Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam metode penelitian terdapat salah satu proses dimana nantinya kita akan
melakukan pengambilan sampel, dalam pengambilan sampel nantiya ada dua cara
pemelihan pengambialan sampel untuk penelitian. Penentuan dan pemilihan sampel
harus mempertimbangkan kesempatan yag sama terhadap masing-masing individu untuk
berpatisipasi alam penelitian ( Saryono.2011 ). Saryono dalam buku metode metode
penelitian kesehatan menyebutkan terdapat dua cara untuk pengambilan sampel yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling.
Representativitas sampel ditentukan oleh beberapa hal yakni homogenitas populasi,
jumlah sample yang dipilih, banyak ciri atau karakteristik, teknik pemilihan sampel. Sifat
atau karakter semakin homogen pada suatu individu didalam populasi memberikan
representatif sample yang semakin tinggi. Jumlah sample yang semakin banyak juga
akan meningkatkan representativitas sample, karena karakteristik sample makin
mendekati karakteristik populasi. Sifat atau karakter yang semakin homogen pada suatu
individu didalam populasi memberikan representativitas yang semakin tinggi. Jumlah
sample yang semakin banyak juga akan meningkatkan representativitas sample, karena
karakteristik sample makin mendekati karakteristik populasi.(Saryono,2011)
Penelitian nantinya akan mengambil salah satu dari dua cara pengambilan samle
tergantung dari sifat dan karakter sample itu sendiri. Teknik pemilihan sample dengan
mempertimbangkan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam penelitian akan
meningkatkan representativitas. Supaya hasil penelitian sesuai dengan tujuan, maka
penentuan sample yang dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu yang sudah
ditetapkan. Kriteria ini meliputi: kriteria inklusi dan eksklusi.(Saryono,2011). Diantara
cara untuk pengambilan sample, penulis ingin membahas tentang teknik pengambilan
sample yaitu teknik non probability sample atau teknik tidak acak. Teknik Non
probability sampling merupakan suatu cara pengambilan sample bukan secara acak atau
non random yaitu pengambilan sample yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang
dapat diperhitungkan, tetapi semata mata hanya berdasarkan atas segi segi
kepraktisan belaka (Notoatmojo,2010).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Mengetahui apa itu definisi nonprobability sampling?
1.2.2 Ada berapakah cara nonprobability sampling?
1

1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3

Mahasiswa mengerti apa itu definisi nonprobability samplling.


Mengetahui ada berapa cara nonprobability samplling.
Mengetahui apa itu populasi dan sampel

1.4 Manfaat
Bagi para pembaca Memahami apa itu nonprobability samplling dan cara
pengambilan sampel dengan teknik nonprobability samplling. Mahasiswa agar
memahami dan mengetahui apa itu teknik pengambilan sampel nonprobability
samplling. Dan mengetahui beberapa teknik dalam pengambilan sampel seperti
nonprobability samplling. Sebagai salah satu sumber referensi bagi mahasiswa.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pengambilan sampel bukan secara acak atau nonrandom adalah pengmablan sampe
yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tapi semata-mata.
Hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka ( Notoatmojo,2010 ).
2

Penelitian nantinya akan mengambil salah satu dari dua cara pengambilan samle
tergantung dari sifat dan karakter sample itu sendiri. Teknik pemilihan sample dengan
mempertimbangkan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam penelitian akan
meningkatkan representativitas. Supaya hasil penelitian sesuai dengan tujuan, maka
penentuan sample yang dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu yang sudah
ditetapkan. Kriteria ini meliputi: kriteria inklusi dan eksklusi.(Saryono,2011).
2.2 Teknik tidak acak ( Nonprobability Samplling )
Ada beberapa teknik Nonprobability Samplling diantara lain ( Saryono,2011 ) :
1. Qouta sampling
Peneliti mengumoulkan subyek yang memenuhi peryaratan ( subyek yang mudah
di temui ) hingga terpenuhinya jumlah yang telah ditetapkan. Pelaksanaan
pengambilan sampel dengan jatah sangat tergantung pada peneliti, tetapi dengan
kriteria dan jumlah yang telah ditentukan sebelumnaya.
2. Consecutive sampling
Sample diambil dari semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria
pemiliahan sampai jumlah

subyek terpenuhi. Teknik ini merupakan jenis

nonprobability samplling yang paling baik dan mudah dilakukan. Jangka waktu
pengambilan sample jangan terlalu pendek untuk menjamin keterwakilan
karakterristik populasi, terutam untuk penyakit yang di pengaruhi ,usim atau
siklus tahunan.
3. Convenient sampling
Teknik ini tidak mengguunakan sistematika tertentu sehinngga tidak dapat
dianggap populasi terjangkau.
4. Judge mental atau purposive sampling
Teknik pengambilan sample bertujuan dilakukan tidak berdasarkan strata,
kelompok, atau acak, tetapi berdasarkan pertimbangan/tujuan tertentu. Teknik ini
dilakukan atas pertimbangan tertentu seperti waktu, biaya, tenaga, sehingga tidak
dapat mengambil sampel dalam jumlah besar dan jauh. Cara ini lebih baik di
bading teknik nonrandom yang lain. Karena diakukan berdasarkan pertimbagan
dari pengalaman berbagai pihak.
5. Accidental sampling
Teknik ini sangat

mudah

dilakukan

karena

secara

subyektif,

pneliti

mengumpulkan data dari subyek yang ditemuinya, saat itu dan dalam jumlah
yang secukupnya. Cara ini hanya cocok untuk mengetahui oini masyarakaat
terhadap topik tertentu.
Sedangkan ada beberapa teknik pengambilan sample nonprobability samplling
( Notoatmojo,2010 ) diantaranya:
1. Purposive sampling
Pengambilan sample secara purposive di dasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya. Mula-mula peneliti mengidentifikasi semua
3

karakteristik populasi, misalnya dengan mengadakan study pendahuluan atau


dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian
peneliti menetapakan berdasarkan pertimbangannya, seabagaian dari anggota
populasi menjadi sampel penelitian sehinggga teknik ini didasarkan pada
pertimbangan pribadi peneliti sendiri. Teknik ini sangat cocok untuk mengadakan
study kasus, dimana banyak aspek dari kasus tunggal yang representative untuk
diamati dan dianalisi.
2. Qouta sampling
Pengambilan sample dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota
sample secara quotum. Teknik sampling mula-mula menetapan beberapa besar
jumlah sample yang diperlukan atau menetapkan qoutum ( jatah ). Kemudian
jumlah atau qoutum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sample
yang diperlukan anggota populsi manapun yang akan diambil tidak menjadi soal,
yang penting jumlah qouta ditetapkan dapat dipenuhi.
3. Accidental sampling
Pengambilan sample ini dilakukan denan mengambil kasus atau responden yang
kebutulann ada tau tersedia di suatu tempat yang sesuai dengan konteks
penelitian. Bedanya dengan purposive sampling adalah, kalau sample yang
diambil secara purposive berarti dengan sengaja mengambil atau pemilih kasus
atau responden. Sedangkan sample yang diambil secara accidental berarti ample
diambil dari responden atau kasus yang kebutalan ada disuatu tempat atau
kejadian tertentu.

2.3 Populasi dan sampel


Popilasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat penting dan menentukan
keakuratan hasil penelitian. Jika ingin mengetahui berpengaruh senam hamil terhadap
penurunan resiko perdarahan pada saat persalinan, maka sumber data yang memungkin
dan tepat adalah wanita hamil. Populasi dalam penelitian dapat berupa manusia, hewan,
tumbuhan, dan lain-lain. Populasi dapat dibedakan menjadi populasi target dan populasi
terjangkau/ populasi sumber (Saryono, 2011).
Sedangkan sampel populasi yang akan diteliti terkadang jumlahnya sangat melimpah,
tempatnya sangat luas dan berasal dari strata/ tingkatan yang berbeda. Adanya
keterbatasan waktu, tenaga biaya dan sebab lain, penelitian hanya menggunakan
sebagian dari populasi sumber data. Sebagian dari populasi yang mewakili suatu
populasi disebut sebagai sebagai sampel. Supaya hasil penelitian sesuai dengan tujuan,
maka penentuan sampel yang dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu yang
ditetapkan. Kriteria ini berupa kriteria inklusi, merupakan batasan ciri/ karakter umum
4

pada subjek penelitian, dikurangi karakter yang masuk dalam kriteria ekslusi. Sebagian
subjek yang memenuhi kriteria inklusi, harus dikeluarkan dari penelitian karena
berbagai sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelitian sehingga menjadi bias, hal
ini disebut kriteria ekslusi ( Saryono, 2011).

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan sempel bukan secara acak atau nonrendom adalah pengambilan
sempel yang tidak di dasarkan atas kemungkinan yang dapat di perhitungkan, tetapi
semata-mata. Hanya berdasarkan kepada segi-segi keperaktisan belaka. Metode ini
mencakup beberapa teknik antara lain:
3.2 Saran
Bagi para pembaca agar memahami teknik pengambilan sempel yaitu teknik
pengambilan sempel tidak acak atau non probability sampling.dan bagi para pembaca
dapat memberikan saran dalam penulisa makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Notoadmojo, (2010), metodologi penelitian kesehatan, Rineka Cipta, jakarta
Saryono, (2011), metodologi penelitian kesehatan: MITA CENDEKIA press, jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai