Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Akuntansi Manajemen dengan topik “Analisis Biaya
Diferensial”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Akuntansi Manajemen adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan
informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan
dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen
akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol.
Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya antara sejumlah alternatif pilihan yang
dapat digunakan perusahaan.Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan
pendapatan, biaya, laba sehubungan dengan beberapa kemungkinan cara untuk menggunakan
fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia.
Analisis biaya difensial ditujukan untuk mengamati perilaku yang terjadi antara biaya tetap
(fixed cost) dengan biaya variabel (variable cost) apabila dikaitkan dengan estimasi kenaikan
pendapatan (earning). Jadi konsep dasar dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah
terjadinya kenaikan pendapatan diiringi kenaikan (increasing) biaya yang proporsional. Dalam
lingkup tugas manajemen, analisis ini biasa digunakan untuk pengambilan keputusan (decision
making) manajerial, seperti keputusan untuk menolak atau menerima tambahan pesanan produk
dari konsumen, keputusan untuk memperluas, menutup atau melepaskan suatu fasilitas, keputusan
untuk menentukan apakah perusahaan perlu memproduksi sendiri atau membeli, atau keputusan
untuk menurunkan harga jual produk. Keputusan yang terakhir ini biasanya diambil pada saat
produk mengalami siklus penurunan, dimana profit margin semakin berkurang, dan posisi produk
mulai digerogoti produk pesaing (kompetitor).
Jadi Dengan kata lain informasi tersebut diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan
keputusan mengenai pemilihan alternative tindakan yang terbaik di antara alternative yang
tersedia.
1.2.Rumusan Masalah
Apakah definisi dari perubahan organisasi dan manajemen stress, serta
pengaruhnyaterhadap prilaku dalam organisasi?
1.3.Manfaat Penulisan
1. Manfaatnya untuk mahasiswa adalah sebagai panduan atau tunjangan dalam mata kuliah
Akuntansi Manajemen.
2. Manfaatnya untuk fakultas adalah sebagai tambahan karya tulis untuk memperkaya materi
mengenai Akuntansi Manajemen.
BAB 2
PEMBAHASAN
Perusahaan yang memiliki biaya sebagai basis strateginya dalam bersaing harus memahami
dengan baik klasifikasi biaya dan perilaku dari setiap jenis biaya tersebut. Melalui pengenalan
yang baik terhadap perilaku biaya dan hubungandengan berbagai unsur lain dalam organisasi,
manajemen dapat menarik manfaat dalam membangun strategi yang tepat.
2.2.Biaya Diferensial
Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya di antara sejumlah alternative pilihan
yang dapat digunakan perusahaan. Biaya diferensial atau biaya relefan sering pula disebut sebagai
biaya marjinal. Biaya diferensial merupakan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi dan dapat
digunakan perusahaan dalam menghitung biaya yang akan dikeluarkan perusahaan. Berbagai
kemungkinan biaya ini dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
menyelesaikan beberapa persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Pada dasarnya biaya
diferensial merupakan biaya tunai atau out-of pocketcost yaitu biaya yang memerlukan
pengeluaran tunai saat ini atau pada masa mendatang, yang harus terjadi apabila suatu proyek
dilaksanakan atau diperluas sampai melebihi ukuran yang ditentukan semula.
Dalam analisa biaya diferensial, biaya variabel sangat relevan karena lazimnya biaya
variabel dapat dielakkan ketika proyek masih dalam tahap evaluasi dan bias juga tidak bias
dielakkan. Sebaliknya, biaya tetap biasanya tidak dapat dielakkan dalam kondisi apapun,sehingga
tidak relevan bagi setiap keputusan menyangkut biaya atau profitabilitas relative dari berbagai
alternative. Akan tetapi, jika biaya tetap terpaksa dinaikkan, misalnya karena keputusan untuk
menyewa ruang tambahan, membeli fasilitas tambahan, atau penyebab pengeluaran ekstra lainnya,
maka biaya tetap semacam itu dapat dikelompokan menjadi biaya diferensial. Dalam penentuan
biaya yang akan terjadi dalam pelaksanaan atau perluasan proyek, setiap pengeluaran tunai, yang
diperlukan untuk pengadaan kapasitas yang memadai, bersifat relevan bagi pengambilan
keputusan.
