Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

DISUSUN OLEH :

NAMA : Reskiyah Auliah Nojeng

STAMBUK : 09120200034

KELAS : C2

MATA KULIAH : Statistika Industri

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 19 Februari 2022

Reskiyah Auliah Nojeng


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknik sampling adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan sampel
sesuai dengan harapan si pengambil keputusan agar diperoleh sampel yang
representatif dan dapat mewakili populasi yang sebenarnya. Untuk menentukan
teknik sampling ini, yang selalu menjadi perhatian utama adalah bagaimana
agar sampel yang diperoleh nantinya akan dapat dinyatakan sebagai
representasi dari populasi yang sedang diteliti dan tidak menghasilkan hasil
analisis yang bias.
Dalam penentuan sampel atas setiap survey yang akan dilakukan oleh
Lembaga ataupun Badan tertentu, mereka sering dihadapkan pada persoalan
tentang metode apa yang tepat untuk digunakan pada survey yang akan
dilaksanakan tersebut. Badan Pusat Statistika juga sebagai salah satu Badan
yang tugas dan kegiatannya adalah seputar pelaksanaan sensus dan survey
untuk mempresentasikan segala sesuatu hal tentang Indonesia juga tentunya
akan melakukan pemilihan atas metode – metode yang tepat untuk digunakan
dalam setiap survey yang akan mereka lakukan.
Secara umum, ada dua jenis teknik samplingyaitu :
1. Sampel acak atau random sampling / probability sampling,
Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan
sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada
setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang
akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel.
2. Sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.
Yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability
sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama
untuk dijadikan sampel. Misalnya, lima elemen populasi dipilih sebagai
sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang
lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Probability Sampling atau Random Sampling
2. Apa saja jenis-jenis Non Random Sampling
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Probability Sampling atau Random Sampling
2. Menjelaskan secara lengkap Non Random Sampling beserta jenis-jenisnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Probability Sampling
Agar dapat melakukan pengambilan sampel dengan teknik probability
sampling, maka diperlukan teknik atau metode pengambilan sampel yang
tepat. Di dalam probability sampling, setidaknya ada lima metode yang bisa
digunakan untuk mengambil sampel.
Jenis – Jenis Probability Sampling
1. Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana yang termasuk di dalam
teknik probability sampling ini dianggap sebagai metode
pengambilan probability sampling yang paling mudah. Untuk dapat
melakukan metode ini, yang harus dilakukan peneliti adalah memastikan
bahwa semua anggota populasi sudah dimasukkan ke dalam daftar induk
dan subjeknya dipilih secara acak dari daftar induk tersebut.
Artinya, dalam sampel acak sederhana ini, setiap anggota populasi
diberi tanda pengenal, misalnya nomor dan lain sebagainya. Kemudian
mereka yang terpilih dalam sampel diambil secara acak atau dengan
menggunakan program perangkat lunak otomatis.
2. Pengambilan sampel acak bertingkat (stratified random sampling)
Jenis pengambilan sampel probability sampling yang kedua adalah
pengambilan sampel acak bertingkat atau yang disebut sampel acak
proporsional. Pengambilan sampel dengan metode ini subjek awalnya
dikelompokkan ke dalam klasifikasi yang berbeda, misalnya berdasarkan
jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau status sosial ekonominya.
Dalam pengambilan sampel ini, peneliti harus memperhatikan bahwa
klasifikasi yang dilakukan tidak boleh memiliki subjek yang tumpang
tindih. Setelah itu, peneliti akan secara acak memilih daftar akhir subjek
dari berbagai kategori yang ditentukan untuk dapat memastikan sampel
yang lengkap.
3. Pengambilan sampel acak klaster atau area (cluster/random sampling)
Metode selanjutnya adalah pengambilan sampel acak klaster atau
area yang dilakukan jika ukuran populasi terlalu besar untuk melakukan
pengambilan sampel acak sederhana. Dalam pengambilan sampel acak
klaster atau area ini, suatu populasi dibagi menjadi klaster yang unik.
Meski demikian, klaster yang unik tersebut harus dapat mewakili
kelompok yang beragam. Misalnya kota yang sering digunakan sebagai
klaster. Dari daftar klaster tersebut, nomor terpilih bisa dipilih secara acak
untuk dapat mengikuti studi. Sehingga bisa dikatakan bahwa metode
pengambilan sampel acak klaster atau area dapat dilakukan ketika kita
harus mengambil sampel populasi yang disalurkan ke wilayah geografis
yang luas.
Dengan mengambil sampel populasi yang disalurkan ke wilayah
geografis yang luas, peneliti bisa menjangkau banyak wilayah secara
geografis untuk mendapatkan setiap unit yang diambil sampelnya.
4. Pengambilan sampel sistematis (systematic sampling)
Teknik probability sampling selanjutnya adalah pengambilan sampel
sistematis. Pengambilan sampel acak sistematis ini sering dibandingkan
dengan perkembangan aritmatika di mana perbedaan antara dua angka
berurutan dengan memiliki nilai yang sama. Misalnya, seorang peneliti
akan meneliti sebuah klinik yang memiliki 100 pasien.
Langkah pertama yang bisa dilakukan dalam pengambilan sampel
acak sistematis adalah memilih bilangan bulat yang lebih kecil dari jumlah
total populasi yang ada. Ini akan menjadi langkah pertama. Dari contoh
tersebut, misalnya yang dipilih adalah subjek nomor 4, maka langkah
selanjutnya adalah memilih bilangan bulat lain yang akan menjadi jumlah
individu di antara subjek.
Misalkan selanjutnya memilih 6, kemudian dari proses sebelumnya
maka subjek penelitian yang didapatkan adalah pasien 4, 10, 16, 22, 28,
dan seterusnya. Dengan menggunakan teknik sampel acak sistematis,
subjek yang dipilih menjadi bagian dari sampel menggunakan interval
tetap.

Kelebihan Probability Sampling Kekurangan Probability Sampling


Teknik pengambilan sampel acak
Teknik pengambilan sampel acak
secara sederhana membuat
memakan waktu saat kuantitas sampel
sampel yang sangat mewakili
lebih besar
populasi
Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel secara
secara stratifikasi menciptakan stratifikasi juga memakan waktu lebih
strata atau lapisan data sampel banyak saat sampel yang dibutuhkan
yang sangat mewakili strata atau berjumlah besar
lapisan dalam suatu populasi
Pengambilan sampel sistematis memiliki
Pengambilan sampel sistematis cukup celah untuk bias pemilihan sampel
membuat sampel yang mewakili karena pengambilan tidak acak dan
populasi tanpa memerlukan menggunakan alat independen seperti
generator angka acak generator angka, melainkan lewat rumus
aritmatika tertentu
Pengambilan sampel klaster Pengambilan sampel klaster memiliki
memudahkan dan membuat potensi tidak berfungsi dengan baik jika
nyaman proses pengambilan anggota unit tidak homogen atau berbeda
sampel dengan populasi tersebar satu sama lain

B. Non Probability Sampling


1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering
digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti
dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria
inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti
berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan
kriteria khusus yang menyebabkan calon responden yang memenuhi
kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon
responden mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang
dapat memengaruhi hasil penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien
diabetes mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria
inklusi yang dipakai antara lain:
1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai
kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel
pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus
menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok
untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi
tingkat tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan
kelompok khusus lainnya.
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini
cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit
didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit
Steven Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau
lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali
menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel
saat itu juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti
melanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan
oleh peneliti.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian
yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan
Kota Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota
Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat itu.
4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik
sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah
ditentukan oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel
penelitian sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu
bias penelitian cukup tinggi jika menggunakan metode ini.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada
penelitian yang memiliki jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada
pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10
penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara
keseluruhan , inilah yang disebut sebagai Total Quota Sampling.
5. Teknik Sampel Jenuh
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang
menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat
populasi yang ada kurang dari 30 orang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
1. Probability Sampling (sampel acak) dapat dibagi atas :
a. Simple Random Sampling
b. Stratified Random Sampling
c. Cluster Sampling
d. Systematic Sampling
e. Area Sampling
2. Nonprobability Sampling (sampel tidak acak) dapat dibagi atas:
a. Convience Sampling
b. Purposive Sampling
c. Snowball Sampling
d. Accidental Sampling
e. Quota Sampling
B. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada saya.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan
memakluminya, karena saya adalah hamba Allah yang tak luput dari salah
khilaf, dan lupa.

Anda mungkin juga menyukai