Disusun oleh :
Irmayanti 120110150012
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Pengendalian
Manajemen (Responsibility Center : Revenue and Expense Center dan Profit Center
)”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi
kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Sehubungan dengan terselesaikannya makalah ini tidak dapat lepas dari bantuan
berbagai pihak, dan kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Bandung, 13 Maret 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
tertentu, dengan tujuan akhir untuk mengubah input menjadi output, baik yang
berwujud (seperti, barang) atau tidak berwujud (seperti, jasa).
Akan tetapi dalam sejumlah situasi, input tidak secara langsung berkaitan
dengan output yang dihasilkan. Biaya periklanan adalah input yang ditujukan
untuk meningkatkan hasil penjualan; namun karena penjualan juga dipengaruhi
sejumlah faktor lain selain iklan, maka kaitan antara meningkatnya biaya iklan
dengan meningkatnya penjualan jarang dapat ditunjukkan, lagipula, keputusan
manajmen untuk meningkatkan pengeluaran iklan lebih didasarkan pada penilaian
daripada berdasarkan data.
7
2.1.4 Efisiensi dan Efektivitas
Konsep input, output, dan biaya bisa digunakan untuk menjelaskan makna
dari efisiensi dan efektivitas, yang merupakan dua kriteria dengan mana kinerja
pusat tanggung jawab dinilai.
Efisiensi adalah rasio output terhadap input, atau jumlah output per unit
input. Dalam banyak pusat tanggung jawab, efisiensi diukur dengan cara
membandingkan biaya aktual dengan standar, di mana biaya-biaya tersebut harus
dinyatakan dalam output yang diukur. Meskipun metode ini dapat digunakan,
tetapi metode ini mempunyai dua kelemahan utama
1) Biaya yang tercatat bukanlah tolak ukur atas sumber daya yang sebenarnya
digunakan
Ada empat jenis pusat tangung jawab, digolongkan menurut sifat input dan
atau output moneter yang untuk tujuan pengendalian pusat pendapatan, pusat
beban, pusat laba, dan pusat investasi.
8
2.2 PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BEBAN
Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secar
moneter, namun outputnya tidak. Ada dua jenis umum dari pusat beban, yaitu
pusat beban teknik dan pusat beban kebijakan.
Di suatu pusat beban teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari
setiap unit, mengukur biaya standar dari produk jadi. Selisih antara biaya teoretis
dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari pusat beban yang sedang diukur.
Disuatu pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang
sesungguhnya bukanlah ukuran efisisensi. Pada hakikatnya, hal tersebut hanya
merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan input yang sesungguhnya,
serta tidak mencakup nilai output. Jika biaya yang sesungguhnya tidak melebihi
9
jumlah anggaran, maka pihak manajer sudah “hidup sesuai dengan anggaran”,
akan tetapi, karena anggaran tidak dimaksudkan untuk meramalkan jumlah
pengeluaran yang optimum, maka menjalankan usaha dalam batas-batas
anggaran yang ada tidak selalu berarti menunjukkan kinerja yang efisien.
a. Penyusunan anggaran
Anggaran inkremental dalam model ini, tingkat biaya sekarang dari pusat
beban kebijakan dipakai sebagai titik awalnya. Jumlah ini disesuaikan dengan
tingkat inflasi, perubahan-perubahan beban pekerjaan yang diantisipasi,
pekerjaan khusus, dan jika datanya sudah tersedia, biaya dari berbagai pekerjaan
yang dapat dibandingkan dalam unit- unit yang sama.
10
menyeluruh dari setiap pusat beban kebijakan pada jadwal yang terus bergulir,
sehingga semuanya ditinjau setidaknya sekali lima tahun. Analisis tersebut sering
disebut sebagai tinjauan berdasarkan nol.
