Anda di halaman 1dari 15

USAHA KESEHATAN SEKOLAH

Disusun Oleh:
Hendrik Alvin Zebua 032017045

Dosen Pembimbing : Lindawati Simorangkir S.Kep. Ns. M.Kes.

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN 2020/2021
BAB 1

LATAR BELAKANG

1.1 Pendahuluan
Salah satu permasalahan serius yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah
kesehatan khususnya masalah kesehatan anak usia sekolah. Populasi anak usia
sekolah dasar merupakan komponen yang cukup penting dalam masyarakat,
mengingat jumlahnya yang cukup besar diperkirakan 23% atau sepertiga dari jumlah
penduduk Indonesia. Dari jumlah itu diperkirakan 55 juta diantaranya mengikuti
pendidikan di tingkat SD/Madrasah Ibtidaiyah, SLTP/Madrasah Tsanawiyah dan
SMU/Madrasah Aliyah yang kelak menjadi orang tua dan calon pemimpin bangsa
yang mana sebagai calon pemimpin bangsa diperlukan jiwa yang sehat (Pribadi,
2003). Masalah yang sering timbul pada anak usia sekolah yaitu gangguan perilaku,
gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan dalam belajar dan juga
masalah kesehatan umum. Berbagai macam masalah yang muncul pada anak usia
sekolah, namun masalah yang biasanya terjadi yaitu masalah kesehatan umum.
Masalah kesehatan umum yang terjadi pada anak usia sekolah biasanya berkaitan
dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan
benar, kebersihan diri, serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun (Permata, 2010).
Menurut Rahardjo (2007), membuktikan dalam survey Kesehatan Rumah Tangga
tahun 2001 terdapat 76,2% anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8
dari 10 anak) mengalami gigi berlubang. Hal ini jelas bahwa adanya permasalahan
yang cukup serius yaitu minimnya kesadaran dan pengetahuan kesehatan gigi
dimasyarakat. Menurut Permata (2010), banyak anak usia sekolah yang menderita
diare dikarenakan sebelum dan sesudah makan mereka tidak mencuci tangan.
Bakteri yang ada di tangan ikut masuk ke dalam tubuh bersama makanan yang
dimakan dan menyebabkan infeksi seperti diare. Berbagai macam jenis penyakit
yang dapat timbul terkait kebiasaan cuci tangan yaitu diare, Infeksi Saluran
Pernapasan, Flu Burung (H1N1), dan cacingan (Depkes RI, 2008).
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tentang kebersihan yaitu dengan
mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/ X/2004
tentang Visi Promosi Kesehatan RI adalah “Perilaku Hidup Bersih Sehat 2010” atau
“PHBS 2010”. PHBS terdiri dari beberapa indikator khususnya PHBS tatanan
sekolah yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun,
mengonsumsi jajanan di warung/ kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih
& sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak
merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, dan
membuang sampah pada tempatnya (Depkes, 2005). Salah satu wadah untuk
mengembangkan promosi PHBS anak usia sekolah adalah layanan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS).
Kegiatan UKS di tinjau dari segi sarana dan prasarana, pengetahuan, sikap
peserta didik di bidang kesehatan, warung sekolah, makanan seharihari/gizi,
kesehatan pribadi secara umum memperlihatkan bahwa prinsip hidup sehat dan
derajat kesehatan peserta didik belum mencapai tingkat yang di harapkan. Begitu
pula dengan sasaran upaya kesehatan di tinjau dari cakupan sekolah, peserta didik di
kaitkan dengan wajib belajar, mutu penyelenggaraan dan sarana prasarana belum
seimbang dengan usaha pencapaian tujuan UKS serta PHBS belum mencapai
tingkat yang di harapkan di samping itu ancaman sakit terhadap murid masih tinggi
dengan adanya penyakit endemis dan kekurangan gizi (Depkes, 2002).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian UKS
2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan UKS
3. Mahasiswa mengetahui teori model keperawatan kesehatan sekolah
4. Mahasiswa mampu mengetahui masalah kesehatan sekolah
5. Mahasiswa mengetahu tingkat pencegahan pelaksanaan program UKS
6. Mahasiswa mengetahui peran perawat komunitas dalam pelaksanaan program
UKS
7. Mahasiswa mengetahui praktik perawat sekolah
8. Mahasiswa mengetahui sekolah berbasis pusat kesehatan
9. Mahasiswa mengetahui isu masa depan mempengaruhi perawat

