Oleh:
Kelompok 6
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang
Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Stigma Pada ODHA”
mata kuliah Keperawatan HIV/AIDS.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi berbagai pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala
dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit infeksi HIV dan AIDS
hingga kini masih merupakan masalah global karena penderita penyakit ini dari tahun
ke tahun makin meningkat dan sampai saat ini HIV/AIDS belum ada vaksin maupun
obat untuk benar-benar dapat menyembuhkan penyakit ini..
Penyebab HIV / AIDS sendiri disebabkan diantaranya yaitu selama melakukan
hubungan seks vaginal, anal atau oral dengan pasangan yang terinfeksi yang darah,
air mani atau cairan vagina memasuki tubuh. Kedua transfusi darah, dalam beberapa
kasus, virus dapat ditularkan melalui transfusi darah. Ketiga yaitu berbagi jarum,
virus HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik terkontaminasi dengan darah yang
terinfeksi. Keempat dari ibu ke anak. Ibu yang terinfeksi dapat menginfeksi bayi
selama kehamilan atau persalinan, atau melalui menyusui.
Di Indonesia penderita HIV/AIDS terus meningkat dan dampak yang ditimbulkan
dari HIV/AIDS ini juga semakin memprihatinkan, karena sindrom ini telah
menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang sangat tinggi diantara usia
produktif. Masalah yang timbul juga sangat kompleks, bukan saja di bidang
kesehatan, tetapi juga ekonomi, sosial dan lain-lain.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masalah mendasar yang dihadapi Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) bukan semata hanya penyakitnya, tetapi juga masih
banyak masyarakat belum bisa menerima keberadaan ODHA. Stigma terhadap
ODHA masih cukup banyak ditambah lagi dengan sikap yang menghakimi,
menjauhkan, mengucilkan, mendiskriminasi, bahkan sampai perlakuan yang tidak
hanya melanggar hak asasi manusia tetapi juga kriminal. Untuk itu diperlukan upaya
untuk mencegah stigma dan diskriminasi tersebut melalui program penyuluhan,
4
dukungan, perawatan,dan pengobatan yang melibatkan semua pihak yang terkait agar
ODHA dapat berfungsi sosial kembali.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas yaitu bagaimanakah stigma
pada ODHA?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui stigma pada ODHA.
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami stigma pada ODHA
sehingga dapat bersikap dengan baik kepada ODHA maupun orang-orang di sekitar.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
lingkungan akan kehadiran orang yang terinfeksi HIV/AIDS menyebabkan sebagian
ODHA harus hidup dengan menyembunyikan status.
Stigma dan diskriminasi dapat dilihat dari perspektif model ekologi, sebab model
ekologi memiliki 4 prinsip utama, yaitu:
1. Perilaku dipengaruhi oleh berbagai faktor pada berbagai tingkat lingkungan.
2. Setiap tingkatan lingkungan berinteraksi dan saling mempengaruhi.
3. Perilaku dapat diubah dengan intervensi pada berbagai tingkat lingkungan.
4. Model ekologi berlaku efektif terutama pada perilaku yang spesifik.
Stigma dan diskriminasi dapat dikelompokan sesuai prinsip ekologi yaitu sebagai
berikut:
1. Stigma dan Diskriminasi di Lingkungan Individual
HIV dan AIDS masih memiliki citra yang menakutkan di kalangan masyarakat
khususnya pada ODHA sendiri, selain karena faktor cara penularannya, AIDS
dianggap sebagai vonis hukuman mati. Orang yang pertama kali terdiagnosis HIV dan
AIDS seringkali merasa depresi, takut, gundah dan putus asa. Hal ini menyebabkan
ODHA melakukan stigma dan diskriminasi terhadap dirinya sendiri.
2. Stigma dan Diskriminasi di Lingkungan Keluarga
Stigma dan diskriminasi di lingkungan keluarga masih sering terjadi hingga saat ini
walaupun sudah mulai terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan terjadi
seiring dengan mulai bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai HIV dan
AIDS. Contoh tindakan stigma dan diskriminatif yang terjadi di lingkungan keluarga
diantaranya adalah pengucilan atau pembuangan ODHA ke tempat terpencil di luar
kota, pengucilan ODHA dari daftar waris keluarga, pemisahan alat mandi dan alat
makan di rumah, serta tuntutan perceraian dari pasangan.
3. Stigma dan Diskriminasi di Lingkungan Komunitas
Seperti halnya pada lingkungan keluarga, stigma dan diskriminasi di lingkungan
komunitas juga terjadi tindakan diskriminatif di lingkungan masyarakat seperti
pengucilan, tidak mau berjabat tangan atau melakukan kontak dengan ODHA serta
tidak terbukanya pintu bersosialisasi dengan masyarakat yang lain.
7
4. Stigma dan Diskriminasi di Lingkungan Institusi
Institusi dapat dibagi dalam beberapa macam diantaranya institusi pendidikan,
institusi pekerjaan serta institusi kesehatan. Stigma dan diskriminasi di berbagai
lingkungan institusi dapat menimbulkan banyak hambatan. Di institusi pendidikan,
banyak ODHA anak dan anak dari ODHA yang tidak mau lagi melanjutkan
pendidikan karena mendapat perlakuan yang berbeda dari guru maupun rekan sesama
siswa. Bahkan banyak institusi sekolah yang tidak mau menerima ODHA anak atau
anak ODHA untuk bersekolah di institusinya.
Di Institusi pekerjaan, saat ini banyak perusahaan swasta yang mengharuskan
pelamarnya melakukan tes diagnostik HIV. Bila hasilnya positif, maka pelamar tentu
saja tidak diterima bekerja. Tindakan lainnya adalah mencutikan pegawai ODHA
dalam waktu yang tidak terbatas, pemecatan secara sepihak, tidak mendapatkan
jaminan kesehatan tenaga kerja dan sebagainya.
5. Stigma dan Diskriminasi di Lingkungan Kebijakan
Kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia saat ini
jumlahnya sangat banyak, namun belum ada kebijakan yang secara spesifik mengatur
stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
8
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adanya Stigma pada ODHA
Menurut Alifatin (2014), terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap
adanya stigma pada ODHA antara lain:
a. Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
seseorang dapat memberikan stigma pada ODHA. Seseorang atau kelompok orang
yang tidak pernah terpapar informasi yang benar mengenai HIV AIDS akan mudah
percaya dengan informasi- informasi yang tidak akurat tentang bagaimana HIV
ditularkan, sehingga akan menciptakan perilaku irasional dan persepsi pribadi.
b. HIV dan AIDS adalah penyakit yang mengancam jiwa, oleh sebab itu orang
bereaksi dengan cara yang kuat
c. Infeksi HIV dikaitkan dengan perilaku (seperti homoseksual, kecanduan obat,
prostitusi atau pergaulan bebas) yang lebih banyak menjadi stigma dalam
masyarakat.
d. Kebanyakan orang terinfeksi HIV melalui hubungan seks yang sering membawa
stigma moral
e. Infeksi HIV sering dianggap sebagai akibat tidak bertanggung jawab
f. Agama atau keyakinan moral yang menyebabakan beberapa orang untuk percaya
bahwa terinfeksi HIV adalah akibat dari kesalahan moral seperti pergaulan bebas
atau seks menyimpang yang pantas untuk dihukum.
9
Selain itu dampak yang ditimbulkan akibat adanya stigma pada ODHA yaitu
populasi yang rawan akan merasa takut untuk menjalani tes diagnostik karena
disebabkan oleh ancaman stigma dan diskriminasi yang akan timbul. Hal ini akan
menjadikan penghalang bagi ODHA dan populasi rawan untuk menjangkau
ketersediaan pelayanan kesehatan. Hal-hal seperti ini akan mengakibatkan upaya
pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS akan menjadi lebih sulit. Karena
stigma dan diskriminasi telah menjadi penghalang bagi ODHA untuk mengakses
pelayanan kesehatan yang optimal. Stigma dan diskriminasi menyebabkan ODHA
enggan untuk berkonsultasi, menolak mendapatkan pelayanan kesehatan serta takut
untuk membuka status.
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Stigma berasal dari bahasa Inggris yang artinya noda atau cacat, sering juga
disebut sebagai pandangan yang negatif. Stigma juga berarti pencemaran, perusakan
yang memberikan pengaruh yang buruk pada penerimaan sosial seorang individu.
Dalam prakteknya, stigma mengakibatkan tindakan diskriminasi. Stigma dan
diskriminasi masih sering terjadi pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) (Kemenkes
RI, 2012). Stigma berasal dari pikiran seorang individu atau masyarakat yang
mempercayai bahwa penyakit AIDS merupakan akibat dari perilaku amoral yang tidak
dapat diterima oleh masyarakat. Stigma terhadap ODHA tergambar dalam sikap sinis,
perasaan ketakutan yang berlebihan, dan pengalaman negatif terhadap ODHA.
B. Saran
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para pembaca
khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami materi yang telah dipaparkan
dalam makalah ini agar dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun saat
berada di lapangan sehingga dapat memahami stigma pada ODHA
Daftar Pustaka
11
Agyta Gaghenggang. 2013. Diskriminasi terhadap Penderita HIV/AIDS Menurut Hak
Asasi Manusia. Lex et Societatis. 1(5): 85-89.
Massa, Nurhayati. 2014. Perlindungan Hak ODHA ditinjau dari Perspektif HAM.
Ilmu Hukum. Fakultas Hukum. Universitas Negeri Gorontalo.
Sandy Marubenny, et. al. Perbedaan Respon Sosial Penderita HIV-AIDS yang
Mendapat Dukungan Keluarga dan Tidak Mendapat Dukungan Keluarga Dibalai
Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang. Jurnal Keperawatan Komunitas .
Volume 1, No. 1, Mei 2013; 43-51.
12