Disusun Oleh:
Madiun
2020
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN................................................................................................................................iii
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................................................iii
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................iii
1.3 TUJUAN PENULISAN..............................................................................................................iv
BAB II...................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...................................................................................................................................1
2.1 CMV (Cytomegalovirus).............................................................................................................1
2.2 Congenital Rubella Syndrome.....................................................................................................3
2.3 Human Papilloma Virus...............................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Virus adalah makhluk hidup peralihan. Virus dapat dikatakan hidup jika
mampu berinvestasi dalam tubuh inang (manusia, hewan, dan tumbuhan). Virus ada yang ber
bahaya dan ada pula yang tidak. Virus yang berbahaya misalnya Cytomegalovirus(CMV),
Rubella, dan Human Papillomavirus (HPV). Virus-virus tersebut memilikidaerah tersendiri
untuk menginfeksi inangnya. Terutama inang yang diserang adalahmanusia.
Cytomegalovirus (CMV) biasanya menyerang ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya.Virus ini CMV cepat menyebar biasanya melalui berbagai macam cairan tubuh
orangyang telah terinfeksi CMV, seperti contohnya air seni, air liur, darah, air mata, mani,
danair susu ibu (Candradinita, 2008).
Congenital Rubella Syndrome Rubella atau campak Jerman adalah penyakit
yangdisebabkan oleh infeksi virus rubella. Tujuh puluh persen kasus infeksi rubella di
orangdewasa menyebabkan terjadinya atralgi atau artritis. Jika infeksi virus rubella terjadi
padakehamilan, khususnya trimester pertama sering menyebabkan Congenital
RubellaSyndrome (CRS). CRS mengakibatkan terjadinya abortus, bayi lahir mati, prematur
dancacat apabila bayi tetap hidup (Kadek, dan Darmadi, 2013).
HPV adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang berbeda dapat menyebabkankutil
atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahimatau
dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur (Thoma, 2008).
Berdasarkan uraian diatas, hal inilah yang menyebabkan penulis untuk mengkaji
lebih jauh tentang ketiga virus-virus tersebut mengenai virusnya, patogenesisnya,
gejala klinis,sampai pada pengobatannya.
iii
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 CMV (Cytomegalovirus)
Cytomegalovirus atau disingkat CMV merupakan anggota “keluarga” virus herpes yang
biasa disebut herpesviridae. CMV sering disebut sebagai “virus paradoks”
karena bila menginfeksi seseorang dapat berakibat fatal, atau dapat juga hanya diam di dalam
tubuh penderita seumur hidupnya. Pada awal infeksi, CMV aktif menggandakan diri.Sebagai
respon, system kekebalan tubuh akan berusaha mengatasi kondisi tersebut,sehingga setelah
beberapa waktu virus akan menetap dalam cairan tubuh penderita sepertidarah, air liur, urin,
sperma, lendir vagina, ASI, dan sebagainya. Penularan CMV dapatterjadi karena kontak
langsung dengan sumber infeksi tersebut, dan bukan melaluimakanan, minuman atau dengan
perantaraan binatang.Cytomegalovirus juga jarangditemukan pada trasfusi darah
(Candradinita, 2008).
A. Karakteristik CMV
B. Pathofisiologi
CMV merupakan virus litik yang menyebabkan efek sitopatik in vivo dan invitro.tanda
patologi dari infeksi CMV adalah sebuah pembesaran sel dengan tubuh yangterinfeksi
virus.sel yang menunjukan cytomegaly biasanya terlihat pada infeksi yangdisebabkan oleh
betaherpesvirinae lain.meskipun berdasarkan pertimbangandiagnosa,penemuan histological
tersebut kemungkinannya minimal atau tidak ada padaorgan yang trinfeksi (Candradinita,
2008).Ketika inang telah terinfeksi,DNA CMV dapat di deteksi oleh polymerase
chainreaction (PCR) di dalam semua keturunan sel atau dan sistem organ didalam
1
sistemtubuh. Pada permulaannya,CMV menginfeksi sel epitel dari kelenjar
saliva,menghasilkaninfeksi yang terus menerus dan pertahanan virus.infeksi dari sistem
genitif memberikepastian klinik yang tidak konsekuen.meskipun replikasi virus pada ginjal
berlangsungterus-menerus,disfungsi ginjal jarang terjadi pada penerima transplantasi
ginjal(Candradinita, 2008).
C. Pathogenesis
Infeksi bawaan cytomegalovirus dapat terjadi karena infeksi primer atau reaktivasidari
ibu. Namun, penyakit yang diderita janin atau bayi yang baru lahir dikaitkan denganinfeksi
primer ibu. Infeksi primer pada usia anak atau dewasa lebih sering dikaitkandengan respon
limfosit T yang hebat. Respon limfosit T dapat mengakibatkan timbulnyasimdroma
mononukleosis yang serupa seperti dialami setelah infeksi virus Epstein-Barr.Tanda khas
infeksi ini adalah adanya limfosit atipik pada darah tepi (Cadnradinita, 2008).Sekali terkena,
selama masa simtomatis infeksi primer, cytomegalovirus
menetap pada jaringan induk semangnya. Tempat infeksi yang menetap dan laten melibatkan
bermacam sel dan organ tubuh. Penularan transfusi darah atau transplantasi organ berkaitan d
engan infeksi terselubung dalam jaringan ini. Penelitian bedah mayatmenunjukan kelenjar
liur dan usus merupakan tempat terdapat infeksi yang laten(Cadnradinita, 2008).Stimulasi
antigen kronis (seperti yang timbul setelah transplantasi organ) disertaimelemahnya sistem
imun merupakan keadaan yang paling sesuai untuk pengaktifancytomegalovirus dan penyakit
yang disebabkan oleh cytomegalovirus. Cytomegalovirusdapat menyebabkan respons limfosit
T yang lemah, yang sering kali mengakibatkansuperinfeksi oleh kuman oportunistik.
Cytomegalovirus juga dapat mejadi faktor pembantu dalam mengaktifkan infeksi laten HIV
(Cadnradinita, 2008).
2
Penglihatan menjadi kabur
Bintik buta
Sorotan cahaya
F. Diagnosis
Sebagian besar pasien dengan CMV retinitis membutuhkan trapi mata oleh
seorangahli.seorang ahli bedah mata mendiagnosa CMV retinitis dengan sepenuhnya
memeriksa bagian belakang mata menggunakan ophthalmoscopy. Fluorescein angiography
mungkindibutuhkan untuk mengevaluasi system sirkulasi retina (Candradinita, 2008).
Obat-obat spesifik yang memberikan harapan untuk terapi pada penyakit CMVadalah:
Definisi Congenital Rubella Syndrome Rubella atau campak Jerman adalah penyakityang
disebabkan oleh infeksi virus rubella. Di anak-anak, infeksi Di anak-anak,
infeksi biasanya hanya menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa gejala. Infeksi pada orangde
wasa dapat menimbulkan keluhan demam, sakit kepala, lemas dan konjungtivitis.Tujuh puluh
persen kasus infeksi rubella di orang dewasa menyebabkan terjadinya atralgiatau artritis. Jika
infeksi virus rubella terjadi pada kehamilan, khususnya trimester pertama sering
menyebabkan Congenital Rubella Syndrome (CRS). CRS mengakibatkanterjadinya abortus,
bayi lahir mati, prematur dan cacat apabila bayi tetap hidup.Perdefinisi CRS merupakan
gabungan beberapa keabnormalan fisik yang berkembang di bayi
sebagai akibat infeksi virus rubella maternal yang berlanjut dalam fetus. Nama lainCRS ialah
Fetal Rubella Syndrome. Cacat bawaan (Congenital defect) yang paling seringdijumpai ialah
tuli sensoneural, kerusakan mata seperti katarak, gangguan kardiovaskular,dan retardasi
mental (Kadek, dan Darmadi, 2007).
3
1. Karakteristik Virus Rubella
organ janin dan bayiyang terinfeksi memiliki jumlah sel yang lebih rendah daripada bayi
yang sehat. Virusrubella juga dapat memacu terjadinya kerusakan dengan cara apoptosis. Jika
infeksimaternal terjadi setelah trimester pertama kehamilan, kekerapan (frekuensi) dan
beratnyaderajat kerusakan janin menurun secara tiba-tiba (drastis). Perbedaan ini terjadi
karena janin terlindung oleh perkembangan melaju (progresif) tanggap (respon) imun janin,
baik yang bersifat humoral maupun seluler, dan adanya antibodi maternal yang
dialihkan(transfer) secara pasif (Kadek, dan Darmadi, 2007).
4
Tanda-tanda dan gejala rubella, terutama pada anak-anak, sering begitu ringansehingga
sulit untuk dilihat. Jika tanda-tanda dan gejala yang terjadi, mereka biasanyamuncul antara
dua dan tiga minggu setelah terpapar virus. Rubella biasanya berlangsung sekitar dua sampai
tiga hari dan gejalanya sebagai berikut:
1.Demam ringan dengan suhu 38,9 derajat Celcius atau lebih rendah
2.mengantuk
3.Sakit tenggorok
4.Ruam-berwarna merah terang atau pucat pada hari pertama atau kedua,
menyebardengan cepat dari wajah ke seluruh tubuh, dan menghilang dengan cepat
pula.
5. Pembengkakan kelenjar leher.
6. Sakit kepala
7. Hidung tersumbat atau pilek.
8. Radang, mata merah
3. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang timbul, dan dari pemeriksaandarah
di laboratorium dengan melihat kadar antibodi IgG dan IgM-nya terhadap rubela.Diagnosa
ditegakkan melalui pemeriksaan serologi. IgM akan cepat memberi responsetelah keluar
ruam dan kemudian akan menurun dan hilang dalam waktu 4 – 8 minggu,IgG juga
memberikan respon setelah keluar ruam dan tetap tinggi selama hidup.Diagnosa ditegakkan
dengan adanya peningkatan titer 4 kali lipat dari hemagglutination-inhibiting (HAI) antibody
dari dua serum yang diperoleh dua kali selang waktu 2 mingguatau setelah adanya IgM.
Diagnosa Rubella juga dapat ditegakkan melalui biakan danisolasi virus pada fase akut.
Ditemukannya IgM dalam darah talipusat atau IgG padaneonatus atau bayi 6 bulan
mendukung diagnosa infeksi Rubella
Bila ibu hamil yang belum kebal terserang virus Rubella saat hamil kurang
dari
4 bulan, akan terjadi berbagai cacat berat pada janin. Sebagian besar bayi akanmengala
mi katarak pada lensa mata, gangguan pendengaran, bocor jantung, bahkankerusakan
otak. Infeksi Rubella pada kehamilan dapaT menyebabkan keguguran, bayilahir mati
atau gangguan terhadap janin Susahnya, sebanyak 50% lebih ibu yangmengalami
Rubella tidak merasa apa-apa. Sebagian lain mengalami demam, tulangngilu, kelenjar
belakang telinga membesar dan agak nyeri. Setelah 1-2 hari muncul bercak-
5
bercak merah seluruh tubuh yang hilang dengan sendirinya setelah beberapahari. Tidak
semua janin akan tertular. Jika ibu hamil terinfeksi saat usia kehamilannya< 12 minggu
maka risiko janin tertular 80-90 persen. Jika infeksi dialami ibu saat usiakehamilan 15-
30 minggu, maka risiko janin terinfeksi turun yaitu 10-20 persen. Namun, risiko
janin tertular meningkat hingga 100 persen jika ibu terinfeksi saat usiakehamilan > 36
minggu. Untungnya, Sindrom Rubella Kongenital biasanya terjadihanya bila ibu
terinfeksi pada saat umur kehamilan masih kurang dari 4 bulan. Bilasudah lewat 5
bulan, jarang sekali terjadi infeksi. Di samping itu, bayi juga berisikolebih besar untuk
terkena diabetes melitus, gangguan tiroid, gangguan pencernaan dangangguan syaraf .
a).Pencegahan
3.Jika anti-Rubella IgG saja yang positif, berarti Anda pernah terinfeksi
atausudah divaksinasi terhadap Rubella. Anda tidak mungkin terkena Rubella
lagi,dan janin 100% aman.
4.Jika anti-Rubella IgM saja yang positif atau anti-Rubella IgM dan anti-
RubellaIgG positif, berarti anda baru terinfeksi Rubella atau baru divaksinasi
terhadap Rubella. Dokter akan menyarankan Anda untuk menunda kehamilan
sampaiIgM menjadi negatif, yaitu selama 3-6 bulan.
7.Jangan pergi ke tempat penitipan anak Sayangnya, hal ini tidak dapat
100%dilaksanakan karena situasi atau karena orang lain yang terjangkit
6
Rubella belum tentu menunjukkan gejala demam. Kekebalan terhadap Rubelladip
eriksa ulang lagi umur 17-20 minggu.
8.Bila ibu hamil mengalami Rubella, periksalah darah apa benar terkena Rubella.
Bila ibu sedang hamil mengalami demam disertai bintik-bintik
merah, pastikan apakah benar Rubella dengan memeriksa IgG danIgM Rubellaset
elah 1 minggu. Bila IgM positif, berarti benar infeksi Rubella baru
.9.Bila ibu hamil mengalami Rubella, pastikan apakah janin tertular atau
tidakUntuk memastikan apakah janin terinfeksi atau tidak maka
dilakukan pendeteksian virus Rubella dengan teknik PCR (Polymerase Chain
Reaction).Bahan pemeriksaan diambil dari air ketuban (cairan amnion).
Pengambilansampel air ketuban harus dilakukan oleh dokter ahli kandungan &
kebidanan,dan baru dapat dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 22 minggu
b)Pemeriksaan
c)Terapi Antivirus
1.Acyclovir adalah anti virus yang digunakan secara luas dalam kehamilan
7
Adanya kuman yang masuk semisal karena dilakukan pemeriksaan dalam
tanpakeadaan yang steril, juga akibatketuban pecah dini sebelum proses persalinan.
Gejalaklinis suhu tubuh ibu panas, detak jantung janin cepat, begitu pula dengan detak
jantungibu, air ketuban hijau kental dan berbau. Hal ini bisa membahayakan kondisi ibu
dan janinnya bila tidak segera melahirkan (Arsa, 2010).Jika ditemukan keadaan sangat
gawat, bayi harus segera dilahirkan. Tentunyatergantung kondisi ibu saat itu. Jika sudah
waktunya mendekati persalinan, dilakukantindakan vakum atau forsep. Jika masih jauh
waktunya dari persalinan, akan dilakukanoperasi meski dengan risiko bayi lahir
prematur. Masalah operasi ini memang masihkontroversial. ada kontroversi. Jika dalam
keadaan infeksi dilakukan operasi, luka padatubuh ibu bisa memicu terjadinya sepsis.
Namun jika bayi tak dikeluarkan segera, akanterjadi hipoksia (kekurangan oksigen),
bahkan kematian janin. Proses persalinandilakukan dengan cara dan peralatan yang
steril mungkin, serta sedapat mungkindibantu oleh tenaga medis (Arsa, 2010).
8
2.3 Human Papilloma Virus
A.Karakteristik PapilomaVirus
Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil umum pada tangan atau kaki. HPV jugadapat
mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Beberapa jenisHPV dapat
menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. Jenis HPV laindapat menyebabkan
pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia.Displasia dapat berkembang
menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dankanker leher rahim (cervical cancer),
atau kanker penis. Displasia di sekitar duburdisebut neoplasia intraepitelial anal (anal
intraepithelial neoplasia/AIN). Epitel adalahlapisan sel yang meliputi organ atau menutupi
permukaan tubuh yang terbuka. Neoplasia berarti perkembangan baru sel yang tidak normal.
AIN adalah perkembangansel baru yang tidak normal pada lapisan dubur. Displasia pada
daerah leher rahimdisebut neoplasia intraepitelial serviks (cervical intraepithelial
neoplasia/CIN) (Thoma,2008).Kondiloma genital dapat ditularkan melalui sentuhan dan
hubungan seksual.Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, namun ada sebagian orang yang
berisiko untukterjangkit penyakit ini antara lain: orang yang sering kontak dengan air/bekerja
ditempat basah (seperti tukang ikan, tukang daging, pemotong hewan), orang
yanghiperhidrosis/ telapak tangan atau kakinya selalu basah, anak-anak. Penyakit inimenular
baik dengan kontak langsung maupun tidak langsung seperti pemakaianhanduk dan baju yang
bersamaan (Thoma, 2008).
9
Kanker serviks, peristiwa kanker serviks diawali dari normal serviks yang
terinfeksiHPV dan menyebabkan timbulnya displasia sehingga menimbulkan kanker.
KankerServiks cenderung muncul pada wanita usia 35-55 tahun (pada saat usia
produktif). Namun dapat pula muncul pada perempuan berusia lebih muda. Penyebab
dari kankerini adalah Human Papilloma Virus yaitu sejenis virus yang menyerang manusia
dan berpotensi menyebabkan terjadinya komplikasi dan kemandulan. Serviks normal bentukn
ya lurus, sedangkan serviks yang terinfeksi bentuknya membesar,
keluar karena berkutil. Inilah yang menyebabkan rasa sakit pada penderita kanker serviks saat
melakukan hubungan seks (Thoma, 2008).
D.Pengobatan Infeksi HPV
Sampai saat ini, belum ada pengobatan langsung untuk infeksi HPV. Sistem kekebalan
tubuh dapat “memberantas” infeksi HPV, namun orang tersebut dapat kembali tertular lagi.
Bagi beberapa wanita dengan infeksi HPV pada leher rahimmenjadi resisten terhadap obat-
obat di atas oleh karenanya pengobatannya(pengambilan displasia dan kutil) dapat dilakukan
dengan cara berikut:
Pengobatan pada kanker mulut rahim ada tiga, yaitu operasi, penyinaran (radiasi),dan
kemoterapi. Masing-masing terapi dilakukan dokter menurut stadium kanker yangdialami
pasien dan dengan pertimbangan kaidah dan risiko bagi pasien. Stadium O ataudisebut juga
lesi prakanker sangat mudah diobati dengan tindakan lokal. Selanjutnyastadium 1, dibagi A
10
dan B, pilihan pengobatan dengan operasi. Stadium 2A masihdioperasi, tetapi stadium 2B
tidak lagi dioperasi, melainkan sebaiknya radiasi dibantukemoterapi. Stadium 3 dan 4 adalah
stadium lanjut, dibagi juga A dan B, biasanyaradiasi dibantu kemoterapi (Thoma, 2008).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. CMV merupakan virus litik yang menyebabkan efek sitopatik in vivo dan in
vitro.CMV cepat menyebar biasanya melalui berbagai macam cairan tubuh orang
yangtelah terinfeksi CMV, seperti contohnya air seni, air liur, darah, air mata, mani,
danair susu ibu. Penyebaran virus ini dapat berlangsung tanpa adanya gejala-gejala
klinisterlebih dahulu. Penularan dapat juga terjadi diantara ibu dengan janin dan
padatransfuse organ atau cangkok pada bagian badan tertentu.
2. Congenital Rubella Syndrome (CRS) atau Fetal Rubella Syndrome
merupakangabungan beberapa keabnormalan fisik yang berkembang pada bayi
sebagai akibatinfeksi virus rubella maternal yang berlanjut dalam fetus. CRS dapat
mengakibatkanterjadinya abortus, bayi lahir mati, prematur dan cacat apabila bayi
tetap hidup.
3. Infeksi virus rubella pada trimester I kehamilan memiliki risiko kerusakan yang
lebih besar dibandingkan terhadap janin.Susahnya, sebanyak 50% lebih ibu yang
mengalami Rubellatidak merasa apa-apa. Sebagian lain mengalami demam, tulang
ngilu, bercakmerah seluruh tubuh yang hilang dengan sendirinya setelah beberapa
hari. Sedangkandalam persalinan terjadi akibat adanya kuman yang masuk karena
dilakukan pemeriksaan dalam tanpa keadaan yang steril, juga akibat ketuban pecah
dini sebelum proses persalinan. Selain itu Kuman bakteri Infeksi sesudah persalinan
dapat ditemui juga pada endometrium atau lapisan dalam rahim . Infeksi dapat terjadi
bila pertolongan persalinan tidak steril.
11