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Definisi

Di Indonesia, pengelolaan pendidikan kesehatan sekolah bertumpu pada suatu


wadah yang disebut dengan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), yaitu usaha membina dan
mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup bersih dan sehat siswa sekolah secara
komprehensif dan terpadu. Saat ini, UKS berada di bawah Kementerian Kesehatan,
yang artinya program UKS dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan melalui Puskesmas
setempat. Terdapat tiga program pokok UKS yang dikenal sebagai Trias UKS, meliputi
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pemeliharaan lingkungan sekolah yang
sehat

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 kesehatan


sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik
dalam lingkungan yang sehat, sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang
secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,
Sedangakan berdasarkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Usaha Kesehatan
Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan peserta
didik pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai
SMA/SMK/MA

Usaha Kesehatan Sekolah atau yang biasa disingkat UKS adalah upaya
pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah
dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan
membimbing untuk menghayati, menyenangi, dan melaksanakan prinsip hidup sehat
dalam kehidupan peserta didik sehari-hari.
Usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang
dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
disekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran
utama. Usaha kesehatan sekolah berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu
bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka,
merawat kuku dan memperoleh pendidikan seks yang sehat. Yang menarik dari
ekstrakurikuler UKS adalah, adanya "staf" UKS yang disebut Dokter cilik (untuk siswa
SD). Dokter cilik dipilih dan diseleksi, kemudian diajari cara pertolongan pertama oleh
dokter yang sengaja dipanggil pihak sekolah untuk membimbing para "dokter" ini.
Dengan adanya UKS diharapkan siswa dapat meningkatkan kesadaran akan kesehatan
di lingkungan sekolah.

2.2 Tujuan Usaha kesehatan Sekolah

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah secara umum adalah meningkatkan


kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia yang berkualitas.
Sedangkan tujuan UKS secara khusus adalah menciptakan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan
membentuk perilaku masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri. Di samping itu juga
meningkatkan peran serta peserta didik dalam usaha meningkatkan keterampilan hidup
sehat agar mampu melindungi diri dari pengaruh buruk lingkungan. Selain itu tujuan
khusus UKS yang lain yakni meningkatkan kemampuan anggota keluarga, dan peran
serta dari siswa, guru, pembina organisasi pemuda, dan kader bidang kesehatan dalam
rangka mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat dan jauh dari penyalahgunaan
narkoba, alkohol, dan rokok.
Di samping memiliki tujuan umum dan tujuan khusus Usaha Kesehatan Sekolah
juga memiliki program UKS yang terdiri dari TRIAS UKS, yaitu Pendidikan Kesehatan
yang diintegrasikan dengan semua mata pelajaran, Pelayanan Kesehatan di sekolah
dengan adanya poliklinik ( bagi sekolah yang mampu ), serta Pembinaan lingkungan
sekolah sehat.

2.3 Teori Model Usaha Kesehatan Sekolah

Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers dikenal dengan
nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini,
Martha berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, yang memiliki
sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis,
manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan
dipengaruhi, serta dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu
dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.
Asumsi yang didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu
keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan
yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang
terdiri dari :
a. Integritas  :  Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak  dapat
dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
b. Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan
berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
c. Helicy       :  terjadinya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan akan
terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.

2.4 Masalah Usaha Kesehatan Sekolah


Masalah yang sering timbul pada anak usia sekolah yaitu gangguan perilaku,
gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan dalam belajar dan juga masalah
kesehatan umum. Berbagai macam masalah yang muncul pada anak usia sekolah,
namun masalah yang biasanya terjadi yaitu masalah kesehatan umum. Masalah
kesehatan umum yang terjadi pada anak usia sekolah biasanya berkaitan dengan
kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar,
kebersihan diri, serta kebiasaan cuci tangan pakai sabun (Prasetyo, Hudha, and
Mayangsari 2014)
Obesitas tidak hanya menyerang orang dewasa, namun juga mengancam
kalangan remaja bahkan anak-anak. Obesitas pada anak jika tidak teratasi akan berlanjut
sampai remaja bahkan sampai dewasa, yang dapat mengantarkannya pada masalah
kesehatan yang biasanya sering dialami oleh orang dewasa seperti diabetes, tekanan
darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Selain itu juga, obesitas akan berpengaruh terhadap
psikologisnya. Anak-anak yang obesitas cenderung lebih merasa cemas dan memiliki
kemampuan bersosialisasi lebih rendah, hal tersebut juga akan mengganggu proses
belajar sehingga dapat menyebabkan menurunnya prestasi akademis anak. Prevalensi
nasional kegemukan dan obesitas pada anak usia sekolah (5-12 tahun) terus meningkat,
pada tahun 2007 prevalensi kegemukan dan obesitas yaitu sebesar 7,9% kemudian
terjadi peningkatan pada tahun 2010 sebesar 9,2% dan meningkat kembali pada tahun
2013 yaitu sebesar 18,8%. Pada tahun 2010 provinsi Jawa Tengah termasuk dalam
provinsi yang prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak sekolah di atas prevalensi
nasional yaitu sebesar 10,9% (Obesitas, Anak, and Sekolah 2016)

