset
individu. Masalah tersebut menjadi semakin berlipat ganda, karena setidaknya
didasarkan pada fakta bahwa dibutuhkan bermacam subjek untuk dapat
melakukan observasi kelompok tunggal. Mencapai jumlah subjek memadai
selanjutnya diperumit oleh kebutuhan penggunaan kelompok natural versus
kelompok ad hoc. Penggunaan kelompok natural membutuhkan membutuhkan
studi tipe longitudinalyang memberikan waktu memadai bagi kelompok untuk
membangun protokoldan peranan penting selama proses entrainment.

Anda mungkin juga menyukai