Tidak seperti dalam pusat beban teknik yang sangat dipengaruhi oleh perubahan
volume jangka pendek, biaya dalam pusat beban kebijakan cukup terlindungi dari
fluktuasi jangka pendek. Perbedaan ini berawal dari fakta bahwa dalam membuat
anggaran untuk pusat beban kebijakan, para manajer cenderung untuk menyetujui
perubahan ynag terkait dengan perubahan volume penjualan yang diantisipasi-
misalnya, mengizinkan untuk menambah tenaga kerja jika volume penjualan
bergerak naik, dan untuk mengurangi tenaga kerja jika volume penjualan sedang
menurun. Selama masalah tenaga kerja dan segala biaya yang berhubungan
dengan tenaga kerja merupakan pos terbesar dan pusat beban kebijakan, maka
anggaran tahunan untuk pusat beban tersebut akan cenderung untuk memiliki
persentase yang tetap dari anggaran volume penjualan.
11
Pekerjaan utama bagi seorang manajer pusat beban kebijakan adalah untuk
mencapai output yang diinginkan. Membelanjakan suatu jumlah yang “sesuai
dengan anggaran” untuk mengerjakan hal ini dianggap memuaskan; jumlah yang
melebihi anggaran merupakan alasan untuk prihatin, sementara jumlah yang
kurang dari anggaran akan mengindikasikan bahwa pekerjaan yang direncanakan
belum selesai dilaksanakan. Dalam pusat beban kebijakan, sebagai lawan dari
pusat beban teknik, laporan keuangan bukan merupakan suatu alat untuk
mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer.
Jika kedua jenis pusat tanggung jawab tersebut tidak dibedakan, maka
manajemen mungkin akan salah memperlakukan laporan kinerja pusat beban
kebijakan sebagai indikator atas efisiensi unit tersebut, sehingga memotivasi pusat
beban tersebut untuk membuat keputusan untuk menbelanjakan kurang dari
jumlah yang dianggarkan, dimana hal ini akhirnya akan menurunkan output.
Untuk alasan ini, akan tidak bijaksana untuk memberikan penghargaan kepada
para eksekutif yang membelanjakan lebih sedikit dari jumlah anggaran.
12
Pengedalian atas beban administratif cukup sulit dikarenakan: (1) masalah-
masalah yang ada dalam pengukuran output, dan (2) banyaknya ketidaksesuaian
antara cita-cita staf departemen dan cita-cita perusahaan secara keseluruhan.
Beberapa aktivitas para staf, seperti perhitungan gaji, adalah begitu rutin
sehingga unit-unit tersebut, pada kenyataannya, merupakan pusat beban teknik.
Tetapi, dalam aktivitas lainnya, output utamanya adalah saran dan layanan, yang
merupakan fungsi yang tidak mungkin dikuantifikasi maupun dievaluasi. Karena
output tidak dapat diukur, tidak mungkin untuk menetapkan standar biaya sebagai
tolak ukur untuk pengukuran kinerja keuangan. Dengan demikian, varians
anggaran tidak dapat diinterpretasikan sebagai gambaran dari kinerja yang efisien
atau tidak efisien.
13
1. Bagian yang membahas biaya pokok dari suatu pusat administratif atau
pendukung tersebut termasuk biaya untuk “tetap berada dalam bisnis
(being in business)” ditambah biaya-biaya untuk aktivitas-aktivitas yang
secara intrinsik diperlukan untuk mana keputusan manajemen tidak
diperlukan.
14
administratif. Manajer penelitian pada hakikatnya ingin membangun organisasi
penelitian yang terbaik, meskipun barangkali lebih mahal dari apa yang bisa
didanai oleh perusahaan. Masalah selanjutnya adalah bahwa orang-orang yang
bekerja dibidang penelitian sering tidak mempunyai pengetahuan yang memadai
(atau tertarik) mengenai bisnis untuk menentukan arah kebijakan dalam sektor
penelitian secara optimal.
Penelitian dasar memiliki dua ciri sebagai berikut, (1) Tidak terencana,
dimana pihak manajemen hanya membuat keputusan secara umum mengenai
bagian yang harus dieksplorasi; (2) Seringkali ada tenggang waktu yang lama
antara dimulainya penelitian dengan pengenalan produk baru yang berhasil.
