Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN MATA KULIAH

METODOLOGI PENELITIAN
AKUNTANSI
POPULASI DAN SAMPEL

Dosen Pengampu: Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak., CA

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Kelas A2

I Made Winata Krisna (2107531104) / 14


Richardeo Caezarade Budikarya (2107541113) / 19
Putu Krishna Prasetya Budi (2107531114) / 20
I Gede Bayu Saputra (2107531115) / 21

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022/2023
1. Definisi Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2015:80), populasi adalah cakupan dari objek atau subjek yang
memiliki karakteristik khusus yang ditentukan oleh peneliti untuk diuji dan dipelajari
kemudian akan ditarik kesimpulan mengenai objek atau subjek penelitian tersebut.
Kemudian, populasi menurut Burgin (2000:40) merupakan seluruh objek penelitian yang
dijadikan sebagai sumber data penelitian. Jadi populasi tidak hanya mencakup jumlah
dari objek dan subjek penelitian, tetapi juga mencakup karakteristik dari objek ataupun
subjek penelitian tersebut.
Sampel merupakan bagian atau jumlah serta karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2015:81). Menurut Djarwanto (1994:43) bagian atau cakupan dari populasi
yang akan diteliti. Jadi sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki
karakteristik yang dapat menggambarkan populasi. Sampel digunakan karena efesien,
ukuran populasi, biaya penelitian yang besar, penelitian dapat mengakibatkan kerusakan,
dan masalah ekonomis serta masalah ketelitian. Sampel haruslah dapat
merepresentativekan populasi penelitian, agar populasi dapat digambarkan dengan baik
dan kesimpulan yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Ada empat ketentuan
dalam menentukan sampel di antaranya, variabilitas populasi, ukuran sampel, teknik
pemungutan sampel, dan kecermatan dalam memasukan ciri-ciri populasi dalam sampel.
2. Penelitian Menggunakan Sampel
2.1 Tujuan Penggunaan Sampel
1) Bersifat efesien
2) Membuat kesimpulan ringkasan dari banyaknya fenomena
3) Memanfaatkan sebagian dari populasi guna memperoleh informasi mengenai
populasi secara keseluruhan
4) Menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi, sedangkan ciri khas individu
diabaikan
5) Dapat menggambarkan mengenai populasi yang diteliti
2.2 Kelebihan Penggunaan Sampel
Kelebihan dalam menggunakan sampel dalam melakukan penelitian terhadap suatu
objek/subjek penelitian dapat, yaitu:
1) Menghemat biaya
2) Mempercepat survei
3) Cakupan materi menjadi lebih besar
4) Akurasi yang dimiliki lebih tinggi
2.3 Kelemahan Penggunaan Sampel
Selain kelebihan, sampel juga memilki kelemahan dalam melakukan suatu penelitan.
Adapun kelemahan yang dimiliki, yaitu:
1) Penyajian wilayah kecil
2) Penyajian variabel proporsi kecil
3) Keteraturan dalam trend data
4) Tidak tersedianya kerangka sampel