Terdpat dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat dikelompokkan sebagai biaya
diferensial atau biaya relevan,yaitu:
Biaya relevan bukanlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dimasa lalu atau biaya
historis, tetapi merupakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dimasa yang akan datang.
2. Biaya tersebut berbeda diantara sejumlah alternative
Biaya yang akan dikeluarkan dimasa mendatang harus merupakan biaya yang berbeda diantara
berbagai alternative. Jika biaya yang akandikeluarkan perusahaan dimasa mendatang tidak
memberikan perbedaan diantara berbagai alternatif yang ada, maka biaya tersebut tidak dapat
dikelompokan sebagai biaya relevan, seperti biaya pengusutan asset teap untuk bulan kedepan
dimana proyek akan dilaksanakan.
Adakalanya, pelanggan meminta perlakuan khusus dalam membeli produk yang mereka inginkan.
Perlakuan khususu tersebut dapat berubah tambahan asesoris, pemberian warna khusus, pemberian
warna khusus, atau permintaan yang lain. Biasanya permintaan khusus tersebut akan
mengakibatkan penambahan biaya bagi perusahaan. Jika penambahan biaya ini tidak dibarengi
dengan peningkatan harga jual produk pesanan khusus tersebut, itu artinya terjadi penurunan harga
jualdibandingkan harga jual sebelumnya. Penambahan biaya akibat pesanan khusus ini dapat
diperlukan sebagai biaya yang relevan bagi perusahaan,karena biaya-biaya tersebut dikeluarkan
berkaitan dengan proses produksi tambahan.
Kapasitas produksi PT. Panen Raya per bulan adala 18.000 unit.Pada pertengahan bulan Januari
2012 perusahaan tersebut telah mereproduksi dan menjual 10.000 unit dari produksinya di bulan
tersebut dengan harga Rp 14.000 per unit.Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 10.000
unittersebut adalah sebagai berikut.
# Total Rp 117.000.000
Setelah menjual 10.000 unit produksinya, salah satu pelanggan PT. Panel Raya, yaitu PT. Pelangi,
pada akhir bulan Januari 2014 mengajukan penawaran pembelian sebanyak 6.000 unit produk PT.
Panel Raya dengan harga Rp 10.000 per unit. Bisakah tawaran tersebut diterima?Mengapa?
Untuk membuat 10.000 unit produknya tersebut, PT. Panel Raya mengeluarkan biaya total
sebesar Rp 117.000.000. Jika perusahaan menghitung total pengeluaran sebagai dasar untuk
menghitung biaya per unitnya, maka akan diperoleh nilai sebesar Rp 11.700per unit (Rp
117.000.000:10.000). Jika menggunakan dasar pwrhitungan seperti itu, maka penawaran harga
sebesar Rp 10.000 per unit dari PT. Pelangi jelas tidak dapat diterima.
Tetapi pihak manajemen PT. Panel Raya dapat menggunakan analisa biaya diferensial
sebagai dasar pertimbangan menerima atau menolak pesanan tambahan dari PT. Pelangi tersebut,
perusahaan mengeluarkan biaya variabel sebesar Rp 80.000 dan biaya tetap sebesar Rp.