15
diperkirakan selama periode anggaran. Jika anggaran disusun sesuai dengan
rencana strategis perusahaan (sebagimana seharusnya), maka persetujuan atas
proyek merupakan sesuatu yang rutin semata-mata membantu dalam perencanaan
kas dan pegawai. Proses penyusunan anggaran tahunan juga menjamin agar
biaya aktual tidak melebihi jumlah yang dianggarkan tanpa sepengetahuan pihak
manajemen. Varians yang penting dari anggaran harus disetujui oleh pihak
manajemen sebelum terjadi.
16
pengajuan rekening dan aktivitas yang terkait dengan fungsi kredit dan penagihan
piutang.
Laba adalah selisih antara pendapatan (output) dan biaya (input). Pusat Laba
(Profit Center) adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerja keuangannya diukur
dengan laba.Pusat laba terjadi karena proses divisionalisasi. Pada dasarnya, suatu
organisasi fungsional adalah organisasi dimana fungsi produksi atau pemasaran
utama dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah. Ketika suatu organisasi diubah
menjadi organisasi dimana setiap unit utama bertanggungjawab baik terhadap fungsi
produksi maupun fungsi pemasaran, maka proses ini disebut dengan istilah
divisionalisasi. Divisionalisasi adalah proses pemberian wewenang dalam bidang
17
produksi dan pemasaran produk tertentu kepada suatu pusat pertanggungjawaban
atau proses pembentukan pusat-pusat laba.
18
Pada pusat laba, manajer tunduk pada hanya sedikit batasan dari korporat
sehingga lebih bebas untuk menggunakan imajinasi dan inisiatifnya.
5. Sarana pelatihan manager
Karena pusat-pusat laba adalah perusahaan independen, sehingga memberikan
dasar pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para manajer mendapat
banyak pengalaman dalam mengelola semua area fungsional, dan manajemen
tingkat tinggi lebih berkosentrasi pada potensi kerja yang lebih tinggi.
6. Informasi kinerja dari setiap pusat laba
Pusat laba memudahkan seorang manajemen puncak memperoleh informasi
tentang profitabilitas komponen-komponen perusahaan.
7. Peningkatan kemampuan bersaing (Keunggulan Kompetitif)
8. Karena output yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat
responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
19
Divisionalisasi mengakibatkan tambahan biaya karena ada tambahan
manajemen, staf dan bagian pencatatan.
7. Kompetensi manajer umum tidak berkembang
Kompetensi para manajer umum dapat hilang pada organisasi fungsional
karena tidak adanya kesempatan mengembangkan keahliannya.
8. Menekankan laba jangka pendek. Lebih menekankan profitabilitas jangka
pendek dan mengorbankan profitabilitas jangka panjang. Karena ingin
melaporkan laba yang tinggi, manajer pusat laba dapat lalai melaksanakan
penelitian dan pengembangan.
9. Belum ada sistem yang meyakinkan bahwa pembentukan pusat laba akan
meningkatkan laba organisasi secara keseluruhan
2.6.4 Unit Bisnis Sebagai Pusat Laba
Sebagian besar unit bisnis dapat dibentuk sebagai pusat laba karena
manajernya dapat mengendalikan pengembangan, produksi, dan pemasaran produk.
Manajer unit bisnis berada dalam posisi dapat mempengaruhi pendapatan dan biaya
sehingga dapat dimintai tanggung jawab terhadap laba.
20
bagaimana, dimana, dan dengan harga berapa produk akan dijual?), dan keputusan
sumber/pemasokan atau perolehan (darimana sumberdaya yang diperlukan untuk
memproduksi produk akan diperoleh).
Pertimbangan strategis
Perusahaan biasanya mempertahankan keputusan keuangan pada tingkat
korporat. Setiap unit punya perjanjian mengenai aktivitas yang dibolehkan
dan dilarang.
Kesamaan dengan unit bisnis yang lain
Dalam hal ini, harus ada kesesuaian unit bisnis dengan sistem akuntansi dan
pengendalian manajemen korporat. Selain itu juga dituntut keseragaman
kebijakan karyawan, alat komunikasi, komputer dll
Economies of Centralization
Dalam hal ini dimaksudkan keseragaman biaya dalam unit bisnis.Umumnya
beberapa organisasi, menyerahkan keputusan berbentuk keuangan pada pusat.
