PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.2.1. Mengetahui pengertian Model Konsep dan Teori Keperawatan.
1.2.2. Mengetahui Model Konsep dan Teori Keperawatan menurut Madeline Leininger.
1.2.3. Mengetahui Model Konsep dan Teori Keperawatan menurut Jean Watson.
1.4. Manfaat
Dapat memberikan informasi yang jelas kepada mahasiswa yang sedang melakukan
pembelajaran tentang materi Model Konsep dan Teori Keperawatan menurut Madeline
Leininger dan Jean Watson dalam mata kuliah KDK.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2. Model Konsep dan Teori Keperawatan menurut Madeline Leininger
3
Leininger Madeline adalah seorang antropolog perawat perintis. Menjabat
dekan dari University of Washington, Sekolah Keperawatan pada tahun 1969, dia
tetap dalam posisi itu sampai 1974. janji nya mengikuti perjalanan ke New Guinea
pada tahun 1960 yang membuka matanya untuk kebutuhan perawat untuk
memahami 'pasien dan latar belakang budaya mereka dalam rangka untuk
menyediakan perawatan. Dia dianggap oleh beberapa orang sebagai "Margaret
Mead keperawatan" dan diakui di seluruh dunia sebagai pendiri keperawatan
transkultural, sebuah program yang dia menciptakan di Sekolah pada tahun 1974.
Dia telah menulis atau menyunting 27 buku dan mendirikan Journal of
Transcultural Perawatan untuk mendukung penelitian Transcultural Keperawatan
Society, yang ia mulai tahun 1974.
Teman-halaman web Leininger Dr sekarang diletakkan di forum diskusi. Dr
Leininger telah menyediakan download dan jawaban atas berbagai pertanyaan
umum. Dewan pengguna didorong untuk mengirim pertanyaan untuk forum diskusi
tentang keperawatan transkultural, teori, dan risetnya. Dr Leininger senang
membantu mahasiswa dan dia menanggapi pertanyaan sebagai izin waktunya.
Dewan pengguna juga didorong untuk merespon satu sama lain.
Dr Leininger telah menyediakan bahan berikut yang dapat didownload pada
forum diskusi: Enabler Sunrise (Sunrise Model), Paket Informasi tentang Dr
Leininger, Informasi tentang Leininger's 2005 Dr Awards Terobosan dan Beasiswa,
Surat Terbuka untuk Perawat dengan Informasi Kontak.
Madeleine Leininger adalah pendiri gerakan Transcultural Keperawatan di
seluruh dunia Dia tetap sebagai salah satu penulis paling produktif keperawatan
dan otoritas terkemuka di seluruh dunia dalam bidang perawatan budaya.
Pendidikan Madeliene M. Leininger:
Tahun 1948 lulus dari St. Anthony·s School of Nursing, Denver, CO.
Tahun 1950 mendapat BSN dari Benedictine College, Atchison, KS.M.
Tahun 1953 memperoleh MSc Keperawatan dari Catholic University,
Washington, DC.
Tahun 1965 mendapat gelar PhD dalam Antropology dari University of
Washington, Seattle.
4
2.2.2. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara
kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan . Dibawah ini adalah paradigm
keperawatan menurut Madeline Leininger:
A. Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yamg memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan serta
melakukan tindakan. Menurut Leininger, manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun ia berada.
B. Kesehatan
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara
kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu
maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari,
keuntungan dan pola hidup.
C. Lingkungan
Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau
pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia,
interpretasi, dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik,
dan atau susunan kebudayaan.
D. Keperawatan
Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi
keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan
manusia yang bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi,
atau memampukan individu maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan
mereka dalam cara yang menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau
untuk menolong orang-orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.
6
nilai-nilai dan norma-norma budaya tertentu tentang kematian, kesehatan,
seksualitas, dan lain sebagainya.
E. Universalitas asuhan kultural
Bertentangan dengan konsep sebelumnya, universalitas asuhan kultural
merujuk pada persamaan atau karakteristik universal, dalam hal memberikan
bantuan dan dukungan. Menurut Leininger, karakteristik universal ini dapat
berupa tindakan-tindakan seperti tersenyum, dan memberikan bantuan
berkaitan dengan kebutuhan primer.
2.2.4. Aplikasi model konsep dan teori keperawatan menurut Madeliner Leinenger
A. Konsep awal
1. Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini
relevan untuk keperawatan.
2. Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas
dalam keperawatan yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis
perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai prilaku caring, nursing
care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan
perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang
spesifik dan kultur yang universal dalam keperawatan.
3. Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi
terhadap perbedaan kultur.
4. Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya ukuran
dari totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial
struktur, pandangan dunia, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi
bahasa dan etnik serta sistem professional.
B. Proses asuhan keperawatan secara teoritis.
Proses asuhan keperawatan dengan pendekatan teori keperawatan
transkultural adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian (assessment)
Sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien (individu,
keluarga, kolompok, komunitas, lembaga) perawat terlebih dulu mempunyai
pengetahuan mengenai pandangan dunia (world view) tentang dimensi dan
budaya serta struktur sosial yang berkembang di perbagai belahan dunia
(secara global) maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit. Dimensi
7
budaya dan struktur sosial tersebut dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu :
teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan, nilai
budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi dan pendidikan.
2. Rencana Tindakan Keperawatan (Intervensi)
Peran perawat pada transkultural nursing teory ini adalah menjembatani
antara system perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan system
perawatan professional melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran
perawat digambarkan oleh Leininger seperti dibawah ini:
Sistem Generik atau Tradisional
Asuhan Keperawatan
Sistem Profesional
Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana
kelompok, keluarga, komunitas, lembaga) dengan mempertimbangkan
generic carring dan professional carring.
3. Tindakan keperawatan ( Implementasi)
Tindakan keperawatan yang diberikan pada klien harus tetap
memperhatikan 3 prinsip askep, yaitu :
a. Culture care preservation/ maintenance
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya
guna membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup
yang di inginkan.
b. Culture care accommodation/ negotiation
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan budaya yang ada,
yang merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi, bernegosiasi atau
mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup klien.
c. Culture care repatterning/ restructuring
Prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu
memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah yang lebih
baik.
4. Evaluasi.
Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan
transkultural pada asuhan keperawatan adalah tercapainya culture congruent
nursing carry health and well being yaitu asuhan keperawatan yang kompeten
8
berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang sensitive, kreatif, serta
cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan
bagi klien.
9
dalam keperawatan ada di faktor carative. Dia percaya bahwa bagi perawat untuk
mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar
belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi
yang kokoh bagi science of caring.
11
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki
kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.
12
Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang
lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan
kebutuhan manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan
metode pemecahan masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses
keperawatan terdiri atas langkah-langkah yang sama dengan proses ilmiah.
Beberapa contoh penerapan model konseptual Jean Watson dalam keperawatan :
A. Pembuatan Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a) Tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah masalah
yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literatur.
b) Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik
sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih
dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual.
c) Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai hub
ungan dan factor-faktor yang mempengaruhi masalah.
d) Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi
dari variabel - variabel yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah
ini.
2. Perencanaan
a) Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
b) Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu
pada rencana asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
c) Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah
dikumpulkan & sesuai.
3. Intervensi (Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan)
4. Evaluasi
a) Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
b) Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan
generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian
yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara
umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.
B. Perawat di tuntut untuk mampu memberikan keperawatan kepada klien,berupa:
13
1. Kebutuhan psikologis ( nutrisi )
2. Kebutuhan psikofisikal ( memberi dan mengatur waktu istirahat pasien )
3. Kebutuhan psikososial ( memberikan motivasi sosial untuk kembali
beraktifitas normal di masyarakat misalnya memberikan saran untuk
berorganisasi.
4. Kebutuhan intrapersonal dan interpersonal ( perawat di tuntut tetap menjaga
privasi pasien dalam rangka mencapai aktualisasi diri )
5. Kebutuhan spiritual ( memberikan semangat hidup bagi pasien yang
mungkin hidupnya sudah di prediksi untuk mendekatkan dirinya kepada
tuhan atau membantu pasien bagaimana pasien memaknai hidup.
( Dengan kata lain pemberian keperawatan di dasarkan pada kebutuhan
biologis,psiko.sosio.spiritual ).
C. Memandang pasien sebagai kerabat dekat,dengan kata lain dalam memberikan
perawatan dengan penuh kasih sayang,serta kesadaran.
D. Perawat harus mampu mengahagai privasi pasien.
E. Perawat merawat tidak hanya merawat pada sakit saja namun pada saat pasien
telah kembali pulih.
F. Jika mengacu kepada konsep keperawatan Jean Watson maka Perawat dituntut
mampu mempromosikan kesehatan dalam upaya pencegahan penyakit ( Tomey
Alligood, 2006 dalam buku Fundamental keperwatan edisi 7 halaman 83 )
G. Perawat harus mampu memberikan rasa percaya dan harapan kepada pasien.
H. Perawat mampu menjalin kerjasama terhadap pasien agar dapat mempercepat
prses penyembuhan.
I. Perawat tetap harus memanusiakan pasien walaupun yang sudah meninggal.
J. Dalam memberikan pelayanan perawat tetap memperhatikan moment waktu
yang tepat dalam berinteraksi human to human.
Dari aplikasi tersebut semua didasarkan pada konsep caring dan kemanusian
perawat terhadap pasien.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang
sudah dimunculkan.
Madeleine Leininger (13 Juli 1925 di Sutton , Nebraska, Amerika Serikat ) adalah
perintis teori keperawatan , pertama kali diterbitkan pada tahun 1961 [1] . kontribusi
nya untuk teori keperawatan melibatkan diskusi tentang apa itu peduli. Terutama, ia
mengembangkan konsep keperawatan transkultural , membawa peran faktor budaya
dalam praktek keperawatan ke dalam diskusi tentang bagaimana terbaik hadir untuk
mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan. Sedangkan Dr. Watson adalah
seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di West Virginia dan sekarang
tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of Colorado, ia meraih
gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master di keperawatan kesehatan
mental-kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan
konseling.
Paradigma Keperawatan yang dijelaskan masing-masing oleh Madeline Leininger dan
Jean Watson adalah Kemanusiaan, Kesehatan, Keperawatan, dan lingkungan.
Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan
untuk keperawatan, sedangkan Teori Watson Watson merekomendasikan suatu
pendekatan penelitian keperawatan yang lebih dalam, agar menghasilkan suatu
hubungan keperawatan yang baik dengan kebutuhan manusia.
3.2. Saran
Bagi pembaca semoga dapat mendapatkan informasi yang lebih jelas dari makalah ini.
Bagi penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun.
15
DAFTAR PUTAKA
https://melisaoktalieta.wordpress.com/2012/11/13/5/
http://satyaexcel.blogspot.co.id/2012/06/makalah-teori-keperawatan-menurut-jean.html
http://renal-mumar.blogspot.co.id/2012/04/teori-keperawatan-madeleine-leininger.html
http://fitriyaninrasi.blogspot.co.id/2013/11/model-konsep-dan-teori-keperawatan.html
http://dedeol.blogspot.co.id/2013/10/makalah-teori-keperawatan-jean-watson.html
http://silvianitaur.blogspot.co.id/2013/05/teori-keperawatan-jean-watson.html
http://ririnwarista-teoriwatson-keperawatan.blogspot.co.id/2013/08/teori-keperawatan-
menurut-jean-watson_7.html
16
MAKALAH
Konsep Dasar Keperawatan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah KDK
DiSusun Oleh :
KELOMPOK 3
Elsa Aprilianti
Eneng Risma
Fahmia Mubarok
Faisal Gostaman
Gumilar Yoga W.
Hendri Kurniawan
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
Jln.PasirGede Raya.No.19 tlpn. (0263) 267206 Cianjur
17
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………. 1
1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………………………... 1
1.4. Manfaat Penulisan………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Model Konsep dan Teori Keperawatan…………………………... 2
2.2. Model Konsep dan Teori Keperawatan menurut Madeline Leininger……… 3
2.2.1. Latar Belakang Madeline Leininger………………………………………. 3
2.2.2. Paradigma Keperawatan…………………………………………………... 5
2.2.3. Konsep Utama Teori Madeline Leininger………………………………… 5
2.2.4. Aplikasi model konsep dan teori keperawatan menurut Madeliner………. 7
2.3. Model Konsep dan Teori Keperawatan menurut Jean Watson……………... 9
2.3.1. Latar Belakang Jean Watson……………………………………………… 9
2.3.2. Paradigma Keperawatan………………………………………………….. 10
2.3.3. Konsep Utama Teori Jean Watson………………………………………... 12
2.3.4. Aplikasi Keperawatan Jean Watson………………………………………. 13
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………… 15
3.2. Saran…………………………………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 16
ii
18
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan ke kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya Kami bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis buat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan (KDK).
Makalah ini membahas tentang “Teori dan Model Keperawatan Konseptual” semoga
dengan makalah yang penulis susun ini kita sebagai mahasiswa keperawatan dapat menambah
dan memperluas pengetahuan kita.
Penulis mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka
dari itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen
pembimbing penulis serta teman-teman sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun
penulis dari yang salah menjadi benar.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.
Penyusun
i
19