37.000.000. Biaya tetap sebesar Rp 37.000.000 itu adalah biaya yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk kapasitas produksi sebesar 18.000 unit.Jika kemudian volume produksi
perusahaan dinaikan menjadi 18.000 unit untuk bulan Januari, maka perusahaan tidak perlu
mengeluarkan biaya tetap tambahan lagi. Karena itu, untuk tambahan produksi di bulan Januari
sebesar 6.000 unit, perusahaan tidak perlu menambah biaya tetap[ yang akan
dikeluarkannya,karena hanya menggunakan kapasitas produksi yang menganggur. Perusahaan
cukup mengeluarkan biaya variabel saja untuk membuat 6.000 unit tambahan tersebut.Untuk
membuat 10.000 unit pertama, perusahaan mengeluarkan biayai berikut ini mungkin dapat variabel
total sebesar RpRp 80.000.000.Itu berarti biaya variabel perunit adalah Rp 8.000.Jadi, untuk
pesanan tambahan sebanyak 6.000 unit Pt. Panel Raya cukup mengeluarkan biaya tambahan
sebesar Rp. 48.000.000 (6.000 unit sebesar Rp 8.000).Jadi, pada dasarnya pesanan tambahan
dengan harga lebih rendah dengan harga yang diterima perusahaan, selama dapat menghasilkan
marjin kontribusi (selisih antara harga jual dan biaya variabelnya) positif, pesanan tambahan
tersebutr masih dapat diterima.Dalam kasus ini, marjin kontribusi yang diterima perusahaan adalah
Rp 2.000 per unit (Rp 10.000- Rp 8.000).Perhitungan laba rugi berikut mungkin dapat
memperjelas bahwa keputusan untuk menerima pembelian 6.000 unit tambahan adalah cepat.
Penjualan Penjualan
Penjualan Awal
Keterangan Tambahan Total
(10.000 Unit)
(6.000 Unit) (16.000 Unit)
Penjualan 140.000.000 60.000.000 200.000.000
Biaya Bahan Langsung (20.000.000) (12.000.000) (32.000.000)
Biaya Tenaga Kerja
(35.000.000) (21.000.000) (56.000.000)
Langsung
Biaya Overhead Variabel (15.000.000) (9.000.000) (24.000.000)
Biaya Overhead Tetap (24.000.000) (24.000.000)
Biaya Pemasaran variable (10.000.000) (6.000.000) (16.000.000)
Biaya Pemasaran Tetap (4.000.000) (4.000.000)
Biaya Administrasi Tetap (9.000.000) (9.000.000)
Biaya Usaha 23.000.000 12.000.000 (48.000.0000)
Kapasitas produksi PT. Cemerlang Sejati adalah 140.000unit pertahun.Sampai akhir bulan
Oktober 2012, perusahaan tersebut baru memproduksi dan menjual 100.000 unit produknya
dengan harga Rp 15.000 per unit.Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 unit
tersebut adalah sebagai berikut.
# Total Rp 1.170.000.000
Pada akhir bulan Oktober 2012, PT Mitra Karya yaitusudah satu pelanggan PT. Cemerlang Sejati
memesan 40.000 unit untuk produk dengan spesifikasi khusu. PT. Mitra Karya minta agar
perusahaan diberi asesoris tambahan dan kemasan khusus yang berbeda dengan kemasan yang
biasa digunakan oleh PT. Cemerlang Sejati untuk menambah asesoris kemasan khusus adalah Rp
1.200 per unit ditambah biaya sewa mesin kemasan sebesar Rp 32.000.000. Bisakah tawaran
tersebut diterima? Mengapa?
Jika biaya total sebelumnya sebagai dasar perhitungan biaya , maka akan diperoleh biaya per
unit sebesar Rp 11.700 per unit. Jika biaya ini ditambah biaya kemasan khusus sebesar Rp 1.200
per unit maka biaya yang harus dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp 12.900 per unit
ditambah biaya sewa mesin kemasan sebesar Rp 32.000.000.Dengan metode perhitungan seperti
ini, jelas harga jual sebesar Rp 12.000 tidak dapat diterima.
Tetapi dengan menggunakan analisa. Biaya diferensial PT. Cemerlang Sejati akan memperoleh
perhitungan yang berbeda, sehingga keputusan yang diambil juga akan berbeda. Untuk membuat
100.000 unit produknya, biaya yang dikeluarkan PT Cemerlang Sejati adalaah RP
370.000.000.kalaupun volume produksi dinaikan menjadi 140.000 unit, biaya tetap total yang
dikeluarkan tidak akan berubah. Jadi, untuk membuat 40.000 unit pertahun, perusahaan tinggal
menambah biaya relevan saja yang dalam hal ini adalh sebuah biaya variabelditambah dengan
biaya pengeluaran tambahan untuk membuat 40.000 unit tambahan tersebut.