2.5 Tingkat Pencegahan Program Pelakasanaan UKS


Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin
melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat (TRIAS UKS)
1. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Pelaksanaan pendidikan kesehatan
diberikan melalui kegiatan kurikuler pelaksanaan pendidikan melalui
kegiatan intrakurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran.
Dalam pelaksanaannya dibedakan antara pendidikan dasar dan menengah.
a. Pendidikan dasar mencakup taman kanak-kanak, sekolah dasar, SMP dan
yang sederajat.
1. Taman kanak-kanak, pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan
garis, garis besar program pengembangan jasmani dan kesehatan, yang
diberikan pengenalan, pembangkit, minat, dan penanaman kebiasaan
hidup sehat. Materi pendidikan mencakup : Kebersihan dan kesehatan
pribadi, kebersihan dan kerapihan lingkungan, makanan dan minuman
sehat.
2. Sekolah Dasar (SD), pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan
garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran pendidikan jasmani
dan kesehatan. Pelaksanaannya diberikan melalui peningkatan
pengetahuan penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup
sehat dan peningkatan ketrampilan dalam melaksanakan hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.
Materi pendidikan kesehatan yang diberikan mencakup : Kebersihan dan
kesehatan pribadi.
1. Makanan dan minuman sehat.
2. Kebersihan lingkungan ( sekolah dan rumah )
3. Keselamatan diri di dalam dan di luar rumah.
4. Mengenal UKS dan programnya.
5. KMS-AS ( Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah )
6. Mengenal penyakit yang banyak menyerang anak
usia sekolah
7. serta cara pencegahannya.
3.Sekolah Menengah Pertama, pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai
dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran pendidikan
kesehatan. Materi pendidikan kesehatan yang diberikan kepada Sekolah
Menengah Pertama mencakup : Pertumbuhan dan perkembangan fisik
mental pada masa remaja.Penyakit akibat tidak menjaga kebersihan
pribadi dan carapengobatan sederhana. Bahaya narkotika, rook dan
minuman keras.
b. Pendidikan Menengah Pendidikan Menengah Mencakup Sekolah
Menengah Atas atau pendidikan yang sederajat termasuk Sekolah
Menengah Kejuruan. Pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan
garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran yang menampung
materi pendidikan kesehatan yang juga mencakup pendidikan kesehatan.
Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan, terutama melalui peningkatan pemahaman dan penafsiran
konsep-konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat sehingga
mempunyai kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Materi pendidikan kesehatan mencakup :
a. Pengenalan dan pencegahan penyakit kelamin
b. Penegenalan macam-macam kekerasan dan pencegahan kekerasan.
c. Pencegahan dan penanggulangan bahaya narkotika, rokok, dan
minuman keras.
d. Hubungan perilaku dengan kesehatan pribadi, lingkungan dan
masyarakat.
e. Program Usaha Kesehatan Sekolah dan pengenalan organisasi yang
ada kaitannya dengan kesehatan. Pada sekolah kejuruan, untuk pelaksanaan
praktek di bengel sekolah, dapat mengakibatkan resiko atau bahaya
kecelakaan bagi peserta didik. Untuk itu perlu ditanamkan sikap hidup yang
selalu mengutamakan keselamatan sebagai salah satu usaha keselamatan
kerja.

