Anda di halaman 1dari 11

METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF DALAM AKUNTANSI

“SAMPLING”

Dosen Pengampu : Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E., M.Si., Ak., CA.

Oleh:
KELOMPOK 9
Ni Putu Diah Kartini (2281611030 / 05)
Putu Juna Sutrianta (2281611050 / 25)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022

1
DAFTAR ISI

PETA KONSEP

PEMBAHASAN

1. Overview Sampel (Sampling) ...................................................................................... 1

1.1 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Sampling ................................................................. 1

1.2 Syarat Sampel yang Baik................................................................................................ 2

1) Akurasi atau Ketepatan................................................................................................... 2

2) Presisi ............................................................................................................................. 2

2. Langkah-Langkah Mendesain Sampel ....................................................................... 3

3. Probability Sampling.................................................................................................... 4

3.1 Simple Random Sampling .............................................................................................. 4

3.2 Complex Probability Sampling ...................................................................................... 4

1) Systematic Sampling ...................................................................................................... 4

2) Stratified Sampling ......................................................................................................... 4

3) Cluster Sampling ............................................................................................................ 5

4) Double Sampling ............................................................................................................ 5

4. Nonprobability Sampling ............................................................................................. 5

4.1 Convenience Sampling ................................................................................................... 5

4.2 Sampling Purposive ........................................................................................................ 5

1) Judgment Sampling ........................................................................................................ 6

2) Quota Sampling .............................................................................................................. 6

4.3 Snowball Sampling......................................................................................................... 6

SIMPULAN .......................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA
PETA KONSEP

1
PEMBAHASAN

1. Overview Sampel (Sampling)


Sampel, adalah bagian dari populasi. Sugiono (2008) mendefinisikan sampel adalah
bagian dari populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasi. Apa yang diteliti
dalam sampel kesimpulannya dapat digunakan dalam populasi, sehingga teknik
pengambilan sempel harus benar-benar representatif.
Menurut Margono (2007) teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif.

1.1 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Sampling


1) Kelebihan Teknik Sampling
Berbagai alasan mengapa peneliti menggunakan teknik sampling antara lain adalah
adanya beberapa kelebihan, yaitu :
(1) Biaya yang lebih rendah. Populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya
tidak mungkin seluruh elemen diteliti. Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber
daya manusia, membuat peneliti harus telah puas jika meneliti sebagian dari elemen
penelitian
(2) Keakuratan hasil yang lebih besar
(3) Pengumpulan data yang lebih cepat
(4) Ketersediaan unsur populasi, di mana pada beberapa situasi memang hanya diperlukan
sampel.

2) Kekurangan Teknik Sampling


Namun saat melakukan teknik sampling, peneliti perlu memerhatikan beberapa hal yang
bisa menjadi kelemahan jika menggunakan teknik sampling, antara lain:
(1) Penyajian wilayah kecil, seperti kecamatan dan desa dengan sample terbatas tidak dapat
dipenuhi. Pada umumnya jumlah sample yang digunakan sesuai dengan tingkat
ketelitian yang dikehendaki.
(2) Penyajian variable proporsi kecil. Survei sample tidak dapat menyajikan variable yang
kejadiannya kecil dalam populasi(proporsi kecil).

1
(3) Trend data. Apabila data diperlukan secara berkala untuk mengukur perubahan yang
sangat kecil dari satu period ke periode berikutnya, kemungkinan sample diperlukan
cukup besar.
(4) Tidak tersedianya kerangka sampel sehingga persyaratan probabilita sampling tidak
terpenuhi. Biaya untuk pembentukan kerangka sample cukup tinggi sehingga memiliki
pengaruh besar terhadap total biaya.

