DISUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
Era industrialisasi yang semakin kompetitif saat ini, menuntut setiap perusahaan
untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Salah satu usaha yang dilakukan perusahaan agar
dapat bersaing adalah meningkatkan kualitas hasil produksinya. Dengan hasil produksi yang
berkualitas, maka diharapkan para pelanggan/konsumen akan tertarik dan membeli hasil
produksi yang ditawarkan oleh perusahaan. Untuk mencapai produk yang berkualitas,
perusahaan harus selalu melakukan pengawasan dan peningkatan terhadap kualitas
produknya, sehingga akan diperoleh hasil akhir yang optimal. Kualitas yang meningkat akan
mengurangi terjadinya produk rusak sehingga mengakibatkan biaya-biaya yang terus
menurun dan pada akhirnya meningkatkan laba. Biaya yang dikeluarkan dalam kaitannya
dengan usaha peningkatan kualitas produk disebut biaya kualitas.
Rumusan Masalah berikut: Rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah
sebagai 1. Apa definisi dan jenis-jenis biaya kualitas? 2. Bagaimana menyusun laporan biaya
kualitas dan membedakan antara pandangan konvensional tentang tingkat kualitas yang dapat
diterima dan pandangan yang didasarkan pada pengendalian kualitas? 3. Mengapa informasi
biaya kualitas dibutuhkan dan bagaimana informasi tersebut digunakan? 4. Bagaimana
menghitung dampak perubahan produktivitas atas laba?
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kualitas dapat diartikan sebagai derajat atau tingkat kesempurnaan atau sebagai
kebaikan jika diartikan tanpa memiliki makna operasional. Sedangkan secara operasional,
produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Bisa juga diartikan harapan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Tetapi, apa sebenarnya
yang dimaksud dengan harapan pelanggan?. Harapan pelanggan dapat dilihat melalui dimensi
kualitas, sehingga produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan dalam delapan dimensi berikut
Kinerja (Perfomance), mengacu pada seberapa baik fungsi-fungsi serta konsistensi sebuah
produk, sedangkan untuk pada jasa sering disebut daya tanggap, kepastian dan empati.
Estetika (Aesthetics), berkaitan penampilan ataupun bentuk produk, pada jasa yaitu
penampilan fasilitas, peralatan, serta pegawai.
Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability), berkaitan dengan tingkat
kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
Fitur (Feature), karakteristik khusus suatu produk yang membedakan produk tersebut dari
produk-produk sejenis dengan fungsi yang sama
Keandalan (Reliability), konsistensi dari suatu produk dalam menjalankan fungsinya.
Daya Tahan (Durability), jangka waktu dari suatu produk dapat digunakan ataupun
menjalankan fungsinya.
Kesesuaian Kualitas (Quality of conformance), pengukuran tingkat kesesuaian suatu
produk dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Kecocokan pengguna (Fitness for Use), kecocokan sebuah produk menjalankan fungsi-
fungsi sebagaimana harusnya.
Sehingga, apabila suatu produk dilakukan perbaikan kualitas, maka 8 dimensi diatas
merupakan poin-poin yang wajib di jadikan bahan pertimbangan dalam perbaikan kualitas,
dengan mempertahankan dimensi kualitas lainnya serta memperbaiki atau menaikkan
dimensi kualitas lainnya. Dari delapan dimensi kualitas di atas, tingkat kesesuaian merupakan
yang paling sering di perhatikan, dimana kesesuaian adalah dasar dari mendefinisikan produk
yang tidak sesuai (nonconformance) atau produk cacat (defective).
Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat
produk yang kualitasnya buruk. Sehingga biaya-biaya ini dapat di kategorikan lagi menjadi
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas produk, seperti kegiatan pengendalian.
Biaya kualitas dibagi menjadi 4 kategori yaitu:
Biaya Pencegahan (prevention costs), biaya ini terjadi karena adanya kegiatan yang
mencegah kualitas suatu produk buruk, seperti program pelatihan kualitas, perencanaan
kualitas, dan sebagainya.
Biaya penilaian (appraisal costs), biaya ini terjadi untuk menentukan apakah produk dan
jasa telah sesuai dengan persyaratan spesifikasi ataupun persyaratan dari pelanggan,
seperti biaya pemeriksaan kemasan, pengujian bahan baku, penerimaan produk, serta
penerimaan proses, pengukuran peralatan dan sebagainya. Untuk penerimaan produk
(product acceptance) meliputi pengambilan sampel barang jadi untuk menentukan apakah
telah memenuhi kriteria atapun standar yang diberlakukan. Untuk penerimaan proses
(process acceptance) yaitu penarikan sampel barang dalam proses untuk mengetahui
apakah proses tersebut masih dalam kendali dan memproduksi barang tanpa cacat
Biaya kegagalan internal, adalah biaya yang terjadi apabila terjadi ketidaksesuaian atau
cacat pada produk yang dihasilkan pada saat proses maupun inspeksi kesesuaian produk,
proses ini terjadi sebelum produk diterima oleh pelanggan
Biaya kegagalan ekternal, adalah biaya yang terjadi saat ketidaksesuaian atau cacat pada
produk ditemukan saat produk telah diterima oleh pelanggan.
Biaya kualitas diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya yang dapat diamati
(obervable quality cost) lalu biaya tersembunyi (hidden cost). Biaya yang dapat diamati
adalah biaya-biaya yang tersedia dan dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan.
Sedangkan biaya tersembunyi adalah biaya taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor
produksi yang dimiliki perusahaan, lebih tepatnya biaya yang diketahui saat kita
menggunakan atau melakukan sesuatu, seperti biaya untuk keahlian produsen, modal sendiri
yang digunakan dalam perusahaan, dan bangunan yang dimiliki oleh perusahaan.
Metode Pengali, metode ini mengasumsikan total biaya kegagalan adalah hasil pengali
dari biaya-biaya kegagalan yang terukur.
Biaya kegagalan ekternal total = k x biaya kegagalan ekternal terukur
k = angka pengali, dimana angka ini didapat berdasarkan data-data masa lalu, ataupun
berdasarkan pengalaman perusahaan,
Contoh: Perusahaan FE memiliki biaya kegagalan 1-4 produk tiap 1000 produk yang
dihasilkan dan telah diterima oleh pelanggan (biaya ekternal), Lalu biaya ekternal terukur
sebesar Rp 1.000.000, maka biaya kegagalan ekternal aktual adalah Rp 1.000.000 –
Rp 4.000.000.
Metode Penelitian Pasar, digunakan untuk menilai dampak kualitas produk yang buruk
terhadap penjualan dan pangsa pasar. Biasanya dilakukan survei atau wawancara dengan
anggota tim penjualan.
Metode Fungsi kerugian kualitas Taguchi, Metode ini digunakan dengan asumsi bahwa
jika terjadinya ketidaksesuaian pada produk maka akan menyebabkan biaya kualitas
tersembunyi dan kenaikan biaya kualitas merupakan pengkuadratan setiap ketidaksesuaian
dari nilai target. Perhitungan biaya kegagalan eksternal metode ini dapat diformulasikan
sebagai berikut:
L(y) = k(y – T)²
k = konstanta proporsional yang besarnya tergantung pada struktur biaya kegagalan
perusahaan.
y = nilai aktual dari karakteristik kualitas
T = nilai target dari karakteristik kualitas
L = kerugian kualitas
Gambar 1.1
Pada gambar 1.1 memperlihatkan biaya kualitas nol pada nilai target, dan akan meningkat
apabila nilai aktual meyimpang dari nilai target.
Gambar 1.2
Untuk menggunakan fungsi kerugian taguchi, nilai k harus diestimasi. Nilai k dihitung
dengan membagi estimasi biaya pada salah satu batas spesifikasi tertentu dengan deviasi
kuadrat dari batas nilai target.
k = c / d²
dimana c = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah
d = jarak batas dari nilai target
Hal ini, membuat kita harus mengestimasi kerugian akibat deviasi dari nilai target.
Sistem pelaporan biaya kualitas merupakan hal penting bagi perusahaan yang memperhatikan
perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah awal dalam membuat sistem pelaporan
biaya ini adalah dengan menilai biaya kualitas saat ini. Dengan rincian aktual biaya kualitas
berdasarkan kategori.
