Anda di halaman 1dari 4

BERITA ACARA PRESENTASI KELOMPOK 4

Hari/ Tanggal : Rabu, 22 September 2021

Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia SD Kelas Tinggi

Dosen Pengampu : Dr. Edizal Hatmi, M.Pd.

Materi : Menjelaskan Strategi Membaca Naskah Drama Dan Menyusun Pengenbangan Unit

Berdasarkan Drama.

Anggota Kelompok :

1. Shiffa Aulia Haerani 2001367


2. Febby Natasya Simatupang 1192411034
3. Lidya Malau 1191111048
4. Miftahul Jannah 1191111061
5. Suci Ade Putri 1192411025

PERTANYAAN:

1. Rossella Prisellya Dabukke


Apa manfaat yg diperoleh bila siswa bisa memahami materi mengenai drama dan sudah
memerankan tokoh dari drama terkait pengetahun, ketrampilan, dan emosionalnya ?
Dijawab Oleh: Miftahul Jannah Dan Febby Natasya Simatupang
Jawaban:
Dalam mempraktikan pembelajaran drama, selain menerapkan ilmu yang sudah didapat dengan
mempraktikannya, ternyata ada juga manfaat lainnya untuk para siswa. Dengan melakukan
praktik langsung, mementaskan drama di luar kelas akan membuat proses kreatif siswa dalam
memproduksi pementasan drama akan lebih terasa prosesnya. Melalui proses produksi
pementasan drama di sekolah, siswa pastinya dapat belajar banyak hal. Seperti siswa belajar
bersikap bertanggung jawab. Karena, ketika siswa terlibat langsung dalam memproduksi sebuah
pementasan drama, maka siswa akan belajar bertanggung jawab sesuai dengan peran dan
tugasnya masing-masing baik di depan panggung maupun di belakang panggung. Siswa juga akan
merasa bertanggung jawab dalam proses mensukseskan acara bersama. Di dalam sebuah
pementasan drama sangat dibutuhkan kerja sama dan kekompakkan sebuah tim atau kelompok.
Dengan begitu, akan menumbuhkan keakraban yang terjalin dengan baik antar para siswa.
Berikut manfaat yang diperoleh siswa yang sudah mempelajari dan mementaskan drama ,yaitu :

a. Kognitif
Kawasan kognitif dalam tujuan pengajaran berisi perilaku-perilaku yang lebih menekankan pada
aspek intelektual. Adapun aspek yang termasuk dalam ranah kognitif menurut Bloom melalui
Waluyo 2007: 167-168. Pertama adalah 1 Pengetahuan, yang meliputi pengetahuan akan hal
khusus definisi, membedakan, mendapatkan, mengingat, mengenal kembali. 2 Pemahaman, yang
meliputi terjemahan, penafsiran, perhitungan atau ramalan. 3 Analisis, yang meliputi analisis hasil
komunikasi untuk menarik kesimpulan, dan menganalisis. 4 Sintesis, yang meliputi hasil
komunikasi yang bertujuan untuk menuliskan, menceritakan, menghasilkan mengubah,
membuktikan kebenaran, hasil dari rencana atau rangkaian kegiatan yang diusulkan mengusulkan,
merencanakan, menghasilkan, kegiatan pemecahan. 5 Evaluasi, yang meliputi penimbangan
mengenai kejadian internal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b.
Afektif Kawasan afektif dalam tujuan pengajaran berisi perilaku-perilaku yang lebih menekankan
pada aspek perasaan dan emosi. Adapun aspek yang termasuk ke dalam kawasan afektif menurut
Bloom melalui Waluyo 2007: 169 adalah sebagai berikut: 1 Menerima receiving , menyangkut
minat siswa terhadap sesuatu. Misalnya menerima terhadap pelajaran drama yang ditandai dengan
minat atau perhatian positif terhadap drama. 2 Menjawabmereaksi responding, artinya ikut
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran bermain drama. 3 Menaruh penghargaan valuing, siswa
mampu memberikan penilaian terhadap drama yang akan atau sudah dipentaskan. 4
Mengorganisasikan sistem nilai, nilai-nilai dalam diri seseorang bersifat kompleks, maka nilai-
nilai itu bersifat kait mengkait, sehingga menjadi sistem nilai. 5 Mengadakan karakterisasi nilai,
kemampuan tertinggi dalam kawasan afektif dalam mengkarakterisasi nilai-nilai. Maksudnya,
nilai-nilai ersebut sudah siap untuk menjadi tingkah laku seseorang. c. Psikomotorik Kawasan
Psikomotorik berisi aspek-aspek yang lebih menekankan pada keterampilan motorik. Dalam
drama, jelas bahwa tujuan pengajaran tidak hanya terhenti pada kognitif dan afektif, tapi juga
psikomotor praktik bermain drama. Dalam bermain drama, pementasan dapat berjalan dengan
baik jika aktor atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI aktris dibekali
pengetahuan dan sikap. jadi permainannya bukan sekedar gerak motorik belaka. Melalui
pembelajaran bermain drama siswa dapat mengembangkan keterampilan kebahasaannya dan
membantu mereka dalam menambah wawasan hidup dan kehidupan yang lebih luas. Selain itu,
drama dapat membantu siswa dalam pemahaman dan penggunaan bahasa yang sedang
dipelajarinya. Hal ini, menunjang salah satu fungsi bahasa, yaitu untuk berkomunikasi.
2. Siti Syafrida Rahmi
Seperti apa langkah dan strategi seorang guru dalam meningkatkan pemahaman terkait materi
drama dan penghayatan dalam memainkannya?
Dijawab oleh : Lidya Malau
Jawaban :
Langkah-langkah bermain peran terdiri atas tiga tahapan yaitu, prapementasan, saat pementasan,
dan setelah pementasan (pascapementasan). Untuk menyajikan suatu peran dibutuhkan persiapan-
persiapan sebelum pementasan itu ditampilkan, yakni, tahap persiapan dan tahap latihan. Dalam
tahap prapementasan yang harus dipersiapkan siswa adalah memilih naskah, memilih pemain, dan
mempelajari naskah. Pementasan adalah proses, cara, perbuatan mementaskan naskah drama dari
hasil latihan yang telah dilakukan sebelumnya. Atau diartikan pementasan merupakan puncak dari
hasil latihan yang ditempuh selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan
lamanya untuk mementaskan hasil karya berupa gerak akting. Pada saat pementasan yang perlu
diperhatikan oleh pemain adalah dalam hal akting harus wajar dan tidak dibuat-buat, artinya
pemain dalam menampilkan perannya tidak berlebihan. Dalam situasi seperti itu, pemain tidak
boleh memperlihatkan kepura-puraannya saat pementasan. Pemain harus meyakinkan penonton
sehingga penonton merasa bahwa pemain menampilkan pengimajinasiannya secara nyata. Dalam
pasca-pementasan, pementasan yang sudah berlangsung diadakan penilaian-penilaian terhadap
unsur-unsur yang terdapat dalam bermain peran seperti: kinesik (gerak tubuh), intonasi, vokal,
dan ekspresi. Terdapat juga saran dan kritik terhadap pementasan yang sudah berlangsung dengan
tujuan mengerti kekurangan-kekurangan pementasan guna refleksi terhadap pementasan
selanjutnya.

