Anda di halaman 1dari 14

RMK RPS 11

LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA


MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
KODE MATA KULIAH EKA215
KELAS B3

OLEH:
KELOMPOK 9

Ildefonsus Zuanda Dunas 2107531110


I Putu Surya Pratama Putra 2107531180
Odilio Agung Meta Putra 2107531222

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2022
A. PSAK 45 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
Dilihat dari pentingnya laporan keuangan bagi sebuah organisasi-organisasi
nirlaba, maka perlu ada suatu aturan baku yang mengatur mengenai penyusunan
laporan keuangan organisasi nirlaba. IAI mengeluarkan PSAK mengenai organisasi
nirlaba yaitu PSAK No.45, yakni laporan keuangan yang harus disajikan oleh
organisasi nirlaba. Transparansi dan akuntabilitas sangat diperlukan dalam
penyusunan laporan keuangan entitas nirlaba agar dapat memberikan informasi yang
relevan dan dapat diandalkan kepada donatur, regulator, penerima manfaat, dan publik
secara umum. Laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 45 (2012) meliputi
laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan perubahan aset neto, laporan arus
kas, catatan atas laporan keuangan.
1. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan merupakan nama lain dari neraca pada
laporan keuangan lembaga komersial. Laporan ini memberikan informasi
mengenai besarnya aset atau harta lembaga dan sumber perolehan aset tadi
(bisa dari hutang atau dari aktiva bersih) pada satu titik tertentu. Menurut
(PSAK No.45 tahun 2012):
Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan
dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto.
1) Klasifikasi Aset dan Liabilitas
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan
keuangan, menyediakan informasi relevan mengenai likuiditas,
fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset dan liabilitas.
Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan
liabilitas yang karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif
homogen. Sebagai contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-
masing unsur aset dalam kelompok homogen, seperti:
a) Kas dan setara kas;
b) Piutang pasien, pelajar, anggota dan penerima jasa yang lain;
c) Persediaan;
d) Sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar di muka;
e) Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang;
f) Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa.
Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh pemberi
sumber daya yang tidak yang tidak mengharapkan pembayaran kembali
disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat
penggunaanya.
Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:
a) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas
berdasarkan tanggal jatuh tempo;
b) Mengelompokkan asset ke dalam kelompok lancar dan tidak
lancar, dan liabilitas ke dalam kelompok jangka pendek dan
jangka panjang;
c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat
jatuh tempo liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset,
dalam catatan atas laporan keuangan.
2) Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing
kelompok aset neto berdasarkan ada tidaknya pembatasan oleh pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu
terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau
temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam
laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya
seni, yang diberikan untuk tujuan tertentu untuk dirawat dan tidak
untuk dijual, atau aset yang diberikan untuk investasi yang
mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai
unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaanya dibatasi
secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau
wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.
Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas
operasi tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu,penggunaan
selama periode tertentu dimasa depan atau pemerolehan aset tetap,dapat
disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang
penggunaanya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan
atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh pemberi sumber
daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali dapat pembatasan
waktu pembatasan penggunaan, atau keduanya.
Aset neto tidak terikat tidak terikat umumnya meliputi
pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau
hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan
tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat
berasal dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan tersebut
umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi
mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan
sifat aset neto, hubungan antar transaksi dan peristiwa lain, dan bagaimana
penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.
Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu
pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota,
kreditur, pihak lain untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai
upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa;
dan menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan
memberikan jasa, dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja
manajer.
3. Laporan Perubahan Aset Neto
Laporan Perubahan Aset Neto Laporan ini menyajikan informasi
penghasilan komprehensif lain tersebut sesuai dengan kelas aset netonya
(misalnya jika penghasilan komprehensif lain berasal dari aset neto dengan
pembatasan, maka disajikan dalam kelas aset neto dengan pembatasan).
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menunjukkan arus uang kas masuk dan keluar untuk
suatu periode. Periode yang dimaksud adalah periode sama dengan yang
digunakan oleh laporan aktivitas. Penyajian arus kas masuk dan keluar harus
digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut.
1) Aktivitas Operasi
Dalam kelompok ini adalah penambahan dan pengurangan arus
kas yang terjadi pada perkiraan yang terkait dengan operasional
lembaga. Contoh yang mempengaruhi arus kas operasi adalah sebagai
berikut.
a) Surplus atau defisit lembaga (datanya diambil dari laporan
aktivitas).
b) Depresiasi atau penyusutan (karena depresiasi dianggap sebagai
biaya, namun tidak terjadi uang kas keluar) setiap tahun.
c) Perubahan pada account piutang lembaga.
d) Account (perkiraan buku besar) lain seperti: persediaan, biaya
dibayar di muka dan lain-lain.
2) Aktivitas Investasi
Termasuk dalam perkiraan ini adalah semua penerimaan dan
pengeluaran uang kas yang terkait dengan investasi lembaga. Investasi
dapat berupa pembelian/penjualan aktiva tetap, penempatan pencairan
dana deposito atau 10 investasi lain. Beberapa contoh arus kas yang
berasal dari aktivitas investasi adalah :
a) Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud,
dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan
yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;
b) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan,
serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain.
3) Aktivitas Pendanaan
Termasuk dalam kelompok ini adalah perkiraan yang terkait
dengan transaksi berupa penciptaan atau pelunasan kewajiban hutang
lembaga dan kenaikan/penurunan aktiva bersih dari surplus-defisit
lembaga. Transaksi lain yang mengakibatkan perubahan arus kas
masuk dan keluar dalam kelompok ini adalah sebagai berikut :
a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi
untuk jangka panjang.
b) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap atau peningkatan dana abadi.
c) Bunga, deviden yang dibatasi penggunaannya untuk jangka
panjang.
5. Catatan Atas laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah suatu catatan yang
mengungkapkan
tentang :
1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan disajikan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting.
2) Informasi yang disajikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tetapi tidak disajikan di laporan posisi keuangan, laporan
aktivitas, dan laporan arus kas.
3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian yang wajar

