Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

OBAT ANTI VIRAL, ANTI KANKER

(KEMOTERAPI) DAN ANTI PARASIT)

Disusun oleh:

Kelompok 6

Naila Hilmatur Rohmah

Novi Safitri Wulandari

Ach Rizal

Toni Hartono

AKADEMI KEPERAWATAN NAZHATUT THULLAB SAMPANG

TAHUN AJARAN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis ingin mengucapkan rasa syukur kepada Allah


SWT.atas limpahan karunia rahmat & hidayah-NYA, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan tugas makalah pada kesempatan kali ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada ibu Yunita Amilia S.kep.Ns. dosen mata kuliah
farmakologi. Serta kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan
makalah-makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan memberikan informasi kepada semua pihak

Sampang 17 februari 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR................................................................................................
.

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A.Latar Belakang..........................................................................................

B. Rumusan masalah.....................................................................................

C. Tujuan......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

A. Pengertian,macam-macam obat,mekanisme kerja,indikasi,farmako


kinetik dan dinamik obat Anti Viral.....................................................
B. Pengertian,macam-macam obat,mekanisme kerja,indikasi,farmako
kinetik dan dinamik obat Anti Kanker (kemoterapi)............................
C. Pengertian,macam-macam obat,mekanisme kerja,indikasi,farmako
kinetik dan dinamik obat Anti Parasit. ................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Obat merupakan senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,


mendiagnosis penyakit atau gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu,
misalnya membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan otot rangka selama
pembedahan (Setiawati et al., 2012).Untuk mempermudah dalam terapi, obatobat
tersebut memiliki penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan
dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat
bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotik, obat keras, psikotropika dan
narkotika (Depkes, 1990).Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama di bidang kesehatan, penggunaan obat semakin marak di
masyarakat Indonesia, baik obat tersebut digunakan dengan atau tanpa resep dari
dokter. Berdasarkan data Intercontinental Medical Services (IMS) nilai total
penjualan obat di pasar farmasi nasional pada tahun 2011 telah mencapai 43,08
triliun rupiah atau mengalami pertumbuhan sebesar 11,9% apabila dibandingkan
pada tahun 2010 yang bernilai 38,498 triliun rupiah total tersbut didapatkan dari
jumlah penjualan obat etikal 2 (obat resep) sebesar 25,05 triliun rupiah serta obat
over-the-counter sebesar 18,03 triliun (Kimia Farma, 2011). Secara umum, obat
tersedia dalam bentuk paten dan generik.Obat generik itu sendiri terbagi menjadi
dua yaitu generik berlogo dan generik bermerek.Menurut persepsi masyarakat,
terdapat perbedaan mutu antara generik berlogo dan generik bermerek (Zakaria,
2010).Berdasarkan penelitian sebelumnya ditemukan bahwa amoksisilin generik
berlogo dan generik bermerek dengan profil farmakologi yang tidak bioekivalen
(Del Tacca et al., 2009).Bioekivalensi obat berhubungan dengan tingkat
keamanan dan efisiensi obat tersebut (Wahyudin et al., 2010).

Obat anti firus adalah obat yang menghambat atau merusak replikasi virus.
Obat –obat yag efektif terhadap virus ini bekerja selama fase akut infeksi virus

5
dan tidak memberikan efek pada fase laten. Kecuali foskarnet, obat-obat tersebut
adaalah analogpurin atau pirimidin yang menghambat sintesis virus DNA

Kanker adalah salah satu penyakit yang paling banyak menimbulkan kesakitan
dan kematian pada manusia. Diperkirakan, kematian akibat kanker di dunia
mencapai 4,3 juta per tahun dan 2,3 juta di antaranya ditemukan di negara
berkembang. Jumlah penderita baru per tahun 5,9 juta di seluruh dunia dan tiga
juta di antaranya ditemukan di negara yang sedang berkembang (Anonim, 2010).

