Anda di halaman 1dari 22

Tugas individu Antropologi kesehatan

Dosen pengampuh: Ns. La Masahuddin, S.Kep., M.Kep.

“KONSEP KEPERAWATAN TRANSKULTURAL”

DISUSUN OLEH :

Marjethaindah A.L

219021

AKPER 1 A

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMI PERAWATAN PELAMONIA

TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa,

atas anugrah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang

”KONSEP KEPERAWATAN TRANSKULTURAL”

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain

untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga

untuk lebih memperluas pengetahuan penulis. Oleh karena itu jika

didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan,

maupun dari isi, maka penulis memohon maaf dan kritik serta saran dari

dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat di harapkan oleh penulis

untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam

pengetahuan kita bersama. Harap ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian.

Makassar , april 2020

Penulis `

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...........................................................................1

B. Rumusan masalah....................................................................5

C. Tujuan ........................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian transkultural..........................................................7

B. Konsep transkultural................................................................8

C. Peran dan fungsi traskultural..................................................9

D. Proses keperawatan transkultural..........................................11

BAB III PENUTUP

A. Saran ................................................................18

B. Kesimpulan......................................................18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalankan tugas sebagai perawat, banyak perubahan-

perubahan yang ada baik di lingkungan maupun klien. Perawat harus

menghadapi berbagai perubahan di era globalisasi ini termasuk segi pelayanan

kesehatannya. Perpindahan penduduk menuntut perawat agar dapat

menyesuaikan diri dengan budayanya dan sesuai dengan teori-teori yang

dipelajari.

Dalam ilmu keperawatan, banyak sekali teori-teori yang mendasari ilmu

tersebut. Termasuk salah satunya teori yang mendasari bagaimana sikap

perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan. Dalam teori ini transcultural

nursing didefinisikan sebagai area yang luas dalam keperawatan yang

fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur

dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit,

kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan

humanistik body of knowledge untuk kultur yang universal dalam keperawatan.

Dalam hal ini diharapkan adanya kesadaran terhadap perbedaan kultur berarti

perawat yang profesional memiliki pengetahuan dan praktik berdasarkan kultur

1
secara konsep perencanaan dalam praktik keperawatan. Tujuan penggunaan

keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan keilmuan

yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik

dan kultur yang universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai

dan norma spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu. Kultur yang universal

adalah nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan dilakukan hampir semua

kultur (Leininger, 1979).

Leininger mengembangkan teorinya dari perbedaan kultur dan universal

berdasarkan kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat

menjadi sumber informasi dan menentukan jenis perawatan yang diinginkan,

karena kultur adalah pola kehidupan masyarakat yang berpengaruh terhadap

keputusan dan tindakan. Cultur care adalah teori yang holistik karena

meletakan di dalamnya ukuran dari totalitas kehidupan manusia dan berada

selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai kultural, ekspresi

bahasa, dan etnik serta sistem profesional. Teori ini di gagas pertama kali

oleh madeleine Leininger yang di inspirasi oleh pengalaman dirinya sewaktu

bekerja sebagai perawat spesialis anak di Midwestern United States pada

tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perbedaan perilaku di antara anak yang

berasal dari budaya yang berbeda. Fenomena ini membuat leininger

menelaah kembali profesi keperawatan. Ia mengidentifikasi bahwa

pengetahuan perawat untuk memahami budaya anak dalam layanan

keperawatan ternyata masih kurang.Pada tahun 1960, leinger pertama kali

2
menggunakan kata transclutural nursing, ethnonursing,dan cross-cultural

nursing. Akhirnya, pada tahun 1985, leininger memublikasikan teory nya

untuk pertama kali, sedangkan ide-ide dan teorinya sudah di presentasikan

pada tahun 1988. Teory leininger kemudian di sebut sebagai cultural care

dieversity and universality. tetapi para ahli lebih sering menyebutnya

transcultural nursing theory atau teori keperawatan transcultural. Keperawatan

transkultural merupakan suatu arah utama dalam keperawatan yang

berfokus pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub budaya

yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku,caring,layanan

keperawatan, niai-nilai, keyakinan tentang sehat sakit, serta pola-pola

tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge yang

ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada

budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994),Teori

keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran keperawatan

dalam memahami budaya klien ,Pemahaman yang benar pada diri perawat

mengenai budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok, maupun

masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock maupun culture

imposition. Cultural shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba

mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya

tertentu (klien) sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga

kesehatan (perawat), baik secara diam- diam mauoun terang terangan

memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang

3
dimilikinya pda individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena

mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya

kelompok lain.

Teory keperawatan transkultural matahari terbit, sehingga di sebut juga

Sebagai sunrise model matahari terbit(sunrise model) ini melambangkan

esensi keperawatan dalam transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum

memberikan asuhan keperawatan kepada klien (individu, keluarga,

kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus mempunyai

pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview).

tentang dimensi dan budaya serta struktur sosial yang, bersyarat

dalam lingkungan yang sempit. Dimensi budaya dan struktur sosial

tersebut menurut Leininger di pengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu teknologi,

agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan, Peran perawatan

pada transcultural nursing teoryini adalah menjebatani antara sistem

perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan

prosfesional melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut

digambarkan oleh leininger.oleh karena itu perawat harus mampu

membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan

diberikan kepada masyarakat. Jika di sesuaikan dengan proses

keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan tindakan

4
keperawatan. Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus

tetap memperhatikan tiga perinsip asuhan keperawatan, yaitu :

1. culture care preservation/maintenance

yaitu prinsip membantu,memfasilitasi,atau memperhatikan

fenomena budaya guna membantu individu menentukan

tingkan kesehatan dan gaya hidup yang di inginkan.

2. Culture care accommodation/negatiation

Yaitu prinsip membantu,memfasilitasi, atau memperhatikan fenomena

budaya,yang merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi,atau

bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya

hidup individu atau klien.

3. culture care repatterning/restructuring

yaitu prinsip merekonstruksiatau mengubah desain untuk membantu

memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah lebih baik

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian transkultural?

2. Bagaimana Konsep transkultural?

3. Bagaimana peran dan fungsi transkultural?

4. Bagaimana proses keperawatan transkultural?

5
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian transkultural

2. Mangetahui konsep transkultural

3. Mengetahui Bagaimana peran dan fungsi transkultural

4. Mengatahui proses keperawatan transkultural

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian transkultural

Pengertian Transkultural bila ditinjau dari makna kata , transkultural

berasal dari kata trans dan culture, trans berarti alur perpindahan, jalan lintas

atau penghubung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; trans berarti

melintang , melintas , menembus , melalui. Culture berarti budaya . Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur berarti; -kebudayaan , cara

pemeliharaan , pembudidayaan. - Kepercayaan , nilai – nilai dan pola perilaku

yang umum berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi

berikutnya , sedangkan cultural berarti; sesuatu yang berkaitan dengan

kebudayaan. Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil dan adat istiadat. Dan

kebudayaan berarti hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia

seperti kepercayaan , kesenian dan adat istiadat atau keseluruhan

pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk menjadi

pedoman tingkah lakunya. Jadi , transkultural dapat diartikan sebagai lintas

budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya

yang lain atau juga pertemuan kedua nilai – nilai budaya yang berbeda melalui

7
proses interaksi sosial. TransculturalNursing merupakan suatu area yang

berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya ( nilai

budaya yang berbeda , ras , yang mempengaruhi pada seorang perawat saat

melakukan asuhan keperawatan kepada klien / pasien ) menurut Leininger

( 1991 ). Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan

keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan

kepada klien. Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan

budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang

perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat

dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan,

dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya

budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Perilaku

caring adalah bagian dari keperawatan yang membedakan, mendominasi serta

mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan caring adalah tindakan yang

dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku

ini seharusnya sudah tertanam di dalam diri manusia sejak lahir, dalam

perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai individu tersebut

meninggal. Hal ini tetap ikut berkembang dengan seturut jalannya

perkembangan manusia tersebut.

B. Konsep transkultural

Kazier Barabara ( 1983 ) dalam bukuya yang berjudul Fundamentals of

Nursing Concept and Procedures mengatakan bahwa konsep keperawatan

8
adalah tindakan perawatan yang merupakan konfigurasi dari ilmu kesehatan

dan seni merawat yang meliputi pengetahuan ilmu humanistic , philosopi

perawatan, praktik klinis keperawatan , komunikasi dan ilmu sosial . Konsep ini

ingin memberikan penegasan bahwa sifat seorang manusia yang menjadi

target pelayanan dalam perawatan adalah bersifat bio – psycho – social –

spiritual . Oleh karenanya , tindakan perawatan harus didasarkan pada tindakan

yang komperhensif sekaligus holistik.

Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi

yang nyata sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma ,

adat istiadat menjadi acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang

lain . Pola kehidupan yang berlangsung lama dalam suatu tempat , selalu

diulangi , membuat manusia terikat dalam proses yang dijalaninya .

Keberlangsungaan terus – menerus dan lama merupakan proses internalisasi

dari suatu nilai – nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir ,

pola interaksi perilaku yang kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada

pendekatan intervensi keperawatan( cultural nursing approach )

C. Peran dan fungsi traskultural

Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh

sebab itu , penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang

dirawat ( Pasien ) . Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari , seperti tidur ,

9
makan , kebersihan diri , pekerjaan , pergaulan social , praktik kesehatan ,

pendidikan anak , ekspresi perasaan , hubungan kekeluargaaan , peranan

masing – masing orang menurut umur . Kultur juga terbagi dalam sub – kultur .

Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut

pandangan keompok kultur yang lebih besar atau member makna yang

berbeda . Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.

Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil

mendapat pelayanan dari dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah

menerima pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan . Hal ini

menunjukkan bahwa budaya Timur masih kental dengan hal – hal yang

dianggap tabu.

Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya

pengaruh kultur terhadap pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural

merupakan bidang yang relative baru ; ia berfokus pada studi perbandingan

nilai – nilai dan praktik budaya tentang kesehatan dan hubungannya dengan

perawatannya . Leininger ( 1991 ) mengatakan bahwa transcultural nursing

merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun

kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda ras , yang

mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan

kepada pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan praktik

budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) .

10
Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan

dengan kesehatan.

Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan

transkultural adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah

laku manusia dalam kaitan dengan kesehatannya . Dengan mengidentifikasi

praktik kesehatan dalam berbagai budaya ( kultur ) , baik di masa lampau

maupun zaman sekarang akan terkumpul persamaan – persamaan . Lininger

berpendapat , kombinasi pengetahuan tentang pola praktik transkultural dengan

kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan

perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai kultur.

D. Proses Keperawatan Transkultural

Teori yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan

keperawatan dalam konteks budaya menyatakan bahwa proses keperawatan

ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi

terhadap masalah klien (Andrew andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhan

keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk

mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang

11
budaya klien. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada

yaitu :

a. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical

factors). Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan

pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya. Agama

memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan

kebenaran di atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri.

Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang

dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab

penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak

positif terhadap kesehatan.

b. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors).

Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama

lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis

kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam

keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

c. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan

oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-

norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat

penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu

dikaji pada faktor ini adalah :posisi dan jabatan yang dipegang oleh

12
kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan,

makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit

berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan

membersihkan diri.

d. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal

factors). Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah

segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam

asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew andBoyle, 1995). Yang

perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang

berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang

boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.

e. Faktor ekonomi (economical factors). Klien yang dirawat di rumah

sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk

membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang

harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber

biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari

sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau

patungan antar anggota keluarga.

f. Faktor pendidikan (educational factors) tentang pengalaman

sakitnya sehingga tidak terulang kembali. Latar belakang

pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur

pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien

13
maka keyakinan klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah

yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi

terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal

yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien,

jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif

mandiri.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang

budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi

keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa

keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan

transkultural yaitu :

1) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan

kultur.

2) Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural.

3) Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem

nilai yang diyakini.

3. Perencanaan dan Pelaksanaan

Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural

adalah suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan.

Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan

pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar

14
belakang budaya klien (GigerandDavidhizar, 1995). Ada tiga pedoman

yang ditawarkan dalam keperawatan (Andrew andBoyle, 1995) yaitu :

1) Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien

tidak bertentangan dengan kesehatan,

2) Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang

menguntungkan kesehatan dan

3) Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien

bertentangan dengan kesehatan.

(a) Cultural care preservation/maintenance

1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat

tentang proses melahirkan dan perawatan bayi

2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi

dengan klien

3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan

perawat

(b) Cultural care accomodation/negotiation

1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien

2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan

3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi

dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis,

pandangan klien dan standar etik.

(c) Cultural care repartening/reconstruction

15
1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi

yang diberikan dan melaksanakannya.

2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari

budaya kelompok

3) Gunakan pihak ketiga bila perlu.

4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa

kesehatan yang dapat dipahami oleh klien dan keluarga.

5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan

kesehatan.

Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya

masing-masing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi

persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya

budaya budaya mereka. Bila perawat tidak memahami budaya klien

maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik

antara perawat dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya klien

amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan perawat

dan klien yang bersifat terapeutik.

16
4. Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap

keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai

dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan

kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat

bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat

diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang

budaya klien.

17
BAB III

PENUTUP

A. Saran

Walaupun dalam kenyataanya mungkin konsep keperawatan

transkultural efektif digunakan pada klien, namun pengkajian lebih lanjut juga

sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses

penyembuhan.

B. Kesimpulan

Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan

keperawatan yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk

mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang

budaya. Hal ini dipelajarai mulai dari kehidupan biologis sebelumnya,

kehidupan psikologis, kehidupan sosial dan spiritualnya. Perencanaan dan

pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja

dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya

klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.

Penyesuaian diri sangatlah diperlukan dalam aplikasi keperawatan

transkultural.

18
DAFTAR PUSTAKA

BAB, I. "MAKALAH KEPERAWATAN KONSEP TEORI DAN MODEL

KEPERAWATAN."

https://docplayer.info/52348541-Keperawatan-transkultural-leininger-s-

teory-ikd-1.html?

_gl=1*1kvg1zx*_ga*d3VNNUJQVFlzZks0TzR2U3FZcEthMFV1dk05d2VX

NmJFQXNYZ3V2VEhwaGNSTmNVM3NxMUVRY2N1NEVfOFlGbw

http://daviqayatulloh.blogspot.com/p/normal-0-false-false-false-en-us-x-

none_4152.html?m=1

https://www.google.com/url?

sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/35260561/MAKA

LAH_TRANSKULTURAL_NURSING_KEPERAWATAN_LINTAS_BUDAY

A&ved=2ahUKEwjnqNHspfToAhUWU30KHRENBeQQFjACegQIARAB&u

sg=AOvVaw2K2cV7DuoGWoUmzZ2VhiNl

Anda mungkin juga menyukai