B. Laporan Keuangan Partai Politik dan Dana Kampanye


Keuangan politik dapat didefinisikan sebagai keuangan kampanye, keuangan
partai politik dan semua aspek yang berkaitan dengan pendanaan serta
pembelanjaan oleh partai dan para kandidat pada kampanye pemilihan umum
(Global Commission, 2012, p. 33). Dari segi regulasi, kedua bentuk laporan keuangan
partai politik di Indonesia diatur oleh aturan yang berbeda. Pelaporan keuangan
partai politik diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai
Politik dan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan
kepada Partai Politik. Sedangkan laporan dana kampanye diatur oleh regulasi
Pemilu dan diatur lebih teknis oleh Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang
laporan dana kampanye. Pengaturan dana kampanye di Indonesia pertama kali
diatur pada Pemilu 1999, yang kemudian pada Pemilu berikutnya selalu ada
upaya perbaikan.
Pertanggungjawaban keuangan organisasi Partai Politik, sebagai suatu entitas
yang menggunakan dana publik yang besar, harus transparan sehingga
pertanggungjawaban keuangan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi. Sebagai
bentuk kepatuhan terhadap Undang-undang partai politik dan UU Pemilu,seluruh
sumber daya keuangan yang digunakan harus dipertanggungjawabkan kepada para
konsistensinya. Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan partai politik
peserta pemilu adalah penyampaian Laporan Dana Kampanye, yang harus diaudit
akuntan publik, ke KPU serta terbuka untuk diakses publik.
Laporan keuangan yang dibuat oleh Partai Politik adalah laporan keuangan
tahunan dan laporan dana kampanye. Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Partai
Politik mengacu pada PSAK No. 45 tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba, yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan terdiri atas laporan berikut:
1) Laporan Posisi Keuangan
2) Laporan Aktivitas
3) Laporan Perubahan dalam Aktiva Neto/Ekuitas
4) Laporan Arus Kas
5) Catatan atas Laporan Keuangan