Obat antikanker merupakan obat spesialistik, dimana indeks terapi obat sempit
sehingga perubahan sejumlah kecil dosis obat dapat menyebabkan efek samping
yang tidak diinginkan atau bahkan efek toksik berat, yang dapat menyebakan
kematian baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena obat antikanker
umumnya bekerja pada sel yang sedang aktif, maka efek sampingnya terutama
mengenai jaringan dengan proliferasi tinggi yaitu sistem hemopoetik dan
gastrointestinal (Sukardja, 2010).

Parasit adalah makhluk hidup yang mungkin tidak bisa lepas hubungannya
denganmanusia maupun makhluk hidup lain. Parasit adalah makhluk hidup yang
merugikanbagimakhluk hidup lain yang ditumpanginya atau yang biasa
disebut dengan inang.Dikarenaka parast tersebut mengambil keuntungan dari
inangnya dan menyebabkanberbagai macam dampak negative yang ditimbulkan
oleh parasit tersebut. Contohnyadengan mengambil nutrisi makanan yang
diperlukan host-nya, merusak sel dan jarinnganorganisme yang didiaminya
dll.Berasa; dari kata anti dan parasit, Antiparasitik adalah obat-obat yang
digunakanuntuk membunuh penyakit yang disebabkan oleh parasit

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian obat anti viral,anti kanker (kemoterapi) dan obat anti
parasit?
2. Bagaimana mekasisme kerjanya?
3. Bagaimana indikasinya?
4. Bagaimana farmako kinetik dan dinamiknya?

C. TUJUAN

6
1. Untuk mengetahui pengertian dari obat anti viral,anti kanker
(kemoterapi) dan anti parasit.
2. Untuk mengetahui memakisme kerjanya
3. Untuk mengetahui indikasinya
4. Untuk mengetahui farmako kinetik dan dinamiknya

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. OBAT ANTI VIRAL


Pengertian
Obat anti firus adalah obat yang menghambat atau merusak replikasi virus. Obat –
obat yag efektif terhadap virus ini bekerja selama fase akut infeksi virus dan tidak
memberikan efek pada fase laten. Kecuali foskarnet, obat-obat tersebut adaalah
analogpurin atau pirimidin yang menghambat sintesis virus DNA .

GOLONGAN OBAT ANTI VIRAL (ANTI VIRUS)

 Asiklovir
Merupakan obat sintetik jenis analog nukleosidapurin. Sifat anti virus
asiklovir terbatas pada kelompok virus herpes
1. Farmakokinetik
Asiklovir bersifat konsisten mengikuti model dua kompartemen :
volume distribusu taraf mantap kira-kira sama dengan volume cairan
tubuh. Kadar plasma taraf mantap setelah dosis oral ialah 0,5 ug /ml
setelah dosis 200 mg dan 1,3 ug/ml setelah dosis 600mg. Kadar obat
juga dapat di ukur di saliva, cairan lesi dan secret vagina. Kadar cairan
serebrospinal mencapai setengah kadar plasma. Di ASI kadarnya lebih
tinggi lebih dari 80% dosis obat dieliminasi melalui filtasi glomerulus
ginjal dan sebagian kecil melalui sekresi tubuli. Hanya sekitar 15%
dosis obat yang diberikan dapat ditemukan kembali di urin sebagai
metabolit inaktif.
2. Mekanisme kerja
Asiklovir merupakan analog dua deoksiguanosin. Asiklovir adalah
suatu produk yang baru memiliki efek anti virus setelah di
metabolisme menjadi asiklofir trofosfat .
Langkah yang penting dari proses ini adalah pembentukan asiklivir
monofosfat yang dikatalisis oleh timidin kinase pada sel hospes yang

