KELOMPOK 4
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh, comotan
atau mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan yang banyak adalah populasi. Dalam suatu penelitian, tidaklah
selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi karena akan memakan
banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu dilakukan pengambilan sampel,
dimana sampel yang diambil adalah sampel yang benar-benar representasi atau
yang mewakili seluruh populasi. Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar
pertimbangan pengambilan sampel adalah memperhitungkan masalah efisiensi
( waktu dan biaya) dan masalah ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan
sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi belum
tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang peneliti dalam suatu penelitian harus
memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara waktu, biaya dan tenaga
yang akan dikeluarkan dengan presisi ( tingkat ketepatan ) yang akan diperoleh
sebagai pertimbangan dalam menentukan metode pengambilan sampel yang akan
digunakan.
Karena berbagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau
diramalkan atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmian boleh dikatakan hampir
selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal yang sebenarnya mau
diteliti. Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi.
Generalisasi dari sampel ke populasi ini mengandung risiko bahwa akan terdapat
kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara
tepat keadaan populasi. Berbagai teknik penentuan sampel itu pada hakikatnya
adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke
populasi. Hal ini dapt dicapai kalau diperoleh sampel yang representastif, yaitu
sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini ialah :
1. Apa Itu Sampling?
2. Apa Itu Teknik Sampling Cluster ?
3. Apa Itu Teknik Sampling Stratified ?
4. Apa Itu Teknik Sampling Snowball ?
5. Apa Itu Teknik Sampling Kuota ?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Cara undian ini sangat sederhana dan mudah digunakan, cocok digunakan
untuk jumlah sampel yang kecil, namun untuk digunakan terhadap jumlah populasi
yang besar, akan menjadi tidak efisien.
1. Pengetian
Cluster Sampling adalah metode memilih sebuah sampel dari kelompok-
kelompok unit yang kecil. Sesuai dengan namanya, penarikan sampel ini didasarkan
pada kelompok atau Cluster. Metode Cluster Sampling digunakan jika catatan
lengkap tentang semua anggota populasi tidak diperoleh serta keterbatasan biaya
dan populasi geografis elemen-elemen populasi berjauhan (Sundari, 2017).
William G. Cochran memberikan pengertian tentang Sampling Klaster sebagai
berikut (Sedgwick, 2014) :
“Suppose that each unit in the population can be divided into a number of smaller
units, or sub- units. The first is to select a sample of units, often called the primary
units, and the second is to select a sample of second- stage units or sub-units from
each chosen primary unit.” (Populasi dibagi ke dalam sub-sub unit yang berukuran
lebih kecil. Sampel tahap pertama, diperoleh dari pemilihan sebagian atas unit-unit
atau lebih dikenal dengan nama unit primer, dan sampel tahap kedua, diperoleh dan
pemilihan unit didalam unit primer terpilih).
Dalam Sampling Klaster dikenal istilah stage (artinya tahap), seperti One stage
(satu tahap), Metode One-Stage Cluster Sampling membagi populasi menjadi
kelompok atau cluster. Beberapa cluster kemudian dipilih secara acak sebagai wakil
dari populasi, kemudian seluruh elemen dalam cluster terpilih dijadikan sebagai
sampel penelitian. Two stage (dua tahap), metode Two-Stage Cluster Sampling
merupakan pengembangan dari metode Cluster Sampling dimana pengambilan
sampel dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap pertama, memilih beberapa Cluster
dalam populasi secara acak sebagai sampel dan tahap kedua memilih elemen dari
tiap Cluster terpilih secara acak dan Multistage (lebih dari dua atau tiga tahap dan
seterusnya) (Purnomo,2017).
Perbedaan pokok dari cluster sampling dengan sampling bertingkat adalah
dalam cluster sampling hanya sampel dari sub populasi (cluster) yang dipilih,
sedangkan pada sampling bertingkat semua sub populasi (strata) dipilih untuk
sampling/pengambilan sampel lebih lanjut. Tujuan utama dari cluster sampling
adalah untuk meningkatkan ketepatan (Amirulah 2015).
