Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I

SOSIOKULTURAL DALAM KONTEKS ASUHAN PERAWATAN JIWA

DISUSUN OLEH:

1. LILIK ANAWATI N 1020183136


2. RAHMA SALSABELLA 1020183137
3. AMELIA RIZQI 1020183138
4. WAHYUNINGSIH 1020183139
5. DIANA IGA SAFITRI 1020183140
6. FEBRIANA WULANDARI 1020183141
7. DIAN ANGGREINI R 1020183142
8. RIZAL JASCHA ADE K 1020183143
9. DWI GARNIS P 1020183144
10. TRI YUSNIA VINA P 1020183145
11. NAILUL FI’LIAH 1020183146
12. BAGAS ABDUL G 1020183147

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Sosiokultural Dalam Konteks Asuhan Perawatan
Jiwa”.

Makalah ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada berbagai sumber yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima sagala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Kudus, 24 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i

Kata Pengantar.................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2

2.1 Sosiokultural dalam konteks asuhan perawatan jiwa ........................... 2


2.2 Faktor-faktor resiko sosiokultural ........................................................ 2
2.3 Stressor sosiokultural ........................................................................... 3
2.4 Pengkajian sosiokultural....................................................................... 3

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 8

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 8

3.2 Saran.................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam setiap interaksi dengan pasien, perawat psikiatris harus menyadari


kehidupan pasien dan menyaadari bahwa persepsinnya tentang sehat dan sakit,
prilaku mencari bantuan, dan kepatuhan pada pengobatan. Perawat yang peka
secara kultural memahami pentingnya kekuatan sosial dan kultural bagi individu,
mengenal keunikan, dan mengabungkan informasi sosiokultural kedalam asuhan
keperawatan psikiatris.

Dalam setiap interaksi dengan pasien, perawat psikiatrik harus menyadari luas
nya dunia kehidupan pasien dan menyadari bahwa persepsinya tentang sehat dan
sakit, perilaku mencari bantuan, dan kepatuhan dan pengobatan tergantung pada
keyakinan, norma sosial, dan nilai kultural individu yang unik.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaiman sosiokultural dalam konteks asuhan perawatan jiwa?
b. Apa Faktor-faktor resiko sosiokultural?
c. Apa saja Stressor sosiokultural?
d. Pengkajian sosiokultural?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Bagaiman sosiokultural dalam konteks asuhan
perawatan jiwa
b. Untuk mengetahui Faktor-faktor resiko sosiokultural
c. Untuk mengetahui Stressor sosiokultural

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sosiokultural Dalam Konteks Asuhan Perawatan Jiwa


Dalam setiap interaksi dengan pasien, perawat psikiatrik harus menyadari luas
nya dunia kehidupan pasien dan menyadari bahwa persepsinya tentang sehat dan
sakit, perilaku mencari bantuan, dan kepatuhan dan pengobatan tergantung pada
keyakinan, norma sosial, dan nilai kultural individu yang unik.
Pengkajian tentang faktor resiko sosiokultural dan stresor pasien sangat
mempertinggi kemampuan perawat untuk membina kerjasama terapeutik,
identifikasi masalah pasien dan menyusun rencana tindakan keperawatan psikiatri
yang tepat sesuai dan releven secara kultural.
Juga terdapat kesadaran yang sedang tumbuh bahwa proses pengobatan
psikoterapi dipengaruhi oleh konteks etnik dan kultural pasien maupun pemberi
layanan kesehatan. Perawat dan pasien bersama-sama harus sepakat tentang sifat
dari respons koping pasien,cara penyelesaian masalah-masalah, dan hasil
pengobatan yang diharapkan

2.2 Faktor-faktor resiko sosiokultural


a) Usia
b) Suku bangsa
c) Gender
d) Pendidikan
e) Penghasilan
f) Sistem keyakinan

Faktor resiko atau factor predisposisi ini dapat secara bermakna


meningkatkan potensi berkembangnya kelainan psikiatri mengurangi potensi
penyembuhan, atau keduanya. Secara bersamaan faktor-faktor tersebut
memberikan gambaran sosiokultural pasien yang penting untuk asuhan
keperawatan psikiatrik yang bermutu.

2
2.3 Stressor sosiokultural
Beberapa stresor sosiokultural yang juga bisa mempengaruhi mutu asuhan
psikiatri

Stresor Definisi
1. Keadaan Kekurangan sumber sosio
yang ekonomi yang merupakan dasar untuk adaptasi
merugikan biopsikososial
2. Steroetipe Konsepsi depersonalisasi dari individu di dalam
suatu kelompok

3. Intolerans Ketidaksediaan untuk menerima perbedaan pendapat


untuk keyakinan orang lainyang berasal dari latar
belakang yang berbeda
4. Stigma Suatu atribut atau sifat yang melekat pada lingkungan so
sial individu sebagaisesuatu yang berbeda dan rendah

5. Prasangka Keyakinan yang tidak menyenangkan tentang


individu atau kelompok dengan tidakmemperlihatkan
pengetahuan, pikiran atau alasan

6. Diskriminasi Perlakuan yang berbeda dari individu atau kelompok


yang tidak berdasarkan ataskebaikan yang sebenarnya

7. Rasisme Keyakinan tentang perbedaan yang terdapat antar ras ya


-ng menentukan pencapaian individu dan bahwa ras
yang satu lebih tinggi

2.4 Pengkajian Sosiokultural

Pengkajian tentang factor resiko sosiokultural dan stressor pasien sangat


mempertinggi kemampuan perawat untuk membina kerja sama terapeutik,
indentifikasi masalah-masalah pasien dan menyusun rencana tindakan
keperawatan psikiatri yang tepat, sesuai dan revelen secara cultural.

1. Pengkajian

Pengkajian sebagai tahap awal proses keperawatan meliputi pengumpulan


data, analisis data, dan perumusan masalah pasien. Data yang dikumpulkan adalah
data pasien secara holistik, meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual. Seorang perawat jiwa diharapkan memiliki kesadaran atau kemampuan

3
tilik diri (self awareness), kemampuan mengobservasi dengan akurat,
berkomunikasi secara terapeutik, dan kemampuan berespons secara efektif (Stuart
dan Sundeen, 2002)

1. Identitas pasien
2. Keluhan utama/alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/biologis
5. Aspek psikososial
6. Status mental
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Pengetahuan
11. Aspek medis

Perawat harus mampu melakukan analisis data dan menetapkan suatu


kesimpulan terhadap masalah yang dialami pasien. Kesimpulan itu mungkin
adalah sebagai berikut :

1. Tidak ada masalah tetapi ada kebutuhan.

A. Pasien memerlukan pemeliharaan kesehatan dengan follow up


secara periodik,

B. Pasien memerlukan peningkatan kesehatan berupa upaya prevensi


dan promosi sebagai program antisipasi terhadap masalah.

2. Ada masalah dengan kemungkinan.

1. Risiko terjadinya masalah, karena sudah ada faktor yang mungkin dapat
menimbulkan masalah.

2. Aktual terjadi masalah dengan disertai data pendukung.

4
RUMUSAN MASALAH KEPERAWATAN

Pasien biasanya memiliki lebih dari satu masalah keperawatan. Sejumlah masalah
pasien akan saling berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah
(FASID, 1983; INJF, 1996).

1) Masalah utama adalah prioritas masalah dari beberapa masalah


yang ada pada pasien. Masalah utama bisa didapatkan dari alasan
masuk atau keluhan utama saat itu (saat pengkajian).

2) Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah yang merupakan


penyebab masalah utama, masalah ini dapat pula disebabkan oleh
salah satu masalah yang lain, demikian seterusnya

3) Akibat adalah salah satu dari beberapa akibat dari masalah utama.
Efek ini dapat menyebabkan efek yang lain dan demikian
selanjutnya.

Pernyataan Tujuan Keperawatan Fokus Intervensi


Diagnostik

Aktual Perubahan dalam perilaku pasien Mengurangi atau


(beralih ke arah resolusi diagnosis menghilangkan
atau perbaikan status). masalah.

Risiko tinggi. Pemeliharaan kondisi yang ada Mengurangi faktor-


faktor risiko untuk
mencegah terjadinya
masalah aktual.

Mungkin. Tidak ditentukan kecuali masalah Mengumpulkan data


divalidasi tambahan untuk
. menguatkan atau
menetapkan tan dan
gejala atau faktor
risiko.

5
Masalah Tujuan keperawatan. Menentukan awitan
kolaboratif atau status masalah
penatalaksanaan
perubahan status.

2. Diagnosis

Menurut Carpenito (1998), diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis


tentang respons aktual atau potensial dari individu, keluarga, atau masyarakat
terhadap masalah kesehatan/ proses kehidupan. Rumusan diagnosis yaitu
Permasalahan (P) berhubungan dengan Etiologi (E) dan keduanya ada hubungan
sebab akibat secara ilmiah.

Perumusan diagnosis keperawatan jiwa mengacu pada pohon masalah


yang sudah dibuat. Contoh : Sebagai diagnosis utama, yakni masalah utama
menjadi etiologi, yaitu risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
berhubungan dengan halusinasi pendengaran

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan terdiri atas empat komponen, yaitu

1. Tujuan umum, berfokus pada penyelesaian masalah (P). Dapat dicapai jika
tujuan khusus yang ditetapkan telah tercapai

2. Tujuan khusus, berfokus pada penyelesaian etiologi (E). Merupakan


rumusan kemampuan pasien yang harus dicapai.

3. Rencana tindakan keperawatan, serangkaian tindakan yang dapat


dilaksanakan untuk mencapai setiap tujuan khusus

4. Rasional, alasan ilmiah mengapa tindakan diberikan.

4. Implementasi Tindakan

1. Perlu memvalidasi apakah rencana tindakan yang ditetapkan masih sesuai


dengan kondisi pasien saat ini (here and now).

2. Perawat mengevaluasi diri sendiri apakah mempunyai kemampuan


interpersonal, intelektual, dan teknikal sesuai dengan tindakan yang akan
dilaksanakan.

6
3. Harus membuat kontrak dengan pasien dengan menjelaskan apa yang akan
dikerjakan dan peran serta pasien yang diharapkan

4. Mendokumentasikan apa yang telah dilaksanakan.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari


tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi ada dua macam, yaitu

1. Evaluasi proses atau evaluasi formatif

2. Evaluasi hasil atau sumatif

Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP, yaitu sebagai berikut.

S : respons subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah


dilaksanakan.

O : respons objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah


dilaksanakan.

A : analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah


masalah masih tetap ada, muncul masalah baru, atau ada data yang kontradiksi
terhadap masalah yang ada.

P : tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respons pasien.

Rencana tindak lanjut dapat berupa hal sebagai berikut.

1) Rencana dilanjutkan (jika masalah tidak berubah).

2) Rencana dimodifikasi (jika masalah tetap, sudah dilaksanakan semua


tindakan tetapi hasil belum memuaskan).

3) Rencana dibatalkan (jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang


dengan masalah yang ada).

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengkajian tentang faktor resiko sosiokultural dan stresor pasien sangat


mempertinggi kemampuan perawat untuk membina kerjasama terapeutik,
identifikasi masalah pasien dan menyusun rencana tindakan keperawatan psikiatri
yang tepat sesuai dan releven secara kultural.
Juga terdapat kesadaran yang sedang tumbuh bahwa proses pengobatan
psikoterapi dipengaruhi oleh konteks etnik dan kultural pasien maupun pemberi
layanan kesehatan.

3.2 Saran
Perawat dan pasien bersama-sama harus sepakat tentang sifat dari respons
koping pasien,cara penyelesaian masalah-masalah, dan hasil pengobatan yang
diharapkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Herman, Ade S. D. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan 1.


Yogyakarta: Nuha Medika

Buku saku keperawatan jiwa edisi 5, menurut Gail W. Stuart.

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
KeperawatanKesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya


Medika.

Stuart, G.W., & Sundeen, S.J. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi
3. Jakarta : EGC.

Jurnal kesehatan bakti tunas husada ; Gambaran pengetahuan dan sikap


keluarga dalam perawatan pasien gangguan jiwa dengan masalah
keperawatan isolasi sosial di RSUD KOTA TASIK MALAYA

Mashudi, Sugeng. 2012. Buku Ajar Sosiologi Keperawatan Konsep &


Aplikasi. Jakarta: 2012

Anda mungkin juga menyukai