Anda di halaman 1dari 28

(HERMI NAINGGOLAN, 2013)HERMI NAINGGOLAN (2013) ANALISIS DIET TINGGI

KALORI TINGGI PROTEIN (TKTP) PADA PENDERITA TB PARU RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT MARTHA FRISKA PULO BRAYAN.

Beranda / Insight / Teknik Pengambilan Sampel dalam Penelitian

Teknik Pengambilan Sampel dalam Penelitian


 Januari 18, 2021
 Penerbit Deepublish
 No Comments
 Insight

Bagikan
Teknik Pengambilan Sampel dalam Penelitian – Tugas akhir (skripsi) menjadi hal
yang sangat menentukan bagi mahasiswa sebagai persyaratan kelulusannya. Ia pun
menjadi tanda atas berakhirnya masa studi mahasiswa di jenjang sarjana. Banyak
mahasiswa yang mengusahakan sebaik mungkin dalam melakukan pengerjaan
skripsinya. 
Skripsi merupakan bentuk karya tulis ilmiah berupa laporan dari hasil penelitian
mengenai sebuah fenomena atau masalah yang ada. Penulisan skripsi harus dilakukan
secara sistematis dengan kaidah atau metode-metode yang telah ditetapkan. Metode
dalam penulisan skripsi pun beragam tergantung dengan jenis penelitiannya.
Jenis penelitian skripsi umumnya terbagi menjadi dua yaitu penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan merupakan interpretasi peneliti
akan sebuah fenomena yang ada. Sementara penelitian kuantitatif hasil penelitiannya
disampaikan dalam bentuk penghitungan matematis. 
Salah satu kekhasan dalam penelitian kuantitatif lainnya adalah kita akan dikenalkan
dengan istilah seperti populasi, sampel, serta teknik pengambilannya. Istilah ini sangat
menentukan hasil dari penelitian yang kita ambil karena berkaitan dengan metode atau
cara yang kita gunakan dalam menjawab tujuan dalam penelitian kita. 
Nah, pada tulisan kali ini kita akan membahas lebih jauh mengenai sampel dan teknik
pengambilan sampel seperti pengertian, tujuan hingga tahapannya. Untuk lebih
jelasnya kita akan bahas lebih jauh di bawah ini.
Daftar Isi
 Pengertian Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
 Tujuan Serta Tahapan Pengambilan Sampel
 Macam Teknik Pengambilan Sampel
o Probability Sampling
 1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
 2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis  (Systematic Random Sampling) 
 3.  Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
 4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area atau Wilayah (Cluster Random Sampling)
o Non-Probability Sampling
 1. Purposive Sampling
 2. Snowball Sampling
 3. Accidental Sampling
 4. Quota Sampling

Pengertian Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sederhananya sampel merupakan bagian dari suatu populasi penelitian yang


digunakan untuk menjawab hasil dari suatu penelitian. Sedangkan teknik pengambilan
merupakan cara atau metode yang digunakan dalam pengambilan sampel tersebut.
Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh suatu populasi. Pengukuran sampel dilakukan melalui statistik atau berdasar pada
estimasi penelitian guna menentukan besarnya sampel yang diambil dalam
melaksanakan penelitian suatu objek. Pengambilan besar sampel ini harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang dapat menggambarkan keadaaan
populasi yang sebenarnya. (Sugiyono, 2016, h. 80)
Sementara teknik pengambilan sampel atau teknik sampling disebutkan oleh Supardi
(1993) sebagai suatu cara atau teknik yang digunakan dalam menentukan sampel
penelitian.
Margono (2004) menambahkan penentuan sampel ini harus disesuaikan dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya dengan memperhatikan
sifat dan penyebaran populasi agar sampel yang diperoleh dapat mewakili populasi
(bersifat representatif).
Tujuan Serta Tahapan Pengambilan Sampel
Mengutip pada materi ajar yang dituliskan oleh Prof. I Wayan Susila, pengajar dari
Universitas Udayana, terdapat beberapa tujuan serta tahapan dari pengambilan
sampel. Pengambilan sampel bertujuan untuk membantu peneliti dalam mengatasi
keterbatasan-keterbatasan yang dapat peneliti jumpai di lapangan seperti:
1.Apabila populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak
memungkinkan bagi kita untuk melakukan pengambilan data pada seluruh
populasi.
2.Terkendala dalam hal keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
3.Adanya asumsi awal bahwa keseluruhan dalam populasi bersifat seragam
sehingga bisa diwakili oleh beberapa sampel yang akan kita ambil.
Dalam melakukan pengambilan sampel terdapat sistematika atau tahapan yang harus
kita ikuti dengan cermat. Mengikuti dengan cermat sistematika yang ada akan
membantu kita  untuk menjawab tujuan dari penelitian kita. Berikut merupakan
tahapan umum dalam teknik pengambilan sampel:
1.Mendefinisikan populasi yang akan diamati
2.Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang dapat
terjadi.
3.Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
4.Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
5.Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling
Macam Teknik Pengambilan Sampel
Terdapat beragam teknik pengambilan sampel. Macam teknik pengambilan sampel ini
kita gunakan tergantung dari jenis penelitian yang kita pilih.
Meski begitu, secara garis besar metode pengambilan sampel terbagi menjadi dua
yaitu: probability sampling (random sampel) yaitu teknik pengambilan sampel secara
acak serta non-probability sampling (non-random sampel) teknik pengambilan tidak
acak.
Masing-masing dari keduanya masih memiliki macam jenis pengambilan sampel
lainnya seperti purposive sampling, cluster sampling, snowball sampling, dan lain
sebagainya yang akan lebih lanjut kita bahas di bawah ini. 
Probability Sampling
Probability sampling merupakan jenis dalam teknik pengambilan sampel yang
melakukan pengambilan sampelnya dengan random atau acak. Metode ini
memberikan seluruh anggota populasi kemungkinan (probability) atau kesempatan
yang sama untuk menjadi sampel terpilih.
Teknik jenis ini sesuai digunakan untuk populasi yang besaran anggotanya dapat kita
tentukan terlebih dahulu. Metode ini menggunakan analisis statistik untuk membantu
penentuan sampel terpilihnya. Terdapat beberapa model atau  jenis lain dari teknik
random, yaitu:
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Jenis ini melakukan pengambilan sampel secara acak melalui cara yang sederhana
seperti pengundian atau menggunakan pendekatan bilangan acak.
Kelebihan penggunaan metode ini yaitu dapat mengurangi bias atau kecenderungan
berpihak pada anggota populasi tertentu dan dapat mengetahui adanya kesalahan baku
(standard error) dalam penelitian.
Sementara itu kelemahan dalam penggunaan metode ini yaitu rendahnya jaminan
mengenai sampel yang terpilih dapat bersifat representatif atau dapat mewakili
populasi yang dituju.  

Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:


Dibutuhkan 15 sampel dari populasi penelitian dengan jumlah 90 orang.  Peneliti
terlebih dahulu membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama dari 90 populasi
tersebut.
Setelah sampel pertama didapatkan, nama yang terpilih sebagai sampel tersebut
dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh, berjumlah 90 orang.
Mengembalikan sampel terpilih  memungkinkan responden berikutnya akan tetap
sama dengan responden yang sudah dipilih pertama. Hal ini dilakukan terus menerus
hingga jumlah 15 sampel terpenuhi.

2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis  (Systematic Random Sampling) 


Pengambilan sampel pada teknik ini menetapkan sampel awal secara acak kemudian
sampel selanjutnya dipilih secara sistematis berdasarkan pola tertentu. Pola umum
dari teknik ini adalah mengambil bilangan kelipatan dari jumlah anggota populasi
dengan jumlah sampel yang akan diambil.

Misalnya, diambil sampel dari populasi dengan jumlah 40 orang yang akan masuk ke
sebuah ruangan. Setiap orang yang masuk ke urutan dari kelipatan 4 akan diambil
sebagai sampel, artinya orang ke-4, 8, 12, 16 dan seterusnya akan dijadikan sampel
penelitian hingga 40 populasi.
Kelebihan dari  penggunaan metode ini adalah cara ini lebih cepat, lebih mudah dan
lebih mudah pelaksanaannya dibanding cara lainnya. Cara ini juga memudahkan
peneliti karena  memungkinkan kita untuk mengambil sampel di lapangan tanpa harus
menggunakan kerangka sampel.
Kekurangan Metode ini adalah kita tidak dapat memprediksi variasi dari populasi jika
urutan yang dilakukan tidak sepenuhnya acak. Selain itu, jika populasi memiliki
pengulangan karakteristik yang relatif tetap maka sampel akan cenderung sama atau
bersifat seragam.

3.  Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)


Teknik pengambilan sampel ini melakukan penentuan sampel penelitian dengan
menetapkan pengelompokan anggota populasi dalam kelompok-kelompok tingkatan
tertentu seperti tingkat tinggi, sedang, dan rendah.
Misalnya penelitian masyarakat terhadap partisipasi pemilihan umum yang
dikelompokkan berdasarkan usia pemilih. Tingkatan dari kelompok tersebut akan
ditentukan dari usia yang paling rendah hingga ke yang paling tinggi atau sebaliknya.

4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area atau Wilayah (Cluster Random

Sampling)
Teknik pengambilan sampel ini menentukan sampel berdasar kelompok wilayah dari
anggota populasi penelitian. Pada teknik ini subyek penelitian akan dikelompokkan
menurut area atau tempat domisili anggota populasi. 
Tujuannya antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang
berbeda di dalam suatu wilayah tertentu. Misalnya peneliti ingin mengetahui tingkat
partisipasi masyarakat kota Yogyakarta terhadap program pemerintah daerah. Peneliti
akan menentukan sampel dari wilayah-wilayah yang tersebar di kota Yogyakarta.
Baik pada tingkat kecamatan, desa, hingga dusun.
Baca juga : Apa Itu Metodologi Penelitian? Jenis, Contoh dan Kegunaannya
Non-Probability Sampling
Teknik pengambilan sampel non-probability berkebalikan dengan teknik probability
sampling. Teknik ini melakukan pengambilan sampel dengan tidak memberi peluang
atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih menjadi
sampel.
Menurut Supardi (1993) teknik sampling jenis ini sesuai apabila dipilih untuk
populasi yang sifatnya infinit atau besaran anggota populasinya belum atau tidak
dapat ditentukan terlebih dahulu sebelumnya.  Macam dari teknik pengambilan
sampel jenis ini antara lain adalah:
1. Purposive Sampling
Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang didasarkan pada
pertimbangan peneliti mengenai sampel-sampel mana yang paling sesuai, bermanfaat
dan dianggap dapat mewakili suatu populasi (representatif). 
Teknik pengambilan sampel ini cenderung lebih tinggi kualitas sampelnya. Karena
peneliti telah membuat kisi atau batas berdasarkan kriteria tertentu yang akan
dijadikan sampel penelitian. Misal seperti didasarkan pada ciri demografi, gender,
jenis pekerjaan, umur dan lain sebagainya. Teknik ini termasuk teknik pengambilan
sampel yang cukup sering digunakan dalam penelitian. 
Kelebihan dari metode ini di antaranya tujuan dari penelitian dapat dengan mudah
terpenuhi, sampel dapat bersifat lebih relevan dengan desain penelitian, cara ini
cenderung lebih murah dan mudah untuk dilaksanakan. Sementara itu kekurangannya
sama dengan teknik pengambilan sampel secara acak yaitu tidak adanya jaminan
bahwa sampel dapat mewakili populasi yang ditentukan.

2. Snowball Sampling
Biasa dikenal juga dengan teknik pengambilan sampel bola salju. Teknik ini
menentukan sampel berdasarkan wawancara dengan sampel sebelumnya atau dengan
cara korespondensi. 
Melakukan pengambilan sampel dengan teknik ini artinya kita bisa meminta informasi
dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus
menerus hingga akhirnya seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. 
Teknik pengambilan sampel dengan metode bola salju ini sangat cocok untuk
penelitian mengenai hal-hal yang sifatnya cukup sensitif dan membutuhkan privasi
tingkat tinggi dari respondennya. Misal penelitian tentang penyintas kekerasan
seksual, penderita HIV, kelompok waria serta kelompok-kelompok khusus lainnya.

3. Accidental Sampling
Sesuai dengan namanya, teknik pengambilan sampel jenis ini menentukan sampel
secara tidak sengaja (accidental). Peneliti akan mengambil sampel pada orang yang
kebetulan ditemuinya pada saat itu.
Misalnya penelitian dilakukan pada populasi pelanggan toko A, peneliti cukup
menunggu di depan toko A lalu menetapkan sampel kepada siapapun orang yang
melakukan transaksi jual-beli di toko A tanpa melihat umur, gender, profesi, dan lain
sebagainya.
4. Quota Sampling
Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan menentukan kuota atau jumlah dari
sampel penelitian terlebih dahulu. Prinsip penentuannya sama dengan accidental
sampling. Tetapi peneliti menetapkan terlebih dahulu jumlah sampel yang akan
diperlukan. 
Misal peneliti menetapkan penelitian dilakukan setiap hari selama satu minggu
dengan menetapkan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang. Apabila peneliti
pada hari itu telah memenuhi kuota dengan memperoleh 100 orang maka selesai tugas
peneliti untuk mencari sampel penelitian.
Kelebihan menggunakan teknik ini dalam pengambilan sampel yaitu bersifat praktis
karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya. Sementara kekurangannya
yaitu bias penelitian yang cenderung cukup tinggi dapat terjadi.
Temukan berbagai literasi tentang Penelitian berikut ini :

Terimakasih sudah membaca artikel tentang Teknik Pengambilan Sampel Penelitian,


selanjutnya baca artikel yang lain berikut ini :
 Pengertian Subjek Penelitian
 Data Kualitatif dan Kuantitatif
 Validasi Data Penelitian
 Pengertian Roadmap Penelitian
 Pengertian Objek Penelitian
 Pengertian Etika Penelitian
 Pengertian Manfaat Penelitian
 Pengertian Instrumen Penelitian
 Pengertian Paradigma Penelitian
 Pengertian Populasi dan Sampel
 Teknik Pengambilan Sampel
 Pengertian Metodologi Penelitian
 Pengertian Variabel Penelitian
10 Teknik Pengambilan Sampel dan Penjelasannya
Lengkap (SAMPLING)
By Heri | Februari 12, 2017
10 Comments
Teknik Pengambilan Sampel – Sampel merupakan bagian populasi penelitian yang digunakan
untuk memperkirakan hasil dari suatu penelitian. Sedangkan teknik sampling adalah bagian dari
metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan sampel.
Pengertian sampling atau metode pengambilan sampel menurut penafsiran beberapa ahli .
Beberapa diantarnya adalah sebagai berikut;
 Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).
 Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-
sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. (Margono, 2004)

Daftar Isi Artikel [buka]

TUJUAN DAN TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL

Sampling mempunyai beberapa tahapan serta tujuan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Tujuan Pengambilan Sampel;
 Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan dilakukan
pengambilan data pada seluruh populasi.
 Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
 Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga bisa diwakili oleh sampel.
Tahapan Pengambilan Sample diantaranya;
 Mendefinisikan populasi yang akan diamati
 Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang mungkin
 Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
 Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
 Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL LENGKAP


Cara Pengambilan Sampel bermacam-macam tergantung jenis penelitian yang akan dilakukan.
Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu
 Probability Sampling (Random Sample)
 Non- Probability Sampling (Non-Random Sample).

Kedua jenis tersebut terdiri dari pengambilan secara acak dan pengambilan sampel tidak acak.
Kedua jenis ini juga memiliki sub – sub lain yang diantaranya adalah purposive sampling, snowball
samping, cluster sampling dll.

PROBABILITY SAMPLING

Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau acak. Dengan cara
pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang sama
untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih
spesifik, antara lain:
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik penarikan
sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi
untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian.
Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat pertama
menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan lagi sehingga setiap sampel
memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan
pengembalian pada pengambilan sampel menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling
sering digunakan adalah Simple Random Sampling dengan pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui standard error penelitian.
Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar
dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud.
Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:
Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian berjumlah 100 orang.
Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama.
Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi agar populasi
tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama dengan responden pertama.
Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.

2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)


Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel
penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah
kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam masing-masing kelompok
lalu diambil secara acak tiap kelompok.
Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang
datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan seterusnya maka itulah
yang dijadikan sampel penelitian.
 

3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)


Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu.
Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah
dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing kelompok tersebut.
 
4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis ini
dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan metode Cluster Random Sampling antara lain
untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang poli di RS
A dan lain sebagainya.
5. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau
lebih.
Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – RT

NON- PROBABILITY SAMPLING / NON RANDOM SAMPLE

1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini menggunakan
kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi
menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan tujuan penelitian.
Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang menyebabkan calon responden yang
memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden
mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus yang
mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai antara lain:
1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti gangguan ginjal,
gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau
korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel
berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat
terpenuhi.
Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai
hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian tentang kaum
waria, penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.
 
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil sampel yang
kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka
yang sampelnya sulit didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven Johnson Syndrom
yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap
antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali menemukan kasus tersebut.
Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat menemukan kasus tersebut.
Kemudian peneliti melanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh
peneliti.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang bersifat umum,
misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia menanyakan
tentang kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat itu.
4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik sampling ini mengambil
jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu
praktis karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias
penelitian cukup tinggi jika menggunakan metode ini.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian yang memiliki
jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu.
Dalam suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara
keseluruhan , inilah yang disebut sebagai Total Quota Sampling.
5. Teknik Sampel Jenuh
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota populasi
sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang.

Demikian sekilas artikel tentang pengertian, metode teknik pengambilan sampel atau teknik
sampling jenis snowball sampling, purposive sampling, cluster, sampel jenuh dan Cara
Pengambilan Sampel dalam penelitian kualitatif dan penelitian lainnya.
Semoga ini artikel menjadi pengetahuan tambahan untuk rekan sekalian dalam bab metode
penelitian. #Terima Kasih dan – WASSALAM
Cara Menghitung Sampel dengan
Rumus Slovin

Berita Unik

Konten dari Pengguna


24 Juni 2021 9:18
·
waktu baca 2 menit

Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perbesar

ilustrasi cara menghitung sampel dengan rumus Slovin. Foto: Unsplash


Cara menghitung sampel dengan rumus Slovin biasa digunakan saat
ingin membuat penelitian.
ADVERTISEMENT

Rumus ini merupakan salah satu bidang ilmu yang digunakan saat
perhitungan data dengan jumlah populasi yang besar.
Dikutip dari buku Metode Riset Penelitian Kuantitatif Peneliti di
Bidang Manajemen, Teknik, Pendidikan dan Eksperimen yang ditulis
Slamet Riyanto, populasi adalah keseluruhan dari subjek atau objek
yang menjadi sasaran penelitian.
Sedangkan untuk sampel penelitian, bagian yang memberikan
gambaran secara umum dari populasi.
Sampel penelitian memiliki karakteristik yang hampir sama dengan
karakter populasi. Sehingga, sampel dapat digunakan untuk
mewakilkan populasi yang sedang diteliti.

Perbesar

Ilustrasi pengambilan sampel. Foto: buku Metode Riset Penelitian Kuantitatif Peneliti di Bidang
Manajemen, Teknik, Pendidikan dan Eksperimen
Penelitian dengan populasi besar dapat mempersulit peneliti dalam
proses pengambilan data. Artinya, seorang peneliti membutuhkan
teknik pengambilan sampel.
Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Rumus Slovin
Cara menentukan jumlah sampel berdasarkan rumus Slovin telah
banyak digunakan oleh peneliti. Sebab, rumus tersebut dianggap
mudah dan praktis.
Perbesar

Ilustrasi cara menghitung sampel dengan rumus Slovin. Foto: International Journal of Economic
Research
Secara matematis, rumus slovin dapat dituliskan dengan n = N / (1 +
(N x e²)). Dalam rumus tersebut, terlihat berbagai unsur rumus
seperti n, N, dan e. Berikut adalah penjelasannya:

 n adalah jumlah sampel yang dicari


 N adalah jumlah populasi
 e adalah margin eror yang ditoleransi.

Supaya lebih jelas, simak contoh menghitung rumus slovin online di


bawah ini:
Seorang dosen bernama Tito ingin melakukan sebuah penelitian di
Cimahi dengan populasi sebanyak 600.000 orang. Jika margin error
yang ditetapkan 5%, berapa jumlah data sampel yang tepat dari
penelitian tersebut?
Jawaban:
Jika rumus mencari sampel n = N / (1 + (N x e²)), maka berikut
adalah cara menghitung sampel penelitian Tito.
Sampel = 600.000 / (1 + (600.000 x 5%²))
Pertama, ubah, 5% menjadi angka desimal. Caranya adalah dengan
membagikan dengan bilangan 100. Maka, 5% margin error sama
dengan dengan 0,05.
Sampel = 600.000 / (1 + (600.000 x 0,05²))
Sampel = 600.000 / (1 + (600.000 x 0,0025))
Sampel = 600.000 / (1 + 1,500)
Sampel = 600.000 / 1.501
Sampel = 399,733
Jika dibulatkan, maka jumlah sampel minimal dari 600.000 populasi
dengan margin error 5% adalah 400 orang.

 Contoh Soal

Hana ingin melakukan penelitian mengenai perilaku membaca berita


mahasiswa Fikom Unpad angkatan 2020.
Jika jumlah populasi mahasiswa Fikom Unpad angkatan 2020
berjumlah 900 orang. Maka, berapa data sampel yang digunakan jika
margin error 3%?
Jawaban:
n = N / (1 + (N x e²)).
Sampel = 900 / (1 + (900 x 3%²))
Ubah 3% menjadi bilangan desimal dengan cara dibagi dengan 100.
Maka, 3% sama dengan 0,03.
Sampel = 900 / (1 + (900 x 0,03²))
Sampel = 900 / (1 + (900 x 0,0009))
Sampel = 900 / (1 + 0,81)
Sampel = 900 / 1,81
Sampel = 492,237
Jika dibulatkan, maka jumlah sampel untuk penelitian yang dilakukan
Hana adalah 492 orang.
Itulah cara menghitung sampel dengan rumus Slovin. Sekarang kamu
tidak perlu bingung lagi untuk menentukan jumlah sampel dari
jumlah populasi yang banyak.
(MRT)

Metode Penelitian

Rumus

Statistik

Data

Mahasiswa

·
Perbedaan Antara Hubungan dengan Pengaruh
29JANBy Randy Aulia
Perbedaan Antara Hubungan dengan Pengaruh

Secara teori hubungan adalah mengukur derajat keeratan (korelasi) antara dua variabel
baik yang sudah jelas secara literatur berhubungan atau sesuatu masalah yang akan
diteliti. Namun analisis hubungan tidak menjelaskan arah hubungan dengan landasan
teori baku. Sedangkan analisis pengaruh meneliti pola kausalitas atau fungsi sebab
akibat dari sebuah variabel atau lebih terhadap variabel lain berlandaskan teori tertentu.
Dengan kata lain, terdapat variabel yang secara teoritik mempengaruhi (independent
variabel) kemudian melihat efek dari variabel tersebut terhadap variabel lain yang
dipengaruhi (dependent variabel).

Dalam statistika, metode yang paling cocok untuk mengukur hubungan adalah korelasi.
Sedangkan metode yang paling umum untuk mengukur pengaruh adalah analisis
regresi (regression analysis), atau analisis jalur (path analysis) dan variannya seperti
cross-section, time series, panel data dan lainnya (tergantung dari skala data pada
variabel dependen dan variabel independen). Sebagai contoh jika skala data pada
variabel dependennya adalah kategorik, sedangkan skala data variabel independennya
adalah numerik, maka statistika yang digunakan untuk mengukur pengaruh adalah
analisis varians.

Berdasarkan konsep statistika, analisis korelasi atau hubungan untuk mengukur tingkat
hubungan kedua variabel penelitian adalah bersifat tetap atau fix, baik variabel Y maupun
variabel X. Sedangkan pada analisis regresi, variabel independen adalah fix, karena digunakan
untuk mengukur respon terhadap variabel dependen yang random.
Pada akhir teks kata pengantar seharusnya dicantumkan nama
kota tempat skripsi akhir ditulis tanggal bulan dan tahun
dengan jarak spasi 4 baris terakhir dan ditulis pada bagian
bawah kanan.
Perbedaan analisis dan pengaruh dalam skripsi. Secara teori hubungan adalah mengukur derajat keeratan
korelasi antara dua variabel baik yang sudah jelas secara literatur berhubungan atau sesuatu masalah yang akan
diteliti. Dalam skripsi tidak dituntut adanya sintesis baru atau penemuan baruthesis dijadikan syarat kelulusan
di program s 2 dengan maksud memberikan kesempatan kepda mahasiswa untuk. Perbedaan analisis dan
pengaruh dalam judul skripsi adalah analisis merupakan metode yang digunakan untuk mengukur pengaruh.
Selain itu dengan metode tersebut peneliti juga bisa mempertanggung jawabkan datanya karena langsung
melakukan penelitian dan observasi. Dalam skripsi tidak dituntut adanya sintesis baru atau penemuan
baruthesis dijadikan syarat kelulusan di program. M etode untuk mengukur pengaruh adalah analisis regresi
regression analysis atau analisis jalur path analysis dan variannya seperti cross section time series panel data
dan lainnya tergantung dari skala data pada variabel dependen dan variabel independen. Sedangkan pengaruh
merupakan daya yang timbul akibat variabel independent menentukan intensitas variabel dependen. Perbedaan
antara hubungan dengan pengaruh.

Apakah perbedaan kualitatif dan kuantitatif dalam sebuah metode penelitian tersebut. Skripsi dijadikan syarat
kelulusan di program s 1 dengan maksud memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan
bahwa dia dapat menerapkan langkah langkah pendekatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dan
melaporkannya secara tertulis. Yaitu misalnya pengaruh budaya patrilineal dalam kehidupan masyarakat jawa
judul tersebut. Atau ada hubungan sebab akibat didalmnya. Sedangkan metode yang paling umum untuk
mengukur pengaruh adalah analisis regresi regression analysis atau analisis jalur path analysis dan variannya
seperti cross section time series panel data dan lainnya tergantung dari skala data pada variabel dependen dan
variabel independen. Namun dalam skripsi ini tidak dicantumkan hal tersebut diatas sehingga kata pengantar
dalam skripsi ini belum sesuai dengan kaidah penulisan. Biasanya dalam skripsi tidak dituntut adanya sintesis
baru atau penemuan baru. Perbedaan skripsi tesis dan disertasi.

Adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara
sistematis dan disertai analisis yang logis dan objektif. Analisis pengaruh manajemen laba terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur di bej yang diaudit oleh kantor akuntan publik berskala besar dan kantor
akuntan publik berskala kecil. Home tesis perbedaan skripsi tesis dan disertasi secara sederhana. Perbedaan
makalah jurnal dan skripsi perbedaan makalah jurnal dan skripsi. Kedua metode penelitian tersebut pada
dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni sama sama digunakan untuk mengumpulkan data. Namun analisis
hubungan tidak menjelaskan arah hubungan dengan landasan teori baku.

Sekian yang dapat admin bagikan terkait perbedaan analisis dan pengaruh dalam skripsi. Admin blog
Kumpulan Berbagai Skripsi 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait perbedaan analisis dan
pengaruh dalam skripsi dibawah ini.
Jenis Jenis Metode Penelitian Beserta Contohnya Dreams Zone
Variabel Intervening Intervening Variable Teori Online
Format Pengajuan Judul Skripsi Firdadocx
Mengenal Apa Itu Analisis Jalur Path Analysis

Variabel Variabel Dalam Penelitian Navels Blog

Penjelasan Analisis Faktor Pca Dan Cfa Uji Statistik


Demikian gambar-gambar yang dapat kami kumpulkan mengenai perbedaan analisis dan pengaruh dalam
skripsi. Terima kasih telah mengunjungi blog Kumpulan Berbagai Skripsi 2019.

Anda mungkin juga menyukai