8
terinveksi oleh virus hespes atau varicella zoster atau oleh
fosfotransferase yang dihasilkan oleh sitimegalo virus, kemudian
enzim seluler menambahkan gugus fosfat untuk membentuk asklovir
di fosfat dan asiklovir trifosfat.
3. Resistensi
Resistensi terhadap asiklovir disebabkan oleh mutasi pada gen timidin
kinase virus atau pada gen DNA polimerase.
4. Indikasi
Infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun sistemik (Termasuk
keratitis herpetik, herpetik ensefalitis, herpes genitalia,herpse neonatal
dan herpes labialis) dan inveksi VZV (varizela dan herpes zozter).
Karena kepekaan asiklovir terhadap VZV kurang dibandingkan denhan
HSV, dosis yang diperlukan untuk terapi kasus varisella dan zozter
jauh lebih tinggindari pada terapi inveksi HSV.
5. Dosis
Untuk herpes genital ialah lima kalim sehari 200 mg tablet, sedangkan
untuk herpes zozterialah empar kalim sehari 400mg. Penggunaan
topikal untuk keratitis herpetik adalah dalam bentuk krim ophthalmic
30% dan rim 5% untuk herpes labialis. Untuk herpes ensefalitis, HSV
berat lainnya dan inveksi VZV digunakan asiklofir intrafena 30mg/kg
bb perhari
6. Efek samping
Asiklofir pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Asiklovir
topikal dalam pembawa polietilen glikol dapat menyebabkan iritasi
mukosa dan rasa terbakar dan siofatnya sementara jika dipakai pada
luka genetalia. Asiklovir oral walaupum jarang dapat menyebabkan
mual, diare, ruam dan sakit kepala : dan sangat jarang dapat
enyebabkan insufiensirenal dan neurotoksitas
 Valasiklovir
Merupakan ester L-valil dari asiklovir dan hanya terdapat dalam formulasi
oral. Setelah ditelan, vasiklovir dengan cepat diubah menjadi asiklovir
melalui enzim valasiklivor hidrolase disaluran cerna dsn dihati.

9
1. Farmakokinetik
Bioafailabilitas oralnya tiga hingga lima kali asiklovir (54%) dan
waktu paruh eliminasinya 2-3 jam, waktu paruh intra selnya 1-2 jam,
kurang dari 1% dari dosis valasiklovir ditemukan diurin selebihnya di
eliminasi sebagai asiklovir.
2. Mekanisme kerja dan reistensi
Langkah yang penting dari proses ini adalah pembentukan asiklivir
monofosfat yang dikatalisis oleh timidin kinase pada sel hospes yang
terinveksi oleh virus hespes atau varicella zoster atau oleh
fosfotransferase yang dihasilkan oleh sitimegalo virus, kemudian
enzim seluler menambahkan gugus fosfat untuk membentuk asklovir
di fosfat dan asiklovir trifosfat.
3. Resistensi
Resistensi terhadap asiklovir disebabkan oleh mutasi pada gen timidin
kinase virus atau pada gen DNA polimerase.
4. Indikasi
Valasiklovir terbukti efektif dalam terapi infeksi yang disebabkan oleh
virus herpes simpleks, virus varicella zoster dan sebagai profilaksis
terhadap penyakit yang disebabkan sitomegalovirus.
5. Sediaan dan dosis
Untuk herpes genital per oral dua kali sehari 500mg tablet selama 10
hari untuk herpes zoster tiga kali sehari 2 tablet 500mg selama 7 hari.
6. Efek samping
Sama dengan asiklovir. Pernah terdapat laporan vasiklovir
menyebabkan mikroangiopati trombolit pada pasien imuno supresi
yang menerima beberapa macam obat.

 Gansiklovir
Gansiklovir berbeda dari asiklovir dengan adanya penambahan gugus
hydroksimetil pada posisi tiga rantai samping asikliknya. Metabolisme dan
metalisme kerjanya sama dengan asiklovir. Yang sedikit berbeda adalah

10
pada gansiklovir terdapat karbon tiga dengan gugus hydroksil. Sehingga
masih memungkinkan adanya perpanjangan primer dan template, jadi
gansiklovir bukanlah DNA chain terminator yang absolut seperti asiklovir.
1. Farmakokinetik
Bioafailabilitas oral Sangat rendah sehingga gansiklovir diberikan
melalui infus intrafena. Obat ini tersebar luas ke berbagai jaringan
termasuk otak. Penelitian pada hewan memperlihatkan bahwa
gansiklovir disekresi melalui ginjal dalam bentuk utuh.
2. Mekanisme kerja
Gansiklovir diubah menjadi gansiklovir monofosfat oleh enzim
fosfotransferase yang dihasilkan sel yang erinfeksi sitomegalovirus.
Perbedaan ilmiah yang menjelaskan mengapa asiklovir lebih superior
dibandingkan dengan asiklovir unruk terapi penyakit yang disebabkan
oleh sitomegalo virus.
3. Resistensi
Sitomegalo virus dapat menjadi resisten terhadap gansiklovir oleh
salah satu dari dua mekanisme. Penurunan fosforilasi gansiklovir oleh
salah satu dari dua mekanisme. Penurunan foforilasi gansiklovir
karena mutasi pada fosfotransferase virus yang dikode oleh gen ul.97
atau karena mutasi pada DNA porimelase virus. Farian virus yang
sangat resisten pada gansiklovir disebabkan karena mutasi pada
keduanya (gen ul.97 atau karena mutasi pada DNA polimerase virus)
dan dapat terjadi resistensi silang terhadap sidovovir atau gansiklovir
disebabkan karena mutasi pada keduanya (gen ul.97 dan DNA
polimerase) dan dapat terjadi resistensi silang terhadap sidofovir atau
fosmaket.
4. Indikasi
Infeksi CMV, terutama CMV retinitis pada pasien imunokompromised
( misalmya: AIDS) baik untuk terapi dan pencegahan.
5. Sediaan dan dosis

11
Untuk induksi diberikan IV 10 mg/kg per hari ( 2x5 mg/kg,setiap 12
jam) dilanjutkan dengan pemberian maintenance peroral 3000 mg per
hari (3 kali sehari 4 kapsul@250mg).
6. Efek samping
Mielosupresi dapat terjadi pada terapi dengan gansiklovir. Neutropenia
terjadi pada terapi dengan gansiklovir. Neutropenia terjadi pada 15-
40% pasien dan trombositopenia terjadi pada 5-20%. Zidovudin dan
obat sitotostik lain dapat meningkatkan resiko mielotoksisitas
gansiklovir. Obat-obatan nefrotoksik dapat mengganggu ekskresi
gansikrovit. Recombinan kolonistymulatin factor (g-
csf:filgastrim,lenogastrim) dapat menolong dalam penanganan
neotropenia yang disebabkan oleh gansiklovir.

 Valgansiklovir
Valgansiklovir merupakkan ester L-valine gansiklovir
1. Mekanisme kerja dan resistensi
Sama dengan gansiklovir
2. Indikasi
Infeksi CMV, valgansilovir oral merupakan sediaan yang diharapkan
dapat menggantikan gansiklovir IV dalam terapi dan pencegahan
infeksi dan CMV.
3. Dosis
Untuk induksi diberikan peroral diberi 2x900mg perhari (2 tablet
450mg per hari) selama 21 hari, dilanjutkan dengan terapi maintenance
1x900mg per hari. Dosis harus dikurangi pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal.
4. Efek samping
Sama dengan gansiklovir. Laporan efeksamping lain yang terjadi
dengan terapi falgansiklovir adalah sakit kepala dan gangguan gastro
intestinal.

12
 Pensiklovir
Struktur kimia pensiklovir mirip dengan gansiklovir. Metabolisme dan
mekanisme kerjanya sama dengan asiklovir, namun perbedaannya
pensiklovir bukan DNA chainterminator obligat.
1. Mekanisme kerja
Pada prinsipnya sama dengan asiklovir
2. Resistensi
Resistensi terhadap pensiklovir disebabkan oleh mutasi pada timidin
kinase atau DNA polimerase virus. Kejadian resistensi selama
pemakaian klinis sangat jarang. virus herpes yang resisten terhadap
asiklovir juga resisten terhadap pensiklovir.
3. Indikasi
Infeksi herpes simpleks mokokutan, khususnya labialis rekuren
(coldsores)
4. Dosis
Diberikan secara topikal dalam bentuk 1% krim.
5. Efek samping
Reaksi lokal pada tempat aplikasi namun jarang terjadi.

