NAMA KELOMPOK:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan anugrah dan karunianya,
hingga akhirnya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“KOMUNIKASI TERAUPETIK PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT
KRONIS” . Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas kuliah.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
- Latar belakang....................................................................................4
- Rumusan Masalah..............................................................................5
- Tujuan ...............................................................................................6
- Pendahuluan.......................................................................................7
- Metode...............................................................................................8
- Hasil...................................................................................................8
- Pembahasan .......................................................................................9
BAB IV PENUTUP......................................................................................12
- Kesimpulan........................................................................................12
- Saran..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut beberapa pakar komunikasi dapat diartikan sebagai
pengiriman pesan dari seseorang kepada seseorang yang lain.
Sedangkan, dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa komunikasi
berasal dari bahasa latin, yaitu comunis, yang berarti membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan di antara dua orang
individu atau lebih. Maka dapat dipahami bahwa pada prinsipnya
komunikasi merupakan salah satu bentuk upaya diantara dua orang
individu maupun lebih guna menciptakan kebersaman (MH, 2013).
Kemampuan berbicara merupakan kemampuan yang sangat penting
bagi manusia. Karena kemampuan berbicara berkaitan dengan
kemampuan berkomunikasi dan berkomunikasi merupakan sebuah hal
yang tidak mungkin tidak dilakukan oleh manusia di muka bumi ini,
terutama ketika bersinggungan dengan orang lain. Manusia juga bukan
makhluk yang statis, melainkan ia senantiasa berproses dengan segala
aspek kehidupannya termasuk dalam hubungan dan interaksinya
dengan orang lain atau biasa disebut dengan komunikasi antarpribadi.
Secara sederhana komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai
sebuah bentuk komunikasi seorang individu dengan individu lain
dalam berbagai bentuk hubungan (Putri, 2019). Prevalensi gangguan
berbicara berupa keterlambatan bahasa dengan kosakata ekspresif
kurang dari 50 kata dan atau tidak adanya kombinasi kata diperkirakan
terjadi 15% pada anak dengan usia 24-29 bulan. Prevalensi dari
gangguan berbicara bervariasi antara 1%-32% pada populasi normal
dan dipengaruhi berbagai faktor seperti usia dan cara mendidik anak
(Dewanti, 2012).
Pada prinsipnya keberlangsungan komunikasi dalam bidang
keperawatan dapat memperlancar usaha seorang perawat dalam
menentukan rencana tindakan guna menyehatkan pasien. Dengan
4
prinsip tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik
memegang peranan penting guna memecahkan masalah yang dihadapi
pasien. Pada dasarnya, tujuan dari komunikasi terapeutik adalah
mengarah pada usaha menyembuhkan pasien. Persoalan mendasar dari
komunkasi terapeutik adalah adanya hubungan simbiosis mutualisme
antara pasien dengan perawat, sehingga dikategorikan sebagai
komunikasi interpersonal atau komunikasi pribadi antara perawat
dengan pasien (MH, 2013)
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat.
Salah satu kajian ilmu komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang
merupakan hhubungan timbal balik antara tingkah laku manusia masa
lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa
mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan
tersebut atau partisipasi profesional dalam program- Program yang
bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melaui pemahaman yang
Lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah
laku sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang
lebih baik.
Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian
Integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas
sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien,
sesama teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya. Maka
komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif
dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya
dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud komunikasi teraupetik?
2. Bagaimana cara penerapan Teknik komunikasi teraupetik?
3. Apa yang dimaksud dengan penyakit kronis?
4. Bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien kronis?
5
C. Tujuan
1. Menjelaskan yang dimaksud komunikasi teraupetik.
2. Menjelaskan cara penerapan Teknik komunikasi teraupetik.
3. Menjelaskan apa yang dimaksud penyakit kronis.
4. Menjelaskan cara berkomunikasi dengan pasien kronis.
6
BAB II
ANALISA JURNAL
A. Pendahuluan
7
B. Metode
C. Hasil
8
Manfaat yang dirasakan oleh klien sendiri adalah ia dapat mengungkapkan
perasaan, harapan yang selama ini disimpannya sendiri dalam hatinya dan
tidak pernah disampaikan kepada anak-anaknya selain kepada suaminya,
kini ia dapat mengungkapkannya sehingga hatinya menjadi lebih tenang
dan bahagia.
D. Pembahasan
Sehingga manfaat yang dapat diambil dalam laporan kasus ini adalah tidak
ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan FPE dan
komunikasi terapeutik bahkan pada pasien dengan penyakit kronis yang
memiliki berbagai pendapat, kebutuhan serta harapan yang berbeda-beda
dari setiap anggota keluarga.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
D. Cara berkomunikasi dengan pasien penyakit kronis
1. Denial
Selalu berada didekat pasien, pertahankan kontak mata
2. Anger
Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan
perasaannya.
3. Bargering
Memberi kesempatan kepada pasien untuk menawar dan menanyakan
kepada pasien apa yang diinginkan.
4. Depression
Jangan mencoba menenangkan klien dan biarkan klien dan keluarga
mengekspresikan kesedihannya.
5. Acception
Berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13