Anda di halaman 1dari 36

NON PROBABILITY SAMPLING

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 19A

1. MAYA FEBRIAYU LAROSA (032017029)


2. KRISTANORAYA LASE (032017054)

DOSEN PEMBIMBING : POMARIDA SIMBOLON, SKM., M.Kes.

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia yang diberikan pada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Non Probability Sampling” ini tepat
waktu. Dalam penyusunan makalah ini kami tidak lupa untuk mengucapkan
banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyusun
makalah ini. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada : Ibu
Pomarida Simbolon, SKM., M.Kes. selaku dosen pembimbing kami yang telah
memberikan kesempatan, saran serta masukan untuk kami dalam mengikuti dan
menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
baik dari teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun agar kami dapat memperbaikinya.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih dan semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 02 April 2020

Penulis

` Kelompok 19 A

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam metode penelitian terdapat salah satu proses dimana nantinya kita
akan melakukan pengambilan sampel, dalam pengambilan sampel nantiya ada
dua cara pemelihan pengambialan sampel untuk penelitian. Representativitas
sampel ditentukan oleh beberapa hal yakni homogenitas populasi, jumlah
sample yang dipilih, banyak ciri atau karakteristik, teknik pemilihan sampel.
Sifat atau karakter semakin homogen pada suatu individu didalam populasi
memberikan representatif sample yang semakin tinggi. Jumlah sample yang
semakin banyak juga akan meningkatkan representativitas sample, karena
karakteristik sample makin mendekati karakteristik populasi. Sifat atau
karakter yang semakin homogen pada suatu individu didalam populasi
memberikan representativitas yang semakin tinggi.
Penelitian nantinya akan mengambil salah satu dari dua cara
pengambilan samle tergantung dari sifat dan karakter sample itu sendiri.
Teknik pemilihan sample dengan mempertimbangkan kesempatan yang sama
untuk diikutsertakan dalam penelitian akan meningkatkan representativitas.
Supaya hasil penelitian sesuai dengan tujuan, maka penentuan sample yang
dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan.
Kriteria ini meliputi: kriteria inklusi dan eksklusi.(Saryono,2011). Diantara
cara untuk pengambilan sample, penulis ingin membahas tentang teknik
pengambilan sample yaitu teknik non probability sample atau teknik tidak
acak. Teknik Non probability sampling merupakan suatu cara pengambilan
sample bukan secara acak atau non random yaitu pengambilan sample yang
tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata–
mata hanya berdasarkan atas segi–segi kepraktisan belaka (Notoatmojo,2010).
Penentuan dan pemilihan sampel harus mempertimbangkan kesempatan
yag sama terhadap masing-masing individu untuk berpatisipasi alam
penelitian ( Saryono.2011 ). Saryono dalam buku metode metode penelitian

3
kesehatan menyebutkan terdapat dua cara untuk pengambilan sampel yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari sampling ?
2. Apa saja teknik-teknik pengambilan sampling?
3. Bagaimana teknik sampling dengan menggunakan jenis Probability
sampling (Random sampling)?
4. Bagaimana teknik sampling dengan menggunakan jenis Non-Probability
sampling (Random sampling)?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar Mahasiswa/i STIKes St. Elisabeth Medan mengetahui
secara teoritis konsep dari sampling dan mampu melakukan
penelitian berdasarkan teknik-tekni sampling terkhususnya pada
teknik sampling non-probability.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Agar Mahasiswa/i STIKes St. Elisabeth Medan mengetahui
Apa yang dimaksud dengan Sampling.
2. Agar Mahasiswa/i STIKes St. Elisabeth Medan mengetahui
Apa saja teknik-teknik pengambilan Sampling.
3. Agar Mahasiswa/i STIKes St. Elisabeth Medan mengetahui
Bagaimana menentukan sampling dengan menggunakan jenis
Probability sampling (Random sampling)?
4. Agar Mahasiswa/i STIKes St. Elisabeth Medan mengetahui
Bagaimana menentukan sampling dengan menggunakan jenis
Non-probability sampling (Random sampling)?

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi (Nursalam, 2020). Teknik sampling merupakan cara-cara
yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang
benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Sastroasmoro &
Ismail, 1995 & Nursalam 2008).

2.2 Teknik-teknik Pengambilan Sampling


Margono (2004 : 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik
sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya , dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif (Mamik, 2015).
Teknik sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat
berbagai macam teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan
dipakai dalam penelitian. Teknik sampling pada dasarnya bisa
dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam yaitu probability sampling dan non-
probability sampling.[ CITATION DrS151 \l 1057 ]

