Anda di halaman 1dari 24

Makalah Kelompok

Teknik penarikan sampel


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Sutina Made, M.Si.

KELOMPOK 4

Nur Citra Aynun L041171317

Andi Ummu Azizah L041171504

Elis Kusuma Wardani L041171505

Nur Zahrah Afifa A L041171514

Kharisma Putri Azzahra L041171

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi ALLAH S.W.T yang telah


menolong kami menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan
baik. Shalawat dan Salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
yakni Nabi MUHAMMAD SAW.
Makalah ini membahas tentang ”Teknik-Teknik Penarikan Sampel” yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari-NYA akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 25 Februari 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh, comotan
atau mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan yang banyak adalah populasi. Dalam suatu penelitian, tidaklah
selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi karena akan memakan
banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu dilakukan pengambilan sampel,
dimana sampel yang diambil adalah sampel yang benar-benar representasi atau
yang mewakili seluruh populasi. Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar
pertimbangan pengambilan sampel adalah memperhitungkan masalah efisiensi
( waktu dan biaya) dan masalah ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan
sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi belum
tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang peneliti dalam suatu penelitian harus
memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara waktu, biaya dan tenaga
yang akan dikeluarkan dengan presisi ( tingkat ketepatan ) yang akan diperoleh
sebagai pertimbangan dalam menentukan metode pengambilan sampel yang akan
digunakan.
Karena berbagai alasan, tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau
diramalkan atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmian boleh dikatakan hampir
selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal yang sebenarnya mau
diteliti. Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi.
Generalisasi dari sampel ke populasi ini mengandung risiko bahwa akan terdapat
kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak akan mencerminkan secara
tepat keadaan populasi. Berbagai teknik penentuan sampel itu pada hakikatnya
adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke
populasi. Hal ini dapt dicapai kalau diperoleh sampel yang representastif, yaitu
sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini ialah :
1. Apa Itu Sampling?
2. Apa Itu Teknik Sampling Cluster ?
3. Apa Itu Teknik Sampling Stratified ?
4. Apa Itu Teknik Sampling Snowball ?
5. Apa Itu Teknik Sampling Kuota ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini ialah :

1. Untuk Mengetahui Apa Itu Teknik Sampling Random


2. Untuk Mengetahui Apa Itu Teknik Sampling Cluster
3. Untuk Mengetahui Apa Itu Teknik Sampling Stratified
4. Untuk Mengetahui Apa Itu Teknik Sampling Snowball
5. Untuk Mengetahui Apa Itu Teknik Sampling Kuota
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknik Sampling Random

Simple Random Sampling atau biasa disingkat Random Sampling merupakan


suatu cara pengambilan sampel dimana tiap anggota populasi diberikan opportunity
(kesempatan) yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Simple random sampling
merupakan jenis sampling dasar yang sering digunakan untuk pengembangan
metode sampling yang lebih kompleks.
Jika anggota populasi terdaftar lengkap, maka teknik ini sangat mudah
digunakan. Terdapat prosedur yang sudah biasa digunakan dalam teknik Simple
Random Sampling, yaitu dengan menggunakan random numbers table. Pengacakan
juga dapat dilakukan dengan cara mengundi. Pengambilan sampel secara acak
diharapkan mampu menjadi representasi dari populasi yang diestimasi. Sekalipun
dilakukan pengambilan sampel secara acak, pada kenyataannya terkadang masih
dijumpai hasil pengambilan sampel yang nilainya unik dan terkesan sistematis.
Sehingga makna pegambilan sampel secara acak adalah ketika pengambilan
sampel itu dilakukan berulang-ulang, estimasi parameter yang dihasilkan akan
akurat dan memiliki presisi tinggi. Selain itu tingkat variabilitas atau kesalahan dalam
melakukan estimasi dapat dilakukan pengujian secara statistik. Kekeliruan dalam
pengambilan sampel dapat dinyatakan dalam suatu probabilitas tertentu.
Data hasil survei sangat memungkinkan terjadi kesalahan (error). Kesalahan
dalam pengambilan sampel ini sering disebut dengan Margin of Error. Indikator
Margin of Error merupakan nilai untuk mengukur seberapa besar sampel yang
diambil mampu mewakili (merepresentasikan) populasi. Ketika Margin of Error
nilainya besar, maka sampel yang diambil masih jauh dengan data populasinya.
Sebaliknya, ketika Margin of Error nilainya kecil maka dapat disimpulkan bahwa
data sampel sudah mewakili data populasi. Margin of Error selalu ada sebab pada
faktanya sampel tidak senantiasa bisa mewakili populasi dengan sempurna.
Terdapat dua indikator untuk menentukan seberapa baik sampel dapat mewakili
populasi. Dua indikator tersebut adalah margin of error dan tingkat kepercayaan,
Melalui dua indikator ini dapat diketahui sampel yang baik yang benar-benar
mewakili populasi. Kedua sampling tersebut akan dibandingkan margin of error dan
efisiensi relatif untuk membandingkan jenis metode sampling mana yang lebih baik.

