KELOMPOK 4
NAMA KELOMPOK:
M.ALFIAN_2216099
MUHAMMAD REZA_2216103
A. NADIVA DWI TENRIPADA_2216083
DWI APRILIA IRWAN_2216091
FITRIANI S_2216094
SHAHIFATUL ULYA_2216116
PUTRI AULIA SYAHMI_2216111
NURAISYAH SYAM_2216107
TINGKAT 1C
OLEH DOSEN:
KASMAWATI K, S.Kep, Ns, M.Kep
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa
terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari salah satunya dari karya
film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa
sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah
ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi
kami, dosen pembimbing kami, Ibu Kasmawati K. S.Kep, Ns, M.Kep, dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca
agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang………………………………………………..……..2
B. Rumusan Masalah……………………………………………….…. 2
A. Kesimpulan ……………………………………………………..…… 30
B. Saran ………………………………………………………………… 31
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung
secara efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara
efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi, bila komunikan bersifat pasif/tertutup
maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
4. Usia Tumbuh Kembang Status Kesehatan Anak
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar
komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke
komunikan dengan baik.
6. Lingkungan
Lingkungan juga sangat berperan penting dalam berkomunikasi, semakin
bagus/indah lingkungan yang ditempati maka dalam berinteraksi akan terasa
nyaman dan aman.
3. Memfasilitasi
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ekspresi anak atau
respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus
mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak harus
diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan
dengan penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan negative yang
menunjukkan kesan yang jelek pada anak remaja tersebut.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dan meminta untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak
dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat
itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pada situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak
remaja.
6. Penggunaan skala
Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan
sakit pada anak seperti penguapan perasaan nyeri, cemas, sedih, dan lain-lain,
dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah atau lainnya dan biasa banyak dilakukan pada remaja yang jengkel,
marah dan diam.
Sikap Komunikasi Terapeutik Dengan Remaja
Remaja adalah masa transisi dari anak ke dewasa. Pada masa transisi ini remaja
banyak mengalami kesulitan yang menimbulkan kesulitan yang membutuhkan
kemampuan adaptasi. Remaja sering tidak mendapat tempat untuk
mengekspresikan ungkapan hatinya dan cenderung tertekan. Hal ini dapat
mempengaruhi komunikasi remaja terutama komunikasi dengan orang tua atau
orang dewasa lainnya.
Terkait dengan permasalahan diatas, maka dalam berkomunikasi dengan remaja
perawat atau orang dewasa lain harus mampu besikap sebagai ”SAHABAT” buat
remaja. Tidak meremehkan atau memperlakukan sebagai anak kecil dan tidak
membiarkan dia berperilaku seperti orang dewasa. Pola asuh remaja perlu cara
khusus. Walau usia masih tergolong anak-anak, ia tak bisa diperlakukan sebagai
anak kecil. Remaja sudah menunjukkan jati diri. Biasanya remaja lebih senang
berkumpul bersama teman sebaya ketimbang dengan orang tua. Adapun beberapa
sikap yang dapat dilakukan yaitu:
1. Sikap kesejatian
Menghindari membuka diri yang terlalu dini sampai dengan anak menunjukkan
kesiapan untuk berespon positif terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan kita
pada anak.
2. Sikap empati
Bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan orang tua.
3. Sikap hormat
Bentuk sikap yang menunjukkan adanya suatu kepedulian/perhatian, rasa suka
dan menghargai klien. Ex : senyum pada saat yang tepat, melakukan jabat tangan
atau sentuhan yang lembut dengan seizin komunikan.
4. Sikap konkret
Bentuk sikap dengan menggunakan terminology yang spesifik dan bukan abstrak
pada saat komunikasi dengan klien. Ex : gambar, mainan, dll.
Berikut ini sikap perawat, orang tua, atau orang dewasa lain yang perlu
diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja.
1. Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk
mengekspresikan perasaannya, pikiran dan sikapnya.
2. Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran dan sikapnya.
3. Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau beresponyang
berlebihan pada saat remaja menunjukkan sikap emosional, maka sikap kita
adalah memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan
membantu untuk menyelesaikan masalah dengan mendiskusikannya.
4. Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja, tempat
berbagi cerita suka dan duka.
5. Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol dan bercengkrama
dengan mereka serta sering melakukan makan bersama.
Suasana Komunikasi Yang Kondusif Pada Remaja
Keberhasilan berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana
psikologis antara perawat / orang tua/ orang dewasa lain dengan remaja.
1. Suasana hormat menghormati
Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat
pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan
mengemukakan pikirannya.
2. Suasana saling menghargai
Segala pendapat, suasana pikiran, gagasan, system nilai yang dianut perlu
dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka kan dapat menjadi
kendala dalam jalannya komunikasi.
3. Suasana saling percaya
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain.
Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif tergali.
Komunikasi verbal dan non verbal remaja perlu diperhatikan, misalnya ekspresi
wajah, gerakan tubuh dan nada suara yang memberikan tanda tentang status
emosionalnya.
Penerapan Komunikasi Sesuai Tingkat Perkembangan Remaja
Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja)
sebenarnya lebih mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicar tentang
masalah yang kompleks. Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita tidak bias
memindahkan alur pembicaraan, mengatur dan memegang kendali secara otoriter.
Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal yang ia
bicarakan.
Contoh respon yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya yang bisa
menyebabkan terputusnya komunikasi adalah mengancam, memperingatkan,
memerintah, menilai, mengkritik, tidak setuju, menyalahkan, menasehati,
menyelesaikan masalah, menghindar, mengalihkan perhatian, menertawakan,
mendesak memberi kuliah, mengajari, mencemooh, membuat malu, menyelidiki,
mengusut, dan memuji-menyetujui.
Perhatikanlah bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada remaja berikut
ini:
1. Komunikasi terbuka “Bagaimana sekolahmu hari ini?”, “Apa yang membuatmu
senang hari ini disekolah?”.
2. Komunikasi dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang mendengarkan.
Jangan mendominasi pembicaraan, sediakan waktu untuk remaja dalam
menyampaikan pendapatnya.
3. Mendengar aktif artinay tidak hanya sekedar mendengar tetapi juga memahami
dan menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan refleksikan emosi yang
ditunjukkan, misalnya dengan mengatakan, “Ibu tahu, kamu kesal diejek seperti
itu…”
4. Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika sedang
tidak bias, katakana terus terang daripada anda tidak focus dan memutus
komunikasi dengan remaja.
5. Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatuyang dia rahasiakan
karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan berkomunikasi. Anak remaja
sudah mulai memiliki privasi yang tidak boleh diketahui orang lain termasuk
orang tuanya.
6. Utarakan perasaan anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan jangn
memarahi atau membentak. Misalnya, “ mama khawatir sekali kalau kamu tidak
langsung pulang ke rumah. Kalau mau kerumah teman, telepon dulu agar mama
tenang.”
7. Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya. Misalnya, “aku
sedang berusaha menguasai mate-matika”, daripada “aku payah dalam mate-
matika”.
8. Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap sinyal-sinyal
emosi dari bahasa tubuhnya.
9. Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada aspek
terbaik yang dia lakukan sekecil apapun.
10. Hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang
disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu
pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan.
Dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu
memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan
anak, tehnik komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi
komuikasi.
Seperti pada anak dan remaja dalam berkomunikasinya sedang membentuk
jati dirinya, dia akan lebih diam dengan orang yang dianggapnya tidak sama
dengan dia. Masa remaja merupakan masa-masa panjang yang dialami seorang
anak. Saat remaja mereka mulai mengalami berbagai perubahan, baik fisik
maupun non fisik dalam kehidupan mereka.
B. SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan makalah ini
yaitu :
1. Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan remaja lebih efektif karena telah
mengetahui bagaimana prinsip dan strategi berkomunikasi dengan remaja, serta
mengetahui hambatan yang akan ditemui pada saat akan berkomunikasi dengan
remaja.
2. Mahasiswa mampu menerapkan tehnik-tehnik komunikasi, cara berkomunikasi,
tahapan komunikasi serta faktor yang menghambat komunikasi pada anak dan
remaja.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan komunikasi pada remaja.