5
2.3 Pribability sampling (Random sampling)
Probability sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel [ CITATION DrS151 \l 1057 ].
Prinsip utama probability sampling adalah bahwa setiap subjek dalam
populasi mempunya kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebegai
sampel. Setiap bagian populasi mungkin berbedasatu dengan lainnya tetapi
menyediakan populasi parameter, mempunyai kesempatan menjadi sampel
yang representatif. Dengan menggunakan sampling random, peneliti tidak bisa
memutuskan bahwa X lebih baik daripa Y untuk penelitian. Demikian juga,
peneliti tidak bisa mengikutsertakan orang yang telah dipilih sebagai subjek
karena mereka tidak setuju atau tidak senang dengan subjek atau sulit untuk
dilibatkan (Nursalam, 2020).
Metode random sampling dapat dispesifikasikan menjadi lima teknik
yaitu sebagai berikut :
1. Simple Random Sampling
Simple random sampling merupakan teknik random sampling yang
paling sederhana, yaitu dengan mengedepankan prinsip bahwa setiap
sampel/individu memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih secara
acak. Contoh yang paling sederhana dari teknik ini adalah undian
berhadiah atau pengundian pemenang arisan yang dikocok dengan wadah
yang di dalamnya berisi gulungan kertas kecil berisi nama-nama peserta
arisan (H. Herdiansyah , 2015).
Simple random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa
memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini
dapat lakukan jika anggota populasi dianggap homogen[ CITATION DrS151 \l
1057 ].
Simple random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa

6
memperhatikan strata yang terdapatdalam populasi tersebut. Cara ini dapat
lakukan jika anggota populasi dianggap homogen.
Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan jenis probabilitas yang
paling sederhana. Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi
secara acak. Jika sampling frame kecil, nama bisa ditulis pada secarik
kertas, diletakkan dikotak, diaduk, dan diambilsecara acak setelah
semuanya terkumpul. Misalnya, kita ingin mengambil sampel 30 orang
dari 100 populasi yang tersedia, maka secara acak kita mengambil 30
sampel melalui lemparan dadu atau pengambilan nomor yang telah ditulis
(Nursalam.2020).
Simple random sampling, dalam melakukan sampling ini, cara yang
paling mudah adalah dengan membuat seperti kocokan arisan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Peneliti menentukan berapa jumlah sampelyang akan dipilih.
Misalnya, peneliti hendak memilih 8 (delapan) oang responden.
b. Peneliti membuat potongan kertas kecil dimana setiap kertas
tersebut dituliskan stiap nama yang ada, menggulungnya,
kenudian memasukkannya ke dalam wadah.
c. Kocok wadah tersebut dan keluarkan secara bertahao satu persatu
gulungan kertas tersebut hingga berjumlah delapan kertas yang
ada didalamnya terdiri atas delaoan nama responden.
2. Stratified Random Sampling
Dispropotionate Stratified Random Sampling: Suatu teknik yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata
tetapi kurang proporsional.[ CITATION DrS151 \l 1057 ]
Stratified artinya strata atau kedudukan subjek (seseorang) di
masyarakat. Jenis sampling ini digunakan peneliti untuk mengetahui
beberapa variabel pada populasi yang merupakan hal yangpenting untuk
mencapai sampel yang representatif. Mialnya, jika kita merencanakan
ada 100 sampel, peneliti mengelompokkan 25 subjek dengan tingkat

7
pendidikan : tidak sekolah dan SD tidak tamat; dasar (SD dan SMP);
SLTA dan perguruan tinggi. Pada jenis sampling ini harus diyakinkan
bahwa semua variabel yang diidentifikasin akan mewakili populasi
(Nursalam, 2020).
3. Systematic Random Sampling
Pengambilan sampel secara sistematik dapat dilaksanakan jika tersedia
daftar subjek yang dibutuhkan. Jika jumlah populasi adalah N = 1200
dan sampel yang dipilij = 50, maka setiap kelipatan 24 orang akan
menjadisampel (1200:50 = 24). Maka sampel yang dipilih
didasarkanpada nomor kelipatan 24, yaitu sampel no. 24, 48, dan
seterusnya.
4. Cluster Sampling
Cluster sampling (Area sampling): Teknik sampling daerah dipakai
untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti atau sumber data
sangat luas, seperti misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau
dari suatu kabupaten.[ CITATION DrS151 \l 1057 ]
Cluster berarti pengelompokan sampel berdasarkan wilayah atau
lokasi populasi. Jenis sampling ini dapat dipergunakan dalam dua
situasi. Pertama jika simple random sampling tidak memungkinkan
karena alasan jarak dan biaya; kedua peneliti tidak mengetahui alamat
dari populasi secara pasti dan tidak memungkinkan menyusun sampling
frame. Misalnya, peneliti ingi meneliti anak yang mengalamistres
hospitalisasi. Maka peneliti mengambil sampel pada klienanak
berdasarkan tempat klein dirawat (dirumah sakit A, B, C) yang
mempunyai karakteristik yang berbeda.

2.4 Nonprobability sampling (Non-random sampling)


Non Probability Sampling adalah metode pemilihan sample dari suatu
populasi tidak menggunakan kaidah-kaidah probabilita. Metode Non
Probability Sampling digunakan apabila metode Probability Sampling tidak

8
dapat digunakan terutama dalam kaitannya dengan pengurangan biaya, waktu,
tenaga dan permasalahan yang timbul dalam pembuatan kerangka
sample[ CITATION Siy162 \l 1057 ]
Non probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Ada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang
mendasari pemilihan sampel. Biasanya pertimbangan-pertimbangan tersebut
disesuaikan dengan latar belakang fenomena yang diangkat dan tujuan
penelitian. (Nursalam, 2020).