Bila salah satu elemen di atas tidak terpenuhi, maka cluster sampling tidak
dapat dilaksanakan. Sebab, bila dipaksakan, hasil dari penelitian menjadi tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Kerangka sampel yang dijadikan sebagai acuan pembentukan strata atau acuan
penarikan sampel seringkali tidak memuat informasi informasi yang dapat
dijadikan sebagai dasar Pembentukan suatu strata.Sehingga apabila
dipaksakan membentuk suatu strata dengan informasi yang tidak cukup lengkap
maka dapat berdampak pada tidak sesuainya strata yang dibentuk dengan
tujuan penelitian. Alih-alih membentuk suatu strata dengan elemen yang bersifat
homogen justru dapat membentuk suatu strata yang sangat heterogen.
Seperti yang saya jelaskan sebelumnya di atas bahwa seorang peneliti
membentuk suatu kelompok berdasarkan tingkatan tingkatan tertentu dari
kerangka sampel yang tersedia. Apabila kerangka sampel tersebut belum
menyediakan informasi ke dalam strata maka peneliti harus membentuk sendiri
kerangka sampel secara terpisah yang sudah terisi tingkatan tingkatan sesuai
kebutuhan penelitian.
Biaya operasional dapat membengkak apabila pembentukan strata bukan
mengikuti wilayah geografis melainkan mengikuti sifat atau karakter lain.
Misalkan tingkatan atau strata yang kita bentuk berdasarkan tingkatan
pendidikan, meskipun dianggap sebagai homogen dalam setiap strata namun
populasi bisa tersebar di seluruh wilayah atau area yang menjadi batas populasi
katakanlah tersebar di dalam kota.
Untuk dapat menemukan sampel yang sulit diakses, atau untuk memperoleh
informasi dari responden mengenai permasalahan yang spesifik atau tidak jelas
terlihat di dunia nyata, maka teknik sampling snowball merupakan salah satu cara
yang dapat diandalkan dan sangat bermanfaat dalam menemukan responden yang
dimaksud sebagai sasaran penelitian melalui keterkaitan hubungan dalam suatu
jaringan, sehingga tercapai jumlah sampel yang dibutuhkan.
Dalam sampling snowball, identifikasi awal dimulai dari seseorang atau kasus yang
masuk dalam kriteria penelitian. Kemudian berdasarkan hubungan keterkaitan
langsung maupun tidak langsung dalam suatu jaringan, dapat ditemukan responden
berikutnya atau unit sampel berikutnya. Demikian seterusnya proses sampling ini
berjalan sampai didapatkan informasi yang cukup dan jumlah sampel yang memadai
dan akurat untuk dapat dianalisis guna menarik kesimpulan penelitian. Contoh cara
pelaksanaan teknik sampling snowball ditunjukkan pada penelitian terhadap
tunawisma di Jakarta. Pada awalnya sulit sekali menemukan tunawisma hanya
berdasarkan wilayah, namun setelah ditemukan satu atau lebih tunawisma di suatu
area, maka dengan mudah dapat ditemukan tunawisma-tunawisma lain sebagai
sampel melalui teknik sampling snowball.
Tabel. 1 Ringkasan Teknik Sampling snowball
Prosedur pelaksanaan teknik sampling snowball dapat dilakukan bertahap
dengan wawancara mendalam dan kuesioner. Dalam mewawancara responden,
seorang interviewer harus memiliki kejujuran, kesabaran, rasa empati, dan
semangat yang tinggi dengan tujuan untuk menghasilkan data yang dibutuhkan.
Wawancara mendalam dilakukan dengan sejumlah daftar pertanyaan. Umumnya
wawancara lapangan ini memiliki karakteristik awal dan akhir yang tidak terlihat
jelas. Pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan kondisi dan situasi di lapangan.
Wawancara lebih banyak bersifat informal dan fleksibel, mengikuti norma yang
berlaku pada setting lokal, kadang diselipkan dengan canda-tawa yang dapat
mencairkan suasana dan membina hubungan yang erat serta meningkatkan
kepercayaan individu yang diteliti. Menurut Neuman (2003), konteks sosial dan
setting wawancara perlu ditulis dalam catatan lapangan dan dilihat sebagai hal yang
penting untuk mendukung penafsiran makna.
2. Kekuatan Dan Kelemahan Teknik Sampling Snowball
Teknik sampling snowball memiliki kekuatan, yaitu mampu menemukan
responden yang tersembunyi atau sulit ditentukan, serta mampu mengungkapkan
hal-hal yang spesifik atau yang tabu dalam dunia sosial. Meskipun demikian, teknik
ini tetap memiliki kelemahan dalam pelaksanaannya. Penggunaan teknik sampling
snowball membutuhkan kemandirian yang tinggi dalam berpikir dan bertindak di
lapangan, membutuhkan kreativitas tinggi untuk dapat mengungkapkan suatu hal
sesuai dengan yang diharapkan, membutuhkan kesabaran-sensitifitas-kemampuan
sosial dan rasa empati yang tinggi dari peneliti, membutuhkan sikap bersahabat,
dapat dipercaya dan hati-hati dalam meng-interview responden, agar mereka mau
mengungkapkan informasi yang dibutuhkan penelitian.
a. Kekuatan :
Penelitian dapat dimulai dengan informasi yang terbatas dari responden awal,
namun pada akhirnya informasi berkembang luas dan mendalam.
Membantu menemukan pihal-pihak yang terlibat dalam penelitian namun sulit
ditemukan atau tidak diketahui keberadaannya.
Meningkatkan jumlah responden dalam prosesnya guna mencapai hasil yang
akurat
Membangun gagasan berdasarkan sumber-sumber dari jaringan yang
terbentuk.
b. Kelemahan
Waktu pelaksanaan menjadi lebih lama apabila peneliti sulit membangun
jaringan
Biaya penelitian dan tenaga yang dikeluarkan dapat bertambah dari perkiraan
semula, apabila belum menemukan responden yang dimaksud.
Hasil kurang mewakili populasi, apabila peneliti kurang teliti/ hati-hati dalam
mencantumkan ampel awal untuk membangun jaringan.
Ada masalah etika yang harus dipertimbangkan kerika mempublikasikan data,
terkait dengan jaminan kerahasiaan identitas responden, khususnya apabila
terkait hal-hal yang menancam diri responden.
Ketika matriks atau tabel yang tersusun dari sejumlah sel yang mewakili
kelompok kelompok dalam masyarakat berdasarkan karakteristiknya masing-masing
tersebut telah dapat disusun, dan jumlah anggota masing-masing kelompok tersebut
telah dapat diketahui, maka peneliti dapat menentukan jumlah responden yang akan
mewakili masing-masing sel tersebut secara proporsional. Selanjutnya, peneliti
dapat mulai melakukan pengumpulan data dari orang-orang yang mewakili masing-
masing sel dalam jumlah yang ditentukan dulu sebelumnya secara proporsional. Jika
semua data telah dapat diperoleh dari sampel secara proporsional maka kita dapat
mengatakan bahwa data yang kita peroleh adalah representative terhadap populasi.
Teknik penarikan sampel kuota ini mirip dengan sampel probabilitas, namun
jika tidak dilakukan dengan cermat penarikan sampel kuota memiliki potensi
bermasalah.seperti pada jumlah anggota masing-masing sel atau kelompok harus
akurat, namun seringkali peneliti dalam menyusun matriks atau tabel menggunakan
data lama yang tidak menggambarkan perkembangan masyarakat terbaru
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini adalah :
1. Simple Random Sampling atau biasa disingkat Random Sampling merupakan
suatu cara pengambilan sampel dimana tiap anggota populasi diberikan
opportunity (kesempatan) yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Simple
random sampling merupakan jenis sampling dasar yang sering digunakan
untuk pengembangan metode sampling yang lebih kompleks.
2. Cluster Sampling adalah metode memilih sebuah sampel dari kelompok-
kelompok unit yang kecil. Sesuai dengan namanya, penarikan sampel ini
didasarkan pada kelompok atau Cluster. Metode Cluster Sampling digunakan
jika catatan lengkap tentang semua anggota populasi tidak diperoleh serta
keterbatasan biaya dan populasi geografis elemen-elemen populasi berjauhan.
3. Metode Stratified Random Sampling merupakan proses pengambilan sampel
melalui proses pembagian populasi ke dalam strata, memilih sampel acak
sederhana dari setiap stratum, dan menggabungkannya ke dalam sebuah
sampel untuk digunakan dalam menaksir parameter populasi. Teknik tersebut
dimungkinkan setiap anggota dari populasi mempunyai besar peluang yang
sama untuk dipilih dan digunakan sebagai sampel, sehingga pengukuran
nantinya dapat dilakukan dengan hanya melibatkan sedikit dari beberapa
sampel saja.
4. Teknik sampling snowball adalah suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih
dan mengambil sampel dalam suatu jaringan tertentu atau rantai hubungan
yang menerus. Pendapat lain mengatakan bahwa teknik sampling snowball
(bola salju) adalah metoda sampling di mana sampel diperoleh melalui proses
bergulir dari satu responden ke responden yang lainnya, biasanya metoda ini
digunakan untuk menjelaskan pola-pola sosial atau komunikasi (sosiometrik)
suatu komunitas tertentu.
5. Sampel kuota dapat didefinisikan sebagai suatu tipe penarikan sampel non
probabilitas di mana unit sampel atau responden dipilih sebagai sampel
berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya, sedemikian rupa
sehingga total sampel akan memiliki distribusi dengan karakteristik yang sama
sebagaimana yang diperkirakan terdapat dalam populasi yang tengah diteliti.
Untuk melakukan penarikan sampel dengan menggunakan sampel kuota,
peneliti harus Mengawali dengan membuat suatu matriks atau tabel yang
menjelaskan karakteristik dan populasi yang akan diteliti tergantung pada tujuan
riset yang ingin dicapai.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaik makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Bala, Kabiru & Ilker Etikan. 2017. Sampling and sampling method. Biometrics &
Biostatistic International Journal. Volume 5 Issue 6.
Charles Teddlie and Fen Yu. 2007. Mixed Methods Sampling : A Typology With
Examples. Journal of Mixed Methods Research.
Demokrawati, Fiqa A. 2014. Analisis Quick Count Dengan Menggunakan Metode
Stratified Random Sampling (Studi Kasus Pemilu Walikota Bandung
2013). Universitas Pendidikan Indonesia. Repository.Upi.Edu.
Perpustakaan.Upi.Edu
Habib Ahmed Elsayir. 2004. Comparison of precision of systematic sampling with
some other probability samplings. American Journal of Theoretical and
Applied Statistics.
Irina, M. D., dan Alexandru I. M., 2013. Snowball sampling Completion. Juornal of
Studies social Sciences Vol. 5 No. 2.
Joko Ade Nursiyono. 2015. Kompas Teknik Pengambilan Sampel. Bogor : In Media.
Leslie Kish, Martin Richard Frankel. 2004. Inference from complex Samples. JSTOR
Morissa. 2017. Metode Penelitian Survei : Edisi Pertama. Jakarta : Kencana
Nurdiani, Nina. 2014. Teknik Sampling Snowball Dalam Penelitian Lapangan.
ComTech ,Vol. 5 No. 2.
Paula Lagares Barreiro. 2001. Population and sample. Sampling techniques. Justo
Puerto Albandoz. Management Mathematics for European Schools.
Purnomo Rochmat Aldy.2017. Menulis Penelitian. Unmuh Ponorogo Press :
Ponorogo.
Raihan Budiwaskito. 2010. Margin of Error. Program Studi Sistem dan Teknologi
Informasi. Sekolah Teknik Elektro dan Informatika. Institut Teknologi
Bandung.
Salganik, M. J., Douglas D. H. (2007). Sampling and Estimation in Hidden
Populations Using Respondent‐Driven Sampling. Journal Sociological
Methodology, Vol 34 No. 1.
Sedgwick Philip.2014. Cluster Sampling. Bmj Statistic Endgames. University Of
London.
Shi Fei. 2015. Study on a Stratified Sampling Investigation Method for Resident
Travel and the Sampling Rate. Discrete Dynamics in Nature and Society
Volume 2015.
Siyoto Sandu dan Nia Sari. Aplikasi dan Teknik Survey Bidang
Kesehatan.Yokyakarta : Literasi Media
Sundari Siti. 2017. Analisis Quick Count Dengan Metode Cluster Sampling dan
Software Minitab Untuk Menentukan Pemenang Pilkada (Studi Kasus :
Pilkada Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013). Universitas Negeri Malang.
Semarang.
Ulya, Sukestiyarno, Hendikawati. 2018. Analisis Prediksi Quick Count Dengan
Metode Stratified Random Sampling Dan Estimasi Confidence Interval
Menggunakan Metode Maksimum Likelihood. Unnes Journal Of
Mathematics Vol 7 No 1.