3. Alzani Ulfa
Dijawab oleh : Shiffa Aulia Haerani
Jawaban :
Cara yang dapat dilakukan guru agar mendorong siswa mengembangkan ide siswa dalam
mengarang naskah sebuah drama adalah sebagai berikut :
1. Guru harus membiasakan murid banyak membaca. Karena dengan membaca mereka dapat
menuangkan ide-ide yang mereka miliki ke dalam sebuah karya.
2. Melatih kemampuan menulis agar dapat menghasilkan karya yang baik dan benar.
3. Mempelajari kaidah-kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara bertahap.
Dengan mempelajari kaidah-kaidah penulisan tersebut kita dapat memahaminya dan bisa langsung
mempraktekannya ke dalam tulisan yang siswa buat.
4. Mempublikasikan hasil tulisan yang siswa buat, seperti media elektronik dan cetak. Agar mereka
dapat mengetahui seberapa besar kemampuannya. Selain itu, siswa juga dapat merasa diapresiasi
atas apa yang telah mereka kerjakan.
5. Mendorong siswa untuk selalu percaya diri dengan apa yang mereka tulis. Jika siswa tidak
percaya dengan apa yang mereka tulis maka mereka tidak akan puas dengan hasilnya.

4. Abu Makmur Harahap


Pada saat pembelajaran drama siswa menunjukkan bahwa keterampilan bermain drama yang
dimiliki oleh peserta didik masih rendah. Menurut kelompok penyaji apa yang menyebabkan
rendahnya keterampilan bermain drama peserta didik?
Dijawab Oleh Suci Ade Putri
Jawaban:
Menurut kami mengapa keterampilan bermain drama peserta didik rendah, Hal ini disebabkan oleh
guru yang kurang memberikan pelatihan bermain drama, seperti berlatih vokal, ekspresi, dan
penampilan. Guru cenderung hanya menjelaskan secara teori, namun kurang dalam prakteknya.
Guru juga kurang kreatif dalam memilih metode dan teknik yang tepat dalam membelajarkan
keterampilan bermain drama sehingga peserta didik kurang tertarik terhadap pembelajaran bermain
drama. Selain itu peserta didik kurang percaya diri ketika bermain drama. Peserta didik biasanya
memilih peran yang sesuai dengan karakter mereka. Ketika peserta didik dihadapkan pada peran
lain, mereka kurang percaya diri dan malu-malu dalam membawakan karakter tokoh yang
diperankan.

Anda mungkin juga menyukai