Metode non-random sampling dispesifikasikan menjadi enam, yaitu


sebagai berikut.

1. Purposive sampling (Purposeful Sampling)


Purposive sampling merupakan teknik dalam non probability
sampling berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang
dipilih, karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang

9
akan dilakukan. Purposibe sampling disebut juga judgement
sampling. Adakah suatu teknik penetapan sampel dengan cara
memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut
dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya. Misal, kita ingin meneliti peran keluarga dalam
perawatan klien skizofrenia dirumah, maka peneliti memilih subjek
pada keluarga klien yang mempunyai anak dengan skizofrenia
(Nursalam, 2020).
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sangat umum
digunakan adalah teknik purposeful sampling. Dalam purposeful
sampling, peneliti memilih subjek penelitian dan lokasi penelitian
dengan tujuan untuk mempelajari atau untuk memahami central
phenomenon yang akan diteliti. Subjek penelitian dan lokasi
penelitian yang dipilih dengan teknik ini biasanya disesuaikan
dengan tujuan penelitian.
Judgment sampling ini merupakan pengambilan sampel
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria pengambilan
sampel ada dua yaitu Expert sampling Pemilihan sampel yang
representatif didasarkan atas pendapat ahli sehingga siapa dan
jumlah sampel yang diambil tergantung pada pendapat ahli yang
bersangkutan. dan Purposive sampling Pemilihan sampel
berdasarkan pada penelitian pribadi peneliti yang menyatakan bahwa
sampel yang dipilih benar-benar representaif. Peneliti harus memiliki
pengetahuan yang memadai.
Kelebihan Purposive sampling :
a. Bila probability sampling tidak dapat digunakan sama sekali
b. Bila sampel sangat kecil (<20)
c. Bila pengetahuan peneliti tentang topik yang dihadapi sangat
memadai

10
Kekurangan Purposive sampling :
a. Perlu kejelian peneliti dalam mendefinisikan populasi dan
membuat pertimbangannya.
Contoh teknik Judgement sampling dalam pengaaplikasian
yaitu Penelitian tentang ‘sikap dan perilaku konsumen terhadap
rokok Djarum’ Judgment yang diambil adalah sebagai berikut:
a. Para perokok di Jakarta Utara yang pernah mencoba rokok
Djarum. Batasan ini diambil karena pertama dipilih Jakarta Utara
karena mungkin dari letak geografisnyanya para responden
mudah diakses, Kedua dipilih para perokok untuk menghindari
adanya bias dari hasil penelitian karena adanya sikap yang
bertolak belakang antara perokok dan bukan perokok, Ketiga
dipilih yang pernah mencoba rokok Djarum.
b. Pria/wanita yang berusia 15 tahun ke atas dan perokok. Hal ini
didasarkan pada faktor kejiwaan yang menyatakan bahwa orang-
orang pada usia 15 diharapkan sudah dapat memutuskan dan
menjawab/mengisi angket dengan benar. Tidak adanya
pembedaan antara pria dan wanita disebabkan kenyataan pada
dewasa ini bahwa rokok bukan sepenuhnya dikonsumsi oleh para
pria saja.
c. Periode penyebaran dan pengumpulan angket dibatasi selama 2
minggu. Judgment ini biasanya dipilih dalam kaitannya dengan
efisiensi waktu dan biaya yang tersedia.[ CITATION Siy162 \l 1057 ]
Contoh jurnal dalam metode Purposive sampling:

11
Analisis Jurnal :
1. Judul Jurnal : “ Pengaruh Teknik Distraksi Audio Terhadap Penurunan
Skala Nyeri pada Proses Pemasangan Intravena Fluid Drip”.
2. Peneliti : G.N. Wardah, K. Adhisty, S. Purwanto
3. Penerbit : Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran ;
Program Studi Ilmu Keperawatan, Departemen Maternitas, Fakultas
Kedokteran ; Program Studi Ilmu Keperawatan, Departemen Keperawatan
Medikal Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
4. Tahun : 2020
5. Analisis :

No. Komponen Uraian

12
Analisis
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif engan pre eksperimental design
dengan static group comparison. Penelitian ini
dilakukan pada bulan April-Mei 2018 di Ruang
Rawat Inap Anak RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo
Baturaja. Pemberian teknik distraksi audio
dilakukan dengan memutar lagu anakanak
berirama ceria 5 menit sebelum pemasangan
IVFD, selama prosedus pemasangan IVFD, dan 5
menit setelah pemasangan IVFD. Instrumen
penelitian ini terdiri atas lembar karakteristik
responden dan lembar observasi pengukuran
nyerimenggunakan observasi Face, Leg,
Activity, Cry, and Consolability Scale (FLACC
Scale).
Rumusan masalah dalam penelitian yaitu
bagaimana Pengaruh Teknik Distraksi Audio
Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Proses
Pemasangan Intravena Fluid Drip. Rumusan
masalah sudah sesuai dengan jenis penelitian
yang digunakan dalam jurnal.
2. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian tersebut bahwa
terdapat pengaruh teknik distraksi audio terhadap
penurunan skala nyeri pada proses pemasangan
intravena fluid drip
3. Variabel Variabel dalam penelitian tersebut yaitu variabel
independen/ bebas nya adalah teknik distraksi
audio, variabel dependen atau terikatnya adalah
penurunan skala nyeri pada proses pemasangan