Penjualan Penjualan
Penjualan Total
Keterangan Awal Tambahan
(140.000 Unit)
(100.000 Unit) (40.000 Unit)
Penjualan 1.500.000.000 480.000.000 1.980.000.000
Biaya Bahan
(200.000.000) (80.000.000) (280.000.000)
Langsung
Biaya Tenaga
(350.000.000) (140.000.000) (490.000.000)
Kerja Langsung
Biaya Overhead
(150.000.000) (60.000.000) (210.00.000)
Variabel
Biaya Overhead
(240.000.000) (240.000.000)
Tetap
Biaya Pemasaran
(100.000.000) (40.000.000) (140.000.000)
variable
Biaya Pemasaran
(40.000.000) (40.000.000)
Tetap
Biaya Administrasi
(90.000.000) (90.000.000)
Tetap
Biaya Tambahan:
kemasan dan (48.000.000) (48.000.0000)
asesoris
Biaya tambahan:
(32.000.000) (32.000.000)
sewa mesin
Biaya Usaha 330.000.000 80.000.000 410.000.000
Biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membuat 40.000 unit tambahan
tersebut adalah Rp80.000.000(asesoris & kemasan + ongkos sewa mesin= 40.000 unit x 1.200
ditambahah Rp 32.000.000). Ternyata ddengan metode perhitungan yang menggunakan biaya
relevan , perusahaan tetap memperoleh marjin kontribusi sebesar Rp80.000.000. Sedangkan secara
keseluruhan , perusahaan tetap memperoleh laba usaha yang lebih besar, yaitu sebesar
Rp410.000.000 jika menerima pesanan tambahan tersebut dibanding sebesar Rp330.000.000 jika
menolak.
PT. Panah Merah, sebuah perusahaan yang membuat produk yang sama dengan PT. Mitra
Usaha menawarkan produk untuk dijualkan kepada PT. Mitra Usaha dengan harga Rp 9.500 per
unit. Jika tawaran ini diterima, PT. Mitra Usaha tinggal membeli dari PT. Panah Merah dan
menjual kepada Departemen Pertanian. Keputusan apakah yang harus diambil oleh Manajemen
PT. Mitra Usaha membeli dari PT. Panah Merah atau membuat sendiri produk tersebut? Mengapa?
Jika manajemen PT. Mitra Usaha menghitung biaya yang akan dikeluarkanmemiliki
prilaku yang sama dengan semuanya, maka manajemen perusahaan akan menghitung bahwa biaya
yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan 100.000 unit produk itu adalah Rp 11.700 per unit
(Rp17.000.000:100.000 unit). Jadi tawaran dari PT .Panah Merah atas barang yang sama dengan
kualitas yang sama seharga Rp9.500 per unit terlihat jauh menguntungkan. Meskipun PT. Mitra
Usaha memilih untuk membeli dari PT. Panah Merah,manajemen perusahaan tidak perlu
membuang energi untuk memproduksi barang tersebut. Perusahaan tinggalmembelinya dari
PT.Panah Merah dan menjualnya kepada Departemen Pertanian.
Tetapi persoalan adalah tidak semua biaya memiliki prilakuyang sama. Biaya-biaya
variabel seharusnya menjadi tanggungan PT.Mitra Usaha memang dapat dihindarkan jika
perusahaan memutuskan unuk membelinya dari PT.Panah Merah. Tetapi biaya-biaya tidak dapat
dihindarkan walaupun perusahaan memutuskan menghentikan produksinya dan membeli dari PT
Panah Merah. Biaya-biaya tetap tersebut menjadi tanggungan perusahaaan, baik perusahaan
membuat sendiri produknya atau membelinya dari pihak lain.