1.2 Syarat Sampel yang Baik


Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin
karakteristik populasi. Artinya, sampel dapat mengukur apa yang seharusnya hendak diukur,
dengan memiliki dua sifat, yaitu tingkat akurasi dan presisi yang tinggi, Tingkat akurasi yang
tinggi diartikan sebagai tingkat ketidakadaan bias dalam sampel. Sedangkan presisi mengacu
pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi.
1) Akurasi atau Ketepatan
Akurasi atau ketepatan merupakan tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam
sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel,
makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau tematic variance” yang
maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran yang disebabkan karena pengaruh
yang diketahui atau tidak diketahui, yang menyobabkan skor cenderung mengarah pada
satu titik tertentu. Sebagai contoh, jika ingin mengetahui rata-rata luas tanah suatu
perumahan, laiu yang dijadikan sampel adalah rumah yang terletak di setiap sudut jalan,
maka hasil atau skor yang diperoleh akan bias. Kekeliruan semacam ini bisa terjadi pada
sampel yang diambil secara sistematis.
2) Presisi
Presisi merupakan hal yang terkait dengan persoalan sedekat mana estimasi penelitian
dengan karakteristik populasi. Sebagai contoh, dari populasi sebanyak 100 sopir taxi yang
diinterview diperoleh rata-rata penghasilan mereka perhari Rp. 300.000. Kemudian
diambil sampel secara acak sebanyak 30 orang (30% dari populasi) dan diperoleh rata-rata
penghasilan mereka perhari Rp. 295.000 rupiah. Hal ini mengindikasikan bahwa ada selisih
antara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel sebesar Rp.5,000. Selisih tersebut dapat
dikatakan relatif kecil. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan
rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut. Presisi diukur oleh
simpangan baku (standard error). Semakin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang

2
diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari populasi (Q), makin tinggi
pula tingkat presisinya.

2. Langkah-Langkah Mendesain Sampel


Langkah – langkah dalam mendesain sebuah sampel adalah dengan cara menjawab
beberapa pertanyaan seperti :
1) Apakah target populasinya?
Populasi target merupakan target atau sasaran yang ingin dijangkau oleh peneliti dari
keseluruhan elemen populasi.
2) Apakah parameternya?
Parameter populasi merupakan nilai – nilai seperti proporsi, mean, varians dari variable
– variable dalam sebuah populasi.
3) Bagaimana sampling framenya?
Sampling frame sangat berkaitan erat dengan populasi. Merupakan elemen bagaimana
sebuah populasi digambarkan. Idealnya, sampling frame adalah sebuah daftar yang
lengkap dan benar dari anggota populasi saja.
4) Apakah metode sampling yang sesuai?
Dalam hal ini, peneliti dapat memilih non probability sampel atau probability sampel.
Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple random sampling.
Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik, antara lain adalah convenience
sampling, purposive sampling, quota sampling, snowball sampling
5) Berapa sampel yang dibutuhkan?
Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting
manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan
analisis kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran
sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan alah kekayaan informasi.
Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih
bermanfaat. Dikaitkan dengan besarnya sampel, selain tingkat kesalahan, ada lagi
beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan yaitu :
(1) derajat keseragaman
(2) rencana analisis
(3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia.

3
3. Probability Sampling
Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Dengan probability sampling, maka pengambilan sampel secara acak atau random
dari populasi yang ada.

3.1 Simple Random Sampling


Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel
anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu. Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung
dilakukan pada unit sampling. Maka setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang
terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili
populasinya. Cara tersebut dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Teknik tersebut dapat dipergunakan bila jumlah unit sampling dalam suatu populasi
tidak terlalu besar. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling dapat
dilakukan dengan metode undian, ordinal, maupun tabel bilangan random. Untuk penentuan
sample dengan cara ini cukup sederhana, tetapi dalam prakteknya akan menyita waktu.
Apalagi jika jumlahnya besar, sampelnya besar.

3.2 Complex Probability Sampling


Ketika masing-masing elemen sampel diambil secara individual dari populasi pada
besar, ini adalah sampling tak terbatas. Pengambilan sampel terbatas mencakup bentuk-
bentuk pengambilan sampel di mana proses seleksi mengikuti aturan yang lebih kompleks.
1) Systematic Sampling
Systematic sampling adalah cara pengambilan sample di mana sample pertama akan
ditentukan secara acak. Setelahnya, sample yang diambil belakangan akan didasarkan
pada satu interval tertentu. Dalam teknik ini, setiap elemen populasi akan dipilih dengan
penerapan jarak interval yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan bagi peneliti adalah detail dari nama semua populasi. Teknik systematic
sampling termasuk teknik yang bisa digunakan dengan cepat.
2) Stratified Sampling
Stratified sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan
suatu tingkatan (strata) pada elemen populasi. Elemen populasi dibagi menjadi beberapa

4
tingkatan (stratifikasi) berdasarkan karakter yang melekat padanya. Dalam stratified
sampling elemen populasi dikelompokkan pada tingkatan-tingkatan tertentu dengan
tujuan pengambilan sampel akan merata pada seluruh tingkatan dan sampel mewakili
karakter seluruh elemen populasi yang heterogen.
3) Cluster Sampling
Cluster sampling adalah teknik sampling dimana peneliti membentuk beberapa cluster
dari hasil penyeleksian sebagian individu yang menjadi bagian dari sebuah populasi.
Beberapa cluster dari populasi tersebut ini lalu dibentuk berdasarkan sifat atau
karakteristik yang homogen atau identik di antara individu-individu tertentu dalam
sebuah populasi. Dalam teknik cluster sampling, peneliti melakukan sampling acak dari
beragam cluster di suatu populasi.
4) Double Sampling
Double sampling penelitian dimulai dengan sebuah sampel yang relatif berukuran kecil.
Jika hasilnya tidak dapat memberikan kepastian, maka sampel yang kedua perlu
diambil dan berdasarkan tambahan sampel kedua inilah sesuatu kesimpulan baru dibuat.

4. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Jenis-jenis metode dalam nonprobability sampling, yaitu :

4.1 Convenience Sampling


Convenience sampling didefinisikan sebagai metode yang diadopsi oleh peneliti di
mana mereka mengumpulkan data riset pasar dari kumpulan responden yang tersedia. Ini
adalah teknik pengambilan sampel yang paling umum digunakan karena sangat cepat, tidak
rumit, dan ekonomis. Dalam banyak kasus, anggota mudah didekati untuk menjadi bagian
dari sampel.

4.2 Sampling Purposive


Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu
yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah
diketahui sebelumnya.

5
1) Judgment Sampling
Pengambilan sampel penilaian terjadi ketika seorang peneliti memilih anggota sampel
agar sesuai dengan beberapa kriteria. Contoh pengambilan sampel penilaian terjadi
ketika hasil pemilu diprediksi dari hanya beberapa daerah terpilih yang telah dipilih
karena catatan prediksi mereka di masa lalu pemilu.
2) Quota Sampling
Quota sampling merupakan pengambilan sampel kuota adalah jenis kedua dari
purposive sampling, digunakan untuk meningkatkan keterwakilan. Untuk jenis
sampling ini dalam menentukan banyaknya jumlah element yang terpilih sebagai
sample akan ditentukan berdasarkan dari quota maksimal sebanding dengan komposisi
tiap-tiap kelompok tersebut.

4.3 Snowball Sampling


Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awal mula jumlahnya kecil,
kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Dan begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama makin banyak. Ibaratkan sebuah bola salju
yang menggelinding, makin lama semakin besar.

6
SIMPULAN

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
populasi, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu sampel yang
akan diambil dari populasi harus betul-betul representatif (dapat mewakili).
Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin
karakteristik populasi. Artinya, sampel dapat mengukur apa yang seharusnya hendak diukur,
dengan memiliki dua sifat, yaitu tingkat akurasi dan presisi yang tinggi, Tingkat akurasi yang
tinggi diartikan sebagai tingkat ketidakadaan bias dalam sampel. Sedangkan presisi mengacu
pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi
Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai
teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik
sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan
non probability sampling.
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang/kesempatan
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Sedangkan non probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.

7
DAFTAR PUSTAKA

Cooper, R. Donald Dan Pamela S. Schindler. (2017). Metode Penelitian Bisnis, Edisi 12

Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Margono. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, J. (2003). Dasar-dasar Metode Penarikan Sampel. Jakarta: Sekolah Tinggi

Ilmu Statistik.

Sugiarto, dkk. (2001). Teknik Sampling. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai