DOSEN PENGAMPU :
Ns. Dian Roza Adilla, M.Kep
KELOMPOK 11 KELAS B :
AZIZAH ANAYA PUTRI (22031071)
DIVA SHABRINA SALSABILA (22031048)
NURUL KHOLIFAH (22031076)
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan begitu
banyak nikmat hingga memudahkan jalan bagi kami dalam menyelesaikan tugas
makalah “Makalah Keperawatan Kesehatan Reproduksi”. Selesai nya makalah ini,
tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang sangat membantu
kami baik berupa moril maupun materil. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada:
Ns. Dian Roza Adilla, M.Kep. selaku dosen mata kuliah kesehatan reproduksi di
Universitas Hang Tuah Pekanbaru.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi makalah yang baik dan bermanfaat nantinya. Akhir kata
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, semoga mendapat balasan
yang setimpal dari Allah SWT,Aamiin.
1. Infeksi Bakteri:
- Gonore (Neisseria gonorrhoeae): Infeksi bakteri yang menyebar melalui
kontak seksual dan dapat menyebabkan gejala seperti keluarnya cairan dari
uretra atau vagina, nyeri saat buang air kecil, dan peradangan pada area
genital.
- Klamidia (Chlamydia trachomatis): Infeksi bakteri yang sering tanpa gejala
pada awalnya, tetapi jika dibiarkan tanpa pengobatan dapat menyebabkan
komplikasi seperti infeksi saluran reproduksi atas pada wanita dan epididimitis
pada pria.
- Sifilis (Treponema pallidum): Infeksi bakteri yang menyebar melalui
kontak seksual dan dapat menyebabkan luka terbuka pada genital, bercak-
bercak kulit, dan jika tidak diobati dapat berkembang menjadi penyakit yang
lebih serius.
2. Infeksi Virus:
- Herpes genitalis (Virus Herpes Simpleks): Infeksi virus yang menimbulkan
luka terbuka atau lecet pada genital, disertai rasa gatal atau terbakar.
- Human Papillomavirus (HPV): Virus yang dapat menyebabkan kutil
kelamin (papilloma) atau berkontribusi pada perkembangan kanker serviks,
vulva, vagina, penis, anus, dan orofaring.
3. Infeksi Jamur:
- Kandidiasis (Candida albicans): Infeksi jamur yang menyebabkan iritasi,
gatal, dan keputihan putih kekuningan pada vagina atau kulit sekitar penis.
4. Infeksi Parasit:
- Trikomoniasis (Trichomonas vaginalis): Infeksi parasit yang menyebar
melalui kontak seksual dan dapat menyebabkan gejala seperti keluarnya cairan
vagina yang berbusa, berwarna hijau atau kuning, dan bau tidak sedap.
Infeksi traktus genitalia dapat memengaruhi baik pria maupun wanita, dengan
gejala yang bervariasi tergantung pada jenis infeksi, tingkat keparahan, dan
faktor-faktor individu lainnya. Penting untuk mendapatkan diagnosis dan
pengobatan yang tepat dari profesional kesehatan jika mengalami gejala
infeksi traktus genitalia.
Jenis jenis Infeksi Traktus Genitalis menurut referensi dari buku BOBAK:
1. Infeksi Vagina
Tiga infeksi vagina yang paling sering ialah bakterial vaginosis, kandidiasis,
dan trikomoniasis. Infeksi vagina bisa menular melalui hubungan seksual.
Penyebab paling sering keluhan di vagina selama masa hamil ialah bakterial
vaginosis, yang disebut juga vaginosis tidak-spesifik. Produk samping
metabolis- me bakteri mempengaruhi pH vagina, sehingga mengubah flora
vagina. Mikroorganisme yang utama ialah Gardnerella vaginalis. Rabas vagina
yang homogen berbau amis bila bercampur dengan kalium hidroksida 10%.
"Clue cells" terlihat pada pemerik- saan mikroskopik rabas vagina.
Efek infeksi bakterial pada ibu biasanya ialah timbulnya penyakit ringan.
Tanda dan gejala bisa meliputi pengeluaran rabas seperti susu dan timbulnya
rasa gatal, terbakar, dan nyeri di vagina dan sekitar introitus. Komplikasi
obstetri meliputi infeks cairan ketuban, ketuban pecah dini, kelahiran dan
persalinan prematur, dan endometritis nifas. Bakterial vaginosis bisa juga
merupakan faktor risiko PID.
2. Kandidiasis Vulvovaginalis
Efek vaginal kandidiasis pada ibu biasanya tidak mengancam kesehatan, tetapi
ibu yang terkena bisa merasa sangat tidak nyaman akibat nyeri, rasa gatal, dan
rabas vagina. Kehamilan merupakan predisposisi wanita, bukan saja untuk
mengalami peningkatan angka infeksi, tetapi juga peningkatan kekambuhan
dan kegagalan pengobatan. Kekambuhan vaginitis kandida pada masa
antepartum memicu perlunya skrining terhadap diabetes gestasional dan
infeksi HIV jika dianggap perlu. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan
gejala dan obat anti jamur topikal misalnya klotrimazol.
3. Trikomoniasis
Trichomonas vaginalis adalah protozoa yang tumbuh subur di lingkungan
yang bersifat basa. Kontak seksual berperan dalam transmisi T. vaginalis,
triko- moniasis terjadi pada sekitar 30% wanita yang aktif secara seksual
(Rein, Muller, 1990):
Pada individu yang tidak mengalami gejala, infeksi bisa diidentifikasi saat
pemeriksaan rutin dilakukan atau denganPapanicolaousmear.T.vaginalis.
memiliki afinitas terhadap membran mukosa dan 75% wanita terinfeksi
melaporkan rabas vagina yang banyak, berbusa, dan bisa berbau, biasanya
berwarna abu-abu dan kuning kehijauan, dan mengalir dari va- gina ketika
spekulum dipasang.
4. Streptokokus Grup B
Infeksi bakteri streptokokus grup B (SGB) telah dikenal sebagai penyebab
utama infeksi perinatal yang mengancam jiwa di Amerika Serikat (ACOG,
1992b). Angka transmisi infeksi ini dari ibu ke janin pada waktu janin lahir
berkisar antara 50% dan 75% (Hill, 1990). Ibu dengan persalinan prematur
atau ketuban pecah dini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengidap
infeksi, begitu juga dengan janinnya. Efek pada ibu ialah keguguran, kematian
janin, kelahiran prematur, demam, septikemia, dan infeksi puerperal.
4. Parasit: Salah satu contoh parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada
traktus genitalis adalah Trichomonas vaginalis, yang menyebabkan
trikomoniasis.
1. Nyeri atau ketidaknyamanan: Nyeri pada area genital, perineum, atau perut
bagian bawah dapat terjadi, terutama saat buang air kecil atau berhubungan
seksual.
3. Ruam atau luka: Infeksi virus seperti herpes genitalis dapat menyebabkan
munculnya ruam, luka, atau lecet pada area genital atau sekitarnya.
4. Perubahan pada kulit atau lendir: Infeksi jamur seperti infeksi jamur
Candida albicans dapat menyebabkan kulit menjadi kemerahan, terasa gatal,
dan dapat terjadi perubahan pada lendir vagina atau penis.
5. Pembengkakan: Infeksi bakteri atau virus dapat menyebabkan
pembengkakan pada kelenjar getah bening di pangkal paha atau area genital.
6. Rasa panas atau terbakar: Terutama saat buang air kecil, infeksi seperti
klamidia atau trikomoniasis dapat menyebabkan sensasi panas atau terbakar.
7. Sakit pinggang atau sakit saat berhubungan seksual: Infeksi pada organ
dalam seperti uterus atau saluran tuba dapat menyebabkan nyeri pada
pinggang atau sakit saat berhubungan seksual.
Manifestasi klinis ini dapat bervariasi antara individu dan tergantung pada
jenis infeksi, tingkat keparahan, dan faktor-faktor lain seperti kekebalan tubuh
dan kondisi kesehatan yang mendasari.
6. Edukasi: Edukasi diri sendiri dan pasangan tentang risiko infeksi traktus
genitalis, gejala, dan pencegahan dapat membantu mengurangi risiko
penularan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan kesehatan
seksual.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan antara lain nyeri, demam, gatal, panas,
keletihan
3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
Peningkatan suhu tubuh, suhu 38 C – 38,9 C, menggigil berulang.
Pernafasan cepat/dangkal (berat/proses sistemik), takikardi dengan berat
bervariasi
b. Aktivitas/istirahat
Malaise, letargi
Kelelahan dan/atau keletihan yang terus menerus
c. Eliminasi
Diare mungkin ada atau konstipasi, urine keruh.
d. Integritas ego
Ansietas
e. Makanan/cairan
Anorexia, mual/muntah, haus, membran mukosa kering, distensi abdomen,
kekakuan, nyeri lepas.
f. Keamanan
Adakah pemeriksaan vagina intrapartum yang sering, tehnik aseptic, infeksi
sebelumnya, termasuk HIV
g. Seksualitas
Ada tidaknya perubahan pola seksualitas
h. Pengkajian psikososial
Hubungan dengan bayi baru lahir
Respon klien dan keluarga terhadap komplikasi
Hubungan dengan pasangan
Klien dengan status ekonomi rendah dengan stressos bersamaan
i. Pemeriksaan Organ Genital dan Abdomen
Kondisi perineum dan uterus
Retensi produk konsepsi, eksplorasi uterus, atau perdarahan
postpartum. Tepi insisi kemerahan, edema, keras, nyeri tekan,
drainase purulen, cairan sanguinosa. Karakteristik lokhia, lokhia
mungkin bau busuk, tidak berbau (bila infeksi oleh streptokokus beta
hemolitik).
Abdomen
Nyeri lokal, disuria, ketidaknyaman abdomen. Afterpain berat/lama,
nyeri abdomen bawah atau uterus serta nyeri tekan. Nyeri/kekauan
abdomen unilateral/bilateral (salpingitis/ooferitis, parametritis)
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Jumlah leukosit normal atau tinggi
b. Jumlah LED dan eritrosit meningkat pada adanya infeksi
c. Haemoglobin turun adanya anemia
d. Kultur (aerob/anaerob) dari sediaan intrauterin atau intra servikal atau
drainase luka atau pewarnaan gram lokhia serviks dan juterus
mengidentifikasi organisme penyebab.
e. Urinalisa dan kultur
f. USG
g. Pemeriksaan biomanual menentukan sifat dan lokasi nyeri pelfis, massa atau
pembentukan abses, atau adanya vena-vena dengan trombosis
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (infeksi traktus
genitalia)
2. Hipertermia berhubungan dengan penyakit infeksi
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
4. Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan kurang pengetahuan yang
berhubungan dengan seksual
Kesimpulan
Infeksi traktus genitalius yang disebabkan oleh bakteri (bakteri vaginalis) pada
wanita bisa terjadi dengan prevalensi yang bervariasi pada kelompok wanita
remaja, hamil, pekerja seks komersial dan penderita HIV. Menurut beberapa
penelitian prevalensi infeksi traktus genitalis banyak ditemukan pada
kelompok wanita pekerja seks komersial. Infeksi ini terjadi sebagai akibat
pertukaran lactobacillus Spp penghasil H 2 O2 (Hidrogen Peroksida) yang
merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi
tinggi. Faktor –faktor pendukung terjadinya infeksi traktus genitalius bakteri
pada wanita antara lain; asupan gizi yang kurang, kurangnya menjaga
kebersihan genitalia, perilaku seks bebas, dan kurangnya perawatan luka
episiotomy pada ibu post partum.