C. Laporan Keuangan LSM


Tujuan dari pelaporan keuangan LSM adalah menyediakan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan, di samping untuk menunjukkan akuntabilitas
organisasi terhadap sumber daya terpercaya dengan:
1) Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber,alokasi,dan penggunaan
sumber daya keuangan.
2) Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi LSM mendanai
aktivitasnya dan memenuhi persyaratan kasnya.
3) Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemanpuan
organisasi LSM untuk untuk mendanai aktivitasnya dan untuk memenuhi
kewajiban serta komitmennya.
4) Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu organisasi LSM dan
perubahan di dalamnya.
5) Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja
organisasi LSM dari segi biaya jasa,efisiensi,dan pencapaian tujuan.
Laporan keuangan LSM juga memainkan peranan prediktif dan prospektif
yang menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi banyaknya sumber
daya yang di disyaratkan untuk operasi berkelanjutan, sumber daya yang dapat
dihasilkan oleh operasi berkelanjutan,dan resiko berasosiasi serta ketidakpastian.
Laporan keuangan dapat juga menyediakan informasi kepada pemakaiannya, seperti:
1) Mengindikasikan apakah sumber daya telah didapatkan dan digunakan sesuai
dengan anggaran yang ditetapkan.
2) Mengindikasikan apakah sumber daya telah didapatkan dan digunakan sesuai
dengan persyaratan,termasuk batas keuangan yang ditetapkan oleh pengambil
kebijakan di masing-masing LSM.

D. Laporan Keuangan Yayasan


Organisasi didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan
tujuannya organisasi dibedakan atas organisasi berorientasi laba dan organisasi
berorientasi non laba atau organisasi nirlaba. Menurut Sujarweni, (2015:185) bahwa
organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para
penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut.
Salah satu contoh dari organisasi nirlaba adalah sebuah yayasan. Akuntansi
dibutuhkan oleh yayasan, berkaitan dengan hal itu maka disusunlah Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas
Nirlaba. Sesuai dengan PSAK tersebut, laporan keuangan organisasi nirlaba terdiri
dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan (Pontoh, 2013:3)
Yayasan merupakan salah satu contoh dari bentuk Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang banyak dijumpai di Indonesia. Pengertian yayasan menurut
UU No. 16 Tahun 2001 sebagai dasar hukum positif yayasan, yayasan merupakan
badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan. Yayasan bergerak dibidang penyaluran bantuan untuk pendidikan
dengan melakukan aktivitas yang umumnya memberikan bantuan kepada anak yatim
dan miskin yang mengemban pendidikan di suatu institusi. Bantuan yang diberikan
kepada anak yatim dan miskin tersebut merupakan bantuan yang berasal dari para
donatur. Oleh karena itu, yayasan tersebut juga membutuhkan adanya pencatatan dan
pelaporan agar tidak terjadi penyelewengan dana. Agar pelaporan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan yang
tepat, maka yayasan tersebut perlu adanya standar laporan keuangan yang sesuai
dengan kebutuhan aktivitas yayasan tersebut, yakni laporan yang sesuai dengan
yayasan yang mengatur tentang organisasi nirlaba yaitu PSAK No. 45.
Sama halnya dengan laporan keuangan LSM, pada Yayasan juga dibuat
Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, dan Laporan Arus Kas. Namun, pada
Yayasan sering juga dijumpai Laporan Penghasilan Komprehensif, Laporan Perubahan
Aset Neto, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
E. Laporan Keuangan Rumah Sakit
Terkait dengan akuntansi dana untuk rumah sakit, penyajian laporan keuangan
mengharuskan pembentukan dana yang diklasifikasikan menjadi dana tidak terikat
(unrestricted fund) dan dana terikat (restricted fund). Dana tidak terikat berupa dana
yang penggunaannya tidak dibatasi pada tujuan tertentu, sedangkan dana terikat
dibatasi pada tujuan tertentu. Mengacu pada PSAK 45, akuntansi rumah sakit tidak
berdasarkan sistem dana, hanya dana tunggal. Akan tetapi, aktiva bersih rumah sakit
dikategorikan berdasarkan dana tidak terikat, dana terikat sementara, dan dana terikat
permanen.
Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan
atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang
diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan
biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan No. 76/PMK 05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Badan Layanan Umum pasal 6 ayat 2 dan 4 menyatakan bahwa sistem akuntansi
keuangan BLU menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAK/standar
akuntansi industri spesifik BLU dan dalam rangka pengintegrasian Laporan Keuangan
BLU dengan Laporan Keuangan kementerian Negara/lembaga, BLU mengembangkan
subsistem akuntansi keuangan yang menghasilkan laporan keuangan sesuai dengan
SAP. Maka Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan rumah sakit yang berstatus BLU adalah PSAK No. 45 tentang Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba.
Adapun bagi rumah sakit yang telah menjadi Badan Layanan Umum memiliki
pedoman akuntansi meliputi, laporan keuangan, akuntansi aktiva, akuntansi
kewajiban, akuntansi aktiva bersih atau ekuitas, akuntansi perubahan aktiva bersih,
laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, ilustrasi laporan keuangan, serta rasio
keuangan.
F. Laporan Keuangan Universitas