Teknik Simple Random Sampling merupakan salah satu teknik pengambilan


sampel yang sederhana dan banyak digunakan. Pemilihan responden didasarkan
pada angka random dan diperoleh sejumlah responden yang terpilih sesuai dengan
jumlah sampel yang didapatkan. Teknik sampling secara random dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:

1. Menggunakan cara undian.


Cara undian, dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip undian. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Peneliti mendaftar semua anggota populasi;
b. Setelah selesai didaftar, kemudian masing-masing anggota populasi diberi
nomor, masing-masing dalam satu kertas kecil-kecil;
c. Kertas-kertas kecil yang masing-masing telah diberi nomor tersebut kemudian
digulung atau dilinting;
d. Gulungan atau lintingan kertas yang telah berisi nomor-nomor tersebut,
kemudian dimasukkan ke dalam suatu tempat (misalnya kotak atau kaleng)
yang dapat digunakan untuk mengaduk sehingga tempatnya tersusun secara
acak (sembarang);
e. Setelah proses pengadukan dianggap sudah merata, kemudian peneliti atau
orang lain yang diawasi peneliti, mengambil lintingan kertas satu per satu
sampai diperoleh sejumlah sampel yang diperlukan.

Cara undian ini sangat sederhana dan mudah digunakan, cocok digunakan
untuk jumlah sampel yang kecil, namun untuk digunakan terhadap jumlah populasi
yang besar, akan menjadi tidak efisien.

2. Tabel Bilangan Random


Cara ini juga sangat mudah diimplementasikan dalam penelitian survei. Para
peneliti survei dapat menggunakan tabel bilangan random yang sudah tersedia di
sejumlah buku metodologi penelitian, yang secara khusus membahas tentang teknik
sampling. Dibandingkan dengan random cara undian, cara ini lebih mudah dan
praktis, dan dapat digunakan pada jumlah sampel yang cukup besar.
Syarat penggunaan Simple Random Sampling :
a. Teknik ini digunakan jika elemen populasi bersifat homogen, sehingga elemen
manapun yang terpilih menjadi sampel dapat mewakili populasi.
b. Dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum.
c. Harus ada kerangka sampel (sampling frame) yang jelas.yaitu merupakan daftar
elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.

Prosedur Pelaksanaan Simple Random Sampling bisa dilakukan dengan 2 cara:


1) Jika populasinya sedikit.
Jika populasi sedikit, simple random sampling dapat langsung dilakukan dengan
pengundian. Langkah-langkahnya adalah :
 Beri nomor/ catat nama-nama orang yang terdapat dalam populasi.
 Kertas catatan-catatan tersebut digulung dan dimasukkan ke dalam kotak.
 Selanjutnya dicampur merata dan sejumlah diambil sampel sesuai dengan
jumlah yang ditetapkan sebelumnya. Caranya bisa sama persis dengan
prosedur arisan yang banyak di masyarakat.
2) Jika populasinya sangat banyak.
Jika populasi terdiri dari jumlah besar misalnya 300 orang, maka sampling
dengan teknik simple random dapat dilakukan dengan bantuan tabel bilangan
random. Langkah-langkah :
 Menentukan berapa jumlah sampel yang akan diambil misalnya 169 orang.
 Kemudian lihatlah tabel bilangan random yang biasanya ada pada buku-buku
statistika.
 Tentukan angka pertama dengan menjatuhkan pensil ke tabel bilangan random.
 Angka yang ditunjuk oleh mata pensil kemudian dijadikan acuan pertama.
 Selanjutnya, tentukan unsur sampel lainnya dengan cara menarik garis lurus ke
atas mengikuti kolom yang sama, atau ke samping mengikuti baris, ke bawah
mengikuti kolom, atau cara apa saja yang dianggap mudah.

Kekurangan dari Simple Random Sampling ini antara lain:


a. Membutuhkan daftar anggota populasi,
b. Butuh waktu lama,
c. Biaya yang mahal jika sampel yang diambil tersebar secara geografis.
d. Persyaratan penggunaan metode ini sulit dipenuhi
e. Akan menjadi mahal dan tidak mungkin dikerjakan untuk populasi besar karena
semua elemen harus diidentifikasi sebelum diambil sampel.
f. Tidak adanya jaminan bahwa setiap sampel yang diambil secara acak akan
merepresentasikan populasi secara tepat.

Sedangkan kelebihan dari teknik ini:


a. Prosedur penggunaannya sederhana sehingga mudah diterapkan
b. Sampel tersebar di daerah populasi
c. Dapat mengurangi bias yang muncul dalam pemilihan anggota sampel dan
dapat mengetahui standard error penelitian.
d. Tidak membutuhkan informasi tambahan pada kerangka sampel seperti wilayah
geografis, dan lain-lain, selain daftar lengkap elemen populasi survei dengan
informasi yang akan diteliti.
e. Mudah diterapkan untuk populasi kecil.

Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana yaitu dalam suatu


penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah 100
orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama.
Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi
agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama
dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah
sampel memenuhi kebutuhan penelitian.

B. Teknik Cluster Sampling

1. Pengetian
Cluster Sampling adalah metode memilih sebuah sampel dari kelompok-
kelompok unit yang kecil. Sesuai dengan namanya, penarikan sampel ini didasarkan
pada kelompok atau Cluster. Metode Cluster Sampling digunakan jika catatan
lengkap tentang semua anggota populasi tidak diperoleh serta keterbatasan biaya
dan populasi geografis elemen-elemen populasi berjauhan (Sundari, 2017).
William G. Cochran memberikan pengertian tentang Sampling Klaster sebagai
berikut (Sedgwick, 2014) :
“Suppose that each unit in the population can be divided into a number of smaller
units, or sub- units. The first is to select a sample of units, often called the primary
units, and the second is to select a sample of second- stage units or sub-units from
each chosen primary unit.” (Populasi dibagi ke dalam sub-sub unit yang berukuran
lebih kecil. Sampel tahap pertama, diperoleh dari pemilihan sebagian atas unit-unit
atau lebih dikenal dengan nama unit primer, dan sampel tahap kedua, diperoleh dan
pemilihan unit didalam unit primer terpilih).
Dalam Sampling Klaster dikenal istilah stage (artinya tahap), seperti One stage
(satu tahap), Metode One-Stage Cluster Sampling membagi populasi menjadi
kelompok atau cluster. Beberapa cluster kemudian dipilih secara acak sebagai wakil
dari populasi, kemudian seluruh elemen dalam cluster terpilih dijadikan sebagai
sampel penelitian. Two stage (dua tahap), metode Two-Stage Cluster Sampling
merupakan pengembangan dari metode Cluster Sampling dimana pengambilan
sampel dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap pertama, memilih beberapa Cluster
dalam populasi secara acak sebagai sampel dan tahap kedua memilih elemen dari
tiap Cluster terpilih secara acak dan Multistage (lebih dari dua atau tiga tahap dan
seterusnya) (Purnomo,2017).
Perbedaan pokok dari cluster sampling dengan sampling bertingkat adalah
dalam cluster sampling hanya sampel dari sub populasi (cluster) yang dipilih,
sedangkan pada sampling bertingkat semua sub populasi (strata) dipilih untuk
sampling/pengambilan sampel lebih lanjut. Tujuan utama dari cluster sampling
adalah untuk meningkatkan ketepatan (Amirulah 2015).

Cara pengambilan sampel pada Cluster Sampling adalah (Sundari,2017) :


a. Populasi dibagi menjadi X cluster
b. Dari X Cluster selanjutnya dipilih secara acak sebanyak x cluster
c. Seluruh elemen dari x cluster terpilih diambil.

2. Kondisi Penerapan Teknik Sampling Cluster


Dasar utama peneliti untuk memilih sampling cluster sebagai metode
pengambilan sampel dalam penelitian yaitu :
a. Penelitian membutuhkan populasi yang luas dan bersifat heterogen atau
beragam. Namun, karena keterbatasan tim yang tidak memungkinkan untuk
melibatkan satu per satu individu, maka dipilihlah representasi populasi berupa
kelompok-kelompok berkarakter homogen. Dengan kata lain menggunakan
sampel kluster.
b. Waktu penelitian relatif singkat, sehingga meskipun populasi yang dipilih tidak
terlalu besar, metode sampel gugus dapat menjadi solusi efisiensi waktu.
c. Anggaran biaya yang dimiliki untuk pelaksanaan penelitian terbatas sehingga
tidak dapat mencakup total populasi secara menyeluruh sehingga harus dipilih
representatifnya saja.

3. Elemen-Elemen dalam Sampling Cluster


Untuk memenuhi standar pengambilan sampel dengan teknik kluster, peneliti
harus memenuhi elemen-elemen sesuai standar. Adapun unsur atau elemen yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Populasi luas dengan karakteristik umum beragam namun di dalamnya
mengandung kelompok-kelompok bersifat seragam.
b. Masing-masing kelompok merupakan representasi dari keseluruhan populasi.
c. Tiap grup memiliki jumlah anggota tetap dan eksklusif.

Bila salah satu elemen di atas tidak terpenuhi, maka cluster sampling tidak
dapat dilaksanakan. Sebab, bila dipaksakan, hasil dari penelitian menjadi tidak dapat
dipertanggungjawabkan.

4. Jenis-Jenis dan Teknik Pengambilan Sampel Kluster


Teknik sampling gugus sendiri terbagi menjadi dua jenis berbeda yang
bergantung pada tahapan pengaplikasiannya, yaitu :
a. One Stage Cluster Sampling
Klasifikasi pertama dari cluster sampling adalah one stage cluster sampling atau
pengambilan sampel kluster satu tahap. Dalam jenis sampling kluster yang satu
ini, populasi yang dipilih kemudian langsung dibagi dalam kelompok-kelompok.
Peneliti kemudian memilih grup-grup secara acak untuk menjadi perwakilan.
Selanjutnya, proses sampling pun langsung dimulai.
b. Two Stage Cluster Sampling
Secara prosedural, one stage dan two stage tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Hanya saja, untuk two stage cluster sampling, setelah grup
perwakilan terpilih, tidak semua anggota dimasukkan sebagai sampel
sebagaimana one stage cluster sampling. Melainkan, dilakukan kembali seleksi
secara acak untuk mendapatkan responden terbaik sebagai sampel penelitian.
5. Keunggulan dan Kelemahan dari Cluster Sampling
Sebagai bagian dari teknik probability sampling, tidak dapat ditampik bahwa
metode pengambilan sampel gugus pun memiliki kelemahan, yakni (Siyoto,2016) :
 Bila elemen sampling tidak terpenuhi, maka teknik ini tidak dapat diterapkan.
Problematika yang satu ini tentu berbeda dengan mayoritas teknik sampling lain
yang memiliki alternatif lain agar tetap bisa diaplikasikan.
 Persentase human error dalam pelaksanaan cukup tinggi, terutama dalam
tahapan pembagian kelompok sampel.

Namun, di balik kelemahan tersebut, cluster sampling memiliki keunggulan


yang lebih mendominasi, antara lain :
 Efektif dan efisien dari segi tenaga, waktu, dan anggaran biaya.
 Dapat mencakup populasi yang luas.
 Meminimalisir variabel yang membingungkan.
 Bila prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan tepat, akurasi hasilnya
memiliki prosentase yang tinggi.

C. Teknik Stratifaied Sampling


Metode Stratified Random Sampling merupakan proses pengambilan sampel
melalui proses pembagian populasi ke dalam strata, memilih sampel acak
sederhana dari setiap stratum, dan menggabungkannya ke dalam sebuah sampel
untuk digunakan dalam menaksir parameter populasi. Teknik tersebut dimungkinkan
setiap anggota dari populasi mempunyai besar peluang yang sama untuk dipilih dan
digunakan sebagai sampel, sehingga pengukuran nantinya dapat dilakukan dengan
hanya melibatkan sedikit dari beberapa sampel saja.
Stratified sampling, adalah cara penarikan sampel untuk populasi yang
memiliki karakteristik heterogen atau karakteristik yang dimiliki populasi bervariasi.
Selain digunakan untuk populasi yang tidak homogen, teknik ini juga digunakan bila
populasi mempunyai anggota atau unsur yang berstrata (tingkat).
Dalam bukunya Elementary Sampling Theory, Taro Yamane menuliskan “The
process of breaking down the population into strata, selecting simple random
samples from each stratum, and combining these into a single sampel to estimate
population parameter is called stratified random sampling”. Berdasarkan kutipan di
atas dapat dinyatakan bahwa stratified random sampling merupakan proses
pengambilan sampel melalui proses pembagian populasi kedalam strata, memilih
sampel acak sederhana dari setiap stratum, dan menggabungkannya ke dalam
sebuah sampel untuk menaksir parameter populasinya.
Sampel yang representatif adalah sampel yang benar-benar dapat mewakili
karakteristik seluruh populasi. Jika populasi bersifat homogen, maka sampel bisa
diambil dari populasi yang mana saja, namun jika populasi bersifat heterogen, maka
sampel harus mewakili dari setiap bagian yang heterogen dari populasi tersebut
sehingga hasil penelitian dari sampel dapat terpenuhi terhadap setiap anggota
populasi.
Proses pembagian populasi kedalam stratum bertujuan agar sampel yang
diambil dari setiap stratum dapat merepresentasikan karakteristik populasi yang
berukuran besar dan heterogen. Oleh karena itu, stratum harus dibentuk sehomogen
mungkin dengan manganalisis karakteristik populasi dengan baik. Terdapat tiga
tahapan yang harus dilakukan dalam mengambil sampel dengan menggunakan
metode stratified random sampling, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Pertama
Populasi yang berukuran N dibagi menjadi sub-sub populasi yang
masingmasing terdiri atas 𝑁1, 𝑁2, 𝑁3, … , 𝑁𝐿 elemen. Diantara dua sub
populasi tidak boleh ada yang saling tumpang tindih sehingga 𝑁1 + 𝑁2 + 𝑁3 +
⋯ + 𝑁𝐿 = 𝑁. Setiap stratum dapat dipandang sebagai populasi tersendiri (sub
populasi). Dalam pembentukan stratum harus diperhatikan variabel apa yang
dijadikan sebagai dasar pembentukan stratum, yaitu variabel yang memiliki
korelasi tinggi dengan variabel yang diteliti.
b. Tahap Kedua
Sampel diambil dari setiap stratum secara terpisah (independen) dengan ukuran
sampel dari masing-masing stratum adalah 𝑛1, 𝑛2, 𝑛3, … , 𝑛𝐿 dengan syarat 𝑛1
+ 𝑛2 + 𝑛3 + ⋯ + 𝑛𝐿 = 𝑛. 3. Tahap Ketiga Setelah diperoleh sampel, selanjutnya
dilakukan penaksiran terhadap parameter yang diperlukan dan selanjutnya
dibuat kesimpulan untuk populasi berdasarkan hasil penaksiran sampel.
1. Syarat Pembentukan Strata Dalam Stratified Random Sampling
Syarat pembentukan strata dalam stratified random sampling mengikuti
proses stratifikasi suatu populasi dirangkum sebagai berikut :
a. Strata harus tidak saling tumpang tindih dan harus saling terpisah dalam
populasi.
b. Stratifiaksi populasi harus dilakukan pada strata yang bersifat homogen dalam
strata tersebut dengan karakteristik tertentu.
c. Pada kenyataannya di lapangan, ketika hal ini sulit untuk distratakan dengan
suatu nilai karakteristik tertentu, maka kemudahan administrasi menjadi dasar
pemikiran dalam stratifikasi.
d. Jika akurasi batas untuk kepastian tiap – tiap populasi diberikan, hal ini akan
menjadi lebih baik dan terpercaya untuk tiap – tiap populasi sebagai suatu
strata.

2. Kelebihan dan kelemahan dari metode stratified random sampling


a. Kelebihan metode stratified random sampling
Penggunaan stratifikasi memiliki banyak kegunaan. Beberapa prinsipnya
adalah sebagai berikut :
 Stratifikasi memberikan kemudahan administrasi. Suatu badan oragnisasi
membentuk survey dapat berdiri dalam kantor – kantor dengan bermacam –
macam daerah administrasi dengan penjelasan kepemilikan sah dengan
maksud menjadikan organisasi lebih baik dengan hasil pekerjaan yang lebih
akurat.
 Stratifikasi dengan karakteristik alami membantu memperbaiki desain sampel.
Sebagai contoh , di area dan daerah survey terdapat banyak perbedaan tipe
permasalahan pengambilan sampel di daerah daratan, padang pasir, dan
pegunungan yang mempunyai perbedaan jarak tempuh sehingga hal ini akan
menjadi lebih mudah jika tiap – tiap area dipisahkan dalam suatu strata.
 Stratifikasi secara praktek lebih efektif ketika terdapat nilai – nilai ekstrim dalam
populasi yang dapat dibedakan ke dalam strata dengan maksud mengurangi
keragaman dalam strata. Pemisahan dugaan menjadi strata tersendiri dapat
dikombinasikan ke dalam dugaan akurat untuk keseluruhan populasi.
 Stratifikasi memberikan kemungkinan penggunaan desain sampel yang berbeda
– beda pada strata yang berbeda – beda. Pada kenyataannya di lapangan,
informasi mengenai stratifikasi tidak secara keseluruhan tersedia untuk setiap
unit populasi. Dalam kasus tersebut, keseluruhan populasi dibagi menjadi
beberapa strata mengikuti infomasi sebenarnya yang tersedia dan beberapa
pengambilan sampel yang dapat dipercaya dalam perencanaan pemilihan unit
dalam strata  tersebut digunakan.
 Stratifikasi cukup mewakili keragaman kelompok dalam populasi yang
memberikan beberapa keterterikan atau efek yang besar.
 Stratifikasi juga memilih sampel secara cross section yang lebih baik dengan
populasi dari yang tidak berstrata.
 Stratifikasi memberikan keputusan yang tepat dalam memperkirakan
karakteristik suatu populasi. Untuk dapat mencapainya, populasi yang
heterogen dibagi – bagi menjadi beberapa populasi yang masing masing dalam
strata adalah homogen. Jika tiap – tiap strata homogen, menggambarkan
pengukuran dalam strata tersebut dari satu unit ke unit yang lain, estimasi yang
lebih akurat diperoleh dengan menggunakan  sampel yang relatif lebih besar.

b. Kelemahan metode stratified random sampling

 Kerangka sampel yang dijadikan sebagai acuan pembentukan strata atau acuan
penarikan sampel seringkali tidak memuat informasi informasi yang dapat
dijadikan sebagai dasar Pembentukan suatu strata.Sehingga apabila
dipaksakan membentuk suatu strata dengan informasi yang tidak cukup lengkap
maka dapat berdampak pada tidak sesuainya strata yang dibentuk dengan
tujuan penelitian. Alih-alih membentuk suatu strata dengan elemen yang bersifat
homogen justru dapat membentuk suatu strata yang sangat heterogen.
 Seperti yang saya jelaskan sebelumnya di atas bahwa seorang peneliti
membentuk suatu kelompok berdasarkan tingkatan tingkatan tertentu dari
kerangka sampel yang tersedia. Apabila kerangka sampel tersebut belum
menyediakan informasi ke dalam strata maka peneliti harus membentuk sendiri
kerangka sampel secara terpisah yang sudah terisi tingkatan tingkatan sesuai
kebutuhan penelitian.
 Biaya operasional dapat membengkak apabila pembentukan strata bukan
mengikuti wilayah geografis melainkan mengikuti sifat atau karakter lain.
Misalkan tingkatan atau strata yang kita bentuk berdasarkan tingkatan
pendidikan, meskipun dianggap sebagai homogen dalam setiap strata namun
populasi bisa tersebar di seluruh wilayah atau area yang menjadi batas populasi
katakanlah tersebar di dalam kota.

D. Teknik Snowball Sampling


1. Karakteristik Teknik Sampling Snowball
Pengambilan sampel (sampling) adalah metoda sistematis untuk pemilihan
subjek yang akan diteliti. Tujuan pengambilan sampel (sampling) adalah untuk
memperoleh gambaran deskriptif tentang karakteristik unit observasi yang termasuk
di dalam sampel, dan untuk melakukan generalisasi serta memperkirakan parameter
populasi. untuk menjawab permasalahan khusus yang sult diungkapkan dengan
dianalisis secara statistik, maka teknik sampling non-probabilitas yang lebih tepat
digunakan dalam proses pengumpulan data. Teknik sampling non-probabilitas
bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang masih belum jelas dalam penelitian
pendahuluan, untuk mendapatkan gambaran tentang kumpulan unit observasi yang
kemudian dijadikan landasan bagi penerapan sampel probabilitas yang lebih tepat
dan akurat.
Dalam menyiapkan penelitian lapangan, setelah memutuskan lokasi dan waktu
penelitian, peneliti harus menentukan responden yang akan diteliti. Dalam beberapa
studi perumahan, kelompok-kelompok seperti penghuni perumahan real estat atau
anak-anak yang tinggal di lingkungan perumahan flat, dapat didefinisikan dengan
lebih jelas oleh peneliti. Namun, dalam kasus tertentu, kelompok atau orang sebagai
responden tidak dapat ditentukan dengan jelas. Dalam kondisi seperti ini, para
peneliti menemukan kesulitan mengenai siapa yang harus diteliti. Beberapa peneliti
mengatasi situasi seperti ini dengan menggunakan teknik sampling snowball.
Mereka memanfaatkan informan-informan kunci untuk mengantarkan peneliti pada
anggota kelompok atau orang yang distudi
Teknik sampling snowball adalah suatu metode untuk mengidentifikasi,
memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan tertentu atau rantai hubungan
yang menerus. Pendapat lain mengatakan bahwa teknik sampling snowball (bola
salju) adalah metoda sampling di mana sampel diperoleh melalui proses bergulir dari
satu responden ke responden yang lainnya, biasanya metoda ini digunakan untuk
menjelaskan pola-pola sosial atau komunikasi (sosiometrik) suatu komunitas
tertentu. Dalam prinsipnya bahwa teknik sampling snowball ialah mengambil
sejumlah kasus melalui hubngan ketertarikan dari satu orang dengan orang yang
lain atau satu kasus dengan kasus yang lain, kemudian mencari hubungan
selanjutnya melalui proses yang sama, demikian seterusnya.

Untuk dapat menemukan sampel yang sulit diakses, atau untuk memperoleh
informasi dari responden mengenai permasalahan yang spesifik atau tidak jelas
terlihat di dunia nyata, maka teknik sampling snowball merupakan salah satu cara
yang dapat diandalkan dan sangat bermanfaat dalam menemukan responden yang
dimaksud sebagai sasaran penelitian melalui keterkaitan hubungan dalam suatu
jaringan, sehingga tercapai jumlah sampel yang dibutuhkan.
Dalam sampling snowball, identifikasi awal dimulai dari seseorang atau kasus yang
masuk dalam kriteria penelitian. Kemudian berdasarkan hubungan keterkaitan
langsung maupun tidak langsung dalam suatu jaringan, dapat ditemukan responden
berikutnya atau unit sampel berikutnya. Demikian seterusnya proses sampling ini
berjalan sampai didapatkan informasi yang cukup dan jumlah sampel yang memadai
dan akurat untuk dapat dianalisis guna menarik kesimpulan penelitian. Contoh cara
pelaksanaan teknik sampling snowball ditunjukkan pada penelitian terhadap
tunawisma di Jakarta. Pada awalnya sulit sekali menemukan tunawisma hanya
berdasarkan wilayah, namun setelah ditemukan satu atau lebih tunawisma di suatu
area, maka dengan mudah dapat ditemukan tunawisma-tunawisma lain sebagai
sampel melalui teknik sampling snowball.
Tabel. 1 Ringkasan Teknik Sampling snowball
Prosedur pelaksanaan teknik sampling snowball dapat dilakukan bertahap
dengan wawancara mendalam dan kuesioner. Dalam mewawancara responden,
seorang interviewer harus memiliki kejujuran, kesabaran, rasa empati, dan
semangat yang tinggi dengan tujuan untuk menghasilkan data yang dibutuhkan.
Wawancara mendalam dilakukan dengan sejumlah daftar pertanyaan. Umumnya
wawancara lapangan ini memiliki karakteristik awal dan akhir yang tidak terlihat
jelas. Pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan kondisi dan situasi di lapangan.
Wawancara lebih banyak bersifat informal dan fleksibel, mengikuti norma yang
berlaku pada setting lokal, kadang diselipkan dengan canda-tawa yang dapat
mencairkan suasana dan membina hubungan yang erat serta meningkatkan
kepercayaan individu yang diteliti. Menurut Neuman (2003), konteks sosial dan
setting wawancara perlu ditulis dalam catatan lapangan dan dilihat sebagai hal yang
penting untuk mendukung penafsiran makna.
2. Kekuatan Dan Kelemahan Teknik Sampling Snowball
Teknik sampling snowball memiliki kekuatan, yaitu mampu menemukan
responden yang tersembunyi atau sulit ditentukan, serta mampu mengungkapkan
hal-hal yang spesifik atau yang tabu dalam dunia sosial. Meskipun demikian, teknik
ini tetap memiliki kelemahan dalam pelaksanaannya. Penggunaan teknik sampling
snowball membutuhkan kemandirian yang tinggi dalam berpikir dan bertindak di
lapangan, membutuhkan kreativitas tinggi untuk dapat mengungkapkan suatu hal
sesuai dengan yang diharapkan, membutuhkan kesabaran-sensitifitas-kemampuan
sosial dan rasa empati yang tinggi dari peneliti, membutuhkan sikap bersahabat,
dapat dipercaya dan hati-hati dalam meng-interview responden, agar mereka mau
mengungkapkan informasi yang dibutuhkan penelitian.
a. Kekuatan :
 Penelitian dapat dimulai dengan informasi yang terbatas dari responden awal,
namun pada akhirnya informasi berkembang luas dan mendalam.
 Membantu menemukan pihal-pihak yang terlibat dalam penelitian namun sulit
ditemukan atau tidak diketahui keberadaannya.
 Meningkatkan jumlah responden dalam prosesnya guna mencapai hasil yang
akurat
 Membangun gagasan berdasarkan sumber-sumber dari jaringan yang
terbentuk.
b. Kelemahan
 Waktu pelaksanaan menjadi lebih lama apabila peneliti sulit membangun
jaringan
 Biaya penelitian dan tenaga yang dikeluarkan dapat bertambah dari perkiraan
semula, apabila belum menemukan responden yang dimaksud.
 Hasil kurang mewakili populasi, apabila peneliti kurang teliti/ hati-hati dalam
mencantumkan ampel awal untuk membangun jaringan.
 Ada masalah etika yang harus dipertimbangkan kerika mempublikasikan data,
terkait dengan jaminan kerahasiaan identitas responden, khususnya apabila
terkait hal-hal yang menancam diri responden.

E. Teknik Kuota Sampling

Penelitian survei seringkali di gunakan dalam ilmu sosial untuk membantu


melakukan pengamatan terhadap suatu fenomena sosial. Pada penelitian survei
peneliti memilih sejumlah responden sebagai sampel dan memberikan mereka
kuisioner yang yang sudah baku (standar). Responden adalah orang yang
memberikan data untuk dianalisis dengan cara menjawab kuesioner.Dalam
pengambilan data dalam metode penelitian survei menggunakan Teknik sampling.
Teknik sampling terbagi menjadi 2 yaitu Probability Sampling dan Nonprobability
sampling. Salah satu contoh pengambilan sampel pada Nonprobability sampling
adalah sampling kuota.
Pada sampel kuota individu atau responden dipilih untuk memenuhi suatu
persentase yang sudah diketahui atau sudah ditentukan sebelumnya. Sampel kuota
dapat didefinisikan sebagai suatu tipe penarikan sampel non probabilitas di mana
unit sampel atau responden dipilih sebagai sampel berdasarkan karakteristik yang
telah ditentukan sebelumnya, sedemikian rupa sehingga total sampel akan memiliki
distribusi dengan karakteristik yang sama sebagaimana yang diperkirakan terdapat
dalam populasi yang tengah diteliti.
Untuk melakukan penarikan sampel dengan menggunakan sampel kuota,
peneliti harus Mengawali dengan membuat suatu matriks atau tabel yang
menjelaskan karakteristik dan populasi yang akan diteliti tergantung pada tujuan
riset yang ingin dicapai, peneliti terlebih dahulu harus mengetahui, misalnya pada
tabel 1.1, yaitu berapa jumlah laki-laki dan perempuan yang terdapat pada suatu
populasi, dan dari masing-masing kelompok laki-laki dan perempuan tersebut,
Berapa jumlah anak-anak remaja, pemuda, dewasa dan orang tua; Berapa jumlah
yang berpendidikan sarjana, sekolah menengah atau hanya sekolah dasar. Begitu
pula Berapa jumlah orang dengan latar belakang etnis atau Suku bangsa tertentu
(suku Jawa, Sunda, Batak, dan lain-lain) yang terdapat dalam suatu populasi. Pada
sampel kuota, setiap kelompok masyarakat tersebut harus memiliki wakilnya
masing-masing dalam jumlah yang proporsional. Pada tingkat nasional, penarikan
sampel kuota terkadang harus pula mempertimbangkan sampel yang mewakili
wilayah perkotaan, perdesaan Jawa atau luar Jawa, kelas menengah, pribumi atau
keturunan.

Ketika matriks atau tabel yang tersusun dari sejumlah sel yang mewakili
kelompok kelompok dalam masyarakat berdasarkan karakteristiknya masing-masing
tersebut telah dapat disusun, dan jumlah anggota masing-masing kelompok tersebut
telah dapat diketahui, maka peneliti dapat menentukan jumlah responden yang akan
mewakili masing-masing sel tersebut secara proporsional. Selanjutnya, peneliti
dapat mulai melakukan pengumpulan data dari orang-orang yang mewakili masing-
masing sel dalam jumlah yang ditentukan dulu sebelumnya secara proporsional. Jika
semua data telah dapat diperoleh dari sampel secara proporsional maka kita dapat
mengatakan bahwa data yang kita peroleh adalah representative terhadap populasi.
Teknik penarikan sampel kuota ini mirip dengan sampel probabilitas, namun
jika tidak dilakukan dengan cermat penarikan sampel kuota memiliki potensi
bermasalah.seperti pada jumlah anggota masing-masing sel atau kelompok harus
akurat, namun seringkali peneliti dalam menyusun matriks atau tabel menggunakan
data lama yang tidak menggambarkan perkembangan masyarakat terbaru

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini adalah :
1. Simple Random Sampling atau biasa disingkat Random Sampling merupakan
suatu cara pengambilan sampel dimana tiap anggota populasi diberikan
opportunity (kesempatan) yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Simple
random sampling merupakan jenis sampling dasar yang sering digunakan
untuk pengembangan metode sampling yang lebih kompleks.
2. Cluster Sampling adalah metode memilih sebuah sampel dari kelompok-
kelompok unit yang kecil. Sesuai dengan namanya, penarikan sampel ini
didasarkan pada kelompok atau Cluster. Metode Cluster Sampling digunakan
jika catatan lengkap tentang semua anggota populasi tidak diperoleh serta
keterbatasan biaya dan populasi geografis elemen-elemen populasi berjauhan.
3. Metode Stratified Random Sampling merupakan proses pengambilan sampel
melalui proses pembagian populasi ke dalam strata, memilih sampel acak
sederhana dari setiap stratum, dan menggabungkannya ke dalam sebuah
sampel untuk digunakan dalam menaksir parameter populasi. Teknik tersebut
dimungkinkan setiap anggota dari populasi mempunyai besar peluang yang
sama untuk dipilih dan digunakan sebagai sampel, sehingga pengukuran
nantinya dapat dilakukan dengan hanya melibatkan sedikit dari beberapa
sampel saja.
4. Teknik sampling snowball adalah suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih
dan mengambil sampel dalam suatu jaringan tertentu atau rantai hubungan
yang menerus. Pendapat lain mengatakan bahwa teknik sampling snowball
(bola salju) adalah metoda sampling di mana sampel diperoleh melalui proses
bergulir dari satu responden ke responden yang lainnya, biasanya metoda ini
digunakan untuk menjelaskan pola-pola sosial atau komunikasi (sosiometrik)
suatu komunitas tertentu.
5. Sampel kuota dapat didefinisikan sebagai suatu tipe penarikan sampel non
probabilitas di mana unit sampel atau responden dipilih sebagai sampel
berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya, sedemikian rupa
sehingga total sampel akan memiliki distribusi dengan karakteristik yang sama
sebagaimana yang diperkirakan terdapat dalam populasi yang tengah diteliti.
Untuk melakukan penarikan sampel dengan menggunakan sampel kuota,
peneliti harus Mengawali dengan membuat suatu matriks atau tabel yang
menjelaskan karakteristik dan populasi yang akan diteliti tergantung pada tujuan
riset yang ingin dicapai.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaik makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Bala, Kabiru & Ilker Etikan. 2017. Sampling and sampling method. Biometrics &
Biostatistic International Journal. Volume 5 Issue 6.
Charles Teddlie and Fen Yu. 2007. Mixed Methods Sampling : A Typology With
Examples. Journal of Mixed Methods Research.
Demokrawati, Fiqa A. 2014. Analisis Quick Count Dengan Menggunakan Metode
Stratified Random Sampling (Studi Kasus Pemilu Walikota Bandung
2013). Universitas Pendidikan Indonesia. Repository.Upi.Edu.
Perpustakaan.Upi.Edu
Habib Ahmed Elsayir. 2004. Comparison of precision of systematic sampling with
some other probability samplings. American Journal of Theoretical and
Applied Statistics.
Irina, M. D., dan Alexandru I. M., 2013. Snowball sampling Completion. Juornal of
Studies social Sciences Vol. 5 No. 2.
Joko Ade Nursiyono. 2015. Kompas Teknik Pengambilan Sampel. Bogor : In Media.
Leslie Kish, Martin Richard Frankel. 2004. Inference from complex Samples. JSTOR
Morissa. 2017. Metode Penelitian Survei : Edisi Pertama. Jakarta : Kencana
Nurdiani, Nina. 2014. Teknik Sampling Snowball Dalam Penelitian Lapangan.
ComTech ,Vol. 5 No. 2.
Paula Lagares Barreiro. 2001. Population and sample. Sampling techniques. Justo
Puerto Albandoz. Management Mathematics for European Schools.
Purnomo Rochmat Aldy.2017. Menulis Penelitian. Unmuh Ponorogo Press :
Ponorogo.
Raihan Budiwaskito. 2010. Margin of Error. Program Studi Sistem dan Teknologi
Informasi. Sekolah Teknik Elektro dan Informatika. Institut Teknologi
Bandung.
Salganik, M. J., Douglas D. H. (2007). Sampling and Estimation in Hidden
Populations Using Respondent‐Driven Sampling. Journal Sociological
Methodology, Vol 34 No. 1.
Sedgwick Philip.2014. Cluster Sampling. Bmj Statistic Endgames. University Of
London.
Shi Fei. 2015. Study on a Stratified Sampling Investigation Method for Resident
Travel and the Sampling Rate. Discrete Dynamics in Nature and Society
Volume 2015.
Siyoto Sandu dan Nia Sari. Aplikasi dan Teknik Survey Bidang
Kesehatan.Yokyakarta : Literasi Media
Sundari Siti. 2017. Analisis Quick Count Dengan Metode Cluster Sampling dan
Software Minitab Untuk Menentukan Pemenang Pilkada (Studi Kasus :
Pilkada Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013). Universitas Negeri Malang.
Semarang.
Ulya, Sukestiyarno, Hendikawati. 2018. Analisis Prediksi Quick Count Dengan
Metode Stratified Random Sampling Dan Estimasi Confidence Interval
Menggunakan Metode Maksimum Likelihood. Unnes Journal Of
Mathematics Vol 7 No 1.

Anda mungkin juga menyukai