A. Pemasaran
21
Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan
membebankan biaya dari produk yang dijual oleh manajer pemasaran. Suatu harga
transfer memberikan informasi yang relevan bagi manajer pemasaran dalam
membuat trade-off pendapatan/pengeluaran yang optimal dan praktik standar untuk
mengukur manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya akan memberikan
evaluasi terhadap trade-off yang dibuatnya.
B. Produksi (Manufaktur)
22
yang terjadi dalam unitnya. Unit tersebut membebankan harga terhadap jasa yang
diberikan dan unit penerima jasa dapat memperoleh dari luar. Manajer unit pemberi
dan penerima jasa termotivasi untuk mengendalikan biaya.
2.7.2 Organisasi Lainnya
Yang dimaksud dengan organisasi lainnya dalam hal ini adalah kantor
cabang. Suatu perusahaan dengan operasi kantor cabang yang bertanggung jawab
atas pemasaran produk di wilayah geografis tertentu seringkali menjai pusat laba
secara alamiah. Hal tersebut dikarenakan kantor cabang tersebut merupakan pusat
pemasaran yang dibebani harga pokok dari produk yang dijual.
2. Economic Performance
23
2.9 KONSEP LABA SEBAGAI PENGUKUR KINERJA
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih. Sedangkan
kinerja manajer pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan lima ukuran profitabilitas,
yaitu :
1. Laba Kontribusi (Contribution Margin)
Laba kontribusi menunjukkan rentang antara laba dengan biaya variabel. Alasan
utama margin kontribusi digunakan sebagai alat pengukur kinerja manajer pusat
laba adalah karena biaya tetap berada di luar kendali manajer tersebut, sehingga para
manajer harus memusatkan perhatian untuk memaksimalkan margin kontribusi
dengan memperbesar jarak antara pendapatan dengan biaya variabel. Namun pada
kenyataannya hampir semua biaya tetap dapat sebagian (sepenuhnya) dikendalikan
oleh manajer pusat laba. Laba Kontribusi tidak dapat dijadikan sebagai penilai
kinerja karena hanya dapat digunakan untuk analisa laba.
24
a. Dapat dikendalikan : biaya yang dapat dikendalikan dan ditelusuri pada divisi
yang bersangkutan oleh manajer pusat laba
b. Tidak dapat dikendalikan : biaya yang tidak dapat dikendalikan dan tidak
dapat ditelusuri pada divisi yang bersangkutan oleh manajer pusat laba
Penghitungan laba yang dapat dikendalikan menyertakan semua pendapatan dan
biaya yang dapat dikendalikan atau dipengaruhi oleh manajer suatu pusat laba.
Kekurangannya adalah karena pengukuran tersbut tidak memasukkan biaya kantor
pusat yang tidak dapat dikendalikan, maka ukuran ini tidak dapat langsung
dibandingkan dengan data yang diterbitkan asosiasi dagang yang melaporkan laba
dari perusahaan-perusahaan lain di industri yang sama.
6. Laba Terkendali
Laba Terkendali = Laba Langsung - Biaya dari Pusat yang dapat dikendalikan
25
Biaya-biaya kantor pusat dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu :
c. Dapat dikendalikan : biaya yang dapat dikendalikan dan ditelusuri pada divisi
yang bersangkutan oleh manajer pusat laba
d. Tidak dapat dikendalikan : biaya yang tidak dapat dikendalikan dan tidak
dapat ditelusuri pada divisi yang bersangkutan oleh manajer pusat laba
Penghitungan laba yang dapat dikendalikan menyertakan semua pendapatan dan
biaya yang dapat dikendalikan atau dipengaruhi oleh manajer suatu pusat laba.
Kekurangannya adalah karena pengukuran tersbut tidak memasukkan biaya kantor
pusat yang tidak dapat dikendalikan, maka ukuran ini tidak dapat langsung
dibandingkan dengan data yang diterbitkan asosiasi dagang yang melaporkan laba
dari perusahaan-perusahaan lain di industri yang sama.