B. OBAT ANTI KANKER (KEMOTERAPI)

Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan


yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel
Kanker. Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum
operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan
mengobati beberapa macam kanker darah. Kemoterapi Merupakan bentuk
pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang
dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.

 Macam – Macam Obat Kemoterapi

13
Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :
1.      Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan Antibiotik
Anthrasiklin  obat golongan ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA di
inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi.
2.      Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel,
yang berakibat menghambat sintesis DNA.
3.      Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid,
dan Taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi
hambatan mitosis sel.
4.      Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan menghambat
sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan RNA
dari sel-sel kanker tersebut.
  Mekanisme Kerja Obat Anti Kanker Dan Kemoterapi Kanker
Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini
bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif
sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostatika hal
ini disebut Kemoresponsif, sebaliknya semakin lambat prolifersainya maka
kepekaannya semakin rendah , hal ini disebut Kemoresisten.
Pada inti sel, pada waktu sel membelah (mitosis). Makin cepat sel
bermitosis, makin sensitive terhadap kemoterapi. CELL CYCLE PHASE
SPECIFIC, yaitu obat yang bekerja pada sel yang berkembang aktif, jadi harus
diberikan secara kontinyu. CELL CYCLE PHASE NON SPECIFIC, yaitu obat
yang bekerja pada sel yang berkembang maupun yang istirahat, jadi dapat
diberikan secara single bolus.

     Indikasi Dan Kontraindikasi Obat Anti Kanker Dan Kemoterapi


 Indikasi
Persyaratan Pasien yang Layak diberi Kemoterapi :
Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan kelemahan, yang
apabila diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect. Sebelum
memberikan kemoterapi perlu pertimbangan sbb :

14
1.      Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu
status penampilan <= 2
2.      Jumlah lekosit >=3000/ml
3.      Jumlah trombosit>=120.0000/ul
4.      Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10
5.      Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit  (dalam 24 jam) ( Tes Faal Ginjal )
6.      Bilirubin <2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal ( Tes Faal
Hepar).
7.      Elektrolit dalam batas normal.
8.      Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan pada
usia diatas 70 tahun.
Status Penampilan Penderita Ca ( Performance Status ) Status penampilan
ini mengambil indikator kemampuan pasien, dimana penyait kanker semakin berat
pasti akan mempengaruhi penampilan pasien. Hal ini juga menjadi faktor
prognostik dan faktor yang menentukan pilihan terapi yang tepat pada pasien
dengan sesuai status penampilannya.

 Kontra Indikasi Kemoterapi


Kontra indkasi absolut:
 pada stadium terminal
 Kehamilan trimester pertama
 Kondisi septikemia dan koma.
Kontra indikasi relatif :
   Bayi <>8g/dl, leukosit > 3000/mm .
Bentuk Sediaan Dan Dosis Dari Obat Kemoterapi
 Bentuk Sediaan
Kemoterapi dapat diberikan dengan cara Infus, Suntikan langsung (pada otot,
bawah kulit, rongga tubuh) dan cara Diminum (tablet/kapsul).
 Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari.
Keuntungan kemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.
 Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek
dokter, rumah sakit, klinik, bahkan di rumah.

15
 Dalam bentuk infus. Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh
paramedis yang terlatih).
  Dosis
Dihitung berdasar Luas Permukaan Tubuh (LPB). Sedangkan LPB dihitung
dengan table berdasarkan tinggi badan dan berat badan. Apabila tubuh pasien
makin kurus selama pemberian kemoterapi seri I dan II maka untuk pemberian
seri selanjutnya harus diukur lagi LPB-nya, mis: BB = 56 kg, TB = 150 cm,
LPT = 1,5m2. Dosis obat X : 50 mg/m2, berarti penderita harus mendapat obat
50 x 1,5 mg = 75 mg.

    Efek Samping Kemoterapi


Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada
setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul
pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor
nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna.
Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal,
supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling
utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan
mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama setelah
pemberian sitostatika dan berlangsung tidak melebihi 24 jam.
Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel
darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah
(anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat
terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera,
penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-
14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar laukositnya
kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar
leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar
minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan
mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat
menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat mengakibatkan perdarahan yang
terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus gastrointestinal.

16
Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada
kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah
kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati,
sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan
perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker baru.
Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi,
sebagian besar penderita meninggal karena “pump failure”, fibrosis paru
umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan pemberian
sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang dimetabolisir dalam hati,
efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran kencing relatif kecil dan lebih
mudah diatasi.
Tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu
sekali, tiga minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri penderita harus
menjalaniKemoterapi, juga tergantung pada jenis kanker penderita. Yang paling
ditakuti dari kemoterapi adalah efek sampingnya. Ada orang yang sama sekali
tidak merasakan adanya efek samping Kemoterapi. Ada yang mengalami efek
samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat menderita karenanya. Ada-tidak atau
berat-ringannya efek samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara lain
jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya.
Efek samping Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan
tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat,
terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Karena itu efek samping
kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang sel-selnya membelah dengan
cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau
beberapa waktu setelah pengobatan.

Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain:


1.      Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau
perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung
terus hingga akhir pengobatan.
2.      Mual dan Muntah

17
Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah.
Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan
muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan
sebelum,selama, atau sesudah pengobatan Kemoterapi. Mual muntah dapat
berlangsung singkat ataupun lama.
3.      Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi
diare disertai  dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa
terjadi. Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum
banyak untuk mengganti cairan yang hilang. Bila susah BAB: perbanyak
makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan.
4.      Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga
minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah
di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut
dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
5.      Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari
tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit
pada otot.
6.      Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.
Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti,
lebam, bercak merah di kulit.
7.      Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh
penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah.
Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan
tampak pucat.
8.      Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat
garis putih melintang.

18
Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda! Reaksi tiap orang pada
tiap siklus juga berbeda! Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan
kemoterapi, biasanya dokter memberikan juga obat-obat untuk menekan efek
sampingnya seminimal mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat
sementara. Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan pulih seperti semula.
Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek
samping kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh Anda. Anda
bisa menggunakannya, tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu
dengan dokter Anda juga.
Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang
semakin diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa
memberikan kemoterapi herbal yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud
menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik tersebut adalah
seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus berkonsultasi dengan dokter yang
merawat Anda, dan lakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk
memantau hasilnya.

Cara mengatasi efek samping Kemoterapi


 Pemberian anti mual dan muntah
 Saat merasa mual duduk ditempat yang segar
 Makan makanan tinggi kadar protein dan karbohidrat (sereal, bakso,
puding, susu, roti panggang, sup, yoghurt, keju, susu kental, kurma,
kacang, dll)
 Lakukan perawatan mulut dengan menggosok gigi sebelum tidur dan
setelah makan. Bila tidak dapat menggosok gigi karena gusi berdarah,
gunakan pembersih mulut
 Berikan pelembab bibir sesuai kebutuhan
 Hindari rokok, makanan pedas dan air es.
Dalam beberapa penelitian kemoterapi mampu menekan jumlah kematian
penderita kanker tahap dini, namun bagi penderita kanker tahap akhir / metastase,
tindakan kemoterapi hanya mampu menunda kematian atau memperpanjang usia

19
hidup pasien untuk sementara waktu. Bagaimanapun manusia hanya bisa berharap
sedangkan kejadian akhir hanyalah Tuhan yang menentukan.

C. OBAT ANTI PARASIT

Parasit adalah makhluk hidup yang mungkin tidak bisa lepas hubungannya
dengan manusia maupun makhluk hidup lain. Parasit adalah mahluk hidup yang
merugikan kepada mahluk hidup yang lain.

Dikarenaka parast tersebut mengambil keuntungan dari inangnya dan


menyebabkan berbagai macam dampak negative yang ditimbulkan oleh parasit
tersebut. Contohnya dengan mengambil nutrisi makanan yang diperlukan host-
nya, merusak sel dan jarinngan organisme yang didiaminya dll.

Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba


yang merugikan manusia. Antiparasit termasuk dalam antimikroba. Dalam
pembicaan di sini, yang dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang
tidak termasuk kelompok parasit.Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada anti
mikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai
aktifitas bakteriostatik dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai
aktivitas bakterisid.
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi,
yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak
antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam
praktek sehari-hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba
(misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotik.
Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba,penyebab infeksi pada
manusia,ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setnggi mungkin.
Artinya,abat harus bersifat sangat toksik umtuk mikroba,tetapi relatif tidak toksik
untuk hospes. Sifat tokosisitas selektif yang absolute belum atau mungkin tidak
diperoleh.

Penggolongan obat Antiparasit

20
1.      Antelmintik
      Deskripsi : Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan untuk
memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh.
Sebagian besar obat cacing efektif terhadap satu macam kelompok cacing,
sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan obat tertentu.
Diagnosis dilakukan dengan menemukan cacing, telur cacing dan larva dalam
tinja, urin, sputum, darah atau jaringan lain penderita. Sebagian besar obat cacing
diberikan secara oral yaitu pada saat makan atau sesudah makan dan beberapa
obat cacing perlu diberikan bersama pencahar.
·      Mekanisme kerja : Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan menghambat
proses penerusan impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan.
Mekanisme lainnya dengan menghambat masuknya glukosa dan mempercepat
penggunaan (glikogen) pada cacing.
·      Contoh:
a)      Dietil karbamazin
Nama dagang : Filarzan
Indikasi : Filariasis, onkoseriasis, loaiasis, askariasis, dan ankilostomiasis
Kontra indikasi: anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui
Efek samping :  demam, sakit kepala, sakit otot dan persendian, mual, muntah,
menggigil, urtikaria, gejala asma bronkial. Sedangkan gejala lokal
berupa limfadenitis, limfangitis, abses, ulkus, funikulitis, epidimitis, orchitis, dan
limfedeme
Dosis : Untuk filariasis bankrofti, dosis yang dianjurkan adalah 6mg/kg berat
badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filaria brugia, dosis yang dianjurkan
adalah 5mg/kg berat badan/hari selama 10 hari.
b)      Levamisol
Nama dagang : Kam cek san, obat cacing kancisan
Indikasi : cacing perut, cacing tambang, cacing gelang, cacing kremi
Kontraindikasi : hipersensitif, gangguan fungsi ginjal, hati dan ibu hamil
Efek samping : mual, muntah, nyeri perut, pusing, sakit kepala, sindroma seperti
enselopati.

21
Dosis : Dewasa dan anak berusia lebih dari 16 tahun : 3 tablet, anak berusia 5-15
tahun : 2 tablet., anak berusia 1-4 tahun : 1 tablet. Diberikan sebagai dosis
tunggal. Dosis kedua dianjurkan 1 atau 7 hari kemudian.

c)      Mebendazol
Nama dagang : Gavox
Indikasi : Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing
cambuk), Enterobius vermicularis (cacing kremi), Ancylostoma duodenale (cacing
tambang), Necator americanus (cacing tambang).
Kontra indikasi : kehamilan dan menyusui
Efek samping : Nyeri perut, diare
Dosis :
–          Ascariasis: 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari
–          Trichuriasis:100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari
–          Enterobiasis: 100 mg dalam dosis tunggal
–          Ancylostomiasis/Necatoriasis: 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari.
–          Infeksi campuran : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari atau 500 mg dalam
dosis tunggal untuk semua jenis infeksi.
d)     Piperazin
Nama dagang : Degezine, Combicetrin
Indikasi : enterobiasis, askariasis
Kontra indikasi : pasien dengan riwayat epilepsi, pasien dengan penyakit atau
kerusakan ginjal kronik.
Efek samping :   mual, muntah, kolik, diare, alergi, nyeri sendi, demam, vertigo.
Dosis : D i b e r i k a n p a d a d o s i s 5 0 - 7 5 m g / k g B B d i b a g i d a l a m 4
dosis selama 2 hari.