3 Kriteria Sampel yang Baik Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel


3.1 Kriteria Sampel
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel,
yaitu representatif dan tidak mengandung bias. Representatif berarti dapat mewakili
karakteristik populasi. Dengan sampel yang representatif,maka informasi yang
dihasilkan relatif sama dengan informasi yang dikandung populasinya. Tidak
mengandung bias ini berarti pemilihan sampel didasarkan padad kriteria obyektivitas.
Syarat suatu sampel yang baik yaitu:
1) Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling, yaitu daftar dari
semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat yaitu:
a) Harus meliputi seluruh unsur sampel
b) Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
c) Harus up to date
d) Batas-batasnya harus jelas
e) Harus dapat dilacak di lapangan
2) Menurut Teken (dalam Masri Singarimbum dan Sofyan Efendi), ciri-ciri sampel
yang ideal yaitu:
a) Dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang
diteliti
b) Dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukkan
penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh
c) Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan
d) Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang rendah
3.2 Pertimbangan Ukuran Sampel
Terdapat 4 hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel
dalam suatu penelitian yaitu:
1) Derajat keseragaman dari populasi
Makin seragam populasi, makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila
populasi itu seragam sempurna (completely homogenous), maka satu satuan
elementer saja dari seluruh poulasi itu sudah cukup representatif untuk diteliti
2) Presisi yng dikehendaki dalam penelitian
Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar ukuran sampel yang
harus diambil, dan sebaliknya semakin rendah tingkat presisi yang dikehendaki
maka semakin kecil ukuran sampel yang diperlukan
3) Rencana analisis
Ada kalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang
dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan analisa maka jumlah
sampel tersebut menjadi kurang mencukupi
4) Tenaga, biaya dan waktu
Apabila diinginkan presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar. Tetapi
apabila dana, tenaga dan waktu terbatas maka tidaklah mungkin untuk mengambil
sampel yang besar, dan ini berarti presisinya akan menurun
3.3 Penentuan Ukuran Sampel
Semakin besar disperse atau variasi suatu populasi maka semakin besar pula
ukuransampel yang diperlukan agar estimasi terhadap parameter populasi dapat
dilakukan dengan akurat dan presisi. Langkah pertama yang diperlukan oleh peneliti
adalah menghitung varian atau dispersi dengan menggunakan rumus perhitungan
rata-rata populasi rata-rata populasi.
3.4 Penelitian Penentuan Ukuran Sampel
Penelitian penentuan ukuran sampel (sample size) merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan, terutama jika penelitian dilakukan dengan cara survey
dan bertujuan untuk memperkirakan nilai karakteristik dari populasi yang diteliti.
Ukuran sampel yang terlalu besar akan kurang efisien dari aspek sumber daya
penelitian (waktu,tenaga,biaya), sebaliknya ukuran sampel yang terlalu kecil akan
kurang efisien dari aspek pengukuran dan keakuratan hasil penelitian. Dalam
menentukan besar sampel, ada banyak alternative rumus penentuan besar sampel
yang bisa dipakai. Rumus tersebut dibagi berdasarkan 2 pendekatan, yaitu precision
analysis dan power analysis.

4 Ukuran Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi apabila terdapat
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representative (mewakili). Semakin besar jumlah sampel mendekati
populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil
jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi.
Dalam menentukan jumlah sampel tergantung pada tingkat kesalahan yang
dikehendaki. Semakin besar tingkat kesalahan, maka semakin kecil jumlah sampel yang
diperlukan. Sebaliknya semakin kecil tingkat kesalahan yang digunakan, maka semakin
besar jumlah sampel yang diperlukan. Berikut ini tabel serta rumus untuk menentukan
jumlah sampel dari populasi yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael, untuk tingkat
kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi
yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:
Berikut tabel penentuan jumlah sampel dari populasi

5. Sumber Kesalahan Sampel


5.1 Kesalahan Variasi Acak (Random Variation)
Variasi acak merupakan sumber kesalahan sampling yang paling umum dijumpai.
Biasanya terjadi karena kurangnya ketelitian peneliti dalam pengambilan sampel dan
banyaknya data.
5.2 Kesalahan Spesifikasi (Specification Error)
Kesalahan spesifikasi dapat muncul karena daftar unsur populasi tidak benar,
informasi pada catatan inventori tidak benar, pemilihan sampel keliru, sensivitas
pertanyaan, dan lain-lain.
5.3 Kesalahan Penentuan Responden (Mis-Specification of Sample Subject)
Penentuan respomden sangan penting karena peneliti mengasumsikan bahwa
responden dan nonresponden mewakili lapisan-lapisan serupa dari populasi padahal
sebenarnya ini merupakan kasus yang jarang terjadi.
5.4 Kesalahan karena Ketidaklengkapan Cakupan Daftar Unsur Populasi (Coverage
Error)
Kesalahan ini timbul karena ketidaktersediaan daftar kelompok tertentu di daftar
unsur populasi sehingga suatu anggota kelompok tidak memiliki peluang untuk
menjadi sampel.
5.5 Kesalahan karena Ketidaklengkapan Respon (Nonresponse Error)
Terjadi karena kegagalan dalam mengumpul data. Sehingga perlu untuk mencari
tahu respon dari responden yang belum memberikan respon dan juga respon dari
mereka harus lengkap,
5.6 Kesalahan Penarikan Sampel (Sampling Error)
Diakibatkan karena terdapat perbedaan sampel pada suatu sampel dengan sampel
yng lain. Hal ini dapat diatasi dengan memperbesar atau memperluas ukuran sampel.
5.7 Kesalahan Pengukuran (Measurement Error)
Kesalahan ini diakibatkan oleh kelemahan pertanyaan yang diberikan kepada
resonden dan ketidakmampuan peneliti ataupun karena pernyataan yang dibuat
cenderung mengarahkan jawaban responden
6. Tahap Pemilihan Sampel
6.1 Mengidentifikasi Populasi Target
Target utama yang dilakukan peneliti dalam pemilihan sampel adalah
mengidentifikasi populasi target, yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan
atau masalah penelitian
6.2 Memilih Kerangka Pemilihan Sampel
Kerangka sampel berbeda dengan populasi target yang ditentukan dan merupakan
elemen populasi yang menjadi dasar untuk mengambil sampel.
6.3 Menentukan Metode Pemilihan Sampel
1) Metode pemilihan sampel probabilitas (probability sampling method) atau metode
pemilihan sampel secara acak (randomly sampling method), yaitu terdiri atas
metode- metode : simple random sampling, synematic sampling, stratified random
sampling, chuster sampling dan area sampling.
2) Metode pemilihan sampel nonprobabilitas (non-probability sampling methods)
disebut juga dengan metode pemilihan sampel secara tidak acak (non-randomly
sampling method), yang terdiri atas metode-metode : convenience sampling,
judgement sampling, dan quota sampling.
6.4 Merencanakan Prosedur Penentuan Unit Sampel
Unit sampel merupakan elemen yang akan dijadikan suatu sampel. Penentuan unit
sampel dapat dilakukan dengan satu tahap dan beberapa tahap.
6.5 Menentukan Ukuran Sampel
Menentukan ukuran sampel adalah menentukan besarnya sampel yang harus
diambil agar dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya.
6.6 Menentukan Unit Sampel
Menentukan unit sampel merupakan langkah untuk menentukan siapa saja dari
anggota populasi yang harus dijadikan sampel.
7. Metode Pengambilan Sampel/Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik untuk pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan.
7.1 Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random
sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling
(sampling menurut daerah).
1) Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen.
2) Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang
mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka
populasi pegawai itu berstrata.
3) Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
4) Cluster Sampling
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila
obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari
suatu negara, propinsi atau kabupaten.
7.2 Non Probability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive,
jenuh, snowball.
1) Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota
populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor
urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
2) Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat
terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan.
Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum
didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum
selesai, karena belum memenuhi kouta yang ditentukan.
3) Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel,bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4) Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas
makanan, maka sampel sumber datanyaadalah orang yang ahli makanan, atau
penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber
datanya adalah orang yang ahli politik
5) Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
6) Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding
yang lama-lama menjadi besar.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiarto, dkk. 2001. Teknik Sampling. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Purwanto, J. 2003. Dasar-dasar Metode Penarikan Sampel. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Jakarta.
Tahir, 2011. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan..
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wijaya, Andika. Tahap Pemilihan Sampel – METOD. Diakses pada tanggal 20 September
2022, pada website : https://id.scribd.com/document/429557280/Tahap-PemilihanSampel-
METOD

Anda mungkin juga menyukai