Dari tabel perhitungan tersebut terlihat bahwa PT.Mitra Usaha membuat sendiri produknya
dan mejua dengan harga Rp 15.000 per unit, makan akan dihasilkan laba usaha sebesar Rp
330.000.000. Sedangkan jika PT.Mitra Usaha membelinya dari dari PT.Panah Merah dengan harga
Rp 9.500 per unit, hanya akan dihasilkan laba usaha Rp 18.000.000. Hal ini terjadi karena PT.Mitra
Usaha masih harus menaggung seluruh biaya tetap yang ada ditambah harus membeli produk jadi
dari PT.Panah Merah dengan nilai total sebesar Rp 950.000.000(9.500 x100.000). Laba usaha
sebesar Rp180.000.000 akan diperoleh jika PT.Mitra Usaha memutuskan untu membeli dari
PT.Panah Merah dan tidak menggunakan sama sekali mesin dan fasilitas produksi yang dimiliki.
Dengan asumsi seperti itu, bearati pilihan untuk membuatsendiri produk tetap lebih
mengguntungkan perusahaaan.
Terhitungan komparatip tersebut didasarkan pada asumsi bahwa mesin yang dimiliki
perusahaan tidak dimanfaatkan sama sekalai kalau perusahaan memutuskan membeli dari pihak
lain. Tetapi perusahaan memiliki berbagai alternatif yang diambil untuk memanfaatkan fasilitas
produksi.
Anggaplah PT.Mitra Usah membeli dari PT. Panah merah,dan mesin Yng menggangur
dapat disewakan pada pihak lain dengan pendapatan sebesar Rp200.000.000 per tahun atau
digunakan untuk membuat sendiri produk tambahan sebanyak 40.000 unit (sesuai kemampuan
bagian pemasaran)dengan harga jual sebesar Rp15.000 per unit. Keputusan apakah yang harus
diambil oleh manajemen PT .Mitra Usaha, membeli dari PT. Panah Merah arau membuat sendiri
produk tersebut?Mengapa?
Jika perusahaan memutuskan untuk membuat sendiri produknya, maka laba usaha yang
akan diperoleh Rp330.000.000.
Jika perusahaan membeli produknya dari PT. Panah Merah dan fasilitas produksinya tidak
digunakan sama sekali, perusahaaan tidak perlu mengeluarkan biaya variabel dan hanya
mengeluarkan biaya tetap ditambah dengan pembelian produk jadi perusahaan. Alternatif ini
hanya menghasilkan laba usaha sebesar Rp180.000.000.
Jika perusahaan membeli dari PT. Tanah Merah sebanyak 100.000 unit produk untuk dijual
kepada departemen pertanian, dan kemudian fasilitas produksi yang tidak terpakai disewakan
kepada pihak lain dengan pendapatan sewa sebesar Rp200.000.000 per tahun, hal itu akan
mengakibatkan PT. Mitra Usaha memperoleh laba tambahan (dibanding jika tidak disewakan)
usaha sebesar Rp200.000.000, sehingga total laba usaha yang akan diperoleh jika pilihan ini
diambil adalah Rp380.000.000.
Jika perusahaan memilih menggunakan fasilitas produksinya yang tidak terpakai untuk
membuat produk tambahan sebanyak 40.000 unit, maka perusahaan harus mengeluarkan biaya
tambahan berupa biaya variabel per unit dikalikan dengan 40.000 unit tersebut. Sedangkan
pendapatan yang akan diperoleh perusahaan juga akan bertambah sebesar Rp6000.000.000
(Rp15.000 x 40.000 unit), sehingga pendapatan total yang akan diperoleh perusahaan menjadi
Rp2.100.000.000 (Rp1.500.000.000 + Rp600.000.000). Alternatif ini mengakibatkan perusahaan
memiliki peluang untuk memperoleh laba total sebesar Rp460.000.000. Tetapi pilihan ini
akan sangat ditentukan keberhasilannya oleh kemampuan bagian pemasaran menjual produk
tambahan tersebut. Jika bagian pemasaran gagal menjual seluruh produk tambahan
tersebut, maka perusahaan tidak akan dapat memperoleh laba sebesar itu.
Berdasarkan data tersbut, jelas terlihat bahwa jika perusahaan memilih untuk membeli
100.000 unit produk dari PT. Panah Merah dan kemudian menggunakan fasilitas produksinya
untuk membuat produk tambahan sebanyak 40.000 unit, maka akan dihasilkan laba paling
besar. Jadi, alternatif ini merupakan pilihan yang paling menguntungkan perusahaan.
Perhitungan berbagai alternatif biaya tersebut didasarkan pada asumsi bahwa seluruh biaya
tetap yang dikeluarkan perusahaan akan tetap besarnya apapun keputusan dan aktivitas yang
dipilih perusahaan. Biaya tetap yang ditanggung perusahaan, walaupun jumlahnya relatif tidak
berubah ketika terjadi perubahan volume produksi, terkadang terdapat sejumlah biaya tetap yang
dapat dihindarkan jika aktivitas produksi berhenti sama sekali. Biaya tetap yang dapat dihindarkan
adalah sejumlah biaya yang bersifat tetap, tetapi dapat dihilangkan atau dihindari kalu perusahaan
memutuskan untuk menghentikan aktivitas produksi. Misalnya, pengurangan tenaga satpam,
pengurangan tenaga mandor, pengurangan biaya administrasi, dan sebagainya.
Jika perusahaan memiliki biaya tetap yang dapat dihindarkan, hal itu akan menghasilkan
perhitungan yang berbeda dan pilihan yang juga berbeda.
Sebagai contoh, jika keputusan PT. Mitra Usaha untuk membeli dari PT. Panah Merah dan
membiarkan fasilitas produksinya tidak berfungsi sama sekali, hal ini akan menyebabkan 40%
dari total biaya tetapnya dapat dihindarkan. Keputusan untuk menyewakan fasilitas produksinya
kepada pihak lain juga dapat mengurangi sebnyak 20% dari total biaya tetap. Munculnya biaya
tetap yang dapat dihindarkan ini akan menghasilkan perhitungan biaya alternatif yang berbeda
seperti terlihat berikut ini:
Keterangan Membuat Membeli dari Pihak Lain
Sendiri Mesin Tidak Mesin Produksi
Digunakan Disewakan Ekstra
Pejualan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 2.100.000.000
Pendapatan 0 0 200.000.000 0
Sewa
Biaya Bahan (200.000.000) 0 0 (80.000.000)
Langsung
Biaya Tenaga (350.000.000) 0 0 (140.000.000)
Kerja
Langsung
Biaya (150.000.000) 0 0 (60.000.000)
Overhead
Variabel
Biaya (240.000.000) (144.000.000) (192.000.000) (240.000.000)
Overhead
Tetap
Biaya (100.000.000) 0 0 (40.000.000)
Pemasaran
Variabel
Biaya (40.000.000) (24.000.000) (32.000.000) (40.000.000)
Pemasaran
Tetap
Biaya (90.000.000) (54.000.000) (72.000.000) (90.000.000)
Administrasi
Tetap
Pembelian 0 (950.000.000) (950.000.000) (950.000.000)
Produk Jadi
Laba Usaha 330.000.000 328.000.000 454.000.000 460.000.000
Adanya biaya tetap yang dapat dihindarkan sebesar 40% ini membuat perusahaan hanya
menanggung biaya tetap sebesar 60% dari total biaya tetap, dan akan dapat menghasilkan laba
sebesar Rp328.000.000 jika memutuskan membeli dari perusahaan lain serta membiarkan fasilitas
produksinya menganggur sama sekali.
Jika perusahaan menyewakan fasilitas produksinya dan dapat menghindrkan sebesar 20%
dari total biaya tetapnya, ini akan menyebabkan perusahaan memperoleh laba usaha sebesar
Rp454.000.000. Perolehan laba usaha ini mendekati perolehan laba usaha jika perusahaan memilih
membuat produk tambahan, yaitu sebesar Rp460.000.000. Tetapi pilihan untuk membuat produk
tambahan masih sangat tergantung pada kemampuan bagian pemasaran dalm menjual produk
tambahan tersebut. Sedangkan pilihan menyewakan fasilitas produksinya kepada pihak lain akan
memberikan hasil yang pasti dan tidak tergantung pada aktivitas serta kemampuan perusahaan
menjual produknya.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka : Rudianto. AKUNTANSI MANAJEMEN : Informasi untuk Pengambilan Keputusan Strategis,
2013. Erlangga : Jakarta.