13
intravena fluid drip.
4. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah teknik
non-probability sampling sebab tidak semua
dalam populasi dapat menjadi sampel sehingga
tidak dapat dikumpulkan secara acak. Sampel
diambil dengan menggunakan metode
Pengambilan teknik purposive sampling.
5. Analisis Statistik Analisa data penelitian ini terdiri atas dua jenis,
yaitu analisis univariat dan analisis bivariat yang
menggunakan uji Shapiro Wilksebagai uji
normalitas data dan didapatkan bahwa data
pengukuran skala nyeri terkategori normal
(p>0,05) sehingga dilanjutkan dengan
menggunakan uji t tidak berpasangan.
Analisa data univariat : Distribusi Karakteristik
responden pada penelitian ini meliputi usia, jenis
kelamin, suhu tubuh, dan diagnosis medis
menunjukkan bahwa responden pada kelompok
intervensi dan kontrol sebagian besar berusia 3
tahun, berjenis kelamin laki-laki, dengan suhu
tubuh 38 oC dan 39 oC, serta berdiagnosis medis
faringitis akut dan vomitus.
Distribusi Skala Nyeri Pada Kelompok
Intervensi, hasil analisis univariat hasil ukur
nyeri pada kelompok intervensi disajikan
menunjukkan bahwa sebagian besar responden
pada kelompok intervensi yang diberikan teknik
distraksi audio saat pemasangan IVFD
mengalami nyeri pada skala 1.
Distribusi Skala Nyeri Pada Kelompok Kontrol

14
Hasil analisis univariat hasil ukur nyeri pada
kelompok kontrol menunjukkan bahwa sebagian
besar responden pada kelompok kontrol yang
tidak diberikan teknik distraksi audio saat
pemasangan IVFD mengalami nyeri pada skala
9.
Skala nyeri pada masing-masing kelompok
penelitian menunjukkan bahwa nilai mean skala
nyeri pada kelompok kontrol lebih tinggi
dibandingkan kelompok intervensi, dengan nilai
mean pada kelompok kontrol yang tidak
diberikan teknik distraksi audio sebesar 7,31 dan
nilai mean pada kelompok intervensi yang
diberikan teknik distraksi audio sebesar 3,37.
Analisa data bivariat : Hasil bivariat perbedaan
hasil ukur skala nyeri pada kelompok kontrol dan
kelompok intervensi dan 4.4 menunjukkan hasil
analisis dengan uji statistik didapatkan nilai p< α
(α=0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaanan rata-rata skala nyeri pada kelompok
kontrol yang tidak diberikan teknik distraksi
audio dan kelompok intervensi yang diberikan
teknik distraksi audio, hal ini menunjukkan
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak [ CITATION
War19 \l 1057 ]

15
2. Consecutive sampling (sampling sistematis)
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor
urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari
semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan
nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu,
misalnya kelipatan dari bilangan lima (Mamik, 2015).
Pemilihan sampel dengan consecutive (berurutan) adalah
pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi
kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu
tertentu, sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi
(Sastroasmoro & Ismail, 1995 : 49). Jenis sampling ini merupakan
jenis non-probability sampling yang terbaik dan cara yang agak
mudah. Untuk dapat menyerupai probability sampling, dapat
diupayakan dengan menambahkan jangka waktu pemilihan klien.
Misalnya, terjadinya wabah demam berdarah selama kurun waktu
tertentu dimana waktu tersebut menunjukkan terjadinya puncak
insiden demam berdarah. Jenis sampling ini sering dipergunakan
pada penelitian epidemiologi di komunitas. Contoh jurnal dalam
metode Consecutive sampling:

16
Analisis Jurnal :
1. Judul Jurnal : “Pengaruh Discharge Planning Dengan Pendekatan
Family Centered Nursing Terhadap Kualitas Hidup Pasien Stroke”
2. Peneliti : Milya Novera, Ledia Restipa, Diana Arianti
3. Penerbit : Ilmu Keperawatan STIKes Alifah Padang
4. Tahun : 2019
5. Analisis :
No. Komponen Uraian
Analisis
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan
menggunakan desain Quasy Experimental,
Control Group Pre Test-Post Test Design. Pada
rancangan penelitian ini, subjek dibagi dalam dua
kelompok yaitu kelompok yang mendapat
perlakuan penelitian (intervensi) dan kelompok
yang sesuai dengan kebiasaan saat ini (kontrol)
yang semuanya akan dilakukan pengukuran
sebelum dan setelah dilakukan perlakuan.
Rumusan masalah dalam penelitian yaitu
bagaimana pengaruh discharge planning dengan

17
pendekatan family centered nursing terhadap
kualitas hidup pasien stroke. Rumusan masalah
sudah sesuai dengan jenis penelitian yang
digunakan dalam jurnal.
2. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian tersebut bahwa tidak
terdapat pengaruh discharge planning dengan
pendekatan family centered nursing terhadap
kualitas hidup pasien stroke.
3. Variabel Variabel dalam penelitian tersebut yaitu variabel
independen/ bebas nya adalah discharge planning
dengan pendekatan family centered nursing,
variabel dependen atau terikatnya adalah kualitas
hidup pasien stroke.
4. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah teknik
non-probability sampling sebab tidak semua
dalam populasi dapat menjadi sampel sehingga
tidak dapat dikumpulkan secara acak. Sampel
diambil dengan menggunakan metode
Pengambilan teknik consecutive sampling.
5. Analisis Statistik Analisis data menggunakan uji statistik Mann
Whitney. Hasil uji satatistik dengan nilai p=0,346
artinya tidak terdapat perbedaan kualitas hidup
pasien stroke siskemik sesudah diberikan
discharge planning dengan pendekatan family
centered nursing pada kelompok kontrol dan
sesudah pada kelompok intervensi . [ CITATION
Nov19 \l 1057 ]

3. Convinience sampling
Pemilihan sampel convinience adalah cara penetapan sampel
dengan mencari subjek atas dasar hal-hal yang menyenangkan atau

18
mengenakkan peneliti. Sampling ini dipilih apabila kurangnya
pendekatan dan tidak memungkinkan untuk mengontrol bias. Subjek
dijadikan sampel karena kebetulan dijumpai ditempat dan waktu
secara bersamaan pada pengumpulan data. Dengan cara ini, sampel
diambil tanpa sistematika tertentu, sehingga tidak dapat dianggap
mewakili populasi sumber apalagi populasi target. Misalnya pada
waktu peneliti praktik diruangan kebetulan menjumpai klien yang
diperlukan (sesuai masalah penelitian), maka peneliti langsung
menetapkan subjek tersebut untuk diambil datanya, Kemudian
peneliti cuti dan tidak melanjutkan. Setelah beberapa lama, peneliti
melanjutkan lagi pemilihan subjek, demikian seterusnya. (Nursalam
2020).
Convinience sampling merupakan sampel yang diambil
berdasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk
mendapatkannya. Sampel terpilih karena berada pada waktu dan
tempat yang tepat dan cara ini biasanya dipakai pada tahap awal
penelitian.
Kelebihan Cobvinience sampling :
a. Murah dan cepat (hemat biaya dan waktu)
b. Cocok untuk pilot study
Kekurangan Cobvinience sampling :
a. Hasilnya tidak dapat diandalkan
b. Tidak dapat digunakan bila populasi tidak dapat didefinisikan
Contoh teknik Cobvinience sampling dalam pengaaplikasian :
Penelitian tentang persepsi konsumen terhadap pelayanan. Penelitian
dilaksanakan selama satu minggu. Sampel yang diambil adalah
sebesar 100 orang. Konsumen yang akan terpilih sebagai sampel
adalah 100 orang pertama yang ditemui di toko tersebut selama
kurun waktu penelitian.[ CITATION Siy162 \l 1057 ]
Contoh jurnal dalam metode Cobvinience sampling:

19
Analisis Jurnal :
1. Judul Jurnal : “Hubungan Antara Efikasi Kerja Dengan Burnout Pada
Perawat Bagian Jiwa Di Rsj Prof. Dr. Soerojo Magelang”
2. Peneliti : Novinda Intani Putri, Endang Sri Indrawati
3. Penerbit : Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof.
Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia
4. Tahun : 2020
1. Analisis :
No. Komponen Uraian
Analisis
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
kuantittaif korelasional, terdiri atas variabel

20
bebas dan terikat. Populasi dalam penelitian ini
adalah Perawat Jiwa di Bangsal Rawat Inap RSJ
Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Rumusan masalah dalam penelitian yaitu
bagaimana hubungan antara efikasi kerja dengan
burnout pada perawat bagian jiwa di rsj prof. dr.
soerojo magelang. Rumusan masalah sudah
sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan
dalam jurnal.
2. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian tersebut bahwa
terdapat hubungan negatif antara efikasi kerja
dengan burnout pada perawat bagian jiwa di rsj
prof. dr. soerojo magelang.
3. Variabel Variabel dalam penelitian tersebut yaitu variabel
independen/ bebas nya adalah efikasi kerja,
variabel dependen atau terikatnya adalahburnout.
4. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah teknik
non-probability sampling sebab tidak semua
dalam populasi dapat menjadi sampel sehingga
tidak dapat dikumpulkan secara acak. Sampel
diambil dengan menggunakan metode
Pengambilan teknik convenience sampling.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan dua skala psikologi yaitu Skala
Efikasi Kerja dan Skala Burnout, Skala Efikasi
Kerja (50 aitem, α= 0,966) yang disusun
berdasarkan aspek Bandura (dalam Ghufron,
2011) yaitu: level, strenght, dan generality. Skala
Burnout (28 aitem, α= 0,889) yang disusun
berdasarkan aspek.
5. Analisis Statistik Analisis data menggunakan teknik analisis non

21
parametrik dengan Spearman’s Rho dengan
menggunakan SPSS 22.0 dan menunjukkan
bahwa angka koefisien korelasi rxy = -0,635 dan
signifikansi p= 0,000 (p<0,05). Hasil koefisien
korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan
negatif antara efikasi kerja dengan burnout.
Signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel efikasi kerja dengan
burnout. Nilai negatif pada koefisien korelasi
menunjukkan bahwa semakin tinggi efikasi kerja
individu maka semakin rendah burnout.
Sebaliknya, semakin rendah efikasi kerja
individu maka semakin tinggi pula burnout-nya.
Hasil tersebut membuktikan hipotesis yang
diajukan oleh peneliti yaitu terdapat hubungan
negatif antara efikasi kerja dengan burnout pada
perawat bagian jiwa di RSJ Prof. Dr. Soerojo
Magelang diterima. [ CITATION Nov13 \l 1057 ]

4. Quota sampling
Menurut sugiyono(2001 : 60) menyatakan bahwa sampling
kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu jumlah (kuota) yang diinginkan. Dalam
teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok.
Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah
jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan (Mamik, 2015).

22
Teknik penentuan sampel dalam kuota menetapkan setiap
strata populasi berdasarkan tandatanda yang mempunyai pengaruh
terbesar variabel yang akan diselidiki. Artinya penetapan subjek
berdasarkan kapasitas / daya tampung yang diperlukan dalam
penelitian. Misal, dalam suatu penelitian didapatkan adanya 50
populasi yang tersedia, peneliti menetapkan kuota 40 subjek untuk
dijadikan sampel, maka jumlah tersebut dinamakan kuota.
(Nursalam. 2020).
Quota sampling dapat juga disebut sebagai judgment
sampling dua tahap dimana :
 Tahap I, Peneliti merumuskan kategori kontrol atau quota
dari populasi yang akan diteliti.
 Tahap II Penentuan bagaimana sampel akan diambil, dapat
secara convinience atau judgment, tergantung situasi dan
kondisi penelitian serta kemampuan peneliti.
Perbedaan antara judgment dengan quota terletak pada adanya
suatu batasan pada quota sampling. Dalam quota sampling, sampling
yang diambil telah dijatah (quotum) dari setiap sub kelompoknya.
Kelebihan Quota sampling :
a. biaya penelitian rendah
b. keleluasaan peneliti untuk menentukan elemen-elemen untuk
setiap quotanya
Kekurangan Quota sampling :
a. tingginya tingkat kesulitan dalam merumuskan hasil
penelitian karena data yang diperoleh sangat beragam
b. tidak ada prosedur baku bagi pewawancara dan teknik
wawancara akan berpengaruh pada terjadinya bias.
Quota sampling termasuk dalam nonprobability sampling
sehingga tidak bisa untuk mengestimasi populasi.

23
Contoh teknik quota sampling dalam pengaplikasiannya yaitu
penelitian mengenai kebiasaan membaca koran dari orang dewasa di
Jakarta yang diperkirakan berjumlah 4 juta orang. Kategori kontrol
yang dipakai adalah :
a. jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)
b. usia (18-31, 31-45, 46-60,>60th).
Misal sampel yang akan diambil adalah 10.000 orang dan dari
populasi diperoleh informasi bahwa
a. Jenis kelamin : Laki-laki : 60% Perempuan : 40%
b. Usia : 18 –30 ==> 40% 31 – 45 ==> 30% 46 – 60 ==> 23% >
60 ==> 7% . Atas dasar informasi tersebut maka, komposisi dari
10.000 sampel harus mengandung:
 60% laki-laki dan 40% perempuan
 0% berusia 18-30 tahun , 30% berusia 31-45 tahun, 23%
berusia 46-60 tahun, dan 7% berusia >60 tahun.
[ CITATION Siy162 \l 1057 ]
Contoh jurnal dalam metode Quota sampling :

24
Analisis Jurnal :
1. Judul Jurnal : “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Perawat Terhadap
Dampak Hospitalisasi Pada Anak Pra Sekolah Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2017”
2. Peneliti : Herlia Sumardha Nasution, Diwan Risfan Sari
3. Penerbit : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Haji Medan
4. Tahun : 2019
5. Analisis :
No. Komponen Uraian
Analisis
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
desain deskriptif korelasi. Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian5. Populasi dalam
penelitian ini perawat yang bekerja di ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati
sebanyak 195 orang.
Rumusan masalah dalam penelitian yaitu
bagaimana hubungan Hubungan Pengetahuan
Dengan Sikap Perawat Terhadap Dampak
Hospitalisasi Pada Anak Pra Sekolah Di Ruang

25
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati
Tahun 2017. Rumusan masalah sudah sesuai
dengan jenis penelitian yang digunakan dalam
jurnal.
2. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian tersebut bahwa
terdapat hubungan pengetahuan dengan sikap
perawat terhadap dampak hospitalisasi pada anak
pra sekolah di ruang rawat inap rumah sakit
islam malahayati tahun 2017.
3. Variabel Variabel dalam penelitian tersebut yaitu variabel
independen/ bebas nya adalah pengetahuan,
variabel dependen atau terikatnya adalah sikap
perawat terhadap dampak hospitalisasi pada anak
pra sekolah.
4. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah teknik
non-probability sampling sebab tidak semua
dalam populasi dapat menjadi sampel sehingga
tidak dapat dikumpulkan secara acak. Sampel
diambil dengan menggunakan metode
Pengambilan teknik quota sampling, yaitu teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan.
Teknik quota sampling yakni mengambil 15%
dari populasi untuk dijadikan sampel sehingga
jumlah sampel yang diteliti sebanyak 30 orang.
5. Analisis Statistik Analisis data menggunakan teknik analisis non
parametrik dengan uji korelasi spearman rho
merupakan uji statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis dua variabel.
Distribusi pengetahuan perawat diatas

26
menunjukkan bahwa mayoritas yang memiliki
pengetahuan yang baik sebanyak 28 orang
(93,3%).
Distribusi sikap perawat diatas menunjukkan
bahwa mayoritas perawat memiliki sikap yang
baik sebanyak 25 orang (83%).
Hasil uji statistik di dapatkan dengan P= 0,018
(P< 0.05), artinya ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan sikap perawat
terhadap dampak hospitalisasi pada anak pra
sekolah di Rumah Sakit Islam Malahayati.
[ CITATION Nas19 \l 1057 ]

5. Sampling Jenuh
Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering sekali dilakukan jika
jumlah populasi relatif kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang,
atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang relatif kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.[ CITATION DrS151 \l 1057 ]
Contoh jurnal dalam metode sampling jenuh :

27
Analisis Jurnal :
1. Judul Jurnal : “Hubungan Persepsi tentang Kesehatan Reproduksi
dengan Personal Hygiene pada Siswi Sekolah Menengah Pertama”.
2. Peneliti : Dita Kristiana, Karjiyem, Ery Khusnal
3. Penerbit : STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
4. Tahun : 2012
5. Analisis :
No. Komponen Uraian
Analisis
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survai analitik yaitu
penelitian yang mencoba menggali kejadian dan
alasan fenomena itu terjadi, selanjutnya
dilakukan analisis korelasi antara faktor risiko
dengan faktor efek. Penelitia ini menggunakan

28
pendekatan waktu crosssectional yaitu variabel
bebas dan variabel terikat dikumpulkan dalam
waktu bersamaan Metode ini digunakan untuk
memperoleh data yang lebih lengkap, waktu
lebih cepat dan dapat menggambarkan
perkembangan data pada suatu saat.
Rumusan masalah dalam penelitian yaitu
bagaimana hubungan persepsi tentang kesehatan
reproduksi dengan personal hygiene pada siswi
SMP. Rumusan masalah sudah sesuai dengan
jenis penelitian yang digunakan dalam jurnal.
2. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian tersebut bahwa tidak
ada hubungan persepsi tentang kesehatan
reproduksi dengan perilaku personal hygiene
3. Variabel Variabel dalam penelitian tersebut yaitu variabel
independen/ bebas nya adalah persepsi tentang
kesehatan reproduksi, variabel dependen atau
terikatnya adalah personal hygiene pada siswi
SMP.
4. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah teknik
non-probability sampling sebab tidak semua
siswi dalam populasi dapat menjadi sampel
sehingga tidak dapat dikumpulkan secara acak.
Sampel diambil dengan menggunakan metode
Pengambilan teknik sampel jenuh sehingga
jumlah sampel merupakan keseluruhan dari total
populasi.
5. Analisis Statistik Analisis data yang digunakan adalah dengan
Korelasi Product moment dari Pearson
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
persepsi tentang kesehatan reproduksi dengan

29
perilaku personal hygiene (r = -0.057; p>0,05).
[ CITATION Kri12 \l 1057 ]

6. Sampling Snowball
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil atau
sedikit, lalu kemudian membesar atau sampel ini disuruh memilih
teman-temannya untuk dijadikan sampel. Atau sampel berdasarkan
penelusuran dari sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya,
penelitian mengenai kasus korupsi bahwa sumber informan pertama
mengarah kepada informan kedua lalu informan seterusnya.
[ CITATION DrS151 \l 1057 ]
Snowball sampling tidak digunakan bila populasinya sangat
spesifik, dan antara anggota populasi saling mengenal. Sampel
diambil secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil, makin
lama semakin menjadi besar.
Kelebihan Sampling Snowball :
a. bias relatif kecil karena populasinya spesifik dan sampelnya
terfokus.
Kekurangan Sampling Snowball :
a. biaya dan waktu yang diperlukan untuk memperoleh informasi
cukup besar.
Contoh teknik Sampling Snowball dalam pengaplikasiannya
yaitu Penelitian mengenai pendapat ahli penyakit dalam senior
Indonesia terhadap pengobatan penyakit dalam dengan
menggunakan tenaga dalam. Dalam pelaksanaannya, pertama-tama
dilakukan wawancara terhadap seoran gahli penyakit dalam.
Selanjutnya dari yang bersangkutan diminta untuk menunjukan
beberapa ahli lain untuk diwawancarai. Demikian seterusnya hingga

30
diperoleh sejumlah responden yang diperlukan.[ CITATION Siy162 \l
1057 ]
Contoh jurnal dalam metode Snowball sampling

Analisis Jurnal :
1. Judul Jurnal :“Persepsi Kontrol Perilaku dalam Niat Berhenti
Mengonsumsi Minuman Beralkohol pada Mahasiswa di Surabaya”.
2. Peneliti : Zulfa Kevaladandra, Ira Nurmala
3. Penerbit : Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
4. Tahun : 2019
5. Analisis :

31
No. Komponen Uraian
Analisis
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi yang didukung dengan teknik in-
depth interview. Informan penelitian ini terdiri
dari dua kategori yaitu informan kunci dan
informan.
Rumusan masalah dalam penelitian yaitu
bagaimana persepsi kontrol perilaku dalam niat
berhenti mengonsumsi minuman beralkohol pada
mahasiswa di surabaya. Rumusan masalah sudah
sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan
dalam jurnal.
2. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian tersebut bahwa ada
persepsi kontrol perilaku dalam niat berhenti
mengonsumsi minuman beralkohol pada
mahasiswa di surabaya.
3. Variabel Variabel dalam penelitian tersebut yaitu variabel
independen/ bebas nya adalah persepsi kontrol
perilaku adalah niat berhenti mengonsumsi
minuman beralkohol pada mahasiswa
4. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah teknik
non-probability sampling sebab tidak semua
siswi dalam populasi dapat menjadi sampel
sehingga tidak dapat dikumpulkan secara acak.
Sampel diambil dengan menggunakan metode
Pengambilan teknik snowball sampling yang
dimulai dari informan kunci, kemudian informan
kunci akan memberikan petunjuk untuk informan
selanjutnya.

32
5. Analisis Statistik Analisis data yang digunakan adalah dengan
dengan melakukan pengambilan data hingga
membuat kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa
keinginan untuk berhenti mengonsumsi minuman
beralkohol dapat didukung dengan
memaksimalkan persepsi kontrol diri. Kontrol
diri didapatkan dari keyakinan dan upaya
informan untuk meminimalisir hambatan mereka
mengonsumsi minuman beralkohol. Semakin
tinggi keyakinan informan untuk mengatasi suatu
hambatan, dan adanya kekuatan untukm
mengontrol diri untuk tidak mengonsumsi
minuman beralkohol, maka akan semakin kuat
pula persepsi kontrol diri yang dimiliki oleh
informan. [ CITATION Kev19 \l 1057 ]

33
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampling merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi yang ada dalam penelitian atau dalam arti proses menyeleksi
porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2020). Teknik
pengambilan merupakan cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh
sampel yang representatif (Mamik, 2015).
Secara garis besar teknik sampling dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu Probability Sampling dan Non Probability Sampling. Semakin banyak
jumlah sampel penelitian yang diambil akan semakin  representatif, artinya
akan semakin mendekati populasi target data yang diperoleh peneliti. Namun,
apabila populasi penelitiannya  homogen sempurna maka besar kecilnya
sampel tidak ada dampaknya.

34
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Sandu Siyoto, SKM, M. K., & M. Ali Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi
Penelitian Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A. 1. Dasar
Metodologi Penelitian, 1–109.
Kevaladandra, Z., & Nurmala, I. (2019). Jurnal Keperawatan Muhammadiyah di
Surabaya. 4(1), 74–80.
Kristiana, Dita, Karijiyem, E. K. (2012). Hubungan Persepsi tentang Kesehatan
Reproduksi dengan Personal Hygiene pada Siswi Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 8(1), 1–11.
Mamik. 2015. Metodologi Kualitatif. Taman Sidoarjo. Zifatama Publisher,
Anggota IKAPI No.149/JTI/2014
Nasution, H. S., & Sari, D. R. (2019). DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
ISLAM MALAHAYATI TAHUN 2017 THE RELATIONSHIP BETWEEN
KNOWLEDGE WITH NURSING ATTITUDES ON THE IMPACT OF
HOSPITALIZATION IN PRA SCHOOL CHILDREN IN ISLAM
MALAHAYATI HOSPITAL 2017 Untuk memberikan dampak traumatis pada
anak . a. 4(1).
Novera, M., Restipa, L., & Arianti, D. (2019). Pengaruh discharge planning
dengan pendekatan family centeres nursing terhadap kualitas hidup. 2(2).

35
Novinda Intani Putri, E. S. I. F. (2013). Hubungan Antara Efikasi Kerja Dengan
Burnout Pada Perawat Bagian Jiwa Di Rsj Prof. Dr. Soerojo Magelang,
53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Nursallam. 2020. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Siyoto, S., & Sari, N. (2016). Aplikasi dan Teknik Survey Bidang Kesehatan. In
Lliterasi media. https://doi.org/10.1145/3132847.3132886
Wardah, G. N., Adhisty, K., & Purwanto, S. (2019). Pengaruh Teknik Distraksi
Audio Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Proses Pemasangan
Intravena Fluid Drip Abstrak The Effect Of Audio Distraction Technique On
Decrease Pain Scale In Intravena Fluid Drip Abstract PENDAHULUAN
Anak usia prasekolah akan mele. 3(2), 82–89.

36

Anda mungkin juga menyukai