Anda di halaman 1dari 15

Makalah Human Papilloma Virus (HPV)

Disusun untuk memenuhi tugas IKM

Disusun Oleh:

Syafira Tita Bela (06)

SMK Kesehatan Green Putra Medika

Madiun

2020
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN................................................................................................................................iii
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................................................iii
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................iii
1.3 TUJUAN PENULISAN..............................................................................................................iv
BAB II...................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...................................................................................................................................1
2.1 CMV (Cytomegalovirus).............................................................................................................1
2.2 Congenital Rubella Syndrome.....................................................................................................3
2.3 Human Papilloma Virus...............................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Virus adalah makhluk hidup peralihan. Virus dapat dikatakan hidup jika
mampu berinvestasi dalam tubuh inang (manusia, hewan, dan tumbuhan). Virus ada yang ber
bahaya dan ada pula yang tidak. Virus yang berbahaya misalnya Cytomegalovirus(CMV),
Rubella, dan Human Papillomavirus (HPV). Virus-virus tersebut memilikidaerah tersendiri
untuk menginfeksi inangnya. Terutama inang yang diserang adalahmanusia.
Cytomegalovirus (CMV) biasanya menyerang ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya.Virus ini CMV cepat menyebar biasanya melalui berbagai macam cairan tubuh
orangyang telah terinfeksi CMV, seperti contohnya air seni, air liur, darah, air mata, mani,
danair susu ibu (Candradinita, 2008).
Congenital Rubella Syndrome Rubella atau campak Jerman adalah penyakit
yangdisebabkan oleh infeksi virus rubella. Tujuh puluh persen kasus infeksi rubella di
orangdewasa menyebabkan terjadinya atralgi atau artritis. Jika infeksi virus rubella terjadi
padakehamilan, khususnya trimester pertama sering menyebabkan Congenital
RubellaSyndrome (CRS). CRS mengakibatkan terjadinya abortus, bayi lahir mati, prematur
dancacat apabila bayi tetap hidup (Kadek, dan Darmadi, 2013).
HPV adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang berbeda dapat menyebabkankutil
atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahimatau
dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur (Thoma, 2008).
Berdasarkan uraian diatas, hal inilah yang menyebabkan penulis untuk mengkaji
lebih jauh tentang ketiga virus-virus tersebut mengenai virusnya, patogenesisnya,
gejala klinis,sampai pada pengobatannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit CMV (Cytomegalovirus)?

2. Apa yang dimaksud dengan penyakit Rubella?

3. Apa yang dimaksud dengan penyakit Papiloma?

iii
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penyakit CMV (Cytomegalovirus)


2. Untuk mengetahui penyakit Rubella
3. Untuk mengetahui penyakit Papiloma

iv
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 CMV (Cytomegalovirus)
Cytomegalovirus atau disingkat CMV merupakan anggota “keluarga” virus herpes yang
biasa disebut herpesviridae. CMV sering disebut sebagai “virus paradoks”
karena bila menginfeksi seseorang dapat berakibat fatal, atau dapat juga hanya diam di dalam
tubuh penderita seumur hidupnya. Pada awal infeksi, CMV aktif menggandakan diri.Sebagai
respon, system kekebalan tubuh akan berusaha mengatasi kondisi tersebut,sehingga setelah
beberapa waktu virus akan menetap dalam cairan tubuh penderita sepertidarah, air liur, urin,
sperma, lendir vagina, ASI, dan sebagainya. Penularan CMV dapatterjadi karena kontak
langsung dengan sumber infeksi tersebut, dan bukan melaluimakanan, minuman atau dengan
perantaraan binatang.Cytomegalovirus juga jarangditemukan pada trasfusi darah
(Candradinita, 2008).

A. Karakteristik CMV

Karakteristik CMV adalah sebagai berikut:termasuk famili Herpesvirus, diameter


virion100-200 nanomikron, mempunyai selubunglipoprotein(envelope), bentuk
ikosahedralnukleokapsid, dengan asam nukleat berupaDNA double-stranded. Nama
“Cytomegalo” mengacu pada ciri khas pembesaran sel yang terinfeksi virus, di dalam
nukleusnya,dijumpai inclusion bodies, dan membesar berbentuk menyerupai mata burung
hantu (owl’s eye) (Candradinita, 2008).

 Cytomegalovirus dapat dipisahkan dari virus herpes lainnya denganmenggunakan


perangkat biologi seperti jenis semang dan jenis sitopatologi yangditimbulkan. Pembelahan
virus dihubungkan dengan produksi inklusi intranukleus yang besar dan
inklusi intrasitoplasma yang lebih kecil. Virus ini tampaknya
bereplikasi dalam berbagai jenis sel in vivo; pada biakan jaringan virus lebih banyak bereplia
si difibroblast. Masih belum jelas apakah sitomegalovirus bersifat onkogenik dalam
tubuh.Walaupun jarang sekali, virus ini dapat mengubah bentuk fibroblast, dan pecahan
gen perubah bentuk ini telah ditemukan (Candradinita, 2008).