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, program peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik
pendidikan tinggi dilaksanakan melalui penyusunan perangkat hukum operasional
dalam rangka mencapai status badan hukum perguruan tinggi sebagai bentuk institusi
pendidikan bersifat nirlaba. Di samping itu, Peraturan Pemerintah Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum memiliki tujuan untuk melakukan
peningkatan terkait pelayanan public oleh pemerintah sebab sebelumnya tidak
tersedia pengaturan spesifik mengenai unit pemerintah yang melakukan pelayanan
kepada masyarakat. Adapun jenis Badan Layanan Umum yang dimaksudkan salah
satunya PTN. Perguruan Tinggi di Indonesia seharusnya menerapkan manajemen
keuangan berbasis kinerja sehingga terdapat keseragaman dalam mengikuti aturan
menteri keuangan yang menjamin transparansi serta akuntabilitas publik.

1) Laporan Keuangan Universitas Badan Hukum (PTN BH)

Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum dalam PMK Nomor 225 Tahun 2014
dapat didefinisikan sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang didirikan oleh pemerintah
dan berstatus sebagai subyek hukum yang otonom. Adapun laporan yang disajikan
oleh PTN BH meliputi laporan keuangan, laporan akademik, dan laporan
ketenagakerjaan. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan arus kas, dan laporan
perubahan aktiva bersih. Laporan akademik meliputi penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat berupa keadaan, kinerja, serta hasil yang telah dicapai universitas.
Selanjutnya laporan ketenagakerjaan meliputi keadaan, kinerja, dan kemajuan yang
telah dicapai. Selain itu, setiap akhir semester dan akhir tahun buku, universitas
menyusun tiga laporan keuangan meliputi laporan keuangan terkait dengan
penyampaian pertanggungjawaban penggunaan Dana APBN yang menggunakan SAP,
laporan keuangan terkait dengan penyampaian pertanggungjawaban penggunaan
Dana Masyarakat yang menggunakan SAK, serta laporan keuangan universitas secara
keseluruhan yaitu laporan keuangan yang berisi pertanggungjawaban penggunaan
Dana APBN dan Dana Masyarakat.

Laporan keuangan PTN BH disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan


di Indonesia. Paragraf 9 PSAK 45 mengatur jenis-jenis laporan keuangan entitas
nirlaba meliputi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan. Dalam rangka konsolidasi laporan keuangan, PTN BH
juga menyajikan laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan
keuangan.

a) Laporan Posisi Keuangan atau Neraca

Paragraf 10 PSAK 45 menyatakan bahwa laporan posisi keuangan menyediakan


informasi aset, liabilitas, aset neto dan informasi hubungan unsur-unsur tersebut.

b) Laporan Aktivitas

Paragraf 19 PSAK 45 menyatakan bahwa tujuan utama laporan aktivitas adalah


menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang
mengubah jumlah dan sifat aset neto, hubungan antartransaksi, dan peristiwa lain.

c) Laporan Arus Kas

Paragraf 33 PSAK 45 menyatakan bahwa laporan arus kas menyajikan informasi


mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

d) Catatan atas Laporan Keuangan

2) Penyusunan Laporan Keuangan Universitas Badan Layanan Umum (PTN BLU)

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang


Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum, dalam rangka
pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan dan kegiatan pelayanannya,
Universitas BLU diwajibkan menyusun laporan keuangan dan laporan kinerja.
Laporan keuangan yang dimaksudkan meliputi laporan realisasi anggaran atau
laporan operasional, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Satuan kerja yang ditetapkan sebagai BLU mempunyai kewajiban untuk menyusun
dua laporan keuangan yaitu laporan keuangan berdasarkan SAK dan laporan
keuangan berdasarkan SAP. Laporan keuangan sesuai dengan SAK digunakan untuk
kepentingan pelaporan kepada pengguna umum laporan keuangan Universitas BLU.
Sedangkan laporan keuangan yang sesuai dengan SAP digunakan untuk kepentingan
konsolidasi laporan keuangan BLU dengan laporan keuangan kementerian negara
atau lembaga.

a) Laporan Posisi Keuangan atau Neraca

Menyediakan informasi terkait posisi keuangan Universitas BLU meliputi aset,


kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.

b) Laporan Realisasi Anggaran

Menyajikan informasi anggaran dan realsasi anggaran Universitas BLU secara


tersanding yang menunjukkan tingkat pencapian target-target yang telah disepakati.

c) Laporan Operasional

Menyajikan informasi terkait operasi Universitas BLU mengenai sumber, alokasi dan
pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh BLU.

d) Laporan Arus Kas

Menyediakan informasi terkait sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas
selama periode akuntnasi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

e) Catatan atas Laporan Keuangan

Memberikan penjelasan dan analisis atas informasi yang ada pada laporan
operasional, neraca, laporan arus kas dan informasi tambahan lainnya.
KESIMPULAN

IAI mengeluarkan PSAK mengenai organisasi nirlaba yaitu PSAK No.45, yakni laporan
keuangan yang harus disajikan oleh organisasi nirlaba. Transparansi dan akuntabilitas sangat
diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan entitas nirlaba agar dapat memberikan informasi
yang relevan dan dapat diandalkan kepada donatur, regulator, penerima manfaat, dan publik secara
umum.

Laporan posisi keuangan organisasi Sektor Publik mencakup entitas nirlaba secara
keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto. Tujuan utama laporan aktivitas adalah
menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan
sifat aset neto, hubungan antar transaksi dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya
dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Keuangan politik dapat didefinisikan sebagai
keuangan kampanye, keuangan partai politik dan semua aspek yang berkaitan dengan pendanaan
serta pembelanjaan oleh partai dan para kandidat pada kampanye pemilihan umum

Dari segi regulasi, kedua bentuk laporan keuangan partai politik di Indonesia diatur oleh
aturan yang berbeda. Pelaporan keuangan partai politik diatur dalam Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2011 tentang Partai Politik dan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan
Keuangan kepada Partai Politik. Sedangkan laporan dana kampanye diatur oleh regulasi Pemilu
dan diatur lebih teknis oleh Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang laporan dana kampanye.

Pengertian yayasan menurut UU No. 16 Tahun 2001 sebagai dasar hukum positif yayasan,
yayasan merupakan badan hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan. Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan
yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk
tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. laporan
yang disajikan oleh PTN BH meliputi laporan keuangan, laporan akademik, dan laporan
ketenagakerjaan. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan arus kas, dan laporan perubahan aktiva
bersih. Laporan akademik meliputi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berupa keadaan,
kinerja, serta hasil yang telah dicapai universitas. Selanjutnya laporan ketenagakerjaan meliputi
keadaan, kinerja, dan kemajuan yang telah dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Wadiyo. 2022. Karakteristik dan Format Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba PSAK 45.
Diakses pada; 09 November 2022 dari
https://manajemenkeuangan.net/laporan-keuangan-organisasi-nirlaba/

Tosika, M., Fahmi, K., & Asrinaldi, A. (2020). Integrasi Laporan Keuangan dan Dana
Kampanye Partai Politik. Jurnal Administrasi Dan Kebijakan Publik, 5(1), 39-56.
Retrieved from http://jakp.fisip.unand.ac.id/index.php/jakp/article/view/116

Adar Pradita, E (2015). Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Rumah Sakit
Berstatus Badan Layanan Umum (Studi Kasus di RSUD Saras Husada Purworejo).
Tugas Akhir. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Kristen Satya Wacana:
Salatiga.

Anda mungkin juga menyukai