2 Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam


pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan
anatara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta
melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan
ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat (UKS).
Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan (sekaligus
merupakan upaya pendidikan). Bimbingan hidup sehat berupa :
1. Penyuluhan keterampilan, latihan keterampilan antara lain :
1. Dokter Kecil (SD) Kader Kesehatan Remaja (KKR)
2. Palang Merah Remaja (PMR)
3. Saka Bakti Husada/ Pramuka/ Santri Husada
2. Membantu kegiatan posyandu pada masa liburan sekolah

2.6 Peran Perawat Komunitas Dalam Pelaksanaan Program UKS


a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, mengkaji masalah kesehatan
dan keperawatan peserta didik dengan melakukan pengumpulan data, analisa
data, perumusan masalah dan prioritas masalah,juga menyusun perencanaan
kegiatan UKS bersama TPUKS, melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan
rencana kegiatan yang telah disusun, penilaian dan pemantauan hasil kegiatan
UKS, dan melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan
b. Sebagai Pengelola kegiatan UKS. Perawat kesehatan yang bertugas di
puskesmas dapat menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS, atau dapat juga
ditunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat puskesmas. Bila perawat
kesehatan ditunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan pelaksanaan UKS
menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola
UKS.
c. Sebagai Penyuluh, Peranan perawat dalam memberikan penyuluhan dapat
dilakukan secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum
dan klasikal, atau secara tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan
kesehatan peserta didik secara perseorangan (Effendi, 1998).

2.7 Praktik Perawat Sekolah


Pembinaan lingkungan sekolah sehat meliputi kesehatan lingkungan fisik,
lingkungan psikososial, dan lingkungan budaya dimana peserta didik mampu
memelihara kebersihan, keindahan dan kerapian lingkungan sekolah dengan menjaga
ketertiban dan keamanan serta memupuk kekeluargaan dalam setiap melakukan
kegiatan sekolah (Delawati, 2007).
Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya
kesehatan masyarakat, perawat berwenang:
1. Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga dan
kelompok masyarakat;
2. Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat;
3. Membantu penemuan kasus penyakit;
4. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;
5. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;
6. Melakukan rujukan kasus;
7. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;
8. Melakukan pemberdayaan masyarakat;
9. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
10. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat;
11. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;
12. Mengelola kasus; dan
13. Melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan alternatif

2.8 Sekolah Berbasis Pusat Kesehatan


Salah satu negara yang telah menerapkan The Whole School Approach dalam
upaya mengembangkan suatu model pendidikan kesehatan di sekolah adalah Inggris
Raya (United Kingdom) (Brown, 2006). Pemerintah Inggris Raya menyadari betul
pentingnya peran sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan kesehatan, sehingga,
mereka mengembangkan suatu program komprehensif yang dikenal sebagai National
Healthy Schools Programmes (NHSP). Untuk mendapatkan status sebagai Sekolah
Sehat, sekolah wajib mengembangkan, mempertahankan sekaligus meningkatkan
keberlangsungan empat kegiatan pokok Sekolah Sehat yaitu Pendidikan Individu,
Sosial dan Kesehatan (PSHE) termasuk didalamnya pendidikan seks dan reproduksi
(SRE, Sexual and Reproductive Education) dan pendidikan mengenai obat-obat
terlarang, Kebiasaan Makan Sehat, Aktivitas fisik teratur, dalam hal ini adalah
olahraga serta, Kesejahteraan dan Kesehatan mental. Pemerintah menyediakan
rambu-rambu, namun pelaksanaannya di lapangan disarankan menyesuaikan dengan
situasi dan kebutuhan sekolah. Sehingga, program NHSP bervariasi, independen,
kreatif dan fleksibel.
TIdak seperti di Indonesia, salah satu syarat mendapatkan pengakuan Sekolah
Sehat, adalah terselenggaranya pendidikan kesehatan sebagai salah satu mata
pelajaran di SD di Inggris Raya yang dikenal sebagai PSHE. PSHE sudah menjadi
bagian dari kurikulum nasional Sekolah Dasar di Inggris Raya selama lebih dari 10
tahun, walaupun saat ini tidak lagi menjadi mata kuliah wajib. PSHE didefinisikan
sebagai suatu program terstruktur yang mencakup pengalaman dan kesempatan
belajar yang akan membantu anak-anak dan generasi muda tumbuh dan berkembang
sebagai individu, anggota keluarga, serta bagian dari komunitas social dan ekonomi
(PSHE Education Strategic Partners Group dalam Thorpe et al., 2006)
Ditilik dari muatannya, PSHE mengajarkan nilai-nilai moral yang saat ini juga
mulai mendapat perhatian di Indonesia. Pendidikan Nasional sesuai dengan amanat
Undang-undang Dasar 1945 bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
membangun manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
serta memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa. Secara lebih rinci,
UU No 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mengembangkan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”. Secara eksplisit, pendidikan seharusnya bukan hanya
mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), namun juga membangun
karakter perilaku yang sehat (character building). Jika generasi penerus bangsa
memiliki perilaku sehat dan budi pekerti yang baik, maka Negara dapat tumbuh
kembang dengan baik pula
Di Indonesia saat ini, muatan isi pendidikan kesehatan Sekolah Dasar tercakup
dalam mata pelajaran IPA dan Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan), tidak
berdiri sendiri seperti halnya PSHE di Inggris Raya. Karena keterbatasan waktu
dengan beban kinerja guru yang saat ini cukup berat, guru SD pada mata pelajaran
tersebut tidak mampu menyampaikan muatan materi yang seharusnya diajarkan
dalam pendidikan kesehatan. Akibatnya, siswa hanya mendapatkan sedikit informasi
mengenai kesehatan dan bukannya mendapatkan pengetahuan tentang tubuhnya serta
gangguan kesehatan yang berkaitan. Kedua hal tersebut penting untuk membekali
mereka sehingga memiliki perilaku hidup yang bersih dan sehat (Pertiwi 2012)

2.9 Isu Masa Depan Menpengaruhi Perawat


Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai dampak yang
signifikan dalam setiap bagian kehidupan sehari-hari dan telah mendukung aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang kesehatan. Dengan adanya
teknologi informasi dalam bidang keperawatan sehingga muncul metode baru dalam
memberikan asuhan keperawatan yang dikenal dikenal dengan telenursing.
Telenursing merupakan bagian dari Telehealth yang diterapkan pada keperawatan.
Telenursing adalah penggunaan teknologi untuk memberikan asuhan keperawatan
dan praktek keperawatan jarak jauh kepada pasien yang bertujuan untuk
memperbaiki perawatan kesehatan (Asiri et al, 2016). Sejauh ini dengan
menggunakan telepon, aktivitasnya telah sangat meningkat. Berbagai layanan dan
teknologi yang dicakup oleh telenursing termasuk konsultasi jarak jauh; pengawasan
perawatan diri oleh pasien di tempat tinggal mereka; transfer data yang relevan,
seperti untuk konsultasi dan penelitian pasien, statistik, atau tujuan lain; dan
penyediaan perpustakaan dan basis data elektronik. Ini sangat penting di negara-
negara berkembang, melalui fasilitasi pembelajaran jarak jauh (Eren & Webster,
2017).
Telenursing dapat mengurangi hari rawat di RS sehingga berdampak pada
berkurangnya biaya perawatan (efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan),
mengurangi jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan, peningkatan jumlah cakupan
pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dapat
dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan
perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan meningkatkan
kepuasan perawat dan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan serta
meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). Selain itu
telenursing juga meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan klien (Silalahi et al.
2019)

Referensi
Obesitas, Penanggulangan, Pada Anak, and Usia Sekolah. 2016. “Peran Uks (Usaha
Kesehatan Sekolah) Dalam Upaya Penanggulangan Obesitas Pada Anak Usia
Sekolah.” JHE (Journal of Health Education) 1(2).
Pertiwi, Kartika Ratna. 2012. “Pengembangan Model Pendidikan Kesehatan Dalam
Kurikulum Nasional Sekolah Dasar Di Indonesia : Studi Penerapan Personal Social
Health Education Di Kurikulum Sekolah Dasar Inggris Raya.” 14.
Prasetyo, Yoyok Bekti, Atok Miftachul Hudha, and Wahyu Tisna Mayangsari. 2014.
“Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan
Derajat Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Lombok Timur.” Jurnal
Kedokteran Yarsi 22(2):102–13.
Silalahi, Rini Debora, Universitas Sumatera Utara, Rini Debora Silalahi, Mahasiswa
Magister, Keperawatan Fakultas, Keperawatan Universitas, and Sumatera Utara.
2019. “INFORMASI TELENURSING YANG MENJADI TREND ISU A . Latar
Belakang Pengembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Mempunyai
Dampak Yang.” (197046015).

Anda mungkin juga menyukai