Sales
Biaya
Biaya kega- Pencegahan
galan ekternal 32%
37%
Untuk pandangan kualitas yang dapat diterima ini mengacu pada asumsi terdapat
perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya
pengendalian meningkat, biaya kegagalan seharusnya menurun. Apabila saat
penurunan biaya kegagalan masih lebih besar dari biaya pengendalian, perusahaan
harus terus meningkatkan usaha untuk mencegah atau mendeteksi produk-produk
yang tidak sesuai. Lalu pada suatu titik akan di capai kenaikan tambahan biaya dalam
pengendalian tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar dari penurunan biaya
kegagalan. Titik ini mewakilkan tingkat minimum dari total biaya kualitas, hal ini
merupakan perbandingan yang optimal antara biaya pengendalian dan biaya
kegagalan, serta menjadikan hal tersebut sebagai tingkat kualitas yang dapat diterima
(acceptable quality level – AQL)
Gambar 1.3
Model cacat nol menekankan pada biaya kualitas dan potensi penghematan dari
upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas. Stratetgi menekan biaya
kualitas yaitu :
14.00%
12.00%
10.00%
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%
0.00%
2001 2002 2003 2004 2005
Series 1
Grafik 1.2
Grafik menunjukkan adanya peningkatan pada tahun kedua dan tahun ke 4, sedangkan
pada tahun 3 dan ke 5 mengalami penurunan persentase total biaya kualitas terhadap
penjualan aktual.
Tahun Pencegahan Penilaian Kegagalan Kegagalan
internal eksternal
2001 4.13% 2.48% 1.56% 4.82%
2002 3.92% 2.75% 1.51% 5.20%
2003 3.83% 2.50% 1.40% 3.82%
2004 3.75% 2.55% 1.51% 4.08%
2005 2.83% 2.41% 1.61% 3.24%
Tabel 1.3
5.00%
4.00%
3.00%
2.00%
1.00%
0.00%
2001 2002 2003 2004 2005
Contoh:
2001 2002
Jlh mesin di produksi (unit) 120.000 150.000
Jam tk yg digunakan (jam) 40.000 50.000
Bahan yg digunakan (pon) 1.200.000 1.500.000
Harga jual per unit (Rp) 50 50
Upah tenaga kerja per jam (Rp) 11 12
Biaya bahan per pon (Rp) 2 3
Outpu periode berjalan adalah 150.000 unit, rasio produktivitas periode dasar
untuk tenaga kerja dan bahan adalah 3 dan 0.100 . sehingga di dapat
PQ memperlihatkan jumlah input tenaga kerja dan bahan baku yang akan
digunakan pada tahun berjalan dengan asumsi tidak ada perubahan produktivitas.
Sedangkan biaya yang dikeluarkan, dihitung menggunakan harga periode
berjalan. diasumsikan biaya tenaga kerja Rp 12 dan biaya bahan baku Rp 3,
Sehingga
Biaya Input Aktual diperoleh dengan mengalikan jumlah input aktual (AQ)
dengan harga berjalan
Sehingga
Pengaruh terkait dengan laba = total biaya PQ – total biaya periode berjalan
= 5.100.000 – 5.550.000
= 450.000 penurunan laba
PENUTUP
Kesimpulan
Biaya kualitas merupakan biaya bisa saja lebih besar dari estimasi apabila seorang
manajer tidak memiliki pengetahuan dalam menganalisa biaya kualitas. Dalam sebuah
perusahaan yang bergerak dalam produksi seorang manajer dapat menelusuri biaya kualitas
tersembunyi maupun tidak tersembunyi.
Biaya kualitas menjadi salah satu informasi yang dibutuhkan oleh seorang manajer
dalam mengambil keputusan, mengevaluasi kinerja program peningkatan kualitas secara
menyeluruh ataupun sebagian.
Dalam biaya kualitas, input dan output dari sebuah kegiatan produktivitas adalah hal
yang penting diperhatikan. Karena input dan output tersebut mempengaruhi harga, laba
usaha.
Dengan adanya kombinasi antara biaya kualitas dan produktivitas, maka perusahaan
akan mampu mengalokasikan biaya-biaya secara efektif dan efisien
DAFTAR PUSTAKA
http://sumantrisukses.blogspot.com/2017/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://kepinginlagi.blogspot.com/2014/09/modul-akuntansi-manajemen-bab-7-biaya.html