26
BAB III
STUDI KASUS
Pada tahun 1987, Peter Ensign yang merupakan controller Westport Electric,
Michael Kelly yang merupakan manajer departemen penganggaran (bawahan Ensign),
dan James King yang merupakan supervisor seksi anggaran staf administrasi (bawahan
Kelly) sedang mendiskusikan permasalahan yang disampaikan James King. King
terganggu dengan kenaikan anggaran pembelanjaan yang diproposalkan dari staf legal
dan staf Industry Relations
Masalah pada staf legal adalah kinerja mereka yang kurang efisien dan
membuang-buang waktu Seperti pada awal tahun, grup Data Processing pada staf
Finance kita menyewa seorang kons%ultan. Kita memberikan kontraknya kepada staf
legal untuk melihat dan mereka menghabiskan waktu tiga bulan sebelum menyetujui
kontrak tersebut. King mendiskusikan hal ini dengan temannya dan memperlihatkan
kontrak aslinya, temannya pun terkejut karena kontrak sesederhana ini dapat
diselesaikan dengan waktu satu sampai dengan dua hari oleh pengacara luar.
Masalah kedua pada staf Industry Relations, terutama pada pelatihan
manajemen. Kita menghabiskan banyak uang pada pelatihan yang tidak terlalu
bermanfaat. Pada bulan lalu, kita semua harus mengambil pelatihan dalam quality
control. Pelatihan tersebut sangat sederhana, kemudian mereka memberi kita test. Lalu
saya membawa salinan tes tersebut pada sekretaris saya yang tidak mengikuti pelatihan
.quality control tersebut dan dia menjawab 100 persen benar pada tes itu. Para
karyawan dan manajer banyak yang bungkam dalam permasalahan ini karena mungkin
staf Industry Relations yang bertugas menilai karyawan dan pekerja. Mereka berpikiran
kalau menentang staf Industry Relations akan menyebabkan terhambatnya promosi dan
kenaikan gaji mereka. Melihat masalah-masalah di atas, kenaikan anggaran yang di
proposalkan pada staf legal 30% dan staf Industry Relations 50% sangat tidak pantas
menurut King. Hal ini juga menjadi tanggung jawab staf Finance karena jika proposal
27
ini diteruskan saja tanpa ada revisi, kemungkinan besar akan disetujui karena
manajemen atas tidak terlalu tahu dengan permasalahan dan hal-hal detail seperti ini
Pertanyaan:
Apa yang harus dilakukan Westport Electric tentang permasalahan evaluasi yang
dimunculkan pada kasus ini ?
Solusi :
Staf Finance harus melihat tujuan utama dari perusahaan tersebut sehingga
aktivitas-aktivitas yang di anggarkan sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut, dari
penganggaran aktivitas tersebut dapat diketahui aktivitas yang bernilai tambah ataupun
tidak, dan seharusnya hanya melakukan aktivitas yang bernilai tambahnya saja karena
jika melakukan aktivitas tidak bernilai tambah hanya akan melakukan pemborosan.
Permasalahan yang terletak pada staf Legal dan Industry Relations merupakan
Discretionary Expense Centers, dimana unit ini mengeluarkan output yang tidak dapat
diukur dengan unit kesatuan moneter. Dengan itu, staf Finance dapat melakukan Zero-
Base Review karena sifatnya yang sangat teliti sehingga dapat mengeluarkan sumber-
ssumber masalah pada setiap unit. Zero-Base Review adalah sistem anggaran yang
didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada yang telah dilakukan di masa lalu.
Setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Berbagai program dikembangkan
dalam visi pada tahun yang bersangkutan. Sistem anggaran ini mengasumsikan bahwa
anggaran dimulai dari nol. Evaluasi jenis ini memang memerlukan waktu yang cukup
banyak dan memberikan tekanan pada unit yang sedang dievaluasi. Tapi hal ini
diperlukan untuk mencegah datangnya masalah di kemudian hari.
28
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/azhurahanamichi/tugas-spm
29
LAMPIRAN
30