EKONOMI LEASING
Lessor merupakan jumlah sewa,berdasarkan tingkat pengambilan suku bunga implisit yang
dibutuhkan untuk menjustifikasi leasing aktiva. Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam
menentukan tingkat pengambilan adalah posisi kredit lessee, lamanya lease, dan status nilai residu
(dijamin vs tidak dijamin).
Pada Contoh Caterpillar/Sterling, suku bunga implisit lessor adalah 10%,biaya peralatan bagi lessor
adalah $100.000 (juga nilai pasar wajar), dan estimasi nilai residu adalah nol. Lessor Company
menentukan jumlah pembayaran lease sebagai berikut :
Jika Nilai residu dilibatkan (apakah dijamin atau tidak), lessor tidak harus menutup pembayaran
lease sebesar itu. Oleh Karena itu,pembayaran lease akan menjadi lebih kecil.
KLASIFIKASI LEASE OLEH LESSOR
Dari sudut pandang lessor, semua lease dapat diklasifikasikan untuk tujuan akuntansi sebagai berikut :
1. Lease operasi
2. Lease pembiayaan langsung
3. Lease jenis penjualan
Sewa jenis penjualan melibatkan keuntungan produsen atau dealer, dan sewa pembiayaan langsung
tidak.
Perbedaan antara lease pembiayaan langsung dan lease jenis penjualan bagi lessor adala adanya atau
tidak adanya laba (atau kerugian) produsen atau penyalur.
Lessor dapat mengklasifikan sewa sebagai sewa operasi tetap
Lessee dapat mengklasifikasikan sewa yang sama sebagai sewa modal
Untuk mengilustrasikan metode operasi, asumsikan bahwa lease pembiayaan langsung yang
diilustrasikan di atas tidak memenuhi kualifikasi sebagai lease mmodal dan karenanya,
diperhitungkan sebagai lease operasi. Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan sewa, dengan
asumsi beban pajak property $2.000 , adalah sebagai berikut :
2,598,16
Kas 2
2,598,16
Pendapatan Sewa 2
Penyusutan dicatat oleh lessor sebagai berikut (dengan asumsi metode garis lurus digunakan, biaya
perolehan $100.000 , dan umur manfaat 5 tahun)