22
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Virus adalah micro organisme yang bersifat parasit dengan menginfeksi atau
memanfaatkan sel organisme biologis mahluk hidup lainnya seperti manusia,
hewan, tanaman sebagai inangnya. Virus tumbuh dan berkembang biak di sel
organisme biologis mahluk hidup lain karena virus hanya terdiri dari selubung
protein yang terbentuk dari DNA atau RNA saja dan tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi.
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan
yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel
Kanker. Banyak obat yang digunakan dalam Kemoterapi. Kemoterapi adalah
upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi reproduksi
sel..
Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum
operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan
mengobati beberapa macam kanker darah. Kemoterapi Merupakan bentuk
pengobatan kanker dengan menggunakanobat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang
dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.
kemoterapi bekerja pada sel yang tumbuh secara terus menerus, misalnya sel
tumor, sel kulit, sel mukosa dan sel hemopoetik serta mempengaruhi seluruh
sistem tubuh karena diberikan secara sistemik

Parasit adalah makhluk hidup yang mungkin tidak bisa lepas hubungannya
dengan manusia maupun makhluk hidup lain. Parasit adalah makhluk hidup yang
merugikanbagi makhluk hidup lain yang ditumpanginya atau yang biasa
disebut dengan inang.

23
Dikarenaka parast tersebut mengambil keuntungan dari inangnya dan
menyebabkanberbagai macam dampak negative yang ditimbulkan oleh parasit
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Irianto,K.2010.Mikrobiologi.Yarama Widia : Bandung

Mycek,M.J dan richard.A.H dan pemela,CC.2001.Farmakologi edisi ke 2.Widya


medika : Jakarta.

Kee,J.L dan Hayes,E.R.1996.Farmakologi.Penerbit buku kedokteran EGC:


Jakarta.

Pratiwi,S.T.2008.Mikrobiologi Farmasi.Erlangga Medical Series : Jakarta.

Striner,J.L.2009.Konsep dasar farmakologi.Penerbit Buku Kedokteran EGC


:Jakarta.
Anonim,http://www.news-medical.net/health/Carboplatin-What-is-Carboplatin-
%28Indonesian%29.aspx, diakses pada 26 Februari 2018

Anonim,http://hsa.blogspot.com/2011/09/carboplatin-obat-suntik-untuk-kanker.html,
diakses pada 26 Februari 2018

Anonim, http://sdbs.riodb.aist.go.jp/sdbs/cgi-bin/direct_frame_top.cgi, diakses pada 26


Februari 2018

Anonim,http://www.news-medical.net/health/Carboplatin-Pharmacology %28Indonesian
%29.aspx, diakses pada 26 Februari 2018

Anonim, (2008),Antibioti c, Wikipedia, diambil tanggal 25 Desember 2008, dari


http://en.wikipedia.org/wiki/Antibiotic
        Bhat, V., (2008), Classification of Antibiotik, Mediacal Notebook, diambil
tanggal 25Desember 2008, dari http://pre-pg.blogspot.com/2007/03/classification-
of-antibiotics.html

Darmansjah, I., Nelwan, R., (1994) Antibiotic guideline : Farmacological,


medicaljournal of university of Indonesia. diambil tanggal 25 Desember 2008,
darihttp://www.iwandarmansjah.web.id/attachment/at_antibiotic
%20guidelines.pdf

Katzung, E.G, (1997), Obat-Obat Kemoterapeutika, dalam Farmakologi Dasar &


Klinik, EGC : Jakarta

24
25

Anda mungkin juga menyukai