B. Pathofisiologi

CMV merupakan virus litik yang menyebabkan efek sitopatik in vivo dan invitro.tanda
patologi dari infeksi CMV adalah sebuah pembesaran sel dengan tubuh yangterinfeksi
virus.sel yang menunjukan cytomegaly biasanya terlihat pada infeksi yangdisebabkan oleh
betaherpesvirinae lain.meskipun berdasarkan pertimbangandiagnosa,penemuan histological
tersebut kemungkinannya minimal atau tidak ada padaorgan yang trinfeksi (Candradinita,
2008).Ketika inang telah terinfeksi,DNA CMV dapat di deteksi oleh polymerase
chainreaction (PCR) di dalam semua keturunan sel atau dan sistem organ didalam

1
sistemtubuh. Pada permulaannya,CMV menginfeksi sel epitel dari kelenjar
saliva,menghasilkaninfeksi yang terus menerus dan pertahanan virus.infeksi dari sistem
genitif memberikepastian klinik yang tidak konsekuen.meskipun replikasi virus pada ginjal
berlangsungterus-menerus,disfungsi ginjal jarang terjadi pada penerima transplantasi
ginjal(Candradinita, 2008).

C. Pathogenesis

Infeksi bawaan cytomegalovirus dapat terjadi karena infeksi primer atau reaktivasidari
ibu. Namun, penyakit yang diderita janin atau bayi yang baru lahir dikaitkan denganinfeksi
primer ibu. Infeksi primer pada usia anak atau dewasa lebih sering dikaitkandengan respon
limfosit T yang hebat. Respon limfosit T dapat mengakibatkan timbulnyasimdroma
mononukleosis yang serupa seperti dialami setelah infeksi virus Epstein-Barr.Tanda khas
infeksi ini adalah adanya limfosit atipik pada darah tepi (Cadnradinita, 2008).Sekali terkena,
selama masa simtomatis infeksi primer, cytomegalovirus
menetap pada jaringan induk semangnya. Tempat infeksi yang menetap dan laten melibatkan 
bermacam sel dan organ tubuh. Penularan transfusi darah atau transplantasi organ berkaitan d
engan infeksi terselubung dalam jaringan ini. Penelitian bedah mayatmenunjukan kelenjar
liur dan usus merupakan tempat terdapat infeksi yang laten(Cadnradinita, 2008).Stimulasi
antigen kronis (seperti yang timbul setelah transplantasi organ) disertaimelemahnya sistem
imun merupakan keadaan yang paling sesuai untuk pengaktifancytomegalovirus dan penyakit
yang disebabkan oleh cytomegalovirus. Cytomegalovirusdapat menyebabkan respons limfosit
T yang lemah, yang sering kali mengakibatkansuperinfeksi oleh kuman oportunistik.
Cytomegalovirus juga dapat mejadi faktor pembantu dalam mengaktifkan infeksi laten HIV
(Cadnradinita, 2008).

D. Penyakit yang Berhubungan

Salah satu penyakit yang disebabkan oleh cytomegalovius adalah


CMVretinitis.inimempengaruhi mata yang menyebabkan kerusakan retina.kemungkinan
dari perkembangan CMV retinitis meningkat,jumblah dari sel CD berkurang. CMV retinitism
ungkin mempengaruhi salah satu mata terlebih dahulu,tetapi biasanya berlanjut ke matayang
satunya dan menjadi bertambah buruk seiring dengan menurunnya
kemampuan pasien melawan infeksi tersebut.virus tersebut sedang mengancam dan biasanya
memintaperhatian dan perawatan dari ahli bedah mata.pasien dengan CMV
retinitis beresiko untuk kehilangan retina,pendarahan,da n peradangan pada retina yang dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan permanen dan menjadi buta (Candradinita, 2008).

E. Gejala dan Tanda

CMV retinitis biasanya menimbulkan gejala,tapi jarang.pasien dengan kondisisistem


imun tertekan harus memperhatikan gejala-gejala pada meta berikut selama perawatan.

 Kehilangan penglihatan tiba-tiba

2
 Penglihatan menjadi kabur
 Bintik buta
 Sorotan cahaya
F. Diagnosis

Sebagian besar pasien dengan CMV retinitis membutuhkan trapi mata oleh
seorangahli.seorang ahli bedah mata mendiagnosa CMV retinitis dengan sepenuhnya
memeriksa bagian belakang mata menggunakan ophthalmoscopy. Fluorescein angiography
mungkindibutuhkan untuk mengevaluasi system sirkulasi retina (Candradinita, 2008).

G. Terapi dan Pencegahan

Obat-obat spesifik yang memberikan harapan untuk terapi pada penyakit CMVadalah:

1. Ganciclovir (D H P G - dihydroxy - 2 propoxy methyl - guarine) Dosis intravena: 5 -


7,5 mg per kg berat badanDosis oral untuk dewasa: 3 x 1 gr atau 6 x 500 mgAktivitas
anti virus dari ganciclovir adalah dengan menghambat sintesa DNA
2. Foscarnet (Fosfonoformate) Dosis intravena: 60 –  90 mg/kg BB/hari
3. Imunoglobulin yang mengandung titer antibodi anti CMV yang tinggi
4. Valaciclovir dapat dipertimbangkan sebagai terapi profilaksi untuk penyakitakibat
infeksi CMV pada individu dengan imunokompromais.Vaksin cytomegalovirus hidup
telah dikembangkan melalui pasase yang diperluasdalam sel manusia dan telah
mengalami beberapa percobaan klinik pendahuluan. Berbedadengan infeksi alamiah,
penyebaran virus maupun reaktivasi infeksi laten telah dapatdideteksi dengan virus
vaksin. Namun, penggunakan vaksin hidup cytomegalovirus masihterus diperdebatkan
karena keamanannya. Pendekatan lain terhadap imunisasi (tidakmenggunakan virus
hidup) melibatkan penggunakan polipeptida cytomegalovirus yangdimurnikan untuk
menginduksi antibodi neutralisasi (Candradinita, 2008).

2.2 Congenital Rubella Syndrome

Definisi Congenital Rubella Syndrome Rubella atau campak Jerman adalah penyakityang
disebabkan oleh infeksi virus rubella. Di anak-anak, infeksi Di anak-anak,
infeksi biasanya hanya menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa gejala. Infeksi pada orangde
wasa dapat menimbulkan keluhan demam, sakit kepala, lemas dan konjungtivitis.Tujuh puluh
persen kasus infeksi rubella di orang dewasa menyebabkan terjadinya atralgiatau artritis. Jika
infeksi virus rubella terjadi pada kehamilan, khususnya trimester pertama sering
menyebabkan Congenital Rubella Syndrome (CRS). CRS mengakibatkanterjadinya abortus,
bayi lahir mati, prematur dan cacat apabila bayi tetap hidup.Perdefinisi CRS merupakan
gabungan beberapa keabnormalan fisik yang berkembang di bayi
sebagai akibat infeksi virus rubella maternal yang berlanjut dalam fetus. Nama lainCRS ialah
Fetal Rubella Syndrome. Cacat bawaan (Congenital defect) yang paling seringdijumpai ialah
tuli sensoneural, kerusakan mata seperti katarak, gangguan kardiovaskular,dan retardasi
mental (Kadek, dan Darmadi, 2007).

3
1. Karakteristik Virus Rubella

Virus rubella memiliki 3 protein strukturalutama yaitu 2 glycoprotein envelope, E1 dan


E2dan 1 protein nukleokapsid. Secara morfologi,virus rubella berbentuk bulat (sferis)
dengandiameter 60 – 70 mm dan memiliki inti (core)nukleoprotein padat, dikelilingi oleh dua
lapis lipidyang mengandung glycoprotein E1 dan E2. Virusrubella dapat dihancurkan oleh
proteinase, pelarut lemak, formalin, sinar ultraviolet, PHrendah, panas dan amantadine tetapi
nisbi (relatif) rentan terhadap pembekuan, pencairan atau sonikasi. Virus Rubella(VR) terdiri
atas dua subunit struktur besar, satu berkaitandengan envelope virus dan yang lainnya
berkaitan dengan nucleoprotein core (Kadek, danDarmadi, 2007).

2. Patogenesis Congenital Rubella Syndrome

Virus rubella ditransmisikan melalui pernapasan dan mengalami replikasi dinasofaring


dan di daerah kelenjar getah bening. Viremia terjadi antara hari ke-5 sampaihari ke-7 setelah
terpajan virus rubella. Dalam ruangan tertutup, virus rubella dapatmenular ke setiap orang
yang berada di ruangan yang sama dengan penderita. Masainkubasi virus rubella berkisar
antara 14 – 21 hari. Masa penularan 1 minggu sebelum danempat (4) hari setelah permulaan
(onset) ruam (rash). Pada episode ini, Virus rubellasangat menular (Kadek, dan Darmadi,
2007).Infeksi transplasenta janin dalam kandungan terjadi saat viremia berlangsung.Infeksi
rubella menyebabkan kerusakan janin karena proses pembelahan terhambat.Dalam rembihan
(secret) tekak (faring) dan air kemih (urin) bayi dengan CRS, terdapatvirus rubella dalam
jumlah banyak yang dapat menginfeksi bila bersentuhan langsung.Virus dalam tubuh bayi
dengan CRS dapat bertahan hingga beberapa bulan atau kurangdari 1 tahun setelah kelahiran
(Kadek, dan Darmadi, 2007).Kerusakan janin disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya oleh
kerusakan selakibat virus rubella dan akibat pembelahan sel oleh virus. Infeksi plasenta
terjadi selamaviremia ibu, menyebabkan daerah (area) nekrosis yang tersebar secara fokal di
epitel vilikorealis dan sel endotel kapiler. Sel ini mengalami deskuamasi ke dalam lumen
pembuluhdarah, menunjukkan (indikasikan) bahwa virus rubella dialihkan (transfer) ke
dalam peredaran (sirkulasi) janin sebagai emboli sel endotel yang terinfeksi. Hal
ini selanjutnyamengakibatkan infeksi dan kerusakan organ janin. Selama kehamilan muda
mekanisme pertahanan janin belum matang dan gambaran khas embriopati pada awal kehami
lanadalah terjadinya nekrosis seluler tanpa disertai tanda peradangan (Kadek, dan
Darmadi,2007).Sel yang terinfeksi virus rubella memiliki umur yang pendek.

organ janin dan bayiyang terinfeksi memiliki jumlah sel yang lebih rendah daripada bayi
yang sehat. Virusrubella juga dapat memacu terjadinya kerusakan dengan cara apoptosis. Jika
infeksimaternal terjadi setelah trimester pertama kehamilan, kekerapan (frekuensi) dan
beratnyaderajat kerusakan janin menurun secara tiba-tiba (drastis). Perbedaan ini terjadi
karena janin terlindung oleh perkembangan melaju (progresif) tanggap (respon) imun janin,
baik yang bersifat humoral maupun seluler, dan adanya antibodi maternal yang
dialihkan(transfer) secara pasif (Kadek, dan Darmadi, 2007).

a. Gejala dan Tanda

4
Tanda-tanda dan gejala rubella, terutama pada anak-anak, sering begitu ringansehingga
sulit untuk dilihat. Jika tanda-tanda dan gejala yang terjadi, mereka biasanyamuncul antara
dua dan tiga minggu setelah terpapar virus. Rubella biasanya berlangsung sekitar dua sampai
tiga hari dan gejalanya sebagai berikut:

1.Demam ringan dengan suhu 38,9 derajat Celcius atau lebih rendah
2.mengantuk
3.Sakit tenggorok
4.Ruam-berwarna merah terang atau pucat pada hari pertama atau kedua,
menyebardengan cepat dari wajah ke seluruh tubuh, dan menghilang dengan cepat
pula.
5. Pembengkakan kelenjar leher.
6. Sakit kepala
7. Hidung tersumbat atau pilek.
8. Radang, mata merah
3. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang timbul, dan dari pemeriksaandarah
di laboratorium dengan melihat kadar antibodi IgG dan IgM-nya terhadap rubela.Diagnosa
ditegakkan melalui pemeriksaan serologi. IgM akan cepat memberi responsetelah keluar
ruam dan kemudian akan menurun dan hilang dalam waktu 4 – 8 minggu,IgG juga
memberikan respon setelah keluar ruam dan tetap tinggi selama hidup.Diagnosa ditegakkan
dengan adanya peningkatan titer 4 kali lipat dari hemagglutination-inhibiting (HAI) antibody
dari dua serum yang diperoleh dua kali selang waktu 2 mingguatau setelah adanya IgM.
Diagnosa Rubella juga dapat ditegakkan melalui biakan danisolasi virus pada fase akut.
Ditemukannya IgM dalam darah talipusat atau IgG padaneonatus atau bayi 6 bulan
mendukung diagnosa infeksi Rubella 

1.Rubella pada Kehamilan

10 – 15% wanita dewasa rentan terhadap infeksi Rubella. Perjalanan penyakittidak


dipengaruhi oleh kehamilan dan ibu hamil dapat atau tidak memperlihatkanadanya
gejala penyakit. Derajat penyakit terhadap ibu tidak berdampak terhadapresiko infeksi
janin. Infeksi yang terjadi pada trimester I memberikan dampak besarterhadap janin.
Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada wanita hamil muda, karenadapat
menyebabkan kelainan pada bayinya

Bila ibu hamil yang belum kebal terserang virus Rubella saat hamil kurang
dari
4 bulan, akan terjadi berbagai cacat berat pada janin. Sebagian besar bayi akanmengala
mi katarak pada lensa mata, gangguan pendengaran, bocor jantung, bahkankerusakan
otak. Infeksi Rubella pada kehamilan dapaT menyebabkan keguguran, bayilahir mati
atau gangguan terhadap janin Susahnya, sebanyak 50% lebih ibu yangmengalami
Rubella tidak merasa apa-apa. Sebagian lain mengalami demam, tulangngilu, kelenjar
belakang telinga membesar dan agak nyeri. Setelah 1-2 hari muncul bercak-

5
bercak merah seluruh tubuh yang hilang dengan sendirinya setelah beberapahari. Tidak
semua janin akan tertular. Jika ibu hamil terinfeksi saat usia kehamilannya< 12 minggu
maka risiko janin tertular 80-90 persen. Jika infeksi dialami ibu saat usiakehamilan 15-
30 minggu, maka risiko janin terinfeksi turun yaitu 10-20 persen. Namun, risiko
janin tertular meningkat hingga 100 persen jika ibu terinfeksi saat usiakehamilan > 36
minggu. Untungnya, Sindrom Rubella Kongenital biasanya terjadihanya bila ibu
terinfeksi pada saat umur kehamilan masih kurang dari 4 bulan. Bilasudah lewat 5
bulan, jarang sekali terjadi infeksi. Di samping itu, bayi juga berisikolebih besar untuk
terkena diabetes melitus, gangguan tiroid, gangguan pencernaan dangangguan syaraf .

a).Pencegahan

1.Vaksinasi sejak kecil atau sebelum hamil. Untuk perlindungan


terhadapserangan virus Rubella telah tersedia vaksin dalam bentuk vaksin
kombinasiyang sekaligus digunakan untuk mencegah infeksi campak dan
gondongan,dikenal sebagai vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella). Vaksin
Rubelladiberikan pada usia 15 bulan. Setelah itu harus mendapat ulangan pada
umur4-6 tahun. Bila belum mendapat ulangan pada umur 4-6 tahun, harus
tetapdiberikan umur 11-12 tahun, bahkan sampai remaja. Vaksin tidak
dapatdiberikan pada ibu yang sudah hamil.

2.Deteksi status kekebalan tubuh sebelum hamil. Sebelum hamil


sebaiknyamemeriksa kekebalan tubuh terhadap Rubella, seperti juga terhadap
infeksiTORCH lainnya.

3.Jika anti-Rubella IgG saja yang positif, berarti Anda pernah terinfeksi
atausudah divaksinasi terhadap Rubella. Anda tidak mungkin terkena Rubella
lagi,dan janin 100% aman.

4.Jika anti-Rubella IgM saja yang positif atau anti-Rubella IgM dan anti-
RubellaIgG positif, berarti anda baru terinfeksi Rubella atau baru divaksinasi
terhadap Rubella. Dokter akan menyarankan Anda untuk menunda kehamilan
sampaiIgM menjadi negatif, yaitu selama 3-6 bulan.

5.Jika anti-Rubella IgG dan anti-Rubella IgM negatif berarti anda


tidakmempunyai kekebalan terhadap Rubella. Bila anda belum hamil, dokter
akanmemberikan vaksin Rubella dan menunda kehamilan selama 3-6 bulan.
Bilaanda tidak bisa mendapat vaksin, tidak mau menunda kehamilan atau
sudahhamil, yang dapat dikerjakan adalah mencegah anda terkena Rubella.

6.Bila sudah hamil padahal belum kebal, terpaksa berusah menghindari


tertularRubella dengan cara berikut: Jangan mendekati orang sakit demam,
jangan pergi ke tempat banyak anak berkumpul, misalnya Playgroup sekolah TK
danSD.

7.Jangan pergi ke tempat penitipan anak Sayangnya, hal ini tidak dapat
100%dilaksanakan karena situasi atau karena orang lain yang terjangkit

6
Rubella belum tentu menunjukkan gejala demam. Kekebalan terhadap Rubelladip
eriksa ulang lagi umur 17-20 minggu.

8.Bila ibu hamil mengalami Rubella, periksalah darah apa benar terkena Rubella.
Bila ibu sedang hamil mengalami demam disertai bintik-bintik
merah, pastikan apakah benar Rubella dengan memeriksa IgG danIgM Rubellaset
elah 1 minggu. Bila IgM positif, berarti benar infeksi Rubella baru

.9.Bila ibu hamil mengalami Rubella, pastikan apakah janin tertular atau
tidakUntuk memastikan apakah janin terinfeksi atau tidak maka
dilakukan pendeteksian virus Rubella dengan teknik PCR (Polymerase Chain
Reaction).Bahan pemeriksaan diambil dari air ketuban (cairan amnion).
Pengambilansampel air ketuban harus dilakukan oleh dokter ahli kandungan &
kebidanan,dan baru dapat dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 22 minggu

 b)Pemeriksaan

Pemeriksaan rubella harus dikerjakan pada semua pasien hamil dengan


mengukurIgG . Mereka yang non-imune harus memperoleh vaksinasi pada masa
pasca persalinan. Tindak lanjut pemeriksaan kadar rubella harus dilakukan oleh
karena 20%yang memperoleh vaksinasi ternyata tidak memperlihatkan adanya
respon pembentukan antibodi dengan baik. Infeksi rubella tidak merupakan kont
ra indikasi
pemberian ASI. Tidak ada terapi khusus terhadap infeksi Rubella dan pemberia
n profilaksis dengan gamma globulin pasca paparan tidak dianjurkan
oleh karena tidakmemberi perlindungan terhadap janin.Pemeriksaan
Laboratorium yang dilakukanmeliputi pemeriksaan Anti-Rubella IgG dana IgM.
Pemeriksaan Anti-rubella IgGdapat digunakan untuk mendeteksi adanya
kekebalan pada saat sebelum hamil. Jikaternyata belum memiliki kekebalan,
dianjurkan untuk divaksinasi. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dan IgM terutama
sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut padakehamilan < 18 minggu dan
risiko infeksi rubella bawaan.

c)Terapi Antivirus

1.Acyclovir adalah anti virus yang digunakan secara luas dalam kehamilan

2.Acyclovir diperlukan untuk terapi infkesi primer herpes simplek atau


virusvaricella zoster yang terjadi pada ibu hamil

3.Selama kehamilan dosis pengobatan tidak perlu disesuaikan

4.Obat antivirus lain yang masih belum diketahui keamanannya


selamakehamilan : Amantadine dan Ribavirin

2.Rubella pada Persalinan

7
Adanya kuman yang masuk semisal karena dilakukan pemeriksaan dalam
tanpakeadaan yang steril, juga akibatketuban pecah dini sebelum proses persalinan.
Gejalaklinis suhu tubuh ibu panas, detak jantung janin cepat, begitu pula dengan detak
jantungibu, air ketuban hijau kental dan berbau. Hal ini bisa membahayakan kondisi ibu
dan janinnya bila tidak segera melahirkan (Arsa, 2010).Jika ditemukan keadaan sangat
gawat, bayi harus segera dilahirkan. Tentunyatergantung kondisi ibu saat itu. Jika sudah
waktunya mendekati persalinan, dilakukantindakan vakum atau forsep. Jika masih jauh
waktunya dari persalinan, akan dilakukanoperasi meski dengan risiko bayi lahir
prematur. Masalah operasi ini memang masihkontroversial. ada kontroversi. Jika dalam
keadaan infeksi dilakukan operasi, luka padatubuh ibu bisa memicu terjadinya sepsis.
Namun jika bayi tak dikeluarkan segera, akanterjadi hipoksia (kekurangan oksigen),
bahkan kematian janin. Proses persalinandilakukan dengan cara dan peralatan yang
steril mungkin, serta sedapat mungkindibantu oleh tenaga medis (Arsa, 2010).

3.Rubella pada Nifas

Kuman bakteri Infeksi sesudah persalinan dapat ditemui pada endometrium


ataulapisan dalam rahim. Infeksi dapat terjadi bila pertolongan persalinan tidak
steril;kondisi daya tahan tubuh menurun sehingga kuman yang tadinya tidak
menimbulkan

  penyakit jadi menimbulkan penyakit; banyaknya luka terbuka di rahim akibat


lepasnya plasenta, sehingga bila ada satu dua kuman yang masuk ke dalam luka tersebu
tmenimbulkan infeksi (Arsa, 2010).Gejala klinis tergantung keganasan kumannya serta
masa inkubasi. Bisa dalamhitungan jam atau hari. Gejalanya ada reaksi radang seperti
suhu tubuh naik (panastinggi) dan badan terasa nyeri, menggigil, nafsu makan
menurun. Pada hari keduamungkin timbul perlawanan antibodi-antigen. Kemudian
keluarlah nanah yang berbaudari vagina/jalan lahir. Jika berlanjut, kuman bisa masuk
dalam aliran darah dan terjadisepsis sehingga harapan hidup si ibu kemungkinan sangat
kecil (Arsa, 2010).Diagnosis ditegakkan berdasar gejala klinis pada ibu masa nifas,
yaitu panas tinggi,lokhia berbau/nanah, denyut nadi cepat, rahim tidak berkontraksi
secara adekuat.Pengobatan di rawat di rumah sakit dengan pemberian infus/cairan yang
adekuat,antibiotik yang sesuai, dan usahakan rahim berkontraksi (Arsa,
2010).Persalinan diupayakan dengan cara sesteril mungkin. Dianjurkan pula ibu
hamiluntuk imunisasi terutama tetanus guna perlindungan saat pemotongan tali pusat
dengan bayi. Setelah persalinan, karena terjadinya perdarahan, biasanya dokter member
ikanobat-obatan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi. Meski ada juga dokter
yangtidak memberikan obat-obatan antibiotik dengan anggapan bahwa luka
yangdiakibatkan persalinan adalah alami dan dapat sembuh sendiri. Selain itu,
penggunaanantibiotika dianggap boros dan membuat kuman tertentu menjadi resisten 

8
2.3 Human Papilloma Virus

Human papillomavirus (HPV) adalah virus deoxyribonucleic acid (DNA) untaianganda


yang menular secara seksual dan menginfeksi permukaan kulit dan mukosa epitel(Kahn, 2009
dalam Wibisono, 2011). Infeksi HPV pada genitalia merupakan infeksiyang sering terjadi dan
bersifat asimtomatik (Rusmil, 2008 dalam Wibisono, 2011).Terdapat 100 tipe HPV yang
telah diketahui. Beberapa diantaranya berperan dalamterbentuknya lesi prakanker, kanker
leher rahim, dan kutil kelamin (WHO, 2007 dalamWibisono, 2011).

A.Karakteristik PapilomaVirus

Papovavirus merupakan viruskecil ( diameter 45-55 nm ) yang mempunyai genom


beruntai ganda yang sirkuler diliputi oleh kapsid (kapsid ini berperan pada tempat
infeksi pada sel) yang tidak berpembungkus menunjukkan bentuksimetri ikosahedral.
Berkembang biak pada inti sel menyebabkan infeksi laten dankronis pada pejamu alamiahnya
dan dapat menyebabkan tumor pada beberapa binatang(Contoh : Virus Papilloma manusia
(kutil), Virus BK (diasingkan dari air kemih penderita yang mendapat obat-obat
imunosupresif)) (Thoma, 2008).Ada lebih dari seratus virus yang dikenal sebagai virus
papilloma manusia
(human papilloma virus/HPV). HPV dapat menyebabkan kanker leher rahim karena dapatme
mbuat pertumbuhan sel menjadi tidak normal (dengan cara virus masuk ke dalaminti sel di
leher rahim dan mengubah bentuk sel sehingga sel menjadi mudah rapuh
dan pertumbuhannya menjadi tidak beraturan) Infeksi HPV telah dibuktikan menjadi penyeba
b lesi prakanker, kondiloma akuminatum, dan kanker. Terdapat 138 strain HPVyang sudah
diidentifikasi, 30 di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual(Thoma, 2008).

B.Penyakit yang Ditimbulkan

Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil umum pada tangan atau kaki. HPV jugadapat
mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Beberapa jenisHPV dapat
menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. Jenis HPV laindapat menyebabkan
pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia.Displasia dapat berkembang
menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dankanker leher rahim (cervical cancer),
atau kanker penis. Displasia di sekitar duburdisebut neoplasia intraepitelial anal (anal
intraepithelial neoplasia/AIN). Epitel adalahlapisan sel yang meliputi organ atau menutupi
permukaan tubuh yang terbuka. Neoplasia berarti perkembangan baru sel yang tidak normal.
AIN adalah perkembangansel baru yang tidak normal pada lapisan dubur. Displasia pada
daerah leher rahimdisebut neoplasia intraepitelial serviks (cervical intraepithelial
neoplasia/CIN) (Thoma,2008).Kondiloma genital dapat ditularkan melalui sentuhan dan
hubungan seksual.Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, namun ada sebagian orang yang
berisiko untukterjangkit penyakit ini antara lain: orang yang sering kontak dengan air/bekerja
ditempat basah (seperti tukang ikan, tukang daging, pemotong hewan), orang
yanghiperhidrosis/ telapak tangan atau kakinya selalu basah, anak-anak. Penyakit inimenular
baik dengan kontak langsung maupun tidak langsung seperti pemakaianhanduk dan baju yang
bersamaan (Thoma, 2008).
9
Kanker serviks, peristiwa kanker serviks diawali dari normal serviks yang
terinfeksiHPV dan menyebabkan timbulnya displasia sehingga menimbulkan kanker.
KankerServiks cenderung muncul pada wanita usia 35-55 tahun (pada saat usia
produktif). Namun dapat pula muncul pada perempuan berusia lebih muda. Penyebab
dari kankerini adalah Human Papilloma Virus yaitu sejenis virus yang menyerang manusia
dan berpotensi menyebabkan terjadinya komplikasi dan kemandulan. Serviks normal bentukn
ya lurus, sedangkan serviks yang terinfeksi bentuknya membesar,
keluar karena berkutil. Inilah yang menyebabkan rasa sakit pada penderita kanker serviks saat
melakukan hubungan seks (Thoma, 2008).

C.Gejala Kanker Serviks

Gejala awal kondisi pra-kanker umumnya ditandai dengan ditemukannya sel-selabnormal


serviks yang dapat ditemukan melalui tes Pap Smear. Sering kali kankerserviks tidak
menimbulkan gejala. Namun bila sel-sel abnormal ini berkembangmenjadi kanker serviks,
barulah muncul gejala-gejala sebagai berikut :

1.Pendarahan vagina yang tidak normal seperti :

 Pendarahan di antara periode menstruasi yang regular


 Pendarahan di luar waktu haid
 Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya
 Pendarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan panggul
 Pendarahan sesudah menopause
 Kelainan pada vagina (keluarnya cairan kekuningan, berbau)

2.Rasa sakit saat berhubungan seksual

3.Rasa sakit/ nyeri pada pinggul dan kaki

D.Pengobatan Infeksi HPV

Sampai saat ini, belum ada pengobatan langsung untuk infeksi HPV. Sistem kekebalan
tubuh dapat “memberantas” infeksi HPV, namun orang tersebut dapat kembali tertular lagi.
Bagi beberapa wanita dengan infeksi HPV pada leher rahimmenjadi resisten terhadap obat-
obat di atas oleh karenanya pengobatannya(pengambilan displasia dan kutil) dapat dilakukan
dengan cara berikut:

 Membakarnya dengan jarum listrik (kauterusasi listrik) atau laser


 Membekukannya dengan Nitrogen cair
 Memotongnya secara bedah
 Mengobatinya dengan zat kimia

Pengobatan pada kanker mulut rahim ada tiga, yaitu operasi, penyinaran (radiasi),dan
kemoterapi. Masing-masing terapi dilakukan dokter menurut stadium kanker yangdialami
pasien dan dengan pertimbangan kaidah dan risiko bagi pasien. Stadium O ataudisebut juga
lesi prakanker sangat mudah diobati dengan tindakan lokal. Selanjutnyastadium 1, dibagi A

10
dan B, pilihan pengobatan dengan operasi. Stadium 2A masihdioperasi, tetapi stadium 2B
tidak lagi dioperasi, melainkan sebaiknya radiasi dibantukemoterapi. Stadium 3 dan 4 adalah
stadium lanjut, dibagi juga A dan B, biasanyaradiasi dibantu kemoterapi (Thoma, 2008).

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. CMV merupakan virus litik yang menyebabkan efek sitopatik in vivo dan in
vitro.CMV cepat menyebar biasanya melalui berbagai macam cairan tubuh orang
yangtelah terinfeksi CMV, seperti contohnya air seni, air liur, darah, air mata, mani,
danair susu ibu. Penyebaran virus ini dapat berlangsung tanpa adanya gejala-gejala
klinisterlebih dahulu. Penularan dapat juga terjadi diantara ibu dengan janin dan
padatransfuse organ atau cangkok pada bagian badan tertentu.
2. Congenital Rubella Syndrome (CRS) atau Fetal Rubella Syndrome
merupakangabungan beberapa keabnormalan fisik yang berkembang pada bayi
sebagai akibatinfeksi virus rubella maternal yang berlanjut dalam fetus. CRS dapat
mengakibatkanterjadinya abortus, bayi lahir mati, prematur dan cacat apabila bayi
tetap hidup.
3. Infeksi virus rubella pada trimester I kehamilan memiliki risiko kerusakan yang
lebih besar dibandingkan terhadap janin.Susahnya, sebanyak 50% lebih ibu yang
mengalami Rubellatidak merasa apa-apa. Sebagian lain mengalami demam, tulang
ngilu, bercakmerah seluruh tubuh yang hilang dengan sendirinya setelah beberapa
hari. Sedangkandalam persalinan terjadi akibat adanya kuman yang masuk karena
dilakukan pemeriksaan dalam tanpa keadaan yang steril, juga akibat ketuban pecah
dini sebelum proses persalinan. Selain itu Kuman bakteri Infeksi sesudah persalinan
dapat ditemui juga pada endometrium atau lapisan dalam rahim . Infeksi dapat terjadi 
bila pertolongan persalinan tidak steril